Share

Pernikahan

Acara pernikahan mereka akan berlangsung lebih kurang setengah jam lagi. Reno berpikir untuk memberikan kalung itu pada Alya, daripada harus membuangnya. Itu yang terbesit di pikirannya.

Reno harus secepatnya menuju aula pernikahan mereka. Dengan langkah pasti, Reno membuka pintu kamar dimana Alya berada.

Alya yang tengah berdiri membelakangi pintu menoleh dan memutar tubuhnya. Dia pikir, yang datang adalah orang yang akan membawanya ke aula pesta. Saat melihat siapa yang datang, Alya langsung terdiam dan terpaku menatap pada Reno. Tampilan Reno membuatnya terpesona. Ketampanan pria itu bisa membius siapapun yang berada di dekatnya.

Sedangkan Reno, dia menatap Alya dengan tatapan tak percaya. Wanita sederhana yang dia minta untuk mau menikah dengannya, seakan menjelma menjadi seorang putri. Alya sangat cantik dengan penampilannya. Gaun pengantin yang seharusnya di pakai Natasya terlihat sangat pas untuk Alya. Tubuh Alya yang tinggi semampai serta bodynya yang aduhai ternyata sesuai prediksi Reno. Alya akan berbeda jika di beri sedikit riasan. 

Reno buru-buru mengalihkan pandangannya dari Alya. Dia berjalan maju hingga tepat berdiri di hadapan Alya. Reno mengeluarkan kotak perhiasan itu dari balik saku jas yang dia pakai.

"Pakai perhiasan ini!" ucap Reno dengan datar.

Dengan canggung Alya menerima kotak perhiasan itu. Lalu dengan hati-hati dia membukanya. Mata Alya langsung terbelalak melihat kalung berlian yang sangat indah berada di dalamnya.

"Ini sangat indah," lirih Alya dengan wajah penuh kagum.

"Pakai itu, aku ingin semua tamu undangan memandang takjub padamu. Ini acara yang sangat penting untukku. Tidak boleh ada celah kesalahan sedikitpun!" ucap Reno dengan tegas.

"Baik, Tuan!" jawab Alya dengan mata berbinar menatap perhiasan itu.

Dengan cepat, Reno meraih kalung itu dari tangan Alya lalu memakaikannya di leher Alya. Setelah itu, dia mematut sedikit penampilan Alya. 

"Ini baru sempurna!" ucapnya dengan senyum kecil di wajahnya.

Alya memegangi sedikit kalung itu, lalu berbalik kembali menghadap cermin. Alya memandangi tubuhnya dari pantulan cermin. Kalung berlian yang menghiasi lehernya, menambah kesan elegant dan juga mewah. 

"Aku akan pergi, nanti akan ada orang yang menjemputmu kesini untuk masuk ke aula gedung pernikahan. Jadi, tunggu saja!" ucap Reno kemudian dia pergi keluar dari kamar Alya. 

Sepanjang perjalanan menuju aula, Reno terbayang akan penampilan Alya. Ternyata perempuan itu bisa sangat berubah. Dia seperti orang lain. Bukan orang yang beberapa jam tadi Reno temui.

*****

Acara pernikahan Reno dan Alya akhirnya berjalan dengan sangat lancar. Walaupun banyak dari para undangan yang kaget akan calon pengantin perempuan yang berbeda dari yang seharusnya, tapi mereka juga merasa sangat terpukau akan kecantikan Alya. Alya bisa membuat mereka terpana dan merasa iri dengan kecantikan sempurna yang dia pancarkan. 

Acara yang melelahkan itu akhirnya berakhir juga. Hari juga sudah sangat larut malam, Alya di antar oleh beberapa orang saudara sepupu Reno memasuki kamar pengantin. Kamar VIP di hotel tempat mereka melaksanakan pernikahan. 

Banyak dari para sepupu Reno yang penasaran kenapa pengantin Reno bisa berbeda. Padahal mereka juga mengenal Natasya dengan baik. Tapi, mereka tak satupun yang berani bertanya pada Alya ataupun pada Reno langsung. Mereka kenal betul siapa Reno, watak Reno sudah mereka kenali dengan betul. Mereka hanya akan mendapatkan masalah jika berani banyak bicara di hadapan Reno.

"Ini kamar pengantinmu, Alya. Selamat bersenang-senang!" ujar Renata, salah satu sepupu Reno. 

"Terima kasih sudah mengantarku kesini. Senang berkenalan dengan kalian," jawab Alya dengan tulus.

Para sepupu Reno membalas dengan senyuman di wajah mereka. Alya tidak tahu saja, tidak semua sepupu Reno yang tersenyum tulus di hadapan Alya. Mereka hanya bersikap pura-pura di hadapan Alya. 

Alya memasuki kamar pengantin itu dengan jantung berpacu dengan sangat kencang. Dia takut, apa yang harus dia lakukan di dalam sana dengan Reno.

Saat sampai di kamar pengantin itu, mata Alya terpukau akan keindahan yang ada di dalamnya. Kamar itu bertabur dengan kelopak bunga mawar. Harum semerbak bunga mawar memenuhi rongga hidung Alya. Di atas ranjang kamar itu, tersusun kelopak bunga mawar berbentuk gambar hati. 

Di atas sebuah meja terhidang makanan yang sudah siap untuk di santap, yang jika kita duduk di kursi yang ada di sebelahnya, pandangan kita bisa langsung tertuju pada gemerlapnya kilauan lampu dari gedung-gedung yang ada di luar sana. 

Alya berjalan perlahan menuju ranjang. Dia duduk dengan hati-hati di sana. Dia sedikit merasa lega, karena Reno ternyata tidak berada di kamar itu. Padahal Alya melihat dengan jelas tadi, saat Reno duluan keluar dari aula pesta. 

Alya lalu bangkit dan beranjak ke depan sebuah kaca besar yang ada di kamar itu. Dia ingin berganti pakaian. Seharian memakai gaun pengantin itu membuatnya sedikit merasa kerepotan. Tubuhnya sudah sangat lelah karena terlalu lama berdiri saat acara resepsi tadi. 

Dia mencari pakaian ganti di dalam lemari yang ada di kamar hotel itu, tapi Alya tak menemukan apapun selain beberapa lingerie yang terlihat sangat seksi. Alya tak berani menggunakan itu. Akhirnya dia hanya pasrah, duduk termenung sambil tetap menggunakan baju pengantin itu.

Saat Alya hendak menikmati makanan yang terhidang di atas meja kamar hotel itu, dia di kejutkan dengan seseorang yang masuk ke kamar hotel. Sontak dia berdiri dan melihat siapa yang datang. Dada Alya bergemuruh tak menentu saat melihat siapa yang datang. 

Reno masuk ke kamar itu dengan tubuh sempoyongan. Bau alkohol langsung bisa tercium oleh Alya. Reno sepertinya mabuk berat.

"Natasya, apa yang sudah kamu lakukan? Kenapa?"  Reno meracau tak karuan. Di bibirnya hanya nama Natasya yang keluar. Alya yang menyadari bahwa Reno hampir kehilangan kesadarannya, buru-buru menghampiri Reno lalu menuntunnya ke atas ranjang yang masih di hiasi dengan kelopak mawar. 

"Hei, kamu! Kenapa masih memakai gaun pengantin? Apa kau berharap aku yang akan melepaskannya dari tubuhmu?" Reno dengan lemah mencoba mengibaskan tangan Alya yang berusaha menolongnya untuk berbaring di ranjang.

"Maaf, Tuan. Di kamar ini tidak ada baju ganti," jawab Alya.

"Kalau begitu, tidak usah memakai apapun. Kamu sekarang adalah istriku, jadi aku bebas bisa memandangi tubuhmu itu!" ucap Reno menyeringai sambil memandangi tubuh Alya. 

Alya bergidik ngeri melihat tatapan Reno seperti itu. Walaupun Reno tengah sedang mabuk, tetap saja ada rasa kekhawatiran di benak Alya. 

"Ayo, sini! Aku bantu kamu melepaskan gaun pengantin itu!" dengan sisa tenaganya, Reno berusaha meraih Alya yang tengah berdiri di samping ranjang sedangkan Reno sudah berbaring di ranjang.

"Jangan, Tuan! Lebih baik Tuan istirahat," elak Alya.

Reno melengos kesal. Rasa kecewa karena perlakuan Natasya membuatnya hilang kesabaran.

"Kamu, datang kesini! Jangan coba-coba menolak perintahku!" Tangan Reno terjulur untuk meminta Alya datang menghampirinya. 

Alya di dera oleh rasa takut. Reno tengah mabuk, dia tidak sadar dengan apa yang dia katakan. Perlahan, Alya mendekati sisi ranjang. Dengan sigap, tangan Reno menarik tubuhh Alya hingga terjatuh tepat di dadanya.

"Dari mana aku harus memulainya? Apakah dari sini?" Tangan Reno mulai bergerak mengitari punggung Alya, mencari celah agar bisa membuka baju pengantin yang Alya gunakan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
waduh kasihan alya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status