Share

Bab 6.

Author: Haniocta_
last update Last Updated: 2025-06-11 12:13:17

Lucas menatap Sera sejenak, lalu berkata. “Kamu hanya perlu berperan sebagai istriku di depan orang lain. Saat kita sedang berdua, kita bisa menjadi diri kita masing-masing. Aku tidak akan mencampuri urusanmu, dan kamu juga tidak akan mencampuri urusanku.”

Sera mengerutkan kening. “Berperan? Maksudnya, saya harus berakting?”

“Ya,” jawab Lucas dengan tenang. “Anggap saja seperti pekerjaan. Kamu harus terlihat seperti istriku, bersikap seperti itu ketika ada orang lain. Tapi begitu kita tidak bersama orang lain, kamu bebas menjalani hidupmu sendiri.”

Sera mengangkat alisnya, rasa tidak percaya masih memenuhi benaknya. “Jadi, saya hanya boneka? Pajangan?” tanyanya sinis.

Lucas tersenyum tipis, tatapan matanya tetap dingin. “Kalau kamu ingin menyebutnya begitu, terserah. Tapi ingat, boneka ini dibayar tiga miliar.”

Sera merasakan panas di pipinya. Emosi bercampur dengan kebingungan membuatnya hampir kehilangan kontrol. “Ini gila. Tidak ada orang yang waras melakukan ini.”

Lucas mengangkat bahu, acuh. “Kalau kamu tidak mau, pintu keluar ada di sana.” Dia menunjuk ke arah pintu dengan santai. “Tapi jangan menyesal kalau kesempatan ini lewat begitu saja.”

Sera mendesah keras, frustasi. “Kenapa saya? Kenapa tidak orang lain? Anda bisa saja menemukan seseorang yang lebih cocok untuk … untuk sandiwara ini!”

Lucas menatapnya dengan tajam, senyumnya menghilang. “Karena aku tidak punya waktu untuk mencari orang lain. Kamu ada di sini, dan kamu membutuhkan uang. Kesepakatan ini menguntungkan kita berdua.”

“Tapi ini terlalu cepat!” protes Sera. “Anda bahkan tidak mengenal saya!”

“Aku tidak perlu mengenalmu,” jawab Lucas datar. “Ini hanya bisnis. Kita tidak butuh perasaan atau kepercayaan. Kamu hanya perlu menjalankan peranmu, dan aku akan memenuhi janjiku.”

Sera menggigit bibirnya. “Bagaimana kalau ada yang curiga? Bagaimana kalau kita ketahuan ini semua bohong?”

Lucas tersenyum kecil, kali ini dengan nada penuh percaya diri. “Aku yang akan mengurusnya. Kamu tinggal ikuti rencanaku. Aku sudah melakukan ini sebelumnya.”

Sera tertegun, rasa kaget jelas terlihat di wajahnya. “Melakukan apa? Menikah pura-pura?”

Lucas tertawa kecil. “Tidak. Maksudku, aku tahu cara menghadapi orang-orang. Aku sudah terbiasa.”

Sera merasa dipojokkan. Setiap argumen yang dia coba ajukan dipatahkan Lucas dengan mudah. Tapi dia tetap merasa ada sesuatu yang tidak beres. “Bagaimana kalau saya berubah pikiran di tengah jalan?” tantangnya.

Lucas menatapnya dingin. “Kalau kamu melanggar kontrak, kamu tidak akan mendapatkan sepeser pun. Dan aku pastikan, hidupmu akan jauh lebih sulit.”

Ancaman itu membuat Sera merinding. Tapi di sisi lain, dia tahu Lucas tidak main-main. Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, berusaha berpikir jernih. “Saya tidak tahu … ini semua terlalu gila.”

Lucas berdiri, merapikan jasnya. “Pikirkan tawaranku,” katanya, suaranya tegas. “Besok pagi, aku akan datang lagi membawa surat perjanjian dan semua dokumen yang diperlukan. Kalau kamu setuju, kita tandatangani. Tapi jika kamu menolak, jangan harap aku akan mengeluarkan uang sepeser pun untukmu. Pilihan ada di tanganmu.”

Sera diam, bibirnya rapat. Otaknya sibuk memproses setiap kata yang baru saja didengarnya. Lucas bergerak menuju pintu, tangannya hampir menyentuh gagang pintu ketika Sera berbicara.

“Tunggu.”

Lucas berhenti, menoleh sedikit tanpa benar-benar berbalik.

“Kapan … kapan kita akan menikah?” Suara Sera terdengar ragu, namun penuh keingintahuan.

Lucas tersenyum kecil, tipis, nyaris tidak terlihat. “Minggu depan,” katanya dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

Mata Sera melebar. “Apa? Minggu depan?”

Keesokan harinya, seperti yang dijanjikan, Lucas kembali. Kali ini, dia tidak sendirian. Seorang pria muda dengan penampilan rapi berdiri di belakangnya, membawa map tebal di tangannya.

Tanpa basa-basi, Andra, asistennya, meletakkan map itu di atas meja kecil di samping ranjang.

“Baca,” ujar Lucas sambil melipat tangan di dadanya, dia berdiri di sisi ranjang, tatapannya dingin menelusuri wajah Sera yang tampak lelah.

Sera melirik map itu, lalu kembali menatap Lucas. “Apa ini?”

“Perjanjian kita.”

Dengan ragu, Sera membuka map tersebut. Matanya menelusuri halaman pertama. Tulisan hitam di atas kertas putih terasa begitu berat, seperti menekan pikirannya.

“Banyak sekali poinnya. Ini terlalu banyak aturan,” gumamnya setelah membaca beberapa bagian.

"Semua aturan itu untuk melindungi kita," ujar Lucas tenang.

Sera mengernyit. Halaman berikutnya membuat alisnya bertaut lebih dalam. “Saya harus tinggal di rumah Anda?”

“Tentu.”

“Kenapa? Bukankah ini hanya kontrak?”

Lucas menatap Sera tajam. “Bagaimana kita meyakinkan orang kalau kita tinggal terpisah?”

Sera menggigit bibir bawahnya. Matanya kembali menyisir dokumen itu, namun kali ini dengan perasaan yang lebih berat.

“Tidak ada yang memaksamu. Kalau tidak nyaman, mundur saja,” ucap Lucas dengan nada dingin.

Sera mendesah panjang, menatap map itu seolah-olah sedang mencari jawaban dari kertas tidak bernyawa tersebut. Setiap kalimat di sana terasa seperti jebakan yang tidak bisa dihindari.

Lucas melangkah mendekat, menatap map di tangan Sera. “Kalau kamu butuh waktu lebih lama, aku anggap kamu tidak tertarik,” ucapnya dingin, tangannya terulur, siap mengambil dokumen itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 105.

    Sera menatap Lucas heran kala melihat pria itu mengenakan pakaian santai di rumah. “Kamu tidak pergi bekerja?” tanya Sera menggoda Lucas yang kemarin keras kepala ingin bekerja. “Tidak.” “Kenapa? Kamu takut dimarahi Mama lagi?” sindir Sera, bagaimanapun Sera masih kesal dengan Lucas yang sudah membuatnya dimarahi oleh Indira kemarin karena sudah membiarkan Lucas bekerja. “Kenapa? Kamu marah padaku karena kemarin Mama memarahimu?” bukannya menjawab, Lucas justru bertanya balik. Sera cemberut dan meninggalkan kamar lebih dulu. Lucas pun buru-buru mengikutinya. Malam tadi Lucas menemui Indira memang untuk meminta maaf pada sang ibu. Lucas memang terkadang muak dengan sikap berlebihan sang ibu, tapi dia tidak bisa melihat Indira mengabaikannya. Sebab di dunia ini hanya Indiralah yang dia punya. Dan karena tidak ingin mengecewakan Indira lagi, Lucas pun menuruti ucapan sang ibu yang memang ingin Lucas benar-b

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 104.

    “Oh iya, Bibi, tolong panggil Kakek untuk makan malam bersama,” kata Lucas yang baru menyadari bahwa Satria tidak kunjung datang ke ruang makan untuk makan malam.Sebenarnya sejak tadi Lucas juga merasa heran karena Satria tidak terlihat sama sekali.“Kakek sakit.” Chiara memberi tahu.“Sakit?” ulang Lucas dan Adi bersamaan.“Ya. Tadi nggak lama setelah kalian pergi, kondisi Kakek drop.”“Sudah diperiksakan ke dokter?” tanya Adi cepat, kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya.“Sudah, Kak. Nggak ada yang serius. Dokter bilang kalau tekanan darah Kakek rendah. Kayaknya Kakek sering begadang, makanya tekanan darahnya rendah. Jadi dokter minta Kakek buat banyak istirahat aja.”“Syukurlah kalau begitu,” kata Adi lega, tapi kekhawatiran masih tampak jelas di wajahnya.Kali ini suasana meja makan benar-benar hening dan terasa mencekam dari biasanya.Usai makan malam, Lucas, Sera, dan Adi pergi ke kamar Satria untuk melihat kondisi pria tua itu.Satr

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 103.

    Sera refleks bangkit dari duduknya. “Mama,” sapa Sera kepada Indira yang melangkah masuk dengan wajah datar, ada kemarahan yang tergambar pada wajahnya.Apa yang Sera takutkan, ternyata menjadi kenyataan.Indira menatap tajam Sera. “Di mana Lucas?”“Lucas sedang rapat dengan Pak Herman di ruang rapat, Ma,” jawab Sera dengan kepala tertunduk. Tangannya menggenggam erat kartu kredit. Keringat dingin perlahan mulai membasahi tangan dan sekujur tubuhnya.Indira pun mendudukkan diri di sofa.Sera pun ikut kembali mendudukkan diri di sofa.“Kenapa kalian tidak pulang?” kata Indira, nadanya tajam. Begitu juga dengan sorot matanya.Setelah kepergian Lucas dan Sera tadi pagi, Indira langsung pergi ke tempat wedding organier untuk persiapan dekorasi pesta pernikahan Lucas nanti. Indira pikir Lucas dan Sera sudah kembali, tapi setelah sampai siang, ternyata mereka berdua tidak kunung kembali.Indira yang curiga pun memilih untuk pergi ke perusahaan. dia yakin Lu

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 102.

    Lucas melirik Sera sebentar sebelum kembali fokus pada jalanan.“Menurutmu?” bukannya menjawab, Lucas justru bertanya balik kepada Sera, membuat Sera semakin cepat memainkan jari jemarinya.“Tentu saja aku tahu semuanya tentangmu,” lanjut Lucas karena Sera yang tidak menjawabnya. “Termasuk kamu yang dijual oleh Rosa untuk melayani pria hidung belang.”Sera menghela napas pelan.Seharusnya Sera memang tahu dan tidak perlu heran jika Lucas bisa mengetahui tentang Herman yang hendak memperkosanya. Sebelumnya Lucas juga pernah mengatakan kepadanya kalau pria itu sudah menyelidiki latar belakangnya untuk melindunginya agar tidak terjadi masalah selama mereka menikah kontrak.“Terima kasih,” kata Sera pelan. “Terima kasih sudah melindungiku dari orang-orang jahat itu.”Kening Lucas yang awalnya berkerut bingung mendengar ucapan terima kasih Sera, kini tidak berkerut lagi.“Tidak perlu berterima kasih. Seperti yang sudah pernah aku katakan padamu, aku melakukan

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 101.

    Lucas menatap pria di sampingnya. Matanya melebar saat mengenali pria itu. “Reza!”“Nggak usah menatapku seperti itu. Kamu pikir aku hantu?” Reza memutar mata malas dengan reaksi Lucas, nadanya pun terdengar kesal. “Ayo kita cari meja baru! Kita makan siang bersama. Jangan menolak. Aku tidak terima penolakkan.”Lucas tidak membantah dan mencari meja baru untuk mereka bertiga, sebab meja mereka memang untuk dua orang.“Jadi, Lucas, sekarang bisakah kamu menceritakan padaku tentang hubungan kalian ini?” kata Reza setelah pelayan pergi dengan membawa catatan pesanannya.Reza menatap tajam Lucas. “Ingat, sebelumnya kamu sudah berjanji akan cerita semuanya padaku. Dan kupikir mungkin ini waktu yang tepat buat kamu memberitahuku. Lagian, mau sampai kapan kamu merahasiakan ini dariku, hm?”Lucas menghela napas sebelum berkata, “Kenapa kamu itu penasaran sekali dengan kehidupan orang lain sih, Za?”“Biarin! Lagian kamu bukan orang lain bagiku, jadi wajar kalau aku pe

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 100.

    Dalam map itu hanya ada satu kertas. Sera pun segera membacanya. Matanya menyusuri setiap kata pada kertas dengan teliti. Isi kontrak itu tidak banyak, hanya ada beberapa paragraf saja.“Lucas, ini ...” Sera mendongak dan menatap Lucas dengan mata membulat.“Bagaimana? Kalau kamu setuju, kamu bisa menandatanganinya.”Sera kembali menatap kertas di tangannya.“Tapi, Lucas, kamu sudah sangat tahu jawaban saya, kan?” kata Sera pelan sambil mengganggam erat kertas di tangannya.Lucas menghela napas. “Aku tahu. Tapi, Sera, mengenai cinta, kita bisa saling belajar perlahan-lahan untuk membuka hati. Karena sebenarnya aku pun tidak ingin menghabiskan hidupku dengan wanita yang tidak kucintai. Tapi masalanya sudah seperti ini, dan aku tidak mengubahnya lagi. Jalan satu-satunya hanyalah terus melangkah maju.”Sera terdiam. Dia juga bingung harus bagaimana. Ucapan Lucas saat di resort waktu itu masih terngiang di kepala Sera. Saat ini Sera benar-benar terjebak di antara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status