Share

Bab 24

Penulis: Mimoy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-28 23:22:41

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai kamar yang tebal. Aku terbangun dengan kepala berat, tubuh masih terperangkap dalam pelukan Arkana yang semalaman tidak goyah sedikit pun. Hangat, tapi juga mengekang.

Perlahan aku mencoba menggeser tubuhku, tapi lengannya justru menekan lebih erat. “Tetaplah di sini,” gumamnya dengan suara serak, jelas belum sepenuhnya terjaga.

Aku terdiam, menatap wajahnya yang begitu dekat. Di saat tertidur pun, ekspresinya tetap keras—garis rahangnya kaku, bibirnya rapat, alisnya sedikit berkerut. Seolah bahkan dalam mimpi pun, Arkana tidak pernah benar-benar melepas kendali.

Ketika ia akhirnya membuka mata, tatapannya langsung mengunci mataku. “Kau tidur nyenyak?” tanyanya pelan.

Aku menelan ludah, bingung harus menjawab jujur atau berbohong. “Lumayan,” kataku akhirnya.

Ia duduk, lalu bangkit dari ranjang. “Tunggu di sini. Aku siapkan sesuatu.”

Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara piring dan aroma kopi yang kuat dari luar kamar. Rasa penasaran membu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 33

    Udara di dalam rumah terasa semakin berat, dipenuhi bau besi dari darah yang menetes di lantai. Nafasku pendek-pendek, dada seperti dihantam dari dalam. Di depan mataku, Arkana berdiri dengan pistol di tangan, meski pundaknya sudah berlumur darah. Di sisi lain, Adam masih tegak, wajahnya babak belur, tapi matanya tetap menatapku dengan kegilaan yang bercampur cinta. Langkah kaki berat dari luar semakin dekat. Jumlah mereka lebih banyak, jauh lebih banyak. Aku tahu, kalau malam ini terus berlanjut seperti ini, salah satu—atau bahkan keduanya—akan mati. Dan aku tidak sanggup memikirkannya. “Aku harus lakukan sesuatu…” bisikku pada diri sendiri. Adam mendengar, matanya langsung menajam. “Jangan, Nayla. Tetap di sini. Aku bisa menahan mereka.” Arkana menoleh cepat, wajahnya dingin, tapi suaranya tajam menusuk. “Jangan percaya dia. Kau hanya akan mati kalau ikut bersamanya. Satu-satunya cara selamat adalah ikut aku.” Aku merasa kepalaku hampir pecah. Dua suara bertentangan meng

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 32

    Suara itu semakin jelas. Bukan hanya satu orang, melainkan beberapa. Langkah kaki berat bercampur, disertai bunyi gesekan logam. Aku bisa merasakan rumah ini seakan mengecil, dinding-dinding menekan dari segala arah.Arkana menajamkan mata, pistolnya masih terarah ke Adam, tapi kupikir ia juga mendengar hal yang sama. Adam pun menoleh sekilas ke arah pintu, wajahnya menegang.“Siapa itu?” bisikku, nyaris tak keluar suara.Arkana tidak menjawab. Ia bergerak cepat, mendorongku sedikit ke belakang, menyelipkanku di balik tubuhnya. Adam menghela napas kasar, lalu melangkah ke samping, seakan bersiap menghadapi sesuatu.Pintu depan bergetar keras. Seolah ada yang menghantam dari luar. Sekali, dua kali, lalu bunyi kayu berderak pecah.Jantungku seperti mau meloncat keluar. “Arkana…” suaraku pecah.“Diam. Jangan keluar dari belakangku,” jawabnya pendek.Pintu akhirnya terbuka paksa. Empat orang pria bertubuh besar masuk. Wajah-wajah mereka asing, dingin, penuh luka dan tato. Salah satu dari

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 31

    Malam terasa panjang, seakan waktu sendiri enggan bergerak. Suara jarum jam di ruang tamu berdetak lambat, menusuk telinga. Aku duduk di kursi panjang dekat jendela, menatap keluar, hanya gelap dan bayangan pohon yang bergerak pelan diterpa angin.Arkana duduk di sisi lain ruangan, tenang dengan secangkir kopi di tangan. Posisinya seperti raja yang sedang mengamati wilayah kekuasaannya. Tidak ada kata-kata, tapi sorot matanya setiap kali beralih padaku selalu sama: tajam, menuntut, tapi juga… anehnya, memberi rasa aman.Aku menelan ludah, berusaha menyingkirkan perasaan campur aduk itu. Setiap detik bersamanya terasa seperti perang dalam diriku sendiri. Aku benci bagaimana ia memutuskan banyak hal untukku, tapi di sisi lain… aku tahu aku masih hidup karena dia.Tiba-tiba suara gesekan terdengar dari luar. Arkana menoleh cepat, meletakkan cangkirnya. “Ada yang mendekat,” gumamnya singkat.Aku refleks berdiri, tubuh menegang. Jantungku berdegup kencang, ketakutan kembali menjalar.Arkan

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 29

    Hari itu terasa lebih panjang dari biasanya. Matahari menembus jendela, namun dingin di dadaku tidak juga reda. Aku masih memikirkan simbol aneh yang kulihat di ruangan Arkana: lingkaran dengan tiga garis melintang. Kata yang tertera di bawahnya pun terus menghantui pikiranku—Aliansi.Aku tidak tahu mengapa sekadar satu kata bisa membuatku sesulit ini bernapas. Tapi ada sesuatu dalam diriku yang berbisik: rahasia itu akan menjelaskan semuanya. Tentang Arkana. Tentang Adam. Tentang aku yang terjebak di tengah.Arkana duduk di ruang kerjanya sejak pagi. Pintu terkunci. Setiap langkah yang kudengar dari balik pintu itu membuatku ingin masuk, ingin memaksa tahu. Tapi aku tahu juga, menyinggung wilayah Arkana berarti mempertaruhkan nyawaku sendiri.Aku menutup mata, menahan gelisah. Sampai akhirnya suara ponsel bergetar di meja membuatku tersentak. Bukan punyaku—punya Arkana. Ia meninggalkannya sebentar di meja makan.Nama yang muncul di layar membuat jantungku berhenti berdetak sejenak. A

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 29

    Udara pagi itu terasa lebih berat dari biasanya. Aku duduk di ruang tamu, mencoba menenangkan pikiran dengan secangkir teh hangat yang Arkana siapkan. Tapi setiap tegukan hanya membuat tenggorokanku semakin kering. Ada hal-hal yang tak bisa kutelan begitu saja: kata-kata Arkana semalam, map berisi foto Adam, dan satu kalimat yang terus menggema di kepalaku: Kalau dia berani mendekat, aku akan menghabisinya.Aku menatap Arkana yang duduk di seberang meja. Ia terlihat tenang, seperti biasa—pundaknya tegak, wajahnya tak menunjukkan lelah. Hanya satu hal yang membuatku yakin: mata itu, mata yang terlalu tajam, seolah menyembunyikan sesuatu jauh di dalamnya.“Arkana…” suaraku pelan, hampir ragu. “Apa sebenarnya yang sedang terjadi?”Ia mengangkat alis, tidak segera menjawab. Seolah sedang menimbang, apakah aku cukup kuat untuk mendengar kebenaran.“Ada banyak hal yang lebih baik tidak kau tahu,” katanya akhirnya. “Semakin sedikit kau terlibat, semakin aman kau.”Kalimat itu justru membuatk

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 28

    Rumah itu sunyi, tapi aku merasa seolah-olah dinding-dindingnya menyimpan bisikan rahasia yang tak bisa kudengar jelas. Sejak malam penuh pertengkaran tak kasatmata itu, Arkana lebih sering mengawasi setiap gerakanku. Matanya—hitam dan tajam—seperti menelusuri setiap helaan napasku, seakan ia tahu ada sesuatu yang mengintai. “Aku harus ke dapur,” kataku pelan, mencoba mencari celah untuk menjauh darinya meski hanya sebentar. Arkana mengangguk, tapi tatapannya tidak pernah benar-benar pergi dariku. Seolah ada tali tak terlihat yang mengikatku padanya, membuatku sulit bernapas. Aku membuka kulkas, pura-pura mencari sesuatu, padahal kepalaku dipenuhi bayangan Adam. Bagaimana dia sekarang? Benarkah dia sedang menyiapkan sesuatu? Aku menggenggam erat gelas di tanganku. Ada ketakutan baru yang tumbuh: bukan hanya pada ancaman luar, tapi juga pada kenyataan bahwa aku mulai terbiasa dengan sikap posesif Arkana. Caranya menaruh selimut saat aku sakit, menyodorkan obat tanpa banyak kata, ata

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status