Share

Sebuah Kalung

"Aryo, kamu dengarkan apa yang Alya ini katakan? Cepat hubungi pihak rumah sakit itu. Selesaikan biaya administrasinya agar Ibunya cepat di operasi. Dan kamu Alya, kamu tidak boleh meninggalkan gedung pernikahan ini. Semua urusan Ibumu biar Aryo yang menangani."

"Terima kasih banyak,Tuan!" balas Alya dengan perasaan lega.

Dia menatap Reno dengan seksama. Sedari tadi, hanya sesekali saja laki-laki itu menatap dirinya. Alya tidak tahu, bahwa Reno adalah seorang CEO yang sangat di segani. 

"Ayo, Alya!" ajak Aryo pada Alya untuk meninggalkan kamar hotel Reno.

Alya mengikuti langkah kaki Aryo memasuki sebuah kamar hotel yang lainnya. 

"Kamu tunggu di sini! Nanti, akan datang orang-orang yang akan mendandani kamu. Sekarang, katakan dimana alamat rumah sakit Ibumu di rawat!" ucap Aryo pada Alya.

Wajah Alya langsung ceria saat Aryo meminta itu. Dengan cepat dia mengatakannya.

"Tolong sampaikan pada Dokter, bahwa aku sudah setuju untuk tindakan operasi itu!" ucap Alya.

"Ok, aku akan kesana sekarang!" balas Aryo.

Alya tersenyum ceria saat mendengar perkataan Aryo.

"Terima kasih banyak," ucapnya.

Setelah Aryo keluar dari kamar hotel itu, Alya merogoh handphone dari dalam tasnya. Lalu segera menghubungi pemilik WO tempat dia bekerja. Mengatakan bahwa pembayaran sudah selesai dan sekarang cek itu ada padanya. Dan besok, dia akan datang ke kantor untuk menyerahkannya. 

Alya duduk dengan gelisah di tepi ranjang kamar hotel. Dia kepikiran, apakah jalan yang dia ambil itu adalah benar? Dia akan segera menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenal sedikitpun. Alya meremas tangannya dengan erat pertanda dia sedang sangat gelisah.

Tak lama kemudian, beberapa orang datang ke kamarnya. Mereka membawa peralatan make up serta baju yang akan dia kenakan untuk acara pernikahan itu.

"Mbak, kami yang akan merias Mbak!" ucap salah seorang dari mereka sambil menatap Alya dengan perasaan heran. 

"Baiklah," balas Alya dengan sedikit canggung.

Para perias pengantin itu menatap Alya dengan penuh selidik. Mereka sudah di ingatkan oleh Aryo bahwa calon pengantinnya berbeda dari sebelumnya. 

Mereka kenal betul dengan Natasya, dia adalah salah satu pelanggan VIP mereka. Dan Natasya adalah salah satu pelanggan mereka yang banyak tingkah dan sering merepotkan mereka dengan berbagai permintaannya. Dan sekarang, mereka harus merias seorang perempuan yang begitu sederhana. Dari penampilannya saja, mereka sudah bisa menilai bahwa Alya bukanlah siapa-siapa dan berasal dari kalangan bawah.

Mereka mulai merias wajah Alya yang terlihat sedikit gugup. Mereka ada tiga orang. Dan semuanya perempuan. Dari tampilan mereka saja, Alya sudah tahu bahwa mereka adalah MUA yang sangat profesional. Hanya kalangan penting saja yang bisa mendapatkan jasa mereka.

Setelah selesai merias wajah Alya, mereka meminta Alya untuk berganti pakaian dengan gaun pengantin yang akan dia gunakan. Mata Alya melotot sempurna melihat gaun yang akan dia gunakan. Gaun itu sungguh membuat Alya terpesona. Dengan desain sweet heart tanpa lengan, pada bagian bahu di beri manik-manik rumbai seperti busana Eropa tempo dulu. Untuk bagian badan dipenuhi motif brokat  dengan tambahan manik-manik warna senada dasar busana. Kemewahan sejati terpancar lewat bagian bawah busana yang di buat kembang maksimal dengan jenis clock skirt. Tak pula motif brokat senada di tebarkan pada ujung bawahnya.

Mereka membantu Alya menggunakan baju itu. Dengan perasaan campur aduk Alya memandang dirinya dari pantulan cermin. Dia seakan tak percaya bahwa yang dia lihat adalah pantulan dirinya sendiri. Riasan rambutnya juga tak kalah indahnya. Mereka mencepol rambut Alya ke atas dengan bentuk lilit kepang. Sebuah mahkota  perak di sematkan pada rambutnya sehingga mempercantik penampilan Alya.

Para MUA itu tersenyum puas memandangi hasil kerja mereka pada Alya.

"Bagaimana? Apa kamu suka dengan riasannya?" tanya salah satu mereka pada Alya.

"Ini sangat indah. Aku tidak menyangka bahwa wajahku bisa berubah jadi seperti ini," jawab Alya dengan jujur.

"Postur tubuh serta wajahmu mendukung untuk semua riasan ini. Kami hanya menonjolkan sedikit dari kelebihanmu," ujar salah satunya lagi.

"Kamu beruntung sekali bisa menikah dengan CEO yang sangat tampan dan kaya raya itu," balas salah seorang dari mereka.

Alya langsung tertegun mendengar perkataan mereka.

"Apa dia sekaya itu?" pertanyaan Alya sontak membuat wajah ketiga orang MUA itu terkejut dan keheranan.

"Pak Reno Alexander adalah salah satu pengusaha sukses yang ada di negara ini. Namanya sudah sering masuk surat kabar. Apa kamu tidak mengenal calon suamimu sendiri?" Mereka menatap Alya dengan tampang keheranan. Sebenarnya mereka penasaran sekali, kenapa yang harus mereka dandani adalah Alya bukannya Natasya. Tapi, mereka tidak bisa bertanya sedikitpun. Dari Alya,mereka berharap sedikit menemukan jawabannya.

Alya langsung terlihat salah tingkah karena berkata seperti itu.

"Bukan itu maksudku. Tentu saja aku tahu bahwa dia orang kaya," balas Alya sedikit menutupi kecanggungannya.

Saat mereka tengah berbicara, Lastri mamanya Reno masuk ke dalam kamar tempat Alya sedang di rias. Tatapannya langsung menghujam pada Alya. Dia melengos melihat penampilan Alya yang sudah terlihat begitu sempurna.

"Apa semuanya sudah selesai?" tanya Lastri pada para perias itu.

"Sudah, Buk!" jawab mereka serentak.

"Kalau begitu, kalian bisa pergi!"

"Baik, Buk!" jawab mereka.

Para MUA itu langsung keluar dari kamar hotel sambil membawa peralatan  make up tadi.

Lastri langsung menatap Alya dengan wajah tak bersahabat. Sedangkan Alya, dia duduk dengan gelisah karena tahu Lastri tidak suka kepadanya.

"Ingat! Saat pernikahan nanti, jangan bikin kesalahan sedikitpun. Bagiku, kamu bukanlah calon menantu saya! Kamu hanyalah perempuan bayaran untuk menutupi malu anakku. Dan ingat,  kamu sudah mendapat bayaran yang mahal untuk ini. Jangan sampai mengecewakan Reno!" ancam Lastri pada Alya.

"Baik, Ma. Saya tidak akan membuat kesalahan apapun," ucap Alya lirih.

"Opss..jangan panggil mama padaku saat kita berdua seperti ini, panggil nyonya! Kamu tidak pantas sedikitpun memanggilku dengan sebutan itu!" balas Lastri dengan raut wajah keberatan.

Alya hanya bisa menunduk menyembunyikan rasa takutnya pada Lastri.

Setelah itu, Lastri keluar dari kamar Alya. Alya duduk sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang. Dia merasa sangat takut pada Lastri.

Di kamar hotelnya, Reno telah siap dengan tampilan yang mampu membuat orang terkesima. Pakaian pengantin dengan jas berwarna keemasan serta celana warna senada membuat tampilannya semakin sempurna. Dia memakai jam tangan di pergelangan tangan kirinya. Jam yang sangat mahal. Dengar harga lebih dari 1M. Sorot mata Reno menatap lurus pada kotak perhiasan yang terletak di atas nakas. 

Sebuah kalung berlian yang sengaja di pesan khusus untuk Natasya. Rencananya dia akan memberikan kalung mahal itu sebelum acara pernikahan mereka di mulai. Reno mendecah kesal, dia raih perhiasan itu lalu membawanya keluar dari kamar hotelnya. Langkah kakinya lurus menuju kamar dimana Alya tengah berdiri sambil mematut dirinya dari pantulan cermi

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
semoga jodohnya Alya
goodnovel comment avatar
Wiwit Nya Bayu
mau dong kalung
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status