Share

Bab 5.

Penulis: Haniocta_
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 12:12:34

Sera menggigit bibir, lalu menatapnya dengan keberanian yang dipaksakan. “Kalau begitu, saya akan lapor polisi.”

Lucas menyipitkan mata. “Kamu mengancamku?”

Sera tersenyum tipis, meskipun hatinya mulai ciut. “Ini bukan ancaman, Tuan. Saya hanya memberi tahu Anda konsekuensinya. Kalau itu masih belum cukup, mungkin media sosial akan lebih heboh. Netizen suka hal-hal seperti ini, apalagi kalau menyangkut pria kaya yang tidak mau bertanggung jawab. Saya yakin reputasi Anda akan hancur.”

Lucas bangkit dari kursinya, menatap Sera dengan sorot mata dingin. “Kamu tidak tahu dengan siapa kamu berhadapan, Nona.”

Sera mencoba tetap tenang meski intimidasi Lucas mulai terasa. “Benar, saya mungkin tidak tahu siapa Anda, Tuan. Tapi itu tidak penting bagi saya. Yang jelas, Anda telah menabrak saya, dan Anda harus bertanggung jawab. Apa sulitnya bagi orang seperti Anda mengeluarkan satu miliar untuk menyelesaikan ini?”

Lucas berjalan mendekati Sera. “Kamu pikir aku takut hanya karena ancaman seperti itu? Polisi, media, atau bahkan netizen? Silakan saja. Tapi jangan lupa, aku punya tim hukum yang jauh lebih pintar daripada drama yang kamu buat ini.”

Sera menelan ludah, tetapi dia tidak ingin kalah. “Tim hukum Anda mungkin pintar, tapi netizen lebih kejam. Sekali nama Anda viral dengan cerita seperti ini, semua akan berubah. Bayangkan saja, pria kaya yang menabrak orang hingga hampir kehilangan nyawa, bahkan menyebabkan korban kehilangan ingatannya, tapi tidak mau bertanggung jawab. Reputasi Anda pasti hancur. Dan saya yakin, itu akan berdampak besar pada bisnis atau kehidupan Anda.”

Pernyataan Sera membuat Lucas terdiam. Matanya yang dingin perlahan berubah, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Media sosial adalah pedang bermata dua, dan netizen tidak pernah segan menghancurkan siapa pun. Media sosial memang tidak bisa diremehkan, dan reputasinya bisa hancur seketika jika cerita ini tersebar. Apalagi netizen selalu haus akan drama seperti ini.

Belum lagi, tuntutan kakeknya yang mengharuskan dia menikah untuk mendapatkan perusahaan keluarga. Skandal ini akan merusak segalanya, bahkan sebelum dia sempat memenuhi syarat itu.

Lucas menatap Sera lekat-lekat, mencoba memahami keberanian wanita di depannya. Ruangan itu terasa sunyi, hanya terdengar detak jam yang menggema.

Akhirnya, Lucas menghela napas panjang. “Baiklah,” ucapnya dingin. “Kalau begitu, kita menikah saja.”

Sera terperangah, wajahnya memucat. “Apa?”

Lucas memandang Sera tanpa ekspresi. “Aku bilang, kita menikah saja,” ulangnya dengan nada datar, seakan itu solusi paling logis.

Sera membeku. Otaknya berusaha mencerna ucapan Lucas, tapi semakin dipikirkan, semakin tidak masuk akal. "Anda tidak waras, ya? Saya cuma minta uang kompensasi, bukan minta jadi istri Anda!" seru Sera, matanya membelalak.

Lucas tidak terpengaruh. Dia bersandar di kursinya dengan santai, tatapannya dingin meneliti Sera. “Kalau kamu mau uang itu, satu-satunya cara adalah dengan menjadi istriku. Kalau tidak, lupakan saja.”

Sera kehilangan kata-kata. Mulutnya terbuka, namun tidak ada suara yang keluar. Dia menggelengkan kepala pelan, mencoba mencerna ucapan Lucas. “Anda serius? Ini tidak masuk akal.”

Lucas mengangkat alisnya, tatapannya tetap tenang. “Aku serius. Kalau kamu setuju, aku bahkan akan menambah jumlah uang itu jadi tiga kali lipat. Tiga miliar. Bagaimana?”

Sera terdiam. Kata-kata Lucas menghantam pikirannya seperti badai. Tiga miliar? Jumlah yang bahkan tidak pernah Sera bayangkan sebelumnya. Dia bisa hidup nyaman selamanya dengan uang sebesar itu. Dia bisa membuka usaha, memulai hidup baru, meninggalkan semua kesulitan yang selama ini membebaninya. Tapi … menikah? Dengan orang asing seperti Lucas?

Sera menatap pria itu dengan bingung. “Kenapa harus menikah? Bukankah lebih mudah Anda kasih uang itu saja?” tanyanya dengan nada setengah putus asa.

Lucas mendesah, seperti menjelaskan sesuatu yang sederhana pada anak kecil. "Aku punya alasanku sendiri. Lagipula, ini bukan pernikahan sungguhan. Hanya kontrak. Satu tahun. Kamu dapat uang, aku dapat apa yang kubutuhkan. Setelah itu, kita berpisah.”

“Kontrak?” ulang Sera, suaranya nyaris berbisik.

Lucas mengangguk. "Benar. Hanya satu tahun. Setelah itu, kita berpisah, dan kamu bisa mengambil uangmu. Tidak ada ikatan, tidak ada emosi, hanya kesepakatan bisnis. Tidak akan ada cinta, tidak ada kontak fisik, atau perasaan yang terlibat dalam bentuk apapun."

Sera merasa dunia di sekitarnya berputar. Semakin mendengar penjelasan Lucas, semakin terasa seperti jebakan. Tapi di sisi lain, tawaran itu menggiurkan. Tiga miliar. Dia tidak perlu lagi bekerja mati-matian, tidak perlu khawatir tentang masa depannya. Tapi tawaran itu terlalu gila. Dia tidak bisa percaya apa yang baru saja didengarnya.

"Tunggu," katanya dengan nada yang lebih tegas. "Kenapa harus saya? Anda pasti bisa memilih orang lain."

Lucas tersenyum tipis, hampir tidak terlihat. “Karena kamu muncul di waktu yang tepat. Dan kamu sangat putus asa."

Darah Sera mendidih mendengar kata-kata itu. “Jadi, Anda pikir saya tidak punya pilihan lain?”

“Bukankah itu kenyataannya?” jawab Lucas tajam. “Kamu yang memulai ini dengan meminta satu miliar. Kalau aku tawarkan tiga miliar, kenapa harus menolak?”

Sera terdiam, kata-kata Lucas terasa seperti pukulan telak yang mengguncang pikirannya. Dia tahu, di sudut hatinya, Lucas benar—dia putus asa, dan tiga miliar adalah angka yang terlalu besar untuk diabaikan. Namun, tawaran ini terasa seperti menjual dirinya sendiri.

Dia menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian. “Kalau saya setuju,” tanyanya akhirnya, dengan nada hati-hati, “apa yang harus saya lakukan sebagai istri Anda?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 10.

    Lucas melirik Sera sekilas, matanya tajam. “Pilih yang kamu butuhkan atau yang kamu suka.” Sera mengerjap, merasa tidak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya. “Apa maksud Tuan?” Lucas mendesah pelan, nada suaranya mulai terdengar tidak sabar. “Kamu butuh baju, kan? Jadi, cepat pilih yang kamu mau.” Sera terpaku, belum sepenuhnya memahami maksud Lucas. “Tapi, Tuan. Baju saya—” “Kamu pikir kamu bisa tinggal di rumahku tanpa pakaian? Apa yang akan kamu pakai selain baju yang kamu gunakan ini?” potong Lucas dengan nada dingin. “Aku tidak punya waktu untuk berdebat. Pilih sekarang.” Melihat tatapan Lucas yang tajam, Sera akhirnya mengangguk perlahan dan mulai melihat-lihat barang di sekitarnya. Dia memilih beberapa pakaian sederhana. Sebuah kaus, celana panjang, dan cardigan tipis. Namun, Lucas tamp

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 9.

    Mobil terus melaju. Sera melirik Lucas dari ekor matanya. Pria itu kembali fokus menyetir, dengan wajah yang sulit ditebak.Beberapa saat kemudian, suara Lucas terdengar lagi.“Dengar baik-baik,” ujar Lucas dengan suara dingin dan tajam. “Kamu di sini bukan untuk ikut campur urusan pribadiku. Ingat tempatmu. Tugasmu cuma satu, jalankan peranmu sesuai kontrak.” Sera menelan ludah, jemarinya erat menggenggam ujung gaunnya. “Saya mengerti, Tuan.” “Kalau memang mengerti, jangan coba-coba melewati batas,” lanjut Lucas, tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya dari jalan. “Jangan bertanya tentang sesuatu yang bukan urusanmu.” Sera hanya mengangguk kecil, menunduk dalam-dalam. Diam. Kali ini dia benar-benar tidak berani berkata apa-apa. Hawa di dalam mobil terasa semakin menyesakkan.Beberapa menit berlalu, mobil mereka berhenti di lampu merah. Sera memalingkan wajah

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 8.

    “Lucas!”Suara Reza memecah keheningan di aula. Semua orang menoleh, termasuk Lucas dan Sera."Reza." Lucas menatap pria di ambang pintu itu dengan ekspresi datar.Reza berjalan cepat menghampiri mereka, napasnya masih terengah-engah. Wajahnya memerah, amarah jelas terlihat. Dia berhenti tepat di depan Lucas, menatap sahabatnya dengan sorot mata yang menusuk.“Bisa bicara sebentar?”Lucas mengangguk, lalu melirik ke arah Sera di sampingnya. “Tunggu di sini,” ucapnya singkat.Sera menatap Lucas, keningnya berkerut samar. “Apa ada masalah, Tuan?” tanyanya ragu.“Tidak ada.” Lucas hanya menjawab singkat. “Tetap di sini.”“Iya, Tuan,” sahut Sera singkat.Lucas berbalik dan berjalan mengikuti Reza keluar aula. Mereka melangkah ke lorong sepi di sisi gedung. Lucas bersandar santai di dinding, seolah tidak terganggu sedikit pun, sementara

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 7.

    Sera mendongak, menatap Lucas dengan alis berkerut. “Tunggu, Tuan. Saya belum selesai membaca.”Lucas menatapnya dengan sorot mata tajam. "Kamu bisa membaca seluruhnya nanti. Yang perlu kamu lakukan sekarang hanyalah membubuhkan tanda tangan. Itu saja.”“Tapi dokumen ini terlalu panjang. Saya harus memastikan apa saja isinya. Bagaimana saya tahu semua isinya tidak merugikan saya? "Lucas menghela napas, lalu merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah pulpen hitam. Dengan tenang, dia meletakkan pulpen itu di atas map. "Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan keraguanmu. Tanda tangani sekarang, atau lupakan saja kesepakatan ini."“Tapi saya belum baca semuanya. Bagaimana kalau ada poin yang merugikan saya?”Lucas menatap Sera dengan dingin, wajahnya tanpa ekspresi. “Kalau begitu, jangan tanda tangan,” ucapnya santai, meski nadanya terdengar tajam.Lucas menyelipkan tangan ke saku celananya, lalu menambahkan, “Tapi jangan pernah bermimpi aku akan memberimu satu miliar. Bahkan sepeser p

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 6.

    Lucas menatap Sera sejenak, lalu berkata. “Kamu hanya perlu berperan sebagai istriku di depan orang lain. Saat kita sedang berdua, kita bisa menjadi diri kita masing-masing. Aku tidak akan mencampuri urusanmu, dan kamu juga tidak akan mencampuri urusanku.”Sera mengerutkan kening. “Berperan? Maksudnya, saya harus berakting?”“Ya,” jawab Lucas dengan tenang. “Anggap saja seperti pekerjaan. Kamu harus terlihat seperti istriku, bersikap seperti itu ketika ada orang lain. Tapi begitu kita tidak bersama orang lain, kamu bebas menjalani hidupmu sendiri.”Sera mengangkat alisnya, rasa tidak percaya masih memenuhi benaknya. “Jadi, saya hanya boneka? Pajangan?” tanyanya sinis.Lucas tersenyum tipis, tatapan matanya tetap dingin. “Kalau kamu ingin menyebutnya begitu, terserah. Tapi ingat, boneka ini dibayar tiga miliar.”Sera merasakan panas di pipinya. Emosi bercampur dengan kebingungan membuatnya hampir kehilangan kontrol. “Ini gila. Tidak ada orang yang waras melakukan ini.”Lucas mengangkat

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 5.

    Sera menggigit bibir, lalu menatapnya dengan keberanian yang dipaksakan. “Kalau begitu, saya akan lapor polisi.”Lucas menyipitkan mata. “Kamu mengancamku?”Sera tersenyum tipis, meskipun hatinya mulai ciut. “Ini bukan ancaman, Tuan. Saya hanya memberi tahu Anda konsekuensinya. Kalau itu masih belum cukup, mungkin media sosial akan lebih heboh. Netizen suka hal-hal seperti ini, apalagi kalau menyangkut pria kaya yang tidak mau bertanggung jawab. Saya yakin reputasi Anda akan hancur.”Lucas bangkit dari kursinya, menatap Sera dengan sorot mata dingin. “Kamu tidak tahu dengan siapa kamu berhadapan, Nona.”Sera mencoba tetap tenang meski intimidasi Lucas mulai terasa. “Benar, saya mungkin tidak tahu siapa Anda, Tuan. Tapi itu tidak penting bagi saya. Yang jelas, Anda telah menabrak saya, dan Anda harus bertanggung jawab. Apa sulitnya bagi orang seperti Anda mengeluarkan satu miliar untuk menyelesaikan ini?”Lucas berjalan mendekati Sera. “Kamu pikir aku takut hanya karena ancaman seperti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status