"Hari ini akan ada pertemuan yang sangat penting di kantor. Jika kerjasama itu berhasil maka Perusahaan kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar," ucap Reno.
Reno langsung memanggil salah satu satpam yang berdiri tak jauh darinya."Ada apa ini? Kenapa ada keributan di sini?" tanya Reno dengan raut wajah marah."Maaf Tuan Muda, saya tidak tahu sebabnya. Saya akan segera mencari tahu," jawab satpam itu lalu membungkuk hormat dan berjalan cepat menuju temannya yang tengah berbicara dengan Aminah.Sepertinya, satpam yang tengah bersitegang dengan Aminah tidak menyadari kehadiran Reno sedikitpun."Hei, ada apa ini? Apa kamu tidak lihat Tuan Muda sudah datang?" hardik satpam itu pada satpam yang berbicara dengan Aminah.Sontak satpam yang berdiri di depan Aminah, segera membalikkan badan dan membungkuk hormat pada Reno yang berdiri tidak jauh dari mereka.Saat mendengar mereka menyebut nama Tuan Muda, Aminah langsung menatap Reno yang tengah berdiri tid
Setelah memastikan Ibu Aminah pergi, Aryo segera kembali memasuki gedung kantor. Dan lansung menuju ruang kerja Reno."Permisi, Tuan Muda!" sapa Aryo pada Reno yang tengah asyik bekerja.Melihat kedatangan Aryo, Reno langsung melemparkan sebuah asbak rokok yang terbuat dari kayu kepada Aryo. Lemparan itu tepat mengenai lengan Aryo lalu jatuh di lantai. Aryo lalu meringis kesakitan."Apa saja kerjamu, hah?" hardik Reno dengan emosi pada Aryo. Kilatan kemarahan tergambar jelas dari pancaran mata Reno. Rahangnya ikut mengeras karena kesal dengan kinerja Aryo."Maaf, Tuan Muda! Saya sudah membereskan semuanya!" ucap Aryo dengan wajah menunduk."Aku sudah mengatakan padamu, untuk mengurus Ibunya Alya, lalu kenapa dia sampai datang ke kantor ini, hah!""Mungkin dia mengetahui pernikahan Tuan Muda dari berita yang
Reno memasuki kamar tidur mereka. Di sana, dia mendapati Alya tengah berganti pakaian. Baju yang Alya gunakan terlihat sangat pas di tubuh Aya. Dengan warna maroon yang sangat kontras dengan kulit Alya yang putih bersih.Memperlihatkan keindahan setengah paha Alya yang sangat mulus. Membentuk sempurna bokong Alya yang padat dan kencang. Baju yang hanya memiliki satu penyangga di bahu Alya, sedangkan bahu yang lainnya di biarkan terbuka dengan indah. Baju pilihan Alya cukup membuat Reno terpana.Kecantikan Alya sedikit menghipnotis Reno. Dia bahkan terdiam cukup lama saat melihat keindahan itu ada di hadapannya. Reno menelan salivanya dengan perlahan. Penampilan Alya kali ini sungguh membuatnya ingin menarik tubuh cantik itu bergulat di atas ranjang.Tapi, buru-buru dia tepis keinginan itu. Karena sesuai perjanjian, makam malam itu akan segera di laksanakan. Dia tak ingin membua
"Maksud, Mas?" tanya Alya. Jantung Alya berdebar tak karuan. Wajah serta bibir Reno sangat dekat padanya. Alya merasakan debaran jantungnya jadi tak beraturan.Dengan perlahan, Reno mendekatkan bibirnya pada Alya. Lalu melumat dengan rakus bibir Alya. Sedangkan tangannya mulai bergerak lincah di atas bukit kembar milik Alya.Mendapat serangan tiba-tiba dari Reno, Alya langsung kelabakan. Dia merasakan sentuhan bibir Reno di dalam rongga mulutnya. Tanpa sadar dia memegang erat leher Reno. Memberikan akses yang mudah bagi Reno untuk melumat habis bibirnya.Tangan Reno menurunkan dengan perlahan sandaran kursi mobilnya. Hingga posisi Alya semakin menantang buatnya.Dengan perlahan lidah Reno mulai menjalari leher Alya yang jenjang. Alya langsung menggelinjang geli menahan kenikmatan yang Reno suguhkan. Tangan Reno mengeluarkan bukit kembar milik Alya dari bra yang
Di sebuah Cafe, terlihat Natasya dan Candra tengah berbincang-bincang."Untuk apa lagi kamu mencoba untuk menghubungi saya?" tanya Natasya dengan marah."Jangan marah dulu, dong!" jawab Candra."Candra, aku belum bisa memaafkan kamu, gara-gara kamu hubunganku dan Reno jadi berantakan.""Aku ke sini mau ngabarin kamu sesuatu," jawab Candra dengan acuh."Ada apalagi?" dengan suara sangat kesal Natasya bertanya kepada Candra.Gara-gara mengikuti saran dari Candra. Dia kehilangan Reno. Yang memberikan saran kepada Natasya untuk menguji kekuatan cinta Reno terhadapnya adalah Candra. Natasha yang kala itu sedang kesal kepada Reno karena Reno terlalu cuek padanya malah mengikuti saran itu.Padahal mereka akan segera menikah. Tanpa pikir panjang, Natasya menuruti semua saran yang diberikan oleh Candra tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Sekarang dia sangat menyesal dengan apa yang sudah dia lakukan. Reno malah menikah dengan orang lain
"Lalu apa yang akan kita katakan pada satpam?" tanya Bi Inah khawatir."Bilang saja kita ke pasar mau beli sayuran. Kan kita perginya berdua Pak satpam itu nggak bakalan curiga. Aku janji, Bi! Kita di rumah Ibu hanya sebentar saja," pinta Alya dengan penuh harap.Terlihat Bi Inah sedang memikirkan permintaan Alya. Sebenarnya dia tidak setuju dengan rencana itu, tapi dia merasa kasihan pada Alya yang belum juga bisa bertemu dengan ibunya sendiri."Baiklah, tapi kita disana hanya sebentar saja ya, Non. Bibi takut kalau seandainya nanti kita ketahuan, Nyonya akan marah besar!" mendengar jawaban Bi Inah, Alya tersenyum lebar.Keinginannya untuk bertemu dengan Ibunya akan segera terwujud."Baiklah, aku akan siap-siap dulu. Kita ke sana sebentar saja, Aku janji!" ucap Alya.Alya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju kamarnya. Bi Inah juga kembali memasuki kamarnya untuk berganti pakaian. Saat hendak keluar dari pag
Alya langsung memasuki kamarnya untuk istirahat. Pikirannya sedikit lebih tenang setelah bertemu dengan Ibunya. Keadaan Ibunya juga lebih baik. Alya sangat merasa bersyukur. Setidaknya pengorbanannya menikah dengan Reno tidak sia-sia.Baginya, Ibunya adalah segalanya. Semenjak Ayahnya meninggal, Alya sudah berjanji untuk selalu membahagiakan Ibunya. Tiap kali melihat Ibunya, hati Alya selalu merasa kasihan. Kehidupan mewah yang dulu selalu di jalani oleh Ibunya harus berakhir setelah Ayahnya meninggal.Hidup miskin dan serba kekurangan terpaksa mereka jalani beberapa tahun belakangan ini. Yang paling membuat Alya sedih adalah dia terpaksa putus kuliah demi menghemat biaya hidup mereka. Kalau saja, dia bisa menyelesaikan kuliah, tentu saat ini dia bisa mencari pekerjaan yang lebih baik dan dia tidak harus berada dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini.Saat tengah termenung sendirian di kamar, tiba-tiba dia kejutkan oleh kedatangan Bi Inah.
"Cepat bawa Alya ke kamarnya! Obati lukanya dengan cepat!" perintah Gunawan pada Bi Inah.Dengan ragu Bi Inah menghampiri Alya yang tengah kesakitan."Ayo, Non. Bibi antar Non Alya ke kamar," ucap Bi Inah sambil menuntun Alya untuk berdiri.Lastri menatap tak suka dengan apa yang diperintahkan oleh suaminya pada Bi Inah."Kenapa sih? Kamu selalu memanjakan menantu tak penting itu?" tanya Lastri dengan heran pada suaminya."Aku bukannya memanjakan dia, tapi menghargai pengorbanan yang dilakukan untuk keluarga kita!" jawab Gunawan dengan bijak. Setelah itu, Gunawan berjalan memasuki kamar mereka.Sedangkan Lastri, tetap disana mendampingi Natasya yang tengah duduk terpekur"Kamu tidak sakitkan, Natasya?" tanya Lastri dengan rasa kasihan pada Natasya."Sudah mendingan kok, Ma!" jawab Natasya sambil mengangkat wajahnya menghadap kepada Mamanya Reno."Kamu kesini mau ketemu mama?" tanya Lastri dengan lembut."Iya