Share

Bab 6

Auteur: Charla Swan
last update Dernière mise à jour: 2023-05-05 16:18:47

"Aku sedang tidak ingin berdebat, Steve." Jawab Brianna lemah.

Tanpa menghiraukan Steven, wanita itu mengambil ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas, kemudian pergi meninggalkan Steven. Steven membuang napas dengan kasar.

Dia tahu selama ini Brianna masih bekerja di Golden Sky, karena kelab itu adalah milik sahabatnya. Kalau bukan Steven yang mengijinkannya, Brianna tidak mungkin masih bekerja disana. Tapi dia tidak habis pikir mengapa Brianna masih bekerja di kelab, padahal Steven sudah memberinya uang yang cukup besar setiap bulannya.

Brianna menghentikan taksi dan naik ke dalamnya.

"Ke Golden Sky, terima kasih." Brianna berkata pada sopir taksi. Brianna menutup matanya dan setetes air mata mengalir di pipinya.

Belakangan ini Brianna merasa tertekan karena sikap Steven padanya. Mereka menikah hanya karena manfaat satu sama lain. Sejak Brianna menolaknya di hari pencatatan nikahnya, Steven tidak pernah menyentuh Brianna lagi. Dan entah mengapa, itu membuat Brianna tertekan.

Dulu Brianna tidak bisa minum alkohol, tapi sejak saat itu dia mulai meminum alkohol untuk menghilangkan rasa tertekannya.

"Hai Al..." Brianna menyapa Alice, teman baiknya.

"Hai Brie." Alice membalas Brianna dengan senyum yang lebar.

"Kamu tampak murung hari ini... Ada masalah?" Tanya Alice.

"Tidak ada yang luar biasa..." Brianna tersenyum lemah.

"Apa suamimu pulang?" Tanya Alice.

Ya, hanya Alice yang tahu kalau Brianna sudah menikah, walaupun Brianna tidak memberitahu informasi yang lengkap tentang suaminya itu. Brianna pun tidak mengenal Steven yang sekarang lebih jauh. Dia hanya tahu Steven yang sekarang adalah orang yang sukses.

"Ya... " Jawab Brianna singkat.

"Pelayan..." Seorang tamu memanggilnya.

"Aku melayani tamu dulu ya..." Kata Brianna sambil berdiri dan menghampiri tamu.

Sesudah beberapa gelas alkohol, Brianna mulai merasa pusing dan perutnya tidak nyaman. Dia cepat-cepat pergi ke ruang gantinya dan mengambil tasnya di loker. Dia merogoh tas mencari obat maag yang selalu ada di tasnya. Dia mengunyah tablet itu dan menelannya.

Tapi sesaat setelah menelannya, perutnya malah semakin bergejolak dan membuatnya memuntahkan isi perutnya. Brianna meringkuk memegang perutnya, keringat dingin membasahi keningnya. Brianna mencoba bangkit berdiri, namun kakinya terasa lunglai tidak bertenaga. Matanya menjadi kabur dan perlahan-lahan pandangannya menjadi hitam.

Steven sedang melakukan pekerjaannya di ruang kerjanya saat ponselnya berbunyi. Dia melihat layar ponselnya menampilkan nama 'Jo'. Steven segera menjawab panggilan itu.

"Ada apa?"

"Istrimu pingsan!"

Di rumah sakit.

“Kondisi pasien cukup serius. Dia mengalami gastritis akut, kelelahan fisik dan malnutrisi. Sepertinya pasien kelelahan dan makannya tidak teratur, atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya asam lambung. Dari tes darah juga menunjukkan kadar alkohol dalam tubuhnya cukup tinggi."

Brianna masih terbaring lemah dan tidak sadarkan diri. Di tangannya terpasang selang yang mengalirkan cairan infus. Dia tampak pucat dan rapuh. Dokter menjalankan serangkaian tes pada Brianna untuk mengetahui apa yang terjadi padanya.

Steven sedang berbicara dengan dokter di luar bangsal, yang sedang menjelaskan kondisi Brianna kepadanya.

"Dia harus dirawat secara intensif di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut. Tidak boleh melewatkan waktu makan. Nanti setelah keluar dari rumah sakitpun harus tetap menjaga pola makan yang sehat, tidak boleh makan makanan pedas, berminyak, dan alkohol, juga jauhkan dari stres."

Steven cukup kaget mendengar hasil pemeriksaan Brianna. "Baik. Terima kasih, dokter."

Steven kembali ke kamar dan duduk di samping tempat tidur dimana Brianna sedang berbaring.

'Apa yang terjadi pada Brianna, sampai dia mengalami ini semua?' Batin Steven.

'Bukankah aku memberinya uang yang cukup besar, tapi kenapa dia jadi seperti ini?'

Steven mengambil ponselnya dan menghubungi James, asisten pribadinya.

"James, tolong periksa keuangan Brianna!" Perintah Steven.

Asisten pribadi Steven memang sangat efektif dalam bekerja, dalam hitungan menit dia sudah mempunyai informasi yang diminta Steven.

"Nyonya tercatat konsisten melakukan menarikan uang tunai dalam jumlah yang besar, beberapa kali dalam satu bulan. Jumlahnya mencapai 50 juta adalah jumlah yang paling tinggi. Selain itu tidak ada transaksi non-tunai lainnya."

"Selidiki lagi apa yang dilakukannya selama ini!" Steven memutus sambungan teleponnya dan melihat Brianna yang terbaring lemah.

Steven menyentuh wajah Brianna yang tirus dan pucat dengan lembut. Brianna begitu kurusnya sampai mengecilkan rok seragamnya dengan peniti. Steven menyadari saat perawat selesai mengganti pakaian Brianna dan menyerahkannya kepada Steven.

'Aku sudah lalai dalam menjagamu, Brie.'

Setelah diberi obat dan cairan infus, wajah pucat Brianna berangsur-angsur kembali berwarna. Steven mengulurkan jarinya untuk mengelus kepala Brianna. Brianna tidur dengan sangat nyenyak malam itu, dan Steven berada di sisinya sepanjang malam.

Hari sudah siang ketika Brianna bangun. Ketika dia membuka matanya, Brianna langsung tahu dia sedang berada di rumah sakit. Dia sudah sangat familiar dengan bau rumah sakit.

Matanya memicing melihat sekeliling ruangan. Pandangannya terhenti pada seseorang. Dia melihat Steven sedang berdiri di dekat jendela, berbicara dengan seseorang di teleponnya.

Menyadari Brianna sudah bangun, Steven mengakhiri panggilannya. Steven memasukkan ponselnya ke dalam saku celana jeansnya sambil perlahan berjalan mendekati Brianna.

"Kamu sudah sadar?”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan CEO   Bab 101

    Seorang wanita muda menyeret kopernya berjalan di sepanjang lorong kedatangan bandara menuju pintu keluar. Angin segar segera menyapa dan menerpa wajahnya, menyibakkan rambut bergelombang yang menutupi wajahnya yang mempesona. Dia mengenakan celana hitam yang ketat dan jaket kulit berwarna senada, memamerkan postur tubuhnya yang sempurna. Beberapa orang melirik terpana akan kecantikan dan kemolekan wanita itu. Bukan hanya pria, wanita pun berdecak kagum akan dirinya.Dengan sebelah tangannya yang bebas, wanita itu menyisir rambutnya, yang berantakan dengan jari-jarinya yang panjang dan lentik. Dia menarik napas dalam-dalam, menghirup udara Old Coast untuk pertama kalinya, sebelum kemudian menghembuskannya lagi perlahan. Perasaan hangat menyebar mengisi hatinya, namun sesaat kemudian jantungnya berdebar kencang! Ini adalah kali pertamanya menginjakkan kaki di negara ini, rasa semangat menjalar di tubuhnya. Tanpa sadar, bibirnya melengkung mengembangkan senyuman tipis.Netranya yang t

  • Istri Kontrak Tuan CEO   Bab 100

    Lima tahun kemudian. Dua orang pria berdiri diatas ring tinju, saling menyerang dan bertahan. Sudah satu jam mereka berada disana. James mulai kewalahan menghadapi serangan pukulan Steven yang sedang melampiaskan emosinya. Ya... Sejak kehilangan Brianna, pria itu selalu menjadikan James sebagai 'sak tinju' nya saat dia merasa sedih dan merindukan wanita itu. "Sudah berlalu lima tahun, mengapa sangat sulit mencari seorang wanita??" Seru Steven sambil melayangkan pukulannya ke arah James, dan berhasil mengenai perut asistennya itu. James pun bukan pria lemah. Dia sudah terbiasa bertarung dengan Steven, terlebih lima tahun belakangan ini. Pria itu dengan cepat membalas menendang Steven. Steven terpental dan menabrak tali pembatas arena tinju, lalu terjatuh. "Karena kau tidak bisa menerima kenyataan! Brianna sudah mati, Steven! Dan kau harus bisa menerima kenyataan!" Kata James dengan suara menggeram. Di dalam kantor, James adalah asisten pribadi Steven. Namun di luar pekerja

  • Istri Kontrak Tuan CEO   Bab 99

    "Bagaimana keadaan keponakanku, dokter?" Tanya Sonya cemas saat melihat dokter keluar dari ruang operasi. "Operasi berjalan dengan baik. Pendarahan di otaknya berhasil ditangani. Kami juga sudah mengeluarkan cairan di parunya dan mengobati semua luka-lukanya. Namun pasien masih dalam kondisi koma." "Oh..." Sonya menutup mulutnya dengan tangan, tenggorokannya tercekat tidak dapat menemukan suaranya. Timothy meremas lembut bahu istrinya dan berterima kasih kepada dokter. Brianna dipindahkan ke ruang VIP dan Sonya dengan setia menjaganya. Sudah beberapa hari berlalu sejak Brianna keluar dari kamar operasi, namun wanita itu belum kunjung sadar. Tidak hentinya Sonya berdoa agar keponakan yang baru ditemuinya itu segera sadar. Di satu sisi, Sonya ingin keponakannya sadar, sehingga mereka berkesempatan mengenal satu sama lain. Di sisi yang lain, dia ingin keponakannya segera sadar, karena hanya melalui keponakannya itulah harapan satu-satunya untuk dia dapat bertemu dengan Sophia

  • Istri Kontrak Tuan CEO   Bab 98

    "Berarti wanita ini sungguh anak dari Sophia..." suara Sonya bergetar dan matanya berkaca-kaca melihat Brianna yang terbaring. Dia berjalan mendekat dan menggenggam tangan Brianna. "Dua puluh tiga tahun aku dan Sophia berpisah, dan kini aku dapat melihat keponakanku... Tapi dimana Sophia?" Air mata akhirnya jatuh mengalir di pipinya. Sanders mendekati Sonya, dan meletakkan tangannya pada bahu istrinya, dan membelainya dengan lembut, mencoba menenangkan wanita itu. "Mari kita pikirkan keselamatannya terlebih dahulu.. Kau akan ada kesempatan bertanya langsung padanya saat dia sadar." Mendengar kata-kata suaminya, Sonya menghapus air matanya dengan cepat. "Benar! Keselamatannya lebih penting. Tunggu apa lagi? Segera lakukan operasi padanya, dokter! Tolong selamatkan keponakanku..." "Kami akan berusaha melakukan yang terbaik." Brianna segera di dorong ke ruangan operasi. Tim dokter berusaha yang terbaik untuk menolongnya. Sementara itu di sisi sungai Valca, di Old Coast, Steven mas

  • Istri Kontrak Tuan CEO   Bab 97

    "Kalung ini..."Letnan Sanders mengambil kalung itu dan memperhatikannya dengan seksama. Dia merasa akrab dengan benda itu. Kemudian netra pria paruh baya itu membesar melihat liontin giok berwarna hitam yang bentuknya menyerupai koin.Pria itu kemudian berjalan mendekati tempat tidur dimana Brianna terbaring dan melihat wajah Brianna dengan seksama. Wajah wanita itu tampak pucat dan dipenuhi dengan luka. Bahkan hampir separuh wajah sebelah kirinya terluka parah. Pandangan Letnan Sanders beralih ke daerah wajah yang hanya terdapat luka kecil. Beberapa saat kemudian Letnan Sanders terperajat!"Wanita ini...""Ada apa dengan wanita ini Tuan? Apa anda mengenalnya?" Tanya ajudan Lee yang heran melihat ekspresi Letnan Sanders.Letnan Sanders tidak menjawabnya, melainkan meminta ponselnya dari ajudan Lee, kemudian menelepon istrinya, Sonya Lewis."Halo..." Terdengar suara lembut wanita menyahut diujung telepon."Sonya, apa kamu kehilangan kalungmu?" Tanya Sanders namun tatapannya tidak pern

  • Istri Kontrak Tuan CEO   Bab 96

    "Steven.." Terdengar suara Brianna yang panik dan ketakutan."Steven tolong aku..." Brianna berteriak dari dalam sebuah mobil.Tiba-tiba mobil itu meledak dan api menelan tubuh Brianna. "Aaahhh..." Teriakan Brianna membuat Steven tersentak membuka matanya. Steven menemukan dirinya terbaring di sebuah kamar rumah sakit. "Brianna!" Sontak pria itu bangun dari ranjang, namun tangan James menahan bahunya."Dimana Briana? Sudah ada kabar tentang Brianna?" Tanya Steven dengan penuh kecemasan."Belum." Jawab James. "Polisi sudah mengevakuasi tempat kejadian. Selena ditemukan di salam mobil, sedangkan Roy ditemukan satu kilometer dari tempat kejadian. Tapi Brianna... masih belum ditemukan..." "Mengapa belum ketemu?? Cari terus!" Perintah Steven."Tim khusus sudah di kerahkan untuk mencari Brianna, dan Jo juga mengerahkan anak buahnya mencari Brianna. Kami akan terus mencarinya sampai ketemu, kau tenang saja.""Bagaimana aku bisa tenang?" Steven berkata lirih."Sial! Mengapa aku disini?" St

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status