Share

Bab 16

Sepintas lalu, ingin rasanya aku membalas atas apa yang sudah di lakukan pria itu kepadaku.

Aku menangis di dalam mobil. Menyetir dengan pelan, sambil menikmati luka lama yang tergores lagi.

Kedua telingaku berdenging, mengingat kembali teriakan pria itu. Sampai kalimat penyangkalan yang dia teriakan dengan lantang. Di bawah kolong langit, dan di saksikan Allah, Tuhan yang menganugerahkan kami untuknya. Sebagai keturunannya.

Air mataku terus berderai. Ternyata, aku belum sepenuhnya sembuh, ya Allah. Sakitku masih mengikutiku hingga sekarang.

Aku usap dadaku yang sesak. Sembuh Aluna. Sembuh. Lepaskan. Ikhlaskan. Biarkan berlalu. Kuat. Kalahkan sakit itu dengan tulus hatimu, menerima semua yang terjadi dalam hidupmu, meyakininya, sebagai keputusan Tuhan yang paling adil.

Kuusap wajahku yang bersimbah air mata. Berhenti di lampu merah, aku mengambil tissu basah. Membersihkan wajahku. Dan memoles dengan bedak.

Sebentar lagi aku sampai di rumah. Jangan sampai bunda lihat wajahku. Apal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status