Share

Chapter 8 - Terbiasa

"Megan, kamu mau makan apa, Sayang?"

Maria duduk disamping menantunya, mengelus rambut sebahu milik Megan dengan penuh kasih sayang. Semenjak melihat wanita muda itu, Maria memanjatkan rasa bersyukur dalam hati, akhirnya dia bisa memiliki seorang putri yang diimpikannya selama ini.

"Apa makanan kesukaanmu?"

Megan takut-takut menatap Maria. "Apa saja Tante."

"Kenapa kamu jadi canggung seperti ini?"

"Hmm, aku malu karena bersikap kasar pada Tante beberapa hari yang lalu," ucap Megan. Wajahnya menunduk dalam, menyesali perbuatannya.

"Kamu nggak perlu malu, Sayang." Tangan Maria beralih ke pipi putih. "Sudah sepatutnya kamu marah pada Mama, tapi Mama mohon, jangan menyerah."

"Mama dan Riley akan selalu ada disamping mu," lanjut Maria. Mengengam erat kedua tangan Megan.

Megan menatap wajah keibuan itu. Hatinya menghangat, pikirannya mengurai satu pertanyaan konyol. 'Apakah Ibuku juga seperti ini? Hangat dan nyaman.'

Riley turun dari lantai atas rumahnya, matanya disambut oleh pemandangan ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status