Beranda / Romansa / Istri Pengganti Istriku / 4. Rasa Ini Bolehkah?

Share

4. Rasa Ini Bolehkah?

Penulis: Bunda RDA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 17:20:12

Dini

Sedari pagi Dini merasa keheranan karena handphone Kak Sam tak berhenti berbunyi. Ia berpikir keras siapakah yang menelpon Kak Sam, apakah keluarga atau kerabatnya yang menelpon untuk mengucapkan belasungkawa? Namun, seingat Dini, Kak Sam tidak memiliki sanak saudara, ia seorang diri di sini, begitu juga dengan Lily sahabatnya, yang hanya mempunyai Bulek Tari seorang.

Apakah anak-anak Bulek Tari yang menelpon, karena memang anak-anak Bulek Tari tinggal di daerah Sumatera? Mungkin mereka sudah mendengar kabar tentang meninggalnya sepupu mereka. Namun, telpon itu terus berlanjut, setelah dimatikan kemudian berdering lagi, sungguh heboh pagi ini dengan suara telpon.

Suara Kak Sam terdengar samar-samar tidak begitu jelas terdengar dari arah dapur. Dini masih sangat penasaran tetapi ia merasa sungkan untuk menguping ke arah kamar Kak Sam. Ia hanya bisa melirik pintu kamar yang tertutup rapat.

Sebenarnya, menginap di sini pun ia merasa sungkan, takut orang-orang akan bergunjing. Namun, mengingat Bulek Tari yang pasti kerepotan sendirian mengurusi acara takziah, jadi Dini memutuskan untuk menginap saja sampai acara takziah selesai.

Dini yang sudah bersahabat lama dengan Lily dari semasa SMP hingga kini, maut lah yang memutuskan persahabatan mereka. Mereka benar-benar tulus bersahabat dan saling menyayangi. Dini yang berasal dari keluarga cukup berada tidak merasa risih berteman dengan Lily yang sederhana.

Akan tetapi, walaupun mereka sudah bersahabat lama bahkan sudah seperti saudara, ada sebuah rahasia yang dipendam oleh Dini sampai sekarang. Rahasia tersebut disimpannya rapat-rapat dan tidak ada yang tahu, bahkan Lily sekalipun.

"Sudah selesai masaknya, nduk?"

Bulek Tari yang baru keluar dari kamar heran melihat Dini yang melamun di depan kompor yang menyala, tangannya menggantung sambil memegang sendok di atas panci, sepertinya Dini sedang memasak sayur sop tercium dari aromanya.

"Sudah Bulek," jawab Dini dengan sopan.

"Kalau sudah bulek mau memanggil Sam dulu untuk sarapan ya nduk"

Bulek Tari berdiri di depan pintu kamar Sammy, kemudian mengetuk pelan pintu kamar

"Sam... Samm... Ayo keluar nak, kita sarapan sama-sama."

Terdengar langkah kaki mendekat, kemudian muncul sosok wajah tampan yang terlihat kuyu dan letih di balik pintu yang terbuka.

"Nanti saja saya sarapannya bulek, saya mau keluar dulu sebentar"

Sammy melihat Dini yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja makan, ternyata Dini menginap di sini semalam

"Din..., bisa minta tolong...? Saya mau keluar menemui Pak RT, tolong kamu jawab telpon masuk ya, saya nunggu abang gojek yang kemarin minjamin jaket sama sandalnya waktu mau ke rumah sakit."

Sammy menyerahkan HP-nya ke tangan Dini

"Oh ya satu lagi... kalau ada telpon masuk dari perempuan-perempuan kamu abaikan saja ya, saya tidak tahu dari mana mereka mendapat no saya, dari pagi banyak sekali yang menelpon."

"Perempuan siapa Sam?" Bulek Tari keheranan.

"Gak tahu Bulek, dari pagi telpon saya gak berhenti berbunyi."

Sam merasa sangat bingung, dari pagi tadi HP-nya terus berbunyi, yang membuat ia heran karena yang menelponnya perempuan semua.

"Kamu abaikan saja ya Din, kecuali abang gojek yang saya tunggu."

. "Baik kak, tapi sebelum pergi makan dulu ya."

Dini menatap Sam dengan penuh harap.

"Nanti saja Din, aku ada urusan sebentar, nanti aku makan kalau sudah selesai urusan ya."

Sammy menolak secara halus, khawatir gadis itu kecewa, padahal Dini sudah sibuk dari semalam tanpa diminta

"Kamu temani bulek dulu disini ya."

"Hati-hati Kak Sam." Dini menyahut lirih sambil matanya terus memandang sosok suami sahabatnya itu.

Dini terus menatap punggung Sammy yang semakin menjauh, matanya tak bisa berpindah dari sosok yang telah menghilang di balik pintu. Hatinya bergetar, rasa sesak yang tak terkira memenuhi dadanya. Rasa ini makin hari makin bertambah besar, rasa yang ia tidak tahu sejak kapan ada, yang ia tahu harus disembunyikan... entah sampai kapan.

Perasaan itu seperti bayang-bayang yang selalu mengikutinya, membuatnya tak bisa bernapas lega. Dini mencoba mengalihkan pikirannya, namun bayangan Sammy terus menghantui. Ia merasa seperti tersesat dalam labirin perasaannya sendiri, tak tahu bagaimana cara keluar dari sana.

Dini menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia tahu bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan perasaan ini. Yang penting adalah membantu Bulek Tari dan Sammy melewati masa sulit ini. Namun, rasa itu tetap ada, membekas di hatinya seperti luka yang tak kunjung sembuh.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Istriku   35. Kabut Gelap Di Hati Masing-masing

    Jemari Richard terasa lembut tapi juga terasa dingin. Sambil berjalan Sinar memperhatikan Richard dari belakang karena Richard berjalan sedikit di depannya. Sementara itu, di balik tirai ruang tamu, Surya berdiri memperhatikan dengan ekspresi sedih. Surya mendesah pelan, ia merasa bersalah karena akan memisahkan putrinya dari orang yang dicintainya. Tapi bagaimana lagi, Yang Maha Kuasa tidak mengizinkan mereka bersama. Mungkin mereka kelak telah disiapkan pasangan yang lebih baik lagi. Surya menyakinkan hatinya seperti itu dan melihat kepergian Sinar dan Richard dengan tatapan iba.Sinar tak percaya dengan yang terjadi hari ini, tangannya yang di dalam genggaman Richard, sebuah bunga, nonton bioskop, ini seperti mimpi, padahal kemarin ia menangisi nasibnya yang harus menikah dengan laki-laki asing dan juga Richard yang menghindarinya. Jika ini mimpi, maka ia ingin terus tidur dan bermimpi.Tangan Richard begitu dingin saat menggenggam tangan Sinar, baru kali inilah ia menyentuh Sinar

  • Istri Pengganti Istriku   34. Kencan?

    Bip..bippNotif handphone Sandra berbunyi. Sandra yang sedang mengikuti rapat dan terlihat fokus memperhatikan proyektor yang menampilkan grafik data-data yang sedang dijelaskan oleh manajer pemasaran di perusahaanya.Sandra bereaksi atas notif pesan yang masuk. Pesan tersebut dari orang suruhannya.‘Selamat siang Bu Sandra, saya mengirim foto-foto di email’.Sandra kemudian menutup pesan tanpa membalas. Ia kembali fokus ke jalannya rapat yang sedang berlangsung. Sandra memang sangat profesional dalam bekerja. Walaupun kabar dari orang suruhannya sangat dinantikannya, tetapi ia tidak langsung meninggalkan rapat.Satu jam kemudian rapat selesai, Sandra langsung bergegas meninggalkan ruang rapat dan kembali ke ruangannya. Sekretarisnya mengikuti dari belakang.“Bu Sandra, apa ibu mau makan siang diluar?”Tanpa berhenti Sandra menjawab“Tolong pesankan saja, aku tidak akan keluar. Oh ya, tolong kamu rekap hasil rapat tadi ya.”“Baik bu.”Setelahnya Sandra masuk keruangan dan langsung me

  • Istri Pengganti Istriku   33. Pertemuan Yang Tidak Manis

    **Sinar sedang larut membaca buku kedokteran sambil menunggu waktu makan siang ketika dilihatnya lampu handphonenya berkedip tanda notif masuk, ia berharap itu pesan dari Sammy karena laki-laki itu belum juga memberi kabar kapan akan mengajaknya bertemu.'Chic Cafe & Resto jl. Thamrin Raya. Jam 12 kita bertemu disana'Sinar melihat arlojinya sekarang sudah pukul 11.25 menit"Apa dia tidak waras, bagaimana aku bisa sampai kesana dalam waktu setengah jam"Sinar berdecak kesal dan menggerutu sendiri, kemudian dibalasnya pesan Sammy.“Oke, tunggu aku.”Setelah itu ia langsung berganti pakaian dengan tergesa-gesa, lalu menyambar kunci mobilnya. Ia turun ke bawah dengan berlari kecil dan langsung menuju ke mobilnya.Kawasan Thamrin Raya adalah kawasan elit, tapi menuju kesana harus melalui jalan protokol yang selalu macet apalagi jam makan siang, sekarang ia terjebak macet yang mengular dan waktu sudah menunjukan jam 11.56 menit'Kamu dimana..???'Sammy mengirim pesanSinar membalas dengan

  • Istri Pengganti Istriku   32. Ayo Kita Nonton Bioskop

    Richard Sinar "Terima-kasih........" Belum selesai ucapan Sinar, pintu sudah tertutup rapat. Sinar hanya bisa melongo menatap pintu di depannya. tanpa basa-basi Sammy menutup pintu rumahnya. Melihat dirinya telah diusir secara halus mendekati kasar, Sinar kemudian berbalik menuju mobilnya. Ia segera menghidupkan mobilnya dan melaju pergi. "Aku penasaran, bagaimana dulu istrinya menjalani hari bersama dengannya, dia sekaku itu. Mungkin memang lebih baik istrinya telah tiada daripada hidup bersama laki-laki egois seperti dia" Sinar bergumam sendiri di dalam mobil. Ia baru kali inilah bertemu laki-laki jutek dan ketus seperti Sammy, dulu Richard juga bersikap dingin terhadapnya tapi tetap sopan kalau diajak bicara, Richard masih berkata lembut walaupun dingin. Ia kemudian melajukan mobilnya dan segera pulang, berharap pertemuan besok berjalan sesuai dengan harapannya. ** Drrr...ddrrrttt Sebuah notif pesan masuk membuat Sinar terbangun dari tidurnya. Diraihnya handphonenya dis

  • Istri Pengganti Istriku   31. Kita Harus Bertemu

    Sammy Sinar Handphone Sammy terus berbunyi menjerit-jerit minta diangkat, Sammy yang sedang fokus mengotak-atik mobil bersama montirnya mulai merasa terganggu, ia yang tadi berniat mendiamkan saja panggilan tersebut lalu menghentikan aktivitasnya kemudian mengambil handphonenya yang masih terus berbunyi. Dilihatnya nomor asing yang tertera, merasa tidak mengenal nomor yang tertera Sammy menolak panggilan. Ia yakin pasti dari wanita-wanita iseng yang ingin berkenalan dengannya. Selama ini sejak istrinya meninggal, handphonenya tak berhenti dihubungi oleh nomor tak dikenal. Sammy lanjut menyelesaikan pekerjaannya. Tapi panggilan terus berlanjut dan sepertinya sangat penting sampai tidak mau berhenti menghubungi. Kesal karena merasa terganggu, Sammy mematikan handphonenya. Ia meneruskan pekerjaannya, karena si pemilik mobil sudah membayar mahal dan penuh supaya mobilnya bisa diikutsertakan dalam kontes besok. Sinar tertegun tak percaya saat dia mencoba menghubungi kembali nomor Samm

  • Istri Pengganti Istriku   30. Pertolongan Direktur

    Aku Mencintainya......Richard sedikit terkejut melihat dokter Surya juga ada di ruangan direktur, dengan sopan ia menganggukan kepala pada dokter tersebut. Ia tahu mengapa sampai dipanggil oleh direktur, pasti berkaitan dengan kejadian di ruang operasi tadi. Yang membuat ia bingung kenapa ada dokter Surya disini.Ia langsung duduk di hadapan direktur saat dipersilahkan untuk duduk"Pak Direktur, apa kabar?"Soetopo menyambut hangat kedatangan Richard"Ahhh nak, beginilah keadaan orang tua, hanya tinggal menunggu waktu pensiun dan digantikan kalian yang muda, betul kan dokter Surya?”Dokter Surya tertawa kecil mendengar ucapan direktur."Betul sekali, tidak lama lagi kita akan tersingkir.”“Hahaa..hahaa.”Mereka tertawa bersama, sedang Richard hanya tersenyum menanggapinya."Ricard, apa kau baik-baik saja?"Richard menjawab dengan mengangguk"Iya pak direktur, saya baik.”"Begini nak, saya baru saja mengevaluasi jadwal kerja kalian selama enam bulan ini. Ternyata saya lihat jadwal ker

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status