Share

Bab 8.

"Tinggalkan aku sendiri! Aku butuh ketenangan dan jangan ganggu aku!" ketus Navier.

Sejak tadi, dia mengusir semua pelayan yang ditugaskan untuk menjaganya.

Dua pelayan yang mengikuti Navier sontak saling pandang. Mereka diperintahkan untuk mengikuti Navier ke mana pun dia pergi. Apa kata Tuan Edgard nantinya?

"Aku hanya ingin beristirahat dengan tenang. Bisakah kalian meninggalkanku sendiri? Lagi pula, aku ingin melatih kakiku juga untuk berpindah sendiri ke ranjang." Dengan sedikit pemaksaan halus, Navier berkata lagi.

Cukup lama pelayan-pelayan itu terdiam, sampai akhirnya mereka undur diri.

Navier menghela napas lega. 'Aku tak punya apa-apa. Selain itu, aku juga lumpuh dan tidak berpendidikan tinggi. Edgar pantas memiliki wanita yang lebih baik dariku,' batinnya merasa rendah diri dan tak pantas untuk pria sesempurna Edgar.

Begitu para pelayan sudah tidak ada, Navier turun dari kursi rodanya. Dengan susah payah, dia menyeret tubuh lemahnya ke kamar mandi, mengisi bathtub sampai penuh dan membiarkan kran terbuka.

Setelah itu, Navier masuk ke dalam bathtub.

"Mungkin dengan kepergianku Edgar bisa mencari yang lain, tak harus merawat wanita sepertiku." Lagi-lagi, pikiran Navier berkecamuk.

Navier mulai memiliki rasa suka pada Edgar karena sikap lembur pria itu padanya. Hanya saja, dia masih tahu diri.

Navier tidak sanggup jika melihat Edgar bersanding dengan wanita lain, tetapi dia juga tidak merasa pantas untuk bersanding dengannya.

Karena itu, Navier memilih untuk pergi dengan cara menenggelamkan dirinya.

Tubuhnya berontak, tetapi tidak dengan keteguhan hatinya.

Ketika kesadarannya mulai menipis, Navier mendengar suara gaduh yang samar.

Brak!

Tadi, Edgar merasakan firasat tak enak. Ia langsung meninggalkan pertemuan yang masih berlangsung. Tak hanya itu, dia juga membatalkan janji temu yang sudah terjadwal.

Joseph sang sekretaris hanya bisa pasrah menghadapi sang majikan.

Edgar begitu tampak kalut dan memutuskan langsung menemui Navier. Dikiranya sang wanita masih di halaman, ternyata sudah memutuskan untuk beristirahat.

Akan tetapi, yang dia temukan justru Navier yang sekarat di dalam bathtub!

Dengan segera, Edgar membawa tubuh lemas Navier yang mendingin ke rumah sakit. Menurut dokter, Navier berhasil selamat. Namun, dia mengalami koma.

Pukulan berat bagi Edgar, karena dia sama sekali tidak menaruh curiga dengan sikap Navier. Wanitanya itu hanya bersikap seperti biasa.

"Menurutmu, kenapa cucuku ingin mengakhiri hidupnya sendiri?" tanya James Wyatt—kakek Navier, pria itu langsung datang ketika mendengar cucunya sekarat.

Selama ini James tidak menampakkan wajah pada sang cucu karena ingin menjaganya.

Kakek dari Navier itu memiliki banyak musuh. Jadi, menjaga jarak bisa menyelamatkan Navier.

Bagi James, semakin sedikit yang tahu, maka akan semakin aman.

Tidak dia sangka, justru sang cucu malah mengakhiri hidupnya sendiri.

"Aku sama sekali tak tahu. Dia bersikap seperti biasanya, dan tidak ada yang aneh," jawab Edgar. Kini mereka tengah duduk di sofa kamar rawat Navier.

"Kau sudah mengatakan kondisinya?"

Edgar menggeleng. Selain memberitahu bahwa mereka bertunangan, Edgar juga mengatakan nama dan beberapa anggota keluarganya.

Selebihnya, tidak. Edgar menutup rapat mulutnya termasuk kondisi medis kaki Navier.

"Dari situlah kesalahanmu!" tukas James. Pria tua itu lantas pergi meninggalkan Edgar yang termenung.

Menurut dokter, pemicu tindakan Navier adalah rasa frustrasi.

Edgar tak tahu karena selama ini, dia telah memberikan segala hal yang biasa diimpikan wanita padanya.

Dari pada memikirkan masalah wanita, Edgar lebih memilih untuk menghadapi saingan bisnisnya. Menurutnya, mereka lebih mudah ditangani ketimbang wanita.

Demi membangunkan Navier dari komanya, Edgar mendatangkan banyak dokter terkenal. Namun, banyak dari mereka yang bisa menggelengkan kepala dan menyerah.

******

"Menurutmu, kenapa Navier berniat seperti itu?" tanya Rui akhirnya berniat untuk membantu sang teman.

"Kalau aku tahu, tak mungkin Navier berakhir di kamar ini!" balas Edgar. Dia muak melihat keberadaan Rui, tetapi tetap menerima kedatangan wanita itu.

"Menurut dokter dia frustasi, sampai-sampai keinginan untuk hidupnya rendah."

Edgar terdiam. Ucapan Rui sama seperti ucapan Kakek James.

"Dan kau tahu apa artinya itu?" lanjut Rui.

Edgar hanya balas dengan gelengan.

"Dia merasa rendah diri," jawab Rui.

Edgar terdiam dan mencerna ucapan itu. Sudah dua hal berbeda yang dia dapatkan dari orang yang berbeda pula. Dari situ, Edgar sama sekali belum menemukan petunjuk apa pun.

"Hey, dia bergerak!" pekik Rui.

Wanita itu segera memencet tombol darurat dan menunggu dokter datang.

Edgar yang senang langsung mendekat ke ranjang Navier.

'Sepertinya Edgar sudah mendapatkan penggantiku," batin Navier saat baru membuka mata dan langsung melihat kedekatan Rui dan Edgar.

Hati Navier terasa tercubit, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Di matanya, Edgar terlihat serasi dengan wanita itu. 

Setelah bangun, Navier tidak tahu berapa lama dia tidak sadarkan diri.

Satu bulan. Itulah waktu yang dilewati Navier saat tidak sadar, dan jawaban itu diberikan oleh dokter.

Edgar masih bungkam tentang kondisi kesehatannya. Dan hal itu, membuat Navier tak nyaman.

"Kau bisa mengatakan apa pun yang kau inginkan, lalu aku akan berusaha mencarikannya," ucap Edgar.

Pria itu berkata dengan cepat, seolah tengah terburu dan menutupi sesuatu.

"Apakah jika aku mengatakan aku ingin kembali berjalan, apa kau sanggup mencarikannya saat ini juga?" tanya Navier.

Dia ingin menguji Edgar. Ingin tahu sampai sejauh mana pria itu menutupi apa pun darinya.

"Aku memang tidak bisa mencarikannya saat ini juga, tapi aku sudah mencarikan dokter terbaik untuk menyembuhkan kakimu," jawab Edgar.

"Omong kosong! Lalu, aku ingin tahu bagaimana keadaan kakiku yang sebenarnya. Luka dan lebam sudah tak tersisa, tapi aku tidak bisa merasakan sakit atau menggerakkan kakiku sedikit pun!"

Sang tunangan hanya terdiam. Tak tahu harus bagaimana membalas pernyataan itu.

Saat dia membalas ucapan Edgar dengan pekikan, di saat itu dia tahu Edgar tak bisa dia percaya.

"Kau lumpuh! Dan tak bisa disembuhkan lagi."

Deg!

"A--apa?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status