Home / Romansa / Istri Pengganti Tuan CEO / Bab 6. Makan siang

Share

Bab 6. Makan siang

Author: Whitetuberose
last update Last Updated: 2024-11-21 18:32:42

Raut wajah Adrian menjadi suram, kemudian ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah Wanita yang mirip dengan Alina itu,

"Apa itu terasa sakit" tanya Adrian sambil mengangkat dagu Alia dengan jarinya yang panjang

Mungkin karena kelembutan suaranya, air mata seketika langsung mengalir di pipi Alia, seperti pintu air yang telah dibuka, hati Adrian mencelos ketika ia merasakan air mata yang hangat di jari-jarinya

"Lambungku sakit, aku memiliki penyakit lambung kronis" ucap Alia di antara isak tangisnya

Adrian mengangkatnya ke dalam gendongannya,

"Pergi dan panggil Dokter" ucap Adrian kepada Pelayan itu

"Baik, Tuan" sang Pelayan itupun segera pergi

Adrian berjalan ke arah meja makan dengan Alia di dalam gendongannya, dia duduk kembali di kursinya, lalu meletakkan Alia di atas pahanya seperti seorang gadis kecil, setelah menyeka wajah Alia dengan selembar tisu, Adrian mengambil beberapa makanan dengan sendok dan mendekatkannya ke bibirnya

"Makanlah sesuatu" ucap Adrian.

Kedua Pelayan yang berdiri di samping, saling memandang dengan perasaan kaget, semua orang di Mansion itu mengetahui bahwa Adrian terobsesi dengan kebersihan ia mengidap germophobia,

Tidak ada yang diizinkan menyentuh barang-barangnya, dan dua set peralatan makan Adrian adalah produk yang dipesan khusus untuknya, satu set diletakkan di atas meja untuknya, sementara set cadangan lainnya diletakkan di Ruang penyimpanan, dan peralatan itu belum pernah di buka sebelumnya

Alia menatap tak percaya pada makanan di hadapannya, melihat betapa lembutnya Adrian, dia tidak bisa menahan air mata yang keluar dari matanya.

Alia merasa tersentuh hingga ia bahkan lupa untuk membuka mulutnya,

"Makanlah sesuatu, kamu akan merasa lebih baik" ucap Adrian dengan lembut

Mendengar ucapannya, Alia dengan patuh membuka mulutnya dan menatap Pria yang memberinya makan, setelah menelan makanan, lalu Alia mengatakan "Terima kasih, Pak Adrian" dengan tulus

Ketika mendengar Alia mengatakan itu, Adrian menegang dan raut wajahnya tiba-tiba menjadi dingin lagi, itu mengingatkan dirinya bahwa gadis dihadapannya bukanlah Alina, Alina tidak pernah berterima kasih padanya untuk apa pun.

***

"Obati lukanya, jangan sampai meninggalkan bekas luka" ucap Adrian kepada para Pelayan sambil menurunkan Alia ke lantai, kebetulan saat itu Dokterpun telah tiba

"Baik Tuan" ucap Para Pelayan itu berbarengan.

Para Pelayan membersihkan luka Alia dan membantunya untuk mandi, kemudian Dokter meresepkan beberapa obat untuknya, beberapa di antaranya adalah obat untuk dioleskan dan beberapa obat untuk diminum.

Setelah semua ini selesai, Alia berjalan tertatih-tatih ke Ruang makan, dan menatap Adrian dengan tatapan ragu,

"Pak Adrian, Kata Dokter saya harus makan tepat waktu, bolehkah saya makan siang sekarang?" ucap Alia

Raut wajah Adrian masih dingin, tetapi dia menjawab "Duduklah"

"Terima kasih" ucap Alia dengan suara yang lemah lembut

Menyadari bahwa sendok yang ia gunakan untuk makan sebelumnya masih ada di tangan Adrian, Alia mengulurkan tangan dan mengambilnya, sebelumnya ia menjelaskannya dengan malu-malu, "Aku sudah makan menggunakan sendok ini, jadi aku akan menggunakannya dibanding mengotori sendok yang lain"

Para Pelayan terperangah melihat tindakan Alia, namun Alia duduk di ujung meja yang lain dengan bahagia, dan mulai untuk makan, sama sekali tidak menyadari tatapan Pelayan lain yang sedang menghakiminya,

Alia kesulitan untuk makan sendiri, karena rasa sakit di tangannya, meski ia merasa sangat lapar, tapi ia tidak punya pilihan selain makan dengan lambat.

Adrian menatapnya dengan tenang sebelum meminta seorang Pelayan untuk membawakan peralatan makan cadangannya, kemudian, ia memakan makanannya sendiri.

Setelah makan siang, Alia bangkit berdiri lalu berkata "Aku yang akan mencuci piring"

"Apa tanganmu tidak sakit?' ucap Adrian sambil mengerutkan keningnya

"Tanganku sakit, tetapi jika aku tidak mencuci piring, aku harus melakukan pekerjaan lain yang mungkin akan lebih menyulitkan aku" ucap Alia,

Adrian hanya bisa mendengus mendengar ucapan Alia, dan itu membuat Alia tercengang, ia tidak tahu apa harus melanjutkan atau menunggu.

Untungnya, Adrian segera berbicara lagi "Karena Keluargamu telah diberi waktu dua hari, jadi kamu seharusnya beristirahat dan pulih untuk saat ini, Pada hari ketiga, aku akan mengantarmu kembali ke Rumahmu, saat itu nasibmu akan ditentukan oleh apa Alina akan muncul di hadapanku atau tidak"

Alia menggigit bibirnya dan merasa bingung harus bersikap seperti apa, "Haruskah aku berharap Alina kembali? atau tidak?" pikir Alia, ia mencuri pandang ke arah Adrian yang berwajah tampan namun terlihat dingin dan tidak memiliki ekspresi

Adrian merasa Alia sedang menatapnya, dan itu membuatnya tiba-tiba mendongakkan badannya.

Alia sangat malu ketika Adrian mendongakkan badannya, sehingga ia segera menundukkan kepalanya dan melihat ke sekeliling dengan sesantai mungkin,

Alia tidak tahu bahwa tidak ada tatapan lain selain penghinaan di kedua mata Adrian saat menatapnya.

"Alia, kamu tidak menikah denganku hanya karena Keluarga Bratakusuma, bukan?" tanya Adrian

Jantung Alia berdegup kencang, ia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Adrian,

"Apa dia sudah mencari tahu kebenarannya?" batin Alia, kemudian tanpa mengkhawatirkan lebih jauh, Alia mendongak dan bertemu dengan tatapan Adrian yang sedang menatapnya

"Tidak peduli apa alasannya, namun sepertinya itu tidak akan mengubah keputusanmu" ucap Alia dengan suara yang datar

"Itu memang benar" ucap Adrian

Alia mengatupkan bibirnya dengan erat, saat mendengarkan ucapan itu, ia berpikir sejenak,

"Pak Adrian, bolehkah aku bertanya bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa aku bukanlah Alina?" tanya Alia

"Apa itu penting bagimu?" Adrian mencondongkan tubuh ke depan, dengan siku di atas meja, dan menyipitkan kedua matanya ke arahnya

"Ya, karena aku terlibat di dalamnya" jawab Alia

"Kalian berdua mungkin terlihat sama persis, tapi Alina memiliki tahi lalat coklat di belakang telinganya, sedangkan kamu tidak memilikinya" ucap Adrian sambil mengambil selembar tisu, Adrian menyeka tangannya dengan perlahan

Alia menyadari betapa tajamnya mata Adrian saat mendengar ucapan ini, "Apa itu karena Adrian sangat mencintai Alina, sehingga ia mengingat bahkan tanda terkecil yang ada ditubuh Alina" pikir Alia,

Alia menganggukkan kepalanya sambil menyembunyikan kekecewaan yang dia rasakan,

"Baiklah, Aku mengerti" ucap Alia

Adrian sudah bangkit berdiri saat Alia berbicara, ketika Adrian berjalan melewatinya, ia dengan tajam mengingatkan Alia "Jika Alina tidak muncul di hadapanku dalam waktu dua hari, aku tidak akan duduk dan berbicara denganmu seperti ini"

"Pak Adrian, kamu adalah seorang Pria lajang yang paling memenuhi syarat di seluruh Indonesia dan Asia, kamu tidak kalah dari siapapun, dalam hal bakat, penampilan, dan kekayaanmu, lalu kenapa kamu begitu ingin menikahi seorang wanita yang tidak ingin menikahimu?" ucap Alia dengan berani, tepat ketika Adrian meninggalkan Ruang makan

Adrian tiba-tiba berhenti saat mendengar ucapan Alia, tapi dia tidak berbalik, tanpa diketahui oleh Alia, kedua matanya berkilat tidak senang,

"Seorang wanita yang tidak ingin menikah denganku? Huh!" Adrian mengejek dirinya sendiri

Ketegangan menyelimuti seisi ruangan itu karena perdebatan Adrian dan Alia,

Setelah lima detik, Adrian berbalik dan menatap Alia, tatapan matanya kembali terlihat acuh tak acuh seperti biasanya,

"Kenapa? karena sejak aku lahir, aku selalu mendapatkan semua yang kuinginkan, tidak peduli apa, hal-hal yang kuinginkan akan menjadi milikku" ucap Adrian dengan seringai di wajahnya

Alia merasa terkejut, ia yang tidak pernah memiliki kepercayaan diri yang besar selama ini, jadi ia tidak bisa menerima atau memahami tekad kuat yang ada dalam diri Adrian.

Bulu matanya bergetar, saat Alia berjuang untuk menemukan kata-kata untuk diucapkan, Adrian mengambil dua langkah ke depan, dan mengubah topik pembicaraan

"Tapi..."

Alia melangkah mundur, karena merasa takut dengan sikap Adrian

"Apa..., apa yang salah?" tanya Alia dengan suara yang gemetar

"Alina tidak mau menikah denganku, apa kamu mengatakan bahwa kamu adalah orang yang bersedia menikah denganku?" tanya Adrian, dan pertanyaannya menusuk Alia dengan tatapan matanya yang tajam

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Pengganti Tuan CEO   Bab 152. Pertunangan Gagal

    Setelah Pria itu memakaikan cincin pada Jessica, mereka berdua saling berpelukan sambil menangis, semua orang menyaksikan plot dramatis seperti itu dengan mata kepala mereka sendiri, namun ada sesuatu hal yang terlihat aneh, karena Ray tidak terlihat kesal ataupun malu dengan kejadian ituMeta sedikit menaikkan sudat bibirnya saat dia menatap Ray, tidak perlu diragukan lagi, dia merasa senang melihat Ray akhirnya tidak jadi bertunangan dengan JessicaSetelah beberapa saat berlalu, dua orang yang awalnya merupakan tokoh utama malam itu mulai menjelaskan pada orang banyak tentang lelucon itu secara terpisah, karena itu Pesta Pertunangan itu berakhir dengan diskusi dari para tamu undangan yang hadir disanaSetelah beberapa saat, Adrian datang menghampiri mereka dan berdiri di samping Alia"Kita pulang sekarang?" tanya Adrian sambil menatap Alia"Oke" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya, kemudian dia menolehkan pandangannya dan menatap Meta,"Meta, kami akan pulang sekarang, apa kamu

  • Istri Pengganti Tuan CEO   Bab 151. Kedatangan Seorang Pria

    "Hmm, itu adalah hal yang bagus, Sekarang aku benar-benar yakin dan tenang, kamu benar-benar tidak perlu khawatir lagi karena Adrian telah mengambil keputusannya sendiri, jadi walaupun nantinya Alina kembali, kamu akan tahu bagaimana cara menghadapinya, kamu hanya perlu menjelaskan semuanya padanya" ucap MetaLalu Meta terdiam sejenak untuk berpikir, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat dan bertanya "Alia, aku benar-benar tidak mengerti, apa yang sebenarnya kamu khawatirkan tentang hal ini?" membuat Alia menghela napasnya dengan berat"Meta, kita tidak bisa melupakan bahwa biar bagaimanapun Alina adalah Adik kandungku, aku tidak akan bisa hidup dengan tenang jika dia masih memiliki perasaan untuk Adrian" ucap Alia dengan tulus"Alia perasaanmu sendiri tidak akan bisa hilang begitu saja bukan, kamu tidak bisa mengabaikan itu, menurutku jika kamu menyukainya, maka kamu harus mencoba sebaik mungkin untuk tetap bersamanya" ucap Meta"Selain itu Adrian telah banyak berubah ketika

  • Istri Pengganti Tuan CEO   Bab 150. Perkenalan Meta dan Jessica

    "Perkenalkan, namaku Meta, dan aku adalah salah satu Mantan Pacar Ray" ucap Meta memperkenalkan dirinya membuat Jessica tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar Meta memperkenalkan dirinya secara terbuka seperti itu"Hmm, beberapa Mantan Pacarnya yang lain juga hadir disini, tapi ini pertama kalinya aku mendengar perkenalan diri semacam ini" ucap Jessica sambil tersenyum lebar"Mungkin karena aku memiliki kepribadian yang lucu dan menarik" ucap Meta sambil tertawa pelan"Ya, aku bisa melihat itu di dirimu, kamu pasti adalah orang yang menjalani hidup dengan bebas dan mudah untuk mencintai dan membenci" ucap Jessica membuat Meta tersenyum"Jessica, aku tidak menyangka kamu akan menjadi seorang penilai karakter yang baik, Sahabatku juga mengatakan hal yang sama padaku" ucap Meta"Tapi kemudian aku bertanya-tanya mengapa kamu jatuh cinta pada Pria seperti Ray, padahal kamu sangat pandai membaca karakter orang, kamu tahu kalau dia memiliki begitu banyak Mantan Pacarkan?, bagaimana kala

  • Istri Pengganti Tuan CEO   Bab 149. Pesta Pertunangan Ray

    "Dia tidak menjelaskannya, tapi sejauh yang kutahu, pertunangan Ray, hanyalah sebuah taktik untuk memaksa Cyntia muncul, Ray menjadikan pertunangannya itu sebagai umpan untuk melihat apakah Ray masih memegang posisi di hatinya jika dia muncul, lalu menghentikan perjamuan itu, maka pertunangan di antara mereka pasti akan gagal" ucap Adrian dengan santai"Tapi bagaimana jika Cyntia tidak muncul di Pesta itu? apa dia akan tetap bertunangan dengan wanita itu? Ray benar-benar orang yang tidak bertanggung jawab jika melakukan hal seperti itu" ucap AliaSementara menurut Adrian, apa bagusnya wanita yang berinisiatif untuk pergi? jadi Adrian hanya mengatakan "Itu semua tergantung pada suasana hati Ray nanti" sambil tersenyum tipis, membuat Meta dan Alia tidak bisa mengatakan apa-apa mendengar ucapan Adrian itu,Meta menundukkan kepalanya, pikirannya berkelana kemana-mana, dia telah membuat rencananya sendiri di dalam benaknya, semua itu terlalu sulit untuk dipercayaKeluarga Limandara dan Kel

  • Istri Pengganti Tuan CEO   Bab 148. Telepon dari Alina

    Ekspresi Adrian sempat goyah, tapi kemudian kembali normal dalam sekejap,"Apa kamu yakin dengan hal itu?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Ya" jawab Alia"Hmm, jika itu memang dia mengapa dia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa di telepon?" ucap AdrianAlia mengalihkan pandangannya dari Adrian "Aku juga tidak tahu" ucap Alia dengan suara lirih membuat Adrian menggeser tubuhnya mendekat ke arah Alia dan memeluknya"Jangan terlalu dipikirkan, itu hanya panggilan telepon dari Alina, jangan sampai hal itu mengganggumu dan membuatmu panik oke?" ucap Adrian pada Alia yang masih menyandarkan kepalanya di bahu Adrian"Apa menurutmu dia mencoba untuk mengingatkanku bahwa aku sedang menduduki posisinya sebagai Nyonya Denaswara?" ucap Alia"Jangan terlalu memikirkan hal itu oke? ini semua bukan salahmu, selain itu dia sendiri yang melarikan diri dari pernikahan itu jadi, tidak ada gunanya dia meneleponmu sekarang" ucap Adrian"Ketika dia memanggil namaku, itu terdengar seperti dia sedang men

  • Istri Pengganti Tuan CEO   Bab 147. Sayang

    Alia merasa belum siap untuk menyatakan kekalahan dan melanjutkan "Tapi bagaimana kamu tahu bahwa Ray tidak akan jatuh cinta pada Meta setelah menghabiskan lebih banyak waktu dengannya""Karena merasa setelah bertahun-tahun berlalu Ray masih belum bisa melupakan Cyntia, dia masih memikirkan wanita itu" ucap Adrian membuat Alia menegakkan tubuhnya dan menatap Adrian"Apa kamu mengenal Cyntia?" ucap Alia"Ya, aku bertemu dengan Ray dan Cyntia pada saat kami masih di SMP, kami bertiga berteman dekat sejak saat itu, aku tidak perlu menyebutkan berapa lamanya bukan?" ucap Adrian membuat Alia menganggukkan kepalanya"Apa dia cantik?" tanya Alia dengan ragu membuat Adrian tersenyum tipis"Tidak buruk" ucap Adrian sambil mengangkat bahunya, lalu akhirnya tersadar dan tersenyum cerah merekah "Apa mungkin kamu cemburu?" ucap Adrian dengan nada menggoda"Kamu tidak bilang kamu menyukainya, kenapa aku harus cemburu?" ucap Alia sambil memutar bola matanya ke arah Adrian"Tenang saja, aku tidak men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status