Share

Bab 2

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2025-07-23 01:26:54

“Apakah Tuhan ada dan mengatur hidup manusia? Jika iya, mungkin Dia sedang membercandaiku, sekarang, sehingga mempertemukanku dengan gadis aneh sepertimu.” –Michael Genosie (Mike)–

***

Setengah jam sudah Mike memandangi gadis teler di atas ranjang. Bayangan tentang malam panas yang berkesan rupanya tak akan pernah terjadi.

Gadis kelab tadi mengatakan kalau Angie, gadis yang ada bersamanya sekarang, masih ‘tersegel’. Dia yakin tak salah dengar. Seperti jackpot baginya, bukan? Namun, hal itu tetap tak berhasil memunculkan letupan hormon dalam dirinya.

Mike memandangi Angie dengan tatapan yang dirinya sendiri pun tak mampu pahami. Tangannya terulur, menyibak helaian rambut panjang yang menutupi wajah gadis itu.

Kulitnya seputih susu, dengan wajah tampak bersinar tersorot cahaya rembulan dari celah tirai. Pipinya kemerahan, makin merah karena efek alkohol, dan makin menarik jika dia perhatikan dari jarak sedekat itu.

“Bodoh! Apa yang kulakukan?” gumamnya, lantas menarik selimut menutupi wajah Angie dan bangkit, berjalan mondar-mandir sembari meremas jemarinya sendiri.

Bohong kalau dia mengatakan dirinya tak tergoda. Hanya saja, dari mana harus memulai? Memaksa? Bisa saja, toh gadis itu tidak akan merasakan apa-apa karena dirinya sedang tak sadar.

Tidak, tidak! Kasar terhadap wanita tak pernah ada dalam kamus Mike Genosie. Jika dia ingin melenyapkan seorang wanita, dia bisa lakukan hanya dengan satu jentikan jari—cukup memberi titah.

Mike melepaskan dasi dan kemeja yang sejak tadi serasa mencekik dan membuatnya merasa gerah, meraih sebotol vodka, dan menenggak tanpa aturan. Kalau mabuk, mungkin akan mudah, pikirnya.

Akan tetapi, setelah menghabiskan sebotol penuh dan kedua mata terasa sepat, percikan itu tak juga muncul. Dia sudah melucuti pakaian Angie, juga miliknya, tetapi yang dia lakukan selanjutnya hanya duduk di ranjang dan menatapi gadis yang bahkan tampak semakin lelap.

Apa yang biasa lelaki lakukan jika berada di posisinya sekarang? Mike sama sekali asing akan hal semacam itu. Berurusan dengan wanita saja tak pernah, meski sekadar bersalaman, apa lagi jika harus tidur dengan mereka.

Dia bangkit dan menilik ke luar jendela. Fajar sebentar lagi menyingsing. Suara bising trompet dan ledakan kembang api perlahan mereda. Malam kembali senyap menyisakan suara jangkrik dan katak sisa hujan sore tadi.

Tubuhnya penat, jujur saja. Namun, haruskah barang bagus itu dia anggurkan?

“Sialan! Apa yang kupikirkan tadi? Untuk apa membuang uang hanya demi sesuatu yang tidak berguna?” Dia mengomel, lantas menghempaskan tubuh di ranjang dan tak sadar terlelap setelah lama berpikir.

Tak ada malam panas, tak ada malam indah. Mike dan Angie lelap di atas ranjang yang sama. Meski tanpa busana, tak terjadi apa-apa selain hanya mimpi mereka yang indah di dunia yang berbeda.

***

Angie menggeliat, meregangkan otot-otot tubuh yang terasa kaku. Dia bergidik—suhu ruangan membuatnya membeku sehingga dia menarik selimut yang semula hanya menutup separuh tubuh.

Kepalanya terasa pengar. Pastilah sisa minuman yang dia tenggak tanpa aturan semalam.

Dia berusaha memperjelas penglihatan. Meski di ruangan remang-remang yang hanya tersorot secercah sinar dari luar, yang tentu saja menyulitkan baginya untuk mengenali, dia tahu kalau dirinya kini berada di tempat lain.

Jantungnya mendadak seperti akan longsor saat menyadari kalau dia tidak memakai apa pun kecuali selimut hangat yang menutupi tubuh polosnya saat ini.

“Good morning, gadis cantik dengan mata cemerlang. Terima kasih telah menemukanku yang sedang patah hati. Apakah kau ingin kubuatkan sarapan sebagai tanda terima kasih atas malam indah kita?” Suara igauan membuat Angie memasang status siaga.

Dia menoleh perlahan dan hati-hati, sebelum akhirnya terhenyak. Seorang lelaki tengah berbalik menghadap ke arahnya.

Asing, tak pernah dia lihat lelaki itu sebelumnya.

Refleks, Angie mendorong si lelaki hingga terguling jatuh dari ranjang. Mike, lelaki itu, bangkit gelagapan, tak sadar dia tidak memakai apa pun di tubuhnya.

“Laki-laki mesum! Apa yang kau lakukan? Pergi dari sini!”

Angie memukul Mike yang tanpa busana, dengan sebuah bantal, melupakan dirinya yang juga tidak mengenakan pakaian barang sehelai pun.

“Hey, hey! Apa yang kau lakukan? Berhenti!” Mike merebut benda dari tangan Angie yang mulai menggila, lalu melempar ke sembarang arah. Yang terpenting, gadis itu tak akan bisa menyerangnya lagi.

Mike dengan sigap membuka nakas dan meraih sebuah pistol, dia todongkan, dan sukses membuat gadis di hadapannya bungkam lantas mengangkat kedua tangan ke udara.

“Whoa! Tolong turunkan benda itu. Itu senjata api dan sangat berbahaya, Tuan.” Angie bergegas turun dari ranjang, meraih apa pun yang ada di dekatnya untuk dia kenakan kemudian kembali mengangkat tangan.

“Bagaimana kau bisa ada di sini? Dari kelompok mana kau datang? Siapa yang memerintahmu? Jawab!”

Sepertinya butuh waktu untuk membuat Mike sadar sepenuhnya kalau dirinyalah yang telah membawa Angie masuk ke dalam kamar serta bergelung satu selimut dengannya. Meski tidak melakukan apa-apa malam tadi, tak ada satu pun di antara mereka yakin dan mengingat detailnya. Terlebih Angie yang sudah tak sadarkan diri sejak semula akibat efek alkohol.

Seketika pertanyaan Mike membuat kepala Angie makin pening. Dia tak tahu kelompok apa yang lelaki itu maksud—berharap bisa mengingat satu saja potongan kejadian penting malam tadi yang akan menyelamatkannya dari lelaki itu.

“Jangan berlagak bodoh! Jika kau tidak menjawab, jangan salahkan kalau isi dalam pistol ini menembus kepalamu.”

“Tidak! Jangan lakukan itu, kumohon. Aku masih ingin hidup lebih lama, masih belum pernah merasakan cinta, belum pernah menjalin hubungan dan merasakan … berciuman.” Angie menghentikan ucapan dan kedua pipinya tampak memerah.

Keduanya terdiam, saling pandang untuk beberapa saat sebelum kemudian membuang muka ke arah berlawanan.

Mike, meski juga merasa salah tingkah, tetap memasang raut wajah sangar demi menjaga harga dirinya tetap di level yang aman. Agar gadis di hadapannya sedikit lebih hormat padanya.

Haruskah dia melenyapkan Angie untuk mencegah berita menyebar? Gadis itu tampak seperti perempuan yang suka menebar gosip, sementara Mike tak suka menjadi bahan pembicaraan.

Atas pertanyaan Angie, Mike tak merespon, melainkan mengikis jarak, membuat gadis itu mundur setiap satu langkah dia maju ke arahnya. Gadis itu mengerjap saat Mike berhasil menguncinya di dinding, sehingga tak lagi bisa berkutik, bahkan untuk sekadar menghirup oksigen.

“S-siapa pun kau, tolong biarkan aku pergi. Aku janji tidak akan mengatakan hal ini pada siapa pun. Aku juga tidak akan menuntutmu andaikan aku … hamil.”

Perkataan Angie sontak membuat tawa Mike pecah. Dia menilik gadis itu dari ujung kaki hingga rambut dan menodongkan pistol di tangan ke wajah mulus gadis di hadapannya.

“Apakah kau mengira itu akan terjadi? Kau mungkin akan hilang di telan bumi sebelum sempat meminta pertanggung jawabanku.”

“Aku akan lapor polisi sebelum kau sempat melenyapkanku.”

Mike tergelak lebih keras. “Polisi dari negara bagian mana yang menurutmu bisa menangkapku? Bahkan mayatmu pun tak akan pernah mereka temukan.”

“Cih! Sombong sekali! Memangnya kau siapa sampai bisa melakukan itu, hah?”

Mike tak menjawab melainkan menggerakkan dagu, menunjuk ke sudut ruangan di mana banyak gambar berpigura tergantung sebagai hiasan dinding. Satu gambar menarik perhatian Angie—sebuah lambang suatu organisasi yang, meski tak memahami artinya, tetapi Angie tahu betul kelompok macam apa itu, saking kondangnya di kalangan masyarakat sekitar.

Kelompok itu, adalah di mana dia bisa saja menjadi budak dan tawanan seumur hidup, atau berakhir hanya tinggal nama—The Black Venom.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 56

    “Mencintaimu adalah kesedihan. Aku tak inginkan kehadirannya, tetapi dia akan terus melekat pada diri, membelenggu hidup, bahkan hingga mati.” -Jiji-***Angie terbangun dengan tangan-kaki terikat dan tak bisa digerakkan. Kesadaran belum penuh mengisi rongga kepala. Namun, dia tahu apa yang terjadi saat suara denting tertangkap indra pendengarnya setiap kali dia bergerak.“Shit! Tidak, tidak, tidak.” Kedua tangan yang terborgol terus dia gerakkan, tetapi tentu saja mustahil melepaskan diri. Angie bukan super hero yang bisa mematahkan besi, melainkan hanya manusia biasa. Keahlian utamanya hanyalah berkamuflase, menjadi karakter berbeda di tiap misi. Untuk kali ini, sepertinya Jim jauh lebih pintar.“Jimmy! Lepaskan aku, bajingan!” Dia berteriak menggila setelah berusaha mengingat kejadian kali terakhir, tetapi nihil. Bisa dipastikan ada campur tangan pihak lain yang membuat Angie kesulitan mengumpulkan ingatan dan dia tahu siapa. “Sialan kau, Meredith!”“Apakah kau memanggilku?”

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 55

    “Jika nyawaku bisa meredakan amarah dan dendammu, ambillah sesuka hatimu. Namun, kembalilah kepadaku sebagai Jiji yang kukenal dan mencintaiku.” -Mike-***Seorang lelaki membuka mata perlahan. Seolah baru tersadar dari tidur panjang, dia terhenyak, terbatuk keras sebelum mengedar pandangan ke seluruh penjuru ruangan kosong dan berdebu.Perempuan dengan setelan serba hitam duduk di sudut ruangan dengan pistol di tangan, menatap ke arahnya yang memicingkan mata, memperjelas penglihatan yang sedikit kabur. Kepalanya pengar seperti baru saja dihantam dengan cukup keras.“Hello, Husband. Did you miss me?” sapa Angie sembari berjalan mendekat, membuat lelaki itu sadar siapa yang ada di depannya. Perempuan itu berjongkok, memandanginya dengan iris cokelat yang berhasil menawan hatinya selama ini. “Kau pasti terlalu lelah sampai tidur seperti bayi.”“Jiji, apa-apaan ini?” Mike berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kaki, tetapi percuma. Beruntung Angie tidak menyumpal mulutnya, sehing

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 54

    “Nyawa dibalas nyawa, Mike. Andai ayahku membunuhmu, aku pun akan melenyapkannya.” -Jiji-***“Hari ini aku dan The Black Venom akan mengadakan pertemuan,” ujar Jordan sembari menilik tampilan rapinya di cermin di kamar Angie. Yang diajak bicara tak memberi respons.Angie baru bisa terlelap selama dua jam karena terus memikirkan pertemuan dengan Mike. Pagi hari buta suara berisik di luar kamar membangunkannya dan ternyata Jordan tengah menyibukkan diri dengan koleksi senapan. Sekarang, baru hendak memejamkan mata lagi, lelaki itu masuk tanpa mengetuk pintu dan memintanya ikut menghadiri rapat. Yang benar saja!“Bagaimanapun, kau adalah pasanganku sekarang.” Jordan beralasan.Andai Jordan tahu, Mike dan Angie sudah menandatangani akta pernikahan sah dan menghancurkan surat kontrak mereka. Jadi, Angie masih bagian keluarga Genosie. Ikut sebagai pasangan Jordan hanya akan menimbulkan masalah baru ditambah kesempatan bertemu Mike.Dia masih enggan melihat wajah lelaki itu.“Sayang

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 53

    "Tak bisakah kita kesampingkan masalah organisasi dan hanya pedulikan perasaan kita sekarang? Aku rindu, otu yang kuingin kau tahu. Namun, bagaimana denganmu? Tak inginkah kau berhenti sejenak dan habiskam malam panas seperti dulu?" -Mike-***Angie membuka jendela hati-hati, melangkah berjinjit tanpa menimbulkan suara. Seseorang masih terbaring di ranjang, lelap dan tampak tak terganggu dengan kehadirannya di sana.Dia tidak datang untuk misi, melainkan hanya hal remeh-temeh yang selama dua tahun ini seharusnya dia lakukan, tetapi terhalang oleh keadaan.Perlahan dia belai rahang lelaki di ranjang, lalu memandangi sebentar sebelum memutar tubuh untuk pergi. Beberapa menit saja seharusnya cukup. Sayang, saat dia hendak menjauhkan tangan, sebuah cengkeraman menghalangi niatnya.“Apa yang kaulakukan di sini?” sergah lelaki itu, membuka mata dan menatap wajah panik Angie yang terlihat jelas meski hanya diterangi cahaya rembulan dari luar jendela. “Kau mau kabur dan menghilang lagi? Sa

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 52

    Another winter day Has come and gone away In even Paris and Rome And I wanna go home [Home – Michael Buble] *** Mansion Jordan adalah tempat tinggal Angie sekarang. Dia setuju, tetapi meminta agar tetap memiliki kebebasan menjalankan tanggung jawab terhadap organisasi. Menyetujui perjanjian dengannya tak berarti Angie akan berhenti dari keterlibatan dengan The Black Shadow. Masih banyak tugas yang belum terselesaikan dan setelah mendengar penuturan Meredith, dia jadi tak sabar untuk segera melakukan investigasi sendiri. Gadis yang menyerupai Meredith pasti berkeliaran bebas. Siapa dan apa tujuannya, masih jadi tanda tanya besar di benak Angie. “Lantas, apa tujuanmu bergabung di dua organisasi? Bagaimana jika Mike sampai tahu? Dari ceritamu, dia sepertinya sangat menyayangimu. Jika tahu kau berkhianat, dia akan sangat terluka,” ujar Angie di markas The Black Shadow setelah mendengar penjelasan sang adik ipar. “Karena itu, tolong jangan sampai itu terjadi. Aku tak ing

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 51

    When the rain is blowing in your faceAnd the whole world is on your caseI could offer you a warm embraceTo make you feel my love[Make You Feel My Love – Adele]***Semua berkumpul untuk menikmati makan malam pertama mereka dengan formasi lengkap—ibu, ayah, dan anak-anak. Sayangnya hal semacam itu hanya terjadi di depan kamera, tayangan favorit para remaja. Menmpilkan keseharian keluarga sempurna yang tak akan pernah terjadi dalam hidup Meredith.Zack, ayah mereka, tak pernah bersedia duduk satu meja dengannya. Tidak ada yang tahu alasan mengapa lelaki paruh baya itu begitu membenci gadis tak berdosa seperti Meredith. Dia selama ini harus menerima kenyataan menjadi anak buangan. Namun, sebelum akhirnya terlahir, tidak ingatkah mereka pada proses penuh cinta, suka sama suka?Jika tidak, mustahil semua itu terjadi. Tanpa rasa suka, tak mungkin dia terlahir meski akhirnya dibuang, sehingga Vivian menyelamatkannya dan menyembunyikan rahasia besar itu dari Mike sekian lama hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status