Share

BAB 291

“Tarik napas dan hembus perlahan,” ujar Nawidi membimbing Aliya agar tetap tenang.

Wajah datarnya tampak sedikit tegang namun ia hanya berdiri di sisi Aliya tanpa berani memegang Aliya.

Bi Sumi yang memegangi lengan nyonya mudanya terlihat sedikit khawatir. “Bu, bukannya masih bulan depan kan perkiraan lahirannya?”

Aliya menggeleng. “Saya juga ga tau Bi. Kata dokter memang sekitar dua puluh hari lagi. Tapi ini-- Aah!” Aliya mengaduh dengan wajah terlihat pias.

Perutnya terasa mulas yang melilit dan meremas sakit. Bi Sumi mengencangkan pegangannya pada Aliya ketika Aliya memilih berpindah duduk di sofa ruang tengah.

Sementara Nawidi mengulurkan tangan di punggung Aliya, menghantarkan energi hangat untuk meringankan rasa sakit yang didera Aliya.

“Bang, kenapa juga kagak ada latihan ngadepin bumil mau lahiran sih?” Agni hilir mudik panik dengan mulut terus mengoceh menyalahkan segala sesuatu.

Matanya melirik berkali-kali pada Aliya dengan sorot cemas tak terkira.

“Shit! Gue mau
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status