Mata Adrian dan Alia saling bertatapan, lalu Alia mengerjapkan matanya seolah-olah dia sedang berada dalam keadaan linglung, Adrian menyipitkan matanya ke arah Alia"Adrian, dasar Bajingan" ucap Alia dengan kondisi masih mabukAlia bersandar di bahu Adrian sekali lagi setelah mengucapkan kata-kata tadi, wajah Adrian berubah menjadi gelap saat mendengar kata-kata Alia yang menyinggungnya."Lancang sekali dia, beraninya dia memakiku" pikir Adrian dalam hatinya dengan penuh amarah, terlebih setelah dia bersikap begitu baik padanya, Alia mulai berbicara lagi."Aku sama sekali tidak membiusmu dengan obat, mengapa kamu mencoba untuk memfitnahku? sudah kubilang jutaan kali padamu bahwa Endah yang memintaku membawakan teh itu untukmu" ucap Alia"Kesalahanku adalah menerima permintaannya, kamu tidak akan percaya pada kata-kataku, kenapa kamu selalu bersikap kejam padaku?" tambah AliaAlia terus menerus mengoceh seperti tidak ada habisnya, "Tidak ada seorangpun yang pernah memperlakukanku seper
Keesokkan harinya, Alia membuka matanya dan merasakan sakit kepala yang ringan, saat dia berbaring di atas ranjang, hal pertama yang dilihat oleh matanya adalah langit-langit kamarnya, dia mencoba mengingat kejadian kemarin malam.Meta mengajaknya untuk pergi ke sebuah Bar, dia ingat Ray tiba-tiba muncul sambil membawa sebotol wine."Adrian juga ada disana" pikir Alia, tapi awalnya dia tidak yakin, samar-samar, dia ingat kalau dia meminum terlalu banyak wine.Alia tidak mengerti bagaimana dia bisa pulang ke Rumah, saat memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini, Alia tiba-tiba mengangkat selimut dan melihat ke tubuhnya, untungnya, pakaiannya masih terpakai, dia lega mengetahui hal ini.Alia sama sekali tidak bisa mengingat bagaimana dia kembali ke Rumah, dia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi setelah dia mabuk. akhirnya ia tidak mau memikirkannya lagi, Alia bangkit dari tempat tidur, mengambil pakaiannya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.Alia berjalan kebawah sekitar 20 menit kemu
"Aku akan meneleponmu lagi nanti" Dia berbicara pada orang di telepon dan menutup panggilan, bibirnya melengkung menjadi senyuman dan ekspresinya yang melembut memenuhi orang-orang dengan kehangatan dan kenyamanan"Alia, sudah lama sekali tidak bertemu" ucap Pria itu sambil tersenyumAlia membalas senyumnya, tapi ada sesuatu yang tidak biasa terlihat di matanya"Ya..., memang sudah lama sekali" ucap AliaMeta yang berdiri di sebelah mereka memandang Alia"Alia, apa kalian saling mengenal?" tanya Meta"Ya" ucap Alia, dengan menganggukkan kepalanya, Pria itu mengeluarkan sebuah kotak berisi kartu nama dari dalam sakunya, dan menyerahkan kartu itu masing-masing pada Alia dan Meta, mereka berduapun menerimanya.Meta tidak tahu nama Pria itu, namun ketika dia membaca kartu nama tersebut tertera nama "Andra Bimantara" di kartu itu, matanya membelalak lebarMulutnya menganga saking terkejutnya, sebelum Meta bisa mengatakan sesuatu Andra menolehkan pandangannya ke arah Alia dan berkata "Alia,
Alia mengambil kartu nama itu, melirik Meta, lalu kembali menatap ke arah Derry, dia menggelengkan kepalanya perlahan, dan menolak dengan sopan "Maaf, kami tidak bisa datang untuk makan siang bersama, tapi tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya karena telah mengundang kami" ucap AliaAlia hendak melangkah pergi sambil memegang tangan Meta, namun Derry yang berdiri di depan mereka tersenyum dan menjelaskan "Jadi begini, Pak Andra mengatakan bahwa dia akan mengungkapkan hasil wawancara Meta saat makan"Seketika mata Meta berbinar penuh semangat, namun meski demikian, dia takut memaksa Alia, akan tetapi Alia menyadari betapa bersemangatnya Meta, dia tidak bisa merusak suasana hatinya dan bersikap egois."Baiklah kami akan pergi, tolong antarkan kami" ucap Alia dengan patuhDerry mengantar mereka ke Restaurant yang telah dipesan oleh Andra, mobil berhenti di luar Restaurant 20 menit kemudian, setelah turun dari mobil, Meta melirik Alia dan berkata dengan nada menggoda "Alia, aku pun
Andra terkejut dengan nada suara Alia, kemudian menoleh kepada Alia dan berkata "Alia, aku hanya ingin berbicara denganmu""Aku bilang hentikan mobilnya, aku punya sesuatu yang penting yang harus kuberitahukan padamu" ucap Alia"Oke, aku akan mencari tempat yang cocok dan menghentikan mobil" ucap Andra menyetujui permintaan AliaAlia menekan bibirnya rapat-rapat dan tidak mengatakan apa-apaMobil akhirnya berhenti sekitar dua menit kemudian, Andra mengalihkan perhatiannya ke arah Alia."Jadi, apa yang ingin kamu katakan padaku" tanya AndraAlia menatap lurus ke matanya, dan mengucapkan "Aku sudah menikah"Andra merasa kaget dan tidak percaya dengan ucapan Alia bahwa dia sudah menikah, suasana hati Andra yang sebelumnya cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap, perpaduan emosi yang aneh bergejolak di dalam dirinyaBerita bahwa Alia sudah menikah bergema di benaknya, tak satupun dari mereka berbicara untuk waktu yang lama,"Kapan dan siapa?" tanya Andra memecah keheningan di antara mereka
Alia duduk diam selama beberapa detik, mencoba memahami dan mencerna percakapan di antara mereka barusan, "bagaimana Adrian bisa tahu aku bersama Andra?" batin Alia, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, Alia berpikir mungkin photo mereka diambil saat perekrutan berlangsungAkan tetapi, Alia tidak mau terlalu memikirkan hal ini, dia harus mengurus masalah yang ada dihadapannya, dia menoleh ke arah Andra, membuka sabuk pengamannya dan berkata "Andra, sudah waktunya bagiku untuk keluar dari mobil ini dan kembali"Andra menatapnya dengan tatapan tidak percaya, dan bertanya padanya "Apa Adrian yang menghubungimu?"Alia tidak melihat alasan untuk merahasiakan hal itu darinya "Ya" Alia menjawab sambil menganggukkan kepalanyaAndra terus menatap Alia dengan tatapan yang tidak bisa diartikan yang terpancar di matanya,"Apa dia tidak bersikap baik padamu?" tanya Andra, ini adalah pertanyaan sederhana, tapi Alia tahu rasa ingin tahunya terusik,Bibir Alia berkedut, tapi kemudian ia memaksaka
Adrian menatap Alia dengan tajam, Alia tidak memiliki sedikitpun niat untuk berkelahi,"Kenapa aku harus menolak? lagipula, aku takut kamu akan tersinggung jika aku datang terlambat" ucap Alia sambil tersenyumAdrian sekarang berdiri sangat dekat dengannya, dia mengangkat tangannya dan mencengkeram dagu Alia, dia mengerutkan keningnya dalam dan berkata "Kali ini kamu masuk kedalam mobil Pak Andra, lain kali, mungkin kamu akan naik ke atas ranjangnya, apa aku benar?"Saat ini, entah bagaimana Alia mendapati dirinya membandingkan Adrian dengan Andra, Andra memiliki temperamen yang tenang, dia selalu memasang senyum sopan di wajahnya, seseorang bahkan tidak akan bisa membayangkan bagaimana dia akan terlihat ketika dia benar-benar marahSedangkan Adrian adalah orang yang mudah tersinggung, dia suka mengejek orang lain dan memiliki aura arogan yang menyelimuti di sekitarnya.Tentu saja, dia merupakan sosok yang paling kejam saat dia berurusan dengan Alia, di sisi lain, Adrian selalu membua
"Bertanya? silahkan dan tanyakan apa itu" ucap Alia"Jika, aku tidak salah ingat, kamu pernah mengatakan bahwa kamu telah mencintaiku untuk waktu yang lama, sudah berapa lama sebenarnya itu terjadi? apa itu terjadi sebelum kamu masuk SMA?" tanya Adrian"Ya, itu benar" ucap Alia sambil menatap mata Adrian, kemudian Alia langsung mengepalkan tangannya ketika menjawab pertanyaan ituAdrian terkekeh pelan padanya, seolah-olah dia sudah menduga jawaban ini,"Mengapa kamu bersama Andra jika kamu benar-benar menyukaiku? setelah melakukan penilaian yang komprehensif, apa kamu yakin bahwa dia akan menjadi cadangan yang baik? atau kamu tidak mencintaiku sejak awal! lagipula, cinta itu sulit untuk dibuktikan, mungkin saja kamu bahkan tidak menyukaiku" tanya Adrian"Jangan pernah mempertanyakan perasaanku, meski aku menyukaimu, aku yakin bahwa aku tidak akan pernah bisa bersamamu" ucap Alia"Aku adalah seorang wanita, jika aku menemukan Pria baik yang mau menikah denganku, maka aku tidak akan mem
Alia tidak ingin mengatakan apapun yang akan membuat Adrian kesal atau sesuatu yang dia rasa tidak enak untuk didengar, keinginannya untuk hidup dan naluri untuk melindungi diri tidak mengizinkannya untuk berbuat hal seperti ituMudah bagi Seorang Pria untuk menerima alasan yang mulia, terutama dalam situasi seperti itu,"Tidak masalah jika kamu tidak ingin punya bayi" ucap Adrian membuat Alia mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan tidak berkata apa-apa untuk membalas, dia sepertinya mengharapkan kelanjutan dari ucapannyaSesuai dengan harapannya, Adrian lalu mengucapkan "Kalau begitu minum saja pil kontrasepsi"Alia menatap Adrian dengan tatapan tidak percaya setelah dia mengucapkan kata-kata itu, dia bingung harus berkata apa saat memikirkan perseteruan yang pernah terjadi di antara mereka karena masalah pil kontrasepsiAlia mengatupkan bibirnya, keluhan memenuhi hatinya dan menumpuk, namun dia tidak bisa mengatakan sepatah katapunAdrian tidak merasakan apa-apa terhadapnya, jadi sang
"Kenapa kamu bersikap begitu bermusuhan dengannya?" ucap AliaAdrian tidak menjawab pertanyaan yang dia lontarkan, ada sesuatu yang tidak bisa dia katakan pada Alia, jadi dia memilih untuk diamKeheningan terjadi di dalam mobil, Alia tahu Adrian merasa kesal, jadi dia memutuskan untuk tidak memecah keheningan, mobil berhenti di Mansion AW sekitar setengah jam kemudianPintu mobil terkunci saat Alia mencoba untuk keluar, dia menoleh ke arah Adrian, kebingungan tertulis di seluruh wajahnya "Apa artinya ini?""Jangan biarkan Andra menginjakkan kaki di Grup Bratakusuma lagi, minta penanggung jawab proyek itu untuk pergi ke Bimantara kapanpun mereka perlu untuk membicarakan sesuatu" ucap Adrian, membuat Alia kehilangan kata-katanya mendengar permintaannya"Pria ini benar-benar sudah bertindak keterlaluan" batin Alia, ia terus memutuskan untuk diam dan tidak memberikan jawaban apapunNamun Adrian menahan dagu Alia, dan mengangkat wajahnya, memaksa Alia untuk menatapnya,"Apa kamu mendengar
"Kenapa kamu merasa yakin bahwa itu ada hubungannya dengan Adrian?" ucap Alia sambil tersenyum, membuat ekspresi Andra seketika berubah dingin ketika mendengar ucapan Alia itu,Andra mengerutkan bibirnya tapi tetap diam, ada sesuatu yang harus dia sembunyikan dari Alia,Setelah jeda beberapa saat, dia kemudian menatap Alia dan mengatakan "Mungkin aku hanya terlalu banyak berpikir, Alia, aku tahu bahwa kamu sudah menikah dan aku benar-benar tidak ingin terus mengganggumu sepanjang wakti, tapi aku benar-benar berharap bahwa kita bisa tetap menjaga persahabatan kita, kita bisa sesekali makan malam bersama, kuharap kamu bisa memahamiku""Tentu saja aku mengerti Andra, dan aku selalu berterima kasih padamu atas semua bantuan yang kamu berikan terhadap BK Holding, aku tidak akan melupakannya" ucap Alia sambil sedikit menganggukkan kepalanya penuh pengertian"Aku tidak datang kesini untuk meminta rasa terima kasih darimu" ucap Andra"Aku tahu" ucap Alia sambil tersenyum kecilMereka berdua t
"Kamu seharusnya memikirkan hal itu lebih dulu sebelum berkomplot di belakangku, sekarang kamu harus membayar konsekuensi untuk kesalahanmu, cepat menyingkir dari pandanganku" ucap Adrian sambil menatap Endah dengan tatapan dinginEndah tidak ingin menyulut amarah Adrian, jadi, dia dengan cepat mundur beberapa langkah dan membiarkannya lewat, Adrian masuk ke dalam Bugatti Veyron tanpa menoleh ke belakang untuk melihatnya, dia dengan cepat pergi dari tempat itu"Adrian, aku mencintaimu, apa yang salah dari itu?!" ucap Endah ambruk ke tanah dan berteriak ketika mobil sudah tidak terlihat dari pandangannyaSetelah menangis selama sekitar 10 menit, Endah berusaha untuk menenangkan diri dan menggertakkan giginya "Aku tidak akan melepaskannya begitu saja, kamu salah besar jika kamu berpikir bahwa kamu telah menang, aku mungkin tidak bisa mendapatkan cintamu, tapi aku akan memastikan bahwa Alia tidak akan menjalani kehidupan yang baik"Di dalam mobil, Alia terus menerus mengingat adegan yang
Alia bahkan bisa merasakan jantungnya berdetak sangat kencang di dalam dadanya, ketika dia bertanya pada Adrian apa yang sebenarnya dia pikirkan tentang dirinyaSetiap kali Adrian mempertanyakan dirinya, dia akan membalikkan keadaan dan kemudian memperlakukannya dengan sangat lembut setelahnya, namun Alia tahu bahwa bertanya tidak akan menghasilkan apa-apaSepertinya apa arti dirinya bagi Pria itu sama sekali bukan masalah, yang paling penting adalah dia mendambakan kasih sayang dari Pria ituTidak tahu berapa lama Adrian memeluknya, Alia akhirnya berkata "Apa kamu akan memelukku seperti ini selamanya?""Apa ada masalah?" ucap Adrian"Sudah ku bilang kalau aku mengantuk dan ingin tidur" ucap Alia"Oke, ayo naik ke atas dan tidur" ucap Adrian yang langusng menggendong Alia setelah mengatakan ituAlia yang lengah langsung melingkarkan lengannya di leher Pria itu, dia dengan mantap berjalan naik ke atas menuju ke kamar dengan Alia yang masih berada di dalam pelukannya,Alia tidak bisa me
"Apa kamu benar-benar yang merencanakan semua itu?" tanya Adrian"Bagaimana jika aku benar-benar melakukannya?" tanya Alia kembali"Aku hanya bisa mengatakan bahwa jika kamu melakukan hal seperti itu, maka itu akan menyakiti hatiku, lagi pula ada perbedaan antara kamu mendorongnya untuk melarikan diri dengan dia melarikan diri atas inisiatifnya sendiri, apa kamu mengerti dengan maksud dari ucapanku?" ucap Adrian"Fiuhhh, bagaimana mungkin Alia tidak mengerti?" dalam hati AdrianJika Alina melarikan diri atas inisiatifnya sendiri, maka Alia benar-benar tidak bersalah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia bisa terus menjadi Nyonya Denaswara serta menikmati hak istimewa yang bisa dia dapatkan dengan statusnya sebagai Nyonya DenaswaraNamun, jika Alia yang mendorong Alina untuk melarikan diri, maka dia akan dilemparkan ke neraka terdalam oleh Adrian untuk melampiaskan kebencian yang ada dalam hatinyaDari sudut pandang Adrian, sepertinya tidak ada yang salah dengan kata-katanya, ket
Marni berlutut di lantai "Saya salah, Endah yang memaksa saya untuk mengatakan semua itu, dia mengatakan bahwa saya harus mendengarkannya, karena dia telah memperlakukan saya dengan baik dalam dua tahun terakhir, dia juga mengatakan pada saya bahwa apa yang dia katakan semua adalah yang sebenarnya terjadi""Jadi, saya bisa mengungkapkan kesetiaan saya pada Pak Adrian dengan mengatakan itu, dia juga mengatakan bahwa dia akan memberikan uang sebagai hadiah jika saya melakukannya, tapi kalau saya menolak untuk melakukannya, dia akan meminta Desi untuk memecat saya, mohon maafkan saya, saya tidak bisa dipecat dari tempat ini, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, saya sama sekali tidak ingin melakukannya, saya dipaksa untuk melakukannya, saya tahu saya salah, mohon maafkan saya" ucap MarniAdrian mengangkat tangannya dan menekan pelipisnya, merasa terganggu oleh suaranya dan situasi yang terjadi saat ini, dia tidak sedikit pun menanggapi, tidak peduli berapa banyak Marni berteriak memint
"Baiklah, ayo kita makan terlebih dahulu" ucap Adrian dengan lembut, ia tidak ingin lagi membahas hal itu lebih jauh karena temperamennya juga sedang baikSetelah mengatakan ini, dia berjalan ke tempat duduk di seberang Alia, lalu setelah duduk di meja makan ia mengambil peralatan makannya dan mulai menyantap makanannyaNamun, Alia hanya menundukkan kepalanya dan tidak mengambil peralatan makan, Adrian memandangnya dan bertanya dengan ringan "Mengapa kamu tidak makan? apa kamu masih marah padaku?""Tidak, aku tidak berani marah padamu" ucap Alia tersenyum pahitAdrian mengangkat alisnya dan bertanya "Ada sesuatu yang tidak berani kamu lakukan?"Alia diam-diam menggertakkan giginya, saat mendengar kata-kata itu, dia tetap diam karena dia sama sekali tidak ingin melanjutkan untuk membahas tentang hal ini lebih lanjutAdrian tersenyum ketika dia bisa menebak bahwa Alia sedang mengeluh tentang dirinya di dalam benaknya, mekipun begitu dia bersikap lebih sabar dari biasanya"Makan dulu mak
Tidak! Alia benar-benar tidak mengerti dan dia tidak akan berpura-pura untuk mengertiSemua orang bisa mengatakan hal yang sama dengan yang baru saja Adrian katakan tanpa memiliki maksud apapun,"Alia, aku yakin kalau itu bukan rencanamu, ayo kita makan oke? dan bisakah kamu mencoba untuk menahan amarahmu?" ucap Adrian ketika dia melihat Alia yang masih tetap diamNamun Alia sama sekali tidak berencana untuk makan, tetapi Adrian mengambil peralatan makan yang ada di atas meja dan memaksa tangannya untuk memegang peralatan makan tersebut"Jangan marah seperti itu, oke" ucap Adrian sambil memegang dagu Alia untuk memaksa Alia agar menatap matanyaAlia mengatupkan bibirnya dan menatapnya dengan raut tanpa emosi di wajahnya,"Adrian, menurutmu aku ini apa?" ucap Alia sambil tersenyum sinis"Tentu saja kamu adalah Istriku, apa ada masalah tentang itu" ucap Adrian, membuat Alia menghela napas berat"Pernahkah kamu mempercayaiku? bahkan hanya sedikit saja? apa kamu pernah memikirkan perasaan