Home / Romansa / Istri Manja Dosen Posesif / Kau Sempurna Bagiku, Sayang

Share

Kau Sempurna Bagiku, Sayang

last update Last Updated: 2023-06-29 18:57:11

Daniel menuruti keinginan Frisca untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya. Laki-laki itu tidak mau membuat Frisca sampai kecewa karena satu permintaan sepele yang tidak dituruti.

Kini mereka sudah berada di kediaman kedua orang tua Frisca, bahkan Dante juga berada di rumahnya.

"Kalian kenapa baru ke sini sekarang, Mama sudah menunggu kalian dari kemarin-kemarin!" Tarisa memeluk Frisca seraya menatap Daniel yang duduk bersama Dante.

"Kak Daniel Ma yang ngelarang!" sahut Frisca dengan cepat.

"Ya bagus, jangan sering-sering ke sini," sahut Johan beralih duduk di samping Frisca di hadapan Dante dan Daniel.

Mendengar perkataan Papanya membuat Frisca sedikit sakit hati. Gadis itu cemberut, ia tahu kalau Papanya tidak terlalu menyayanginya seperti dia menyayangi Dante.

Daniel memperhatikan ekspresi Frisca, ia tahu banyak kesedihan di dalamnya. Sering dibanding-bandingkan dengan Kakaknya membuat Frisca menjadi sosok yang gampang putus asa.

"Sebenarnya bisa saja kalau saya mengajak Frisca ke sini setiap hari Pa, tapi saya sedang mengajari Frisca menjadi sosok yang mandiri dan hebat, tidak tergantung pada hal kuat di sampingnya kecuali saya," ujar Daniel tersenyum menatap Johan.

"Halah Daniel, sebenarnya Papa ini juga menyayangkan kalau laki-laki mandiri dan hebat sepertimu mendapatkan anak gadisku yang malas, tidak berguna sama sekali! Sudah aku duga kalau dia hanya menjadi bebanmu!" seru Johan melirik Frisca yang memeluk Mamanya dengan wajah muram.

Daniel menggeleng, "Frisca bukan beban Pa, Frisca istriku. Dia berguna untukku, kalian saja tidak tahu, kalau di rumah dia sangat rajin. Nilai-nilai kampusnya juga jauh lebih baik," ujar Daniel.

Kedua mata Frisca beralih menatap suaminya. Ia tidak tahu kenapa Daniel membuat cerita kebohongan seperti ini.

"Saya akan membuatkan usaha kecil untuk Frisca nanti, biar dia mau belajar lebih baik lagi," ujar Daniel mengimbuhi.

"Bagus, tidak papa kalau denganmu dia membawa perubahan positif. Papa tidak kepikiran melepaskannya dan tetap bersamamu," seru Johan.

Dante melipat bibirnya menahan senyumannya, ia langsung berdehem dan beranjak dari duduknya.

Frisca yang melihat Kakaknya beranjak, ia langsung ikut bangkit dan mengejar Dante.

"Kak! Kak Dante tunggu!" pekik Frisca berlari mengejar Dante yang berjalan ke arah dapur belakang.

"Kak... Kak Dante, ck! Tuli ya?!" pekik Frisca lagi-lagi, gadis itu memeluk lengan sang Kakak.

Dante menghentikan langkahnya dan membuka lemari es, ia memberikan sebotol kecil jus jeruk pada adiknya.

Frisca menerimanya dan mereka masih saling diam. Ia menatap sang Kakak yang meminum minumannya dan kembali menatap Frisca dengan tatapan dingin.

"Daniel sampai berani bohong menutupi keburukanmu di hadapan Papa, Frisca," ujar Dante menatap pasrah pada adiknya.

"Dan aku tidak meminta dia melakukan itu Kak!"

Dante berdecak, ia mendekati Frisca dan menjitak keningnya.

"Itulah sebabnya! Kau harusnya berterima kasih mendapatkan laki-laki seperti dia, Frisca! Hanya ada satu laki-laki di dunia yang seperti Daniel. Apa kau tidak capek dibanding-bandingkan denganku oleh Papa, hah?!"

Frisca meremas botol minuman di tangannya.

"Asal Kakak tahu, semua rasa malas, bodoh, dan aku yang tidak tahu terima kasih ini asalnya dari Papa! Papa yang selalu membandingkan aku dengan Kakak! Aku tahu Kakak pintar, jauh lebih berguna dibandingkan aku! Itulah sebabnya aku memilih menikah supaya aku tidak beban pada Papa! Aku capek Kak!"

Frisca berteriak menjelaskan semuanya pada Dante, laki-laki itu mencekal satu lengan Frisca meskipun adiknya menyentaknya dengan kuat.

"Jangan mengajari dan memintaku sabar Kak, aku dan Kakak memang berbeda! Kakak selalu sempurna di mata Papa, tidak denganku! Aku hanya gadis penuh kesialan yang diberi harapan untuk sukses!"

Frisca langsung berlalu meninggalkan Dante sendirian di dapur. Helaan napas berat terdengar di bibir laki-laki itu. Dante tahu adiknya sangat sensitif dengan hal ini. Ia berharap besar kalau Daniel mau membantu Frisca keluar dari zona mengerikan dalam diri Frisca.

**

Sepulang dari rumah orang tuanya siang tadi, Daniel memperhatikan Frisca yang murung dan diam di kamar. Tidak berisik dan sibuk seperti biasanya, istrinya banyak diam dan melamun.

Daniel yang hendak pergi ke kantornya, laki-laki itu mendekati Frisca yang berbaring menatap ke arah jendela kamarnya.

"Ada apa Frisca?" tanya Daniel mengusap pucuk kepala istrinya.

Frisca meliriknya, "Kakak mau ke kampus?"

"Tidak, Paman Pedro baru saja menghubungiku dan memintaku datang ke kantor saat ini," jawab Daniel.

"Oh," jawab Frisca singkat.

Daniel menarik lengan Frisca dan membantunya duduk. Istrinya nampak terus memalingkan wajahnya, namun Daniel menangkup kedua pipi Frisca untuk menatapnya.

Hanya dalam hitungan detik mereka bertatapan, Frisca menjatuhkan air matanya dan terisak pelan di hadapan Daniel.

"Kak Daniel...."

"Ada apa? Kenapa kau malah menangis bengini, hem?" Daniel menangkup lembut kedua pipi Frisca.

"Aku capek, Papa... Papa selalu menyepelekan aku. Papa selalu membandingkan aku dengan Kakak sampai dia tidak sadar kalau aku sudah putus asa dengan semuanya. Aku malas juga karenanya yang terus menilai kesalahan pada segala hal yang aku lakukan, aku benci dia... Aku benci Papa," jelas Frisca menangis memeluk Daniel.

Sudah Daniel duga kalau Frisca akan mengatakan hal ini. Daniel mendekapnya dan membiarkan Frisca menangis memeluknya.

"Tenanglah Frisca, kau adalah hal yang sempurna untukku," ucap Daniel menenangkan.

"Tidak, aku sama sekali tidak berguna dan hanya selalu merepotkanmu," jawab gadis itu menggelengkan kepalanya.

"No!" Daniel menatapnya lekat, "Frisca, memilikimu adalah hal yang aku nanti, bagaimana mungkin aku menggapmu beban. Kau hanya perlu belajar dan jangan pernah merasa sendirian. Aku selalu bersamamu, membantumu, dan terus memberikan semangat untukmu, okay?!"

Frisca kian menangis dengan kebaikan yang Daniel berikan padanya. Seumur hidupnya hanya Daniel yang memberikan ketulusan seperti ini, meskipun ia pernah merasa disayangi oleh Brandon, tapi dia tidak seperti Daniel.

"Sudah, jangan menangis. Sekarang lebih baik kau pergi makan, setelah itu istirahat." Daniel merapikan rambut Frisca dan mengecup pipi kirinya, "setelah pulang dari kantor, aku akan mengajakmu jalan-jalan. Okay?"

Frisca mengangguk dan mengusap air matanya, ia menatap Daniel dalam-dalam sebelum Frisca tersenyum kecil.

Kenapa dirinya sangat bodoh untuk tidak memberikan kesempatan pada lelaki sebaik Daniel.

"Kak, kita pakai cincin kita masing-masing, ya?" pintanya.

"Nanti kita beli yang baru, cincin pernikahan yang kita simpan bukanlah cincin yang aku inginkan, itu atas nama kau dan Brandon, bukan namaku," ujar Daniel.

"Baiklah, nanti malam belikan untukku juga ya, Kak?"

"Ya Sayangku," jawab Daniel.

Frisca memeluknya dan diam membiarkan Daniel mengusap punggungnya.

"Kak Daniel, kenapa harus menjadi dosen kalau pekerjaan di kantor sangat banyak? Bukannya kau jadinya tidak pernah istrahat?" tanya Frisca tanpa menatapnya.

"Sudah aku bilang padamu, aku hanya meluangkan waktuku untuk berbagi dan menjagamu di sana, memastikan agar istriku tidak macam-macam di kampus," jawab Daniel.

Mendengar jawaban Daniel membuat kedua pipi Frisca bersemu.

"Hiihh... Kak Daniel!"

"Aku tidak akan membiarkanmu lepas bersenang-senang dengan sesukamu sebelum kau menjadi wanita mandiri, sukses, dan pandai. Kau akan mudah dibohongi untuk saat ini, seperti Brandon menipumu."

"Ya, aku memang bodoh." Frisca menyandarkan kepalanya.

"Tidak, sebentar lagi Frisca-ku ini akan menjadi gadis pintar dan mandiri. Kau harus patuh denganku, lihat reaksi Papamu yang akan bangga padamu, kau harus bisa membuktikannya, Sayang. Tetaplah dalam pelukanku, Frisca."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Manja Dosen Posesif   AKHIR PENUH KEBAHAGIAAN

    Keesokan harinya.Justin ternyata datang ke rumah Celia lagi, bahkan sangat pagi-pagi sekali laki-laki itu menjemput Celia. Dia mengajak gadis cantiknya pergi ke suatu tempat, memaksanya dengan sabar karena tahu suasana hati Celia yang sangat buruk pagi ini. "Kau mau mengajakku pergi ke mana, Justin?" tanya Celia dengan wajah malas, dia menatap ke arah luar jendela mobil hitam milik laki-laki itu. "Ke suatu tempat." Justin tersenyum tipis. "Kenapa manyun saja, hem? Ada masalah?" tanya Justin mengusap pucuk kepala Celia. Gadis itu mengangguk. "Kenapa kau masih bisa sesantai ini setelah semalam Papaku mengatakan hal buruk tentang kita, kenapa?" Kening Justin mengerut, laki-laki itu tidak menjawab dan ia sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya Celia maksud saat ini. Sampai beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat. Kedua mata Celia melebar dan angin pagi yang semilir menyapanya dengan sangat lembut. Tidak terlalu menikmati perjalanan, tapi tiba-tiba mereka sudah

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Memberikannya Kebahagiaan Lebih

    "Bagaimana? Sudah bertemu dengan Justin?!" Miko tersenyum menatap adiknya yang memasang tampang kesal. Di samping Celia ada Justin yang tersenyum kepadanya. "Kalian ini niat sekali membuatku kesal, aku sampai seharian nangis," seru Celia, ia menendang kaki Miko yang duduk di sampingnya. Daniel dan Frisca tersenyum tipis. Mereka tidak bepergian jauh, mereka hanya sedang berkunjung ke vila baru yang dibeli Miko beberapa Minggu yang lalu. Sengaja juga mengerjai Celia. Daniel menghela napasnya pelan, laki-laki itu menatap pemuda tampan yang duduk di samping Celia. "Kau tidak kembali lagi ke London, Justin?" tanya Daniel menatap pemuda itu. "Tidak Om, saya mungkin akan ke sana nanti, bersama Celia." Justin menjawabnya seraya menatap Celia. Gadis cantik itu jelas saja langsung berseri-seri dan mengangguk antusias. "Halah, giliran begitu aja antusias banget!" Miko menarik pipi Celia dengan kuat hingga sang empu memekik melebarkan kedua matanya. Sontak, Justin langsung menepis tangan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Yang Ku rindukan Sudah Pulang

    Satu Minggu berlalu..."Mami dan Papi akan pergi dengan Kakak juga, Celia di rumah saja ya," bujuk Frisca pada putrinya. Gadis cantik yang baru bangun tidur itu langsung mengerjapkan kedua matanya. Tidak biasanya sang Mama akan meninggalkannya begini. Celia pun langsung cemberut saat itu juga. "Kenapa sih Mi? Memangnya Mami sama Papi mau ke mana? Seenggaknya itu jangan ajak Kakak dong, Celia kan tidak mau sendirian!" Gadis itu memprotes, seperti biasa kalau Celia sangat amat takut sendirian. "Manja banget sih jadi bocah, malu sama umur!" sinis Miko menyahuti. Ekor mata Celia melirik sang Kakak, pria tampan itu nampak membawa sebuah koper hitam miliknya dan berpenampilan sangat rapi dan berkelas, seperti biasa. Wajah Celia langsung menunjukkan ekspresi bingung. "Mau ke mana sih? Kok bawa koper besar segala?! Kenapa tidak kemarin-kemarin bilang ke Celia, sih Mi?!" amuk Celia pada Maminya. "Kita mau ke Italia, kenapa?" Miko pun ikut menyahuti. Saat itu juga Celia berdecak kesal,

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Selalu Ada Waktu Untukmu

    "Adikmu murung sekali, Miko. Kenapa Celi?" Daniel memperhatikan putrinya yang tampak sedih, gadis itu juga tidak mau bergabung bersama Mama dan Papanya seperti biasa. Celia diam di lantai dua, di depan jendela di samping sebuah pohon natal besar dan perapian. Pertanyaan sang Papa membuat Miko mendengkus pelan. "Galau dia Pi, ditinggal Justin." "Ohhh, Justin kan pulang ke London, tidak papa lah... Orang ke rumah keluarganya," jawab Daniel dengan santai. "Loh, dia asli orang Britania ya?" sahut Frisca seraya membantu Miko membungkus banyak hadiah. Daniel mengangguk. "Dari kabar yang aku dengar sih begitu. Tapi dia adalah anak muda yang sangat mandiri, bahkan dia mengembangkan perusahaannya tanpa mengeluh sedikitpun." Mendengar hal itu membuat Miko mengangguk, sejujurnya ia tidak membenci sosok Justin, juga tidak menganggap sebagai saingannya apalagi tidak menyukainya karena mendekati Celia, tapi bagi Miko ia takut kalau Justin yang sudah tahu tentang dunia luar akan menyakiti C

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Aku Yakin Dia Kembali

    Celia duduk diam menunduk kepalanya di bangku panjang di dalam bandara. Gadis cantik itu meletakkan tangannya di dada dan menggenggam kalung yang tadi Justin pakaikan padanya. Ponsel Celia berdering dan ternyata panggilan dari Papanya. Namun Celia enggan menjawab, pasti mereka hanya bertanya dia di mana, setelah itu mereka mengatakan mereka akan pergi dan Celia sendirian lagi. "Mereka pasti cuma mau pamit pergi saja," gumam Celia kembali mendongakkan kepalanya menatap sekitar. Beberapa orang berlalu-lalang di depannya dan tidak seramai tadi.Namun pintu kaca di depan sana tiba-tiba terbuka, nampak Ludwick berlari ke arahnya dan menatap wajah Celia dengan lekat. "Cel, duh... Aku kira pulang sendiri," ujar laki-laki itu seraya merapatkan mantel hangatnya. Kening Celia mengerut dan ia menatapnya lesu. "Justin pergi ke London, mendadak pula," ucap Celia. "Udah, nggak usah dipikirin! Ayo pulang, salju turun tebal di luar Cel, ayo!" Ludwick menarik pelan lengan Celia. Mereka berdua

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Musim Dingin Tanpamu

    Dia minggu berlalu dengan cepat. Celia menjalani harinya seperti biasa dan gadis itu kini sedikit menjaga jarak dengan sang Kakak, lebih tepatnya saat mereka bertengkar beberapa waktu yang lalu. Hari ini di rumah Celia kedatangan tamu penting, Miko akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Kakak laki-laki Celia itu mudah sekali mendapatkan seorang pasangan. Calon istrinya pun sangat cantik, tapi secantik apapun dia Celia yang marah pada Miko, ia ikut malas pula pada Kakak iparnya. "Celia, tidak mau kenalan sama Kak Arzela?" tanya Frisca saat melihat putrinya berjalan menuruni anak tangga. Celia diam, di sana Miko menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Tapi Mi, Celi buru-buru dan-""Sapa sebentar, apa susahnya sih, Cel!" Miko menatap sinis pada sang adik. Celia merotasikan kedua matanya, ia langsung mendekati calon Kakak iparnya dan gadis itu langsung mengulurkan tangannya dengan sopan. Arzela pun hanya tersenyum manis. "Celia cantik sekali," ucap Arzela. "Iya Kak, kayak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status