Beranda / Romansa / Istri Kontrak Tawanan CEO / Hanya Sekedar Rasa Iba

Share

Hanya Sekedar Rasa Iba

Penulis: yunita buncit
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-25 22:27:17

Sisilia bergegas naik ke lantai atas di mana kamar miliknya nerada, dia langsung membuka paksa pintu kamar tersebut. Kemudian perempuan itu menatap horor ke arah Richard yang saat itu tengah menekuk kepalanya seperti orang yang sedang frustasi.

"Yang!" Panggil Sisilia ke arah Richard "kamu habis ngapian? Kamu digoda sama perempuan sialan itu?" Cecar Sisilia dengan pertanyaan yang beruntun "jawab, yang! Kamu habis ngapain? kok, rambut kamu basah gini?" tanyanya kemudian.

"Hemm, aku kena cipratan air shower, saat aku mengguyur perempuan itu" Richard terpaksa berkata bohong, agar Sisilia sedikit lebih tenang.

"Benar?" tanya Sisilia tak percaya, dan hanya diangguki oleh laki-laki itu.

Dia menekankan kembali pada dirinya, bahwa dia masih sangat-sangat mencintai Sisilia. Entah perasaan apa yang dia rasakan untuk Resti, apakah hanya sekedar rasa iba atau sebatas rasa bersalah. Karena Dia telah memperlakukan Resti dengan tidak berperasaan.

"Aku sudah lapar, sebaiknya kita sarapan di luar saja." Pinta Sisilia yang langsung bergelayut manja di lengan Richard, kemudian perempuan itu langsung membawanya untuk turun ke lantai bawah agar cepat bergegas pergi dari rumah.

Saat sudah berada dilantai dasar rumahnya, laki-laki itu memperhatikan sekeliling ruangan. Seperti sedang mencari keberadaan Resti, tapi nihil. Perempuan itu tampak tak terlihat sama sekali. Kemudian Richard berlalu keluar dari rumah bersama Sisilia.

Saat ini Resti sedang berada di dalam kamar miliknya. Rasa-rasanya dia sudah tidak sanggup lagi berada dirumah ini, seperti berada di dalam neraka. Dia mengepaki baju-bajunya yang berada di dalam lemari untuk dia masukkan ke dalam koper miliknya dan dia bertekad untuk pergi hari ini juga.

Saat dia sedang membereskan sebagian perlengkapannya, tiba-tiba Richard masuk dan segera mengunci pintu kamar itu.

Dia menatap nyalang apa yang dilakukan Resti saat itu sedang membereskan pakaiannya. Richard menghela napasnya, kemudian dia menghampiri Resti. "Jangan pergi," ucapnya.

Resti mendongakkan kepalanya menatap Richard "apa, yang mengharuskan aku untuk tetap berada di rumah ini?" tanyanya. Matanya memancarkan kebencian terhadap suaminya.

"Ya karena kamu istriku," jawabnya dengan sangat yakin.

Resti tertawa lebar mendengar ucapan Richard "istri?" tanyanya kemudian "istri macam apa yang kamu maksud?" tanyanya kembali penuh dengan penekanan "dan kamu!" tunjuk Resti ke arah Richard tepat di depan wajah laki-laki itu sambil kembali tertawa lebar seperti mengejeknya "apa pantas disebut suami, yang memperlakukan istrinya sebagai pelacur!!" ucapnya sambil berteriak meluapkan kekesalannya.

"Diam!!" Selak Richard sambil menghampiri Resti, "kamu, enggak boleh ke mana-mana. Ikuti apa kataku!!" ucap laki-laki itu dengan tegas. Setelahnya dia berlalu keluar dari dalam kamar tersebut dan pergi begitu saja.

Resti mengepalkan kedua tangannya, meluapkan kekesalannya. "Aku benci kamu, Mas! dasar laki-laki sialan," umpatnya sembari berteriak, dia melempar kopernya hingga baju-baju yang sudah di bereskan berhamburan.

****

Setelah kejadian waktu lalu, Resti lebih banyak mengurung dirinya di dalam kamar. Lebih tepatnya menghindari 2 manusia yang sering membuatnya sakit hati, dia hanya keluar di pagi hari saat mereka belum bangun untuk menyiapkan sarapan, dan kembali saat mereka sudah bangun. Begitupun malam hari, dia akan mempersiapkan makan malam, setelah selesai, dia masuk kembali kedalam kamarnya.

Jangan lupakan badannya yang terlihat semakin kurus, kehamilannya menyebabkan menurunnya daya nafsu makan untuk Resti.

Sore ini dia duduk sendiri ditaman samping dekat kolam renang rumahnya, pandangannya menatap pada satu pohon mangga di halaman belakang, yang tidak jauh dari tempat dia duduk saat ini. Kemudian dia menatap perutnya yang sudah sedikit membuncit, dielus dan diusap-usap perutnya. Rasa-rasanya air liurnya seperti ingin menetes saat membayangkan dia menggigit mangga muda tersebut, tapi dia hanya bisa diam dan terus menatap mangga muda yang menggelantung di pohon itu.

Tanpa disadarinya, ada seseorang yang sedang memperhatikan dia. Richard berdiri dipinggiran balkon kamar dengan berpegangan di sela-sela pembatasnya, laki-laki itu memejamkan matanya lalu menghembuskan napasnya dengan perlahan.

Tanpa ragu laki-laki itu turun dari lantai atas, menuju arah halaman samping dekat kolam renang, di mana ada Resti sedang duduk seorang diri.

"Ehem, lagi apa?" tanya Richard tanpa direspon oleh Resti.

Perempuan itu malah berdiri, berlalu, ingin pergi dari hadapan laki-laki itu, lebih baik menghindari dari pada harus berdebat. Dia sudah cukup lelah menghadapi semuanya. Saat akan melangkah pergi, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Richard.

"Mau kemana?" tanya Richard masih tidak direspon oleh Resti.

Mata Resti turun menatap tangannya yang dipegang oleh Richard.

Dengan gerakan cepat dan refleks laki-laki itu melepasnya. "Sorry. Kamu tunggu di sini!"

Richard berjalan menghampiri pohon mangga, lalu dia naik ke atas pohon tersebut, dengan menggunakan tangga yang memang sengaja ditaruh oleh tukang kebun tidak jauh dari pohon itu. Kemudian dia memetiknya, untuk dia berikan ke Resti.

"Segini cukup?" tanya laki-laki itu saat sudah turun dari atas pohon mangga tersebut, Richard mengulurkan buah itu ke arah Resti.

Mata Resti menatap 2 buah mangga yang diulurkan suaminya, tanpa basa-basi dia langsung mengambilnya dan pergi begitu saja meninggalkan Richard tanpa sepatah katapun hanya untuk sekedar berterima kasih terhadap laki-laki itu.

Dia berjalan dengan menenteng mangga tersebut menuju arah dapur.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah istrinya, tapi dia tetap mengekori langkah kaki Resti.

Saat dia sudah sampai di dapur, Richard hanya memperhatikan saja apa yang dilakukan istrinya. Dia menelan selavina dengan susah payah saat melihat Resti menggigit mangga muda tanpa rasa asam.

"Enak?"

Resti tersentak kaget, saat menyadari kalau suaminya dari tadi memperhatikan makannya yang rakus.

"Ayo, lanjutkan. Apa tidak asam?" tanya Richard dan dijawab gelengan oleh Resti.

2 buah mangga muda sudah ludes dalam seketika, dia bergegas membersihkan sisa-sisanya. Kemudian dia berdiri meninggalkan laki-laki itu, untuk masuk kembali ke dalam kamar miliknya.

***

Hari-hari terus berlalu, kini kehamilan Sisilia sudah terlihat. Perempuan itu semakin manja, shoping menjadi kegemarannya dengan alasan keinginan si jabang bayi.

"Heh, babu!" panggil Sisilia ke arah Resti, yang saat itu baru saja mandi dan keluar dari dalam kamarnya.

Resti berhenti sejenak, kemudian kembali berjalan tanpa menoleh ataupun menjawab ucapan Sisilia. Dia melangkah ke arah taman belakang.

"Kurang ajar tuh perempuan sialan, awas aja. Gue akan balas dia nanti," seringai licik terbit dari senyum tipisnya, matanya memancarkan ketidak sukaannya pada Resti.

Sore hari menjadi waktu yang dinantikan oleh Resti, selepas seharian dia mengerjakan pekerjaan rumah. Entah kenapa, Sisilia seperti mengerjainya. Perempuan itu akan menyuruhnya dengan pekerjaan yang tidak masuk akal, akan tetapi perempuan itu menurutinya. Bukan karena rasa takut, hanya saja dia malas untuk berdebat. Jadi dia lebih memilih mengalah saja pikirnya.

Saat Resti melangkah menuju gazebo yang berada di halaman belakang, Richard dari balkon kamarnya, sedang memperhatikan perempuan itu. Dia yakin sekali, bahwa Resti mengandung anaknya. Seulas senyum tipis keluar dari bibir manisnya, saat menatap pantulan cahaya senja disore hari mengenai sebagian wajahnya. Hingga bisa dia lihat kecantikan natural pembawaan sang bayi yang sedang dia kandung.

"Sayang, kamu ngapain?" tanya Sisilia, saat masuk ke dalam kamar milik dia dan Richard.

"Kamu dari mana?" Richard malah balik bertanya tanpa mau menjawab pertanyaan Sisilia.

perempuan itu menaruh piring berisikan buah segar untuk dia nikmati bersama Richard, Sisilia menghampiri laki-laki itu dan langsung memeluknya dengan manja.

"Aku bawain buah, rasanya sangat segar" jawab Sisilia manja, kedua tangannya melingkar diperut suaminya.

"Besok jadwal kontrol kan?" tanya Richard sembari mengelus halus rambut Sisilia, sesekali laki-laki itu mengecupnya dengan perasaan sayang. "Sudah, yuk. Masuk," ajaknya kemudian.

Tanpa mereka sadari, dari arah tempat Resti duduk, dia melihat semuanya. Interaksi keduanya, di mana laki-laki itu selalu memanjakan dan memperhatikan Sisilia. Sedangkan dia? tanpa disadari air matanya menetes, saat dia mengelus perutnya yang sudah membuncit.

Resti menarik napasnya yang terasa menyesakkan dada, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Dia mulai merajut beberapa baju, topi dan sweater bayi, untuk dia pakaikan saat anaknya lahir nanti.

"Kita berjuang sama-sama, sampai di mana kita akan pergi, jika saatnya tiba nanti. Hanya ada bunda dan kamu," batin Resti berkata sembari menghapus air mata menggunakan punggung tangannya.

***

"Menantu kesayangan Mama," ucap Elsa, sembari merentangkan tangannya untuk memeluk Sisilia.

"Eh, mama sudah datang?"

"Sudah dong, mama mau ikut. Sengaja datang pagi-pagi sekali." Jawab Elsa, dengan mata berbinar mamancarkan kebahagiaan.

"Mah!" panggil Resti menghampiri Elsa. "Mama enggak bilang dulu akan datang-"

"Memangnya, Mama harus bilang yah. Kalau mau kerumah anak sendiri?" tanya Elsa ke arah Resti dengan tatapan tidak sukanya.

"Bukan begitu Mah-"

"Sudah-sudah," selak Elsa

Walaupun dia diperlakukan semena-mena oleh Elsa--Mama mertuanya, Resti tetap sopan dan hormat. Dia mencium punggung tangan perempuan yang sudah melahirkan suaminya itu, dengan penuh takjim.

Elsa kemudian beralih ke arah Sisilia yang berada disampingnya, dia mengelus perut Sisilia yang semakin membuncit.

"Kamu lagi hamil Res?" tanya Elsa menatap tajam ke arah perut Resti. "hamil sama siapa kamu?"

"Hah-" Sisilia terkejut dengan pertanyaan Elsa, kemudian dia menatap Resti dengan intens ke arah perut Resti.

Seketika Richard berdiri mematung, saat dia baru saja akan melangkah ikut bergabung diantara 3 perempuan itu. Dia memijit pelipisnya yang tiba-tiba saja berdenyut nyeri mendengar ucapan Mamanya, selama ini dia menutupi kehamilan Resti, tapi sekarang mereka sudah mengetahuinya.

"Yang-" ucapan Sisilia menggantung, seketika saat itu juga dia sudah tidak sadarkan diri. Untung saja posisi dia saat itu berada di samping Elsa, dengan gerakan cepat perempuan paruh baya itu menahannya agar tubuh Sisilia tidak terbentur lantai.

Richard langsung mendorong Resti ke samping, untung saja perempuan itu masih bisa menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Laki-laki itu langsung membopongnya berlari menuju arah mobilnya.

Elsa menghampiri Resti, kemudian dia menapar perempuan itu dan berkata. "Awas saja, kalau sampai, terjadi sesuatu yang tidak baik dengan menantu kesayangku," ancamnya kemudian

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Catherine Umiamau
cerita nya bagus sangat....suka
goodnovel comment avatar
Hayati Srie
ketauan dah bukan anak ny richar
goodnovel comment avatar
Lina
penasaran anak yg dlm kadungan silsilia itu anak kandung richard bukan yaa hehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Tawanan CEO   Bab 55. Pov Richard

    Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk

  • Istri Kontrak Tawanan CEO   Cerita outhor

    Maaf semuanya... Di sini kayaknya enggak bisa lanjut, yang punya aplikasi Innovel/Dreame aku lanjut di sana akan ada pov Richard dan Pov Resti. di sana aku buat juga agak sedikit berbeda. Jadi buat yang punya aplikasi nya yuuk ke sana cover nya juga aku ganti....Mau lanjut kisah Melly di aplikasi Wattpad di sana gratis sampai tamat.Spoiler Rindu Sendiri.Pekerjaan pertamanya Melly adalah melakukan perjalanan bersama kedua bos nya. Baru kali ini ia merasa berada di situasi yang membingungkan.Sebenarnya, apa jenis pekerjaan yang ia kerjakan saat ini? Menemui seseorang, yang bahkan ia sendiri pun tidak mengenalnya. Lalu apa tadi kata bosnya? Ia diminta untuk tidak banyak bertanya atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang akan ia temui nanti. Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa sedikit berdenyut. Ditambah lagi, saat ini ia berada dalam satu kendaraan bersama kedua bosnya itu.Saat ini, posisi duduk Melly bersebelahan dengan Ivan. Lelaki yang telah lama ia kagumi sema

  • Istri Kontrak Tawanan CEO   Bab 53. Coretan sedikit

    Spoiler part 1 : Rindu SendiriSuara alarm ponsel menggema di dalam kamar milik gadis cantik bermata sipit yang bernama Melly Kemala Deviyanty. Gadis itu merupakan anak satu-satunya dari pasangan Edi Sudrajat dan Ningrum. Edi Sudrajat, sang ayahnya tersebut sudah lama meninggal saat Melly masih bersekolah di bangku SMP. Dan ibunya saat ini hanya penjual pecel gerobakan, di depan ujung jalan utama dekat rumah peninggalan sang ayah.Tangan halus nan putih seperti batu pualam itu terulur, meraba kesana ke sini di atas nakas samping tempat tidurnya. Tangan itu terus mencari keberadaan ponselnya, yang telah mengusik tidurnya pagi ini. Hingga tangannya berhenti, mendapatkan keberadaan ponsel tersebut. Melly pun meraih benda pipih itu, seketika matanya membola. Rasa kantuknya pun sudah menguar entah kemana, saat ia melihat layar ponselnya di mana jam di sana sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi."Mampus… gue telat!!” pekik gadis itu dan langsung terlonjak. Ia segera beranjak bangkit dari temp

  • Istri Kontrak Tawanan CEO   Bab 52. TAMAT

    Pengalihan perusahan sudah Richard lakukan, kini tanggung jawab sepenuhnya dia berikan kepada anak angkat lelaki satu-satunya yang kini berstatus sebagai suami dari anak kandung nya Rachel. Sebelumnya dia berniat agar kedua anaknya menjadi partner. Baik saat mereka dirumah menjadi pasangan suami istri, maupun saat mereka berada di kantor sebagai president direktur dan wakil nya. Namun Rachel lebih memilih menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada suaminya. Kabetulan sekali dia enggan untuk belajar kembali saat dia diminta mengelola perusahan. Dia malah lebih memilih dirumah fokus mengurus kedua anak kembarnya tanpa adanya campur tangan dari baby sister. Sesekali Resti dan Elsa membantu jika dirasa Rachel kerepotan.Lengkap sudah kebahagiaan garis keturunan keluarga Richardo.TAMAT*****Cerita outhor.Haiii.... semua....Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, untuk aku hanya seoranh penulis yang masih jauh dari kata sempurna. Maaf mungkin dari penulisannya m

  • Istri Kontrak Tawanan CEO   Bab 51. Kebahagiaan

    Kehadiran si kembar kenandra dan kenandri menjadi pelengkap untuk keluarga besar Richardo, di mana Elsa sebagai nenek buyut sangat bahagia atas kelahiran garis keturunannya.Kesehatannya berangsur-angsur membaik akan tetapi dia masih tetap mendapatkan penanganan khusus oleh dokter keluarganya. Elsa sering merasakan sakit pada tulang-tulang bagian lutut dan panggulnya hingga dia diharuskan untuk tetap memakai kursi roda."Oma mau gendong, boleh?" tanya Elsa antusias pada menantunya yang tak lain adalah Resti.Resti menoleh saat mendengar suara mama mertuanya dari arah belakang, kemudian tersenyum kepadanya."Boleh dong, Nekbuy. Tapi tunggu sebentar ini aku belum selesai memakaikan baju Andra" sambil menirukan suara anak kecil seolah-olah cucunya yang sedang berbicara.Rachel pun tersenyum melihat oma yang begitu antusias saat menyambut kedatangan kedua anaknya beberapa jam yang lalu tiba dirumah. Sudah selama beberapa waktu lalu dia dirawat dirumah sakit pasca melahirkan secara normal.

  • Istri Kontrak Tawanan CEO   Bab 50. Melahirkan

    Dirumah sakit. Tepatnya, diruangan dokter kandungan seketika menjadi gempar, saat Arka bersorak bahagia karena kini di dalam rahim istrinya terdapat dua janin sekaligus. Pantas saja selama hampir 2 bulan ini tubuhnya terasa sedikit cepat lelah, sering juga merasakan pusing dikepalanya. Belum lagi, jika dipagi hari dia akan selalu memuntahkan segala isi dalam perutnya. Yang sudah terasa seperti diaduk-aduk.Kehamilan simpatik. Justru Arka lah yang merasakannya, sedangkan sang istrinya terlihat baik-baik saja. Bahkan perempuan itu semakin bertambah nafsu makannya, karena dia mengandung dua janin sekaligus.Arka pun tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting istrinya sehat dan baik-baik saja. "Abang, astaga" pekik Rachel menatap manik mata suaminya dengan tatapan yang tajam "Aku bukan lumpuh loh, aku masih bisa berjalan" kesal Rachel saat suaminya menggendong dirinya ala bridal style, sesaat mereka keluar dari dalam ruang pemeriksaan kandungan. Kemudian lelaki itu mendudukan tubuh is

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status