Share

Bab 2. Tawaran Lucas

"Kau kan pria tadi. Kenapa kau menyusulku, Tuan? Apa kau masih ingin meminta ganti rugi? Aku sudah dipecat, aku juga tidak punya uang sepeser pun untuk membayarmu," ucap Chiara terdengar putus asa sambil menghapus air matanya dengan kasar. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain saat Lucas terus menatapnya. Tatapan itu begitu dingin, hingga sanggup membekukan siapa saja yang melihatnya. Termasuk Chiara.

Lucas terdiam sebentar sebelum ia berkata datar, "Aku hanya ingin memberikan sebuah tawaran padamu."

Lucas melepaskan tangannya dari Chiara, namun ia tak mendapati reaksi apapun dari gadis itu. Ia menghela napas kasar dan mengeluarkan sebuah kertas dari saku di balik jasnya. Lalu, menyerahkannya ke depan Chiara. "Baca ini baik-baik!"

Chiara menerima kertas dari Lucas dengan raut wajah bingung. "Apa ini, Tuan?"

"Baca!"

Meski, ia tak paham akan situasi yang sekarang ia hadapi, tapi Chiara tetap melakukan apa yang Lucas suruh. Membaca kertas tersebut dengan seksama.

"Ini surat kontrak pernikahan? Kenapa kau memberikannya padaku?" Chiara bertanya dengan kening berkerut setelah selesai membaca selembar kertas dari Lucas.

"Kau tidak bisa membayar ganti rugi atas pakaianku yang telah kau kotori. Sebagai gantinya, aku menawarkan pernikahan kontrak kepadamu," tukas Lucas memasang wajah serius yang mengintimidasi.

"Kita akan melakukan pernikahan kontrak selama tiga bulan. Setelah itu kau bisa bebas." Lucas bersedekap dengan angkuh. "Dan ini tak gratis. Kau akan mendapatkan uang untuk setiap tawaran yang aku berikan. Aku akan membayarmu satu juta dolar untuk uang muka," sambungnya menjelaskan.

Chiara mendengus. Ia bergeleng pelan. "Maaf ya, Tuan. Aku menolak tawaranmu ini. Aku lebih baik mencari pekerjaan untuk membayar ganti rugi padamu daripada menikah kontrak denganmu. Aku akan mencicilnya secara bertahap," balasnya menjejalkan kembali kertas itu ke tangan Lucas.

Tentu saja ia menolaknya. Ia tak tahu siapa pria itu, dan tak mengenalnya. Bisa jadi dia mempunyai niat buruk pada Chiara. Chiara juga sudah lelah menghadapi orang kaya yang memanfaatkan keadaan orang lain untuk menindas dan mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Dasar manusia-manusia kotor!

Tangan Lucas terkepal erat. Baru kali ini ia menerima penolakan. Entah dengan koleganya ataupun dengan wanita-wanita sebelumnya, ia selalu berhasil mencapai keinginannya. Tapi, tidak dengan gadis ini. Harga diri Lucas telah dilukai. Dan ia tak akan membiarkan gadis yang telah membuatnya malu atas penolakan ini lepas darinya.

"Lima ratus ribu dolar. Untuk ganti rugi."

Chiara hendak berbalik pergi, tapi ia berhenti dan menatap Lucas tak percaya. "Apa? Lima ratus ribu dolar hanya untuk pakaianmu itu? Semahal itu? Apa kau gila?!"

"Kenapa kau protes, huh? Kau sendiri yang meminta untuk membayarnya daripada menerima tawaran dariku." Lucas semakin dingin, lebih dingin dari sebelumnya. Tatapannya menajam, dan rahangnya mengeras. Ia sangat benci dengan orang yang membantah ucapannya. Apalagi menaikkan nada bicara di hadapannya.

Chiara berkacak pinggang, menatap Lucas dengan menantang. "Baiklah. Aku sanggupi membayar uang lima ratus ribu dolar. Berikan aku kartu namamu agar aku lebih mudah menghubungimu."

Dari dalam hati Chiara, ia merasa ragu dan gelisah. Dari mana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Bahkan uang seratus ribu dolar saja, ia belum pernah melihat dan memilikinya. Apalagi lima ratus ribu dolar!

Meski begitu, Chiara tetap berusaha tenang. Ia mengulurkan sebelah tangan meminta kartu nama pria di depannya.

Lucas tanpa berucap sepatah kata pun memberikan kartu namanya. Tapi, sebelum beranjak, ia memberikan sebuah tatapan menusuk pada Chiara. "Pastikan kau membayarnya, dan tidak hanya asal bicara."

Chiara mendelik kesal menatap kepergian Lucas. Ingin rasanya ia mengumpat dan mengutuki pria dingin yang angkuh itu. "Dasar Menyebalkan!"

Sementara itu, Albert yang sedang berdiri di sisi mobil, melihat semua yang terjadi pada Lucas. Termasuk penolakan yang diterima tuannya itu.

"Bagaimana, Tuan? Apakah berhasil?" tanyanya begitu Lucas sudah kembali.

Lucas melirik Albert tajam. "Kau sudah tahu, tapi masih bertanya?"

Albert bergeleng sambil mengangkat kedua bahunya "Aku masih tidak percaya ada yang bisa menolak pesona Tuan Lucas."

Lucas tak mau merespon ucapan pengawalnya yang cerewet itu. Hanya akan menguras kesabarannya saja. "Kita pergi sekarang, Albert!"

"Baik, Tuan." Albert bergegas membukakan pintu mobil untuk Lucas. Setelahnya ia sendiri ikut masuk dan mengemudikan mobil meninggalkan gedung restoran yang telah memberikan pengalaman buruk di siang hari ini.

Pandangan Lucas mengarah ke luar jendela, melewati Chiara yang masih berdiri di sana.

Aku pastikan kau tidak akan menolak tawaran dariku untuk kedua kalinya. Justru, kaulah yang akan memintanya dariku. Tukas Lucas dalam hati dengan mengulas senyum tipis.

-Bersambung-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status