Raut wajah Adrian menjadi suram, kemudian ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah Wanita yang mirip dengan Alina itu,
"Apa itu terasa sakit" tanya Adrian sambil mengangkat dagu Alia dengan jarinya yang panjang
Mungkin karena kelembutan suaranya, air mata seketika langsung mengalir di pipi Alia, seperti pintu air yang telah dibuka, hati Adrian mencelos ketika ia merasakan air mata yang hangat di jari-jarinya
"Lambungku sakit, aku memiliki penyakit lambung kronis" ucap Alia di antara isak tangisnya
Adrian mengangkatnya ke dalam gendongannya,
"Pergi dan panggil Dokter" ucap Adrian kepada Pelayan itu
"Baik, Tuan" sang Pelayan itupun segera pergi
Adrian berjalan ke arah meja makan dengan Alia di dalam gendongannya, dia duduk kembali di kursinya, lalu meletakkan Alia di atas pahanya seperti seorang gadis kecil, setelah menyeka wajah Alia dengan selembar tisu, Adrian mengambil beberapa makanan dengan sendok dan mendekatkannya ke bibirnya
"Makanlah sesuatu" ucap Adrian.
Kedua Pelayan yang berdiri di samping, saling memandang dengan perasaan kaget, semua orang di Mansion itu mengetahui bahwa Adrian terobsesi dengan kebersihan ia mengidap germophobia,
Tidak ada yang diizinkan menyentuh barang-barangnya, dan dua set peralatan makan Adrian adalah produk yang dipesan khusus untuknya, satu set diletakkan di atas meja untuknya, sementara set cadangan lainnya diletakkan di Ruang penyimpanan, dan peralatan itu belum pernah di buka sebelumnya
Alia menatap tak percaya pada makanan di hadapannya, melihat betapa lembutnya Adrian, dia tidak bisa menahan air mata yang keluar dari matanya.
Alia merasa tersentuh hingga ia bahkan lupa untuk membuka mulutnya,
"Makanlah sesuatu, kamu akan merasa lebih baik" ucap Adrian dengan lembut
Mendengar ucapannya, Alia dengan patuh membuka mulutnya dan menatap Pria yang memberinya makan, setelah menelan makanan, lalu Alia mengatakan "Terima kasih, Pak Adrian" dengan tulus
Ketika mendengar Alia mengatakan itu, Adrian menegang dan raut wajahnya tiba-tiba menjadi dingin lagi, itu mengingatkan dirinya bahwa gadis dihadapannya bukanlah Alina, Alina tidak pernah berterima kasih padanya untuk apa pun.
***
"Obati lukanya, jangan sampai meninggalkan bekas luka" ucap Adrian kepada para Pelayan sambil menurunkan Alia ke lantai, kebetulan saat itu Dokterpun telah tiba
"Baik Tuan" ucap Para Pelayan itu berbarengan.
Para Pelayan membersihkan luka Alia dan membantunya untuk mandi, kemudian Dokter meresepkan beberapa obat untuknya, beberapa di antaranya adalah obat untuk dioleskan dan beberapa obat untuk diminum.
Setelah semua ini selesai, Alia berjalan tertatih-tatih ke Ruang makan, dan menatap Adrian dengan tatapan ragu,
"Pak Adrian, Kata Dokter saya harus makan tepat waktu, bolehkah saya makan siang sekarang?" ucap Alia
Raut wajah Adrian masih dingin, tetapi dia menjawab "Duduklah"
"Terima kasih" ucap Alia dengan suara yang lemah lembut
Menyadari bahwa sendok yang ia gunakan untuk makan sebelumnya masih ada di tangan Adrian, Alia mengulurkan tangan dan mengambilnya, sebelumnya ia menjelaskannya dengan malu-malu, "Aku sudah makan menggunakan sendok ini, jadi aku akan menggunakannya dibanding mengotori sendok yang lain"
Para Pelayan terperangah melihat tindakan Alia, namun Alia duduk di ujung meja yang lain dengan bahagia, dan mulai untuk makan, sama sekali tidak menyadari tatapan Pelayan lain yang sedang menghakiminya,
Alia kesulitan untuk makan sendiri, karena rasa sakit di tangannya, meski ia merasa sangat lapar, tapi ia tidak punya pilihan selain makan dengan lambat.
Adrian menatapnya dengan tenang sebelum meminta seorang Pelayan untuk membawakan peralatan makan cadangannya, kemudian, ia memakan makanannya sendiri.
Setelah makan siang, Alia bangkit berdiri lalu berkata "Aku yang akan mencuci piring"
"Apa tanganmu tidak sakit?' ucap Adrian sambil mengerutkan keningnya
"Tanganku sakit, tetapi jika aku tidak mencuci piring, aku harus melakukan pekerjaan lain yang mungkin akan lebih menyulitkan aku" ucap Alia,
Adrian hanya bisa mendengus mendengar ucapan Alia, dan itu membuat Alia tercengang, ia tidak tahu apa harus melanjutkan atau menunggu.
Untungnya, Adrian segera berbicara lagi "Karena Keluargamu telah diberi waktu dua hari, jadi kamu seharusnya beristirahat dan pulih untuk saat ini, Pada hari ketiga, aku akan mengantarmu kembali ke Rumahmu, saat itu nasibmu akan ditentukan oleh apa Alina akan muncul di hadapanku atau tidak"
Alia menggigit bibirnya dan merasa bingung harus bersikap seperti apa, "Haruskah aku berharap Alina kembali? atau tidak?" pikir Alia, ia mencuri pandang ke arah Adrian yang berwajah tampan namun terlihat dingin dan tidak memiliki ekspresi
Adrian merasa Alia sedang menatapnya, dan itu membuatnya tiba-tiba mendongakkan badannya.
Alia sangat malu ketika Adrian mendongakkan badannya, sehingga ia segera menundukkan kepalanya dan melihat ke sekeliling dengan sesantai mungkin,
Alia tidak tahu bahwa tidak ada tatapan lain selain penghinaan di kedua mata Adrian saat menatapnya.
"Alia, kamu tidak menikah denganku hanya karena Keluarga Bratakusuma, bukan?" tanya Adrian
Jantung Alia berdegup kencang, ia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Adrian,
"Apa dia sudah mencari tahu kebenarannya?" batin Alia, kemudian tanpa mengkhawatirkan lebih jauh, Alia mendongak dan bertemu dengan tatapan Adrian yang sedang menatapnya
"Tidak peduli apa alasannya, namun sepertinya itu tidak akan mengubah keputusanmu" ucap Alia dengan suara yang datar
"Itu memang benar" ucap Adrian
Alia mengatupkan bibirnya dengan erat, saat mendengarkan ucapan itu, ia berpikir sejenak,
"Pak Adrian, bolehkah aku bertanya bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa aku bukanlah Alina?" tanya Alia
"Apa itu penting bagimu?" Adrian mencondongkan tubuh ke depan, dengan siku di atas meja, dan menyipitkan kedua matanya ke arahnya
"Ya, karena aku terlibat di dalamnya" jawab Alia
"Kalian berdua mungkin terlihat sama persis, tapi Alina memiliki tahi lalat coklat di belakang telinganya, sedangkan kamu tidak memilikinya" ucap Adrian sambil mengambil selembar tisu, Adrian menyeka tangannya dengan perlahan
Alia menyadari betapa tajamnya mata Adrian saat mendengar ucapan ini, "Apa itu karena Adrian sangat mencintai Alina, sehingga ia mengingat bahkan tanda terkecil yang ada ditubuh Alina" pikir Alia,
Alia menganggukkan kepalanya sambil menyembunyikan kekecewaan yang dia rasakan,
"Baiklah, Aku mengerti" ucap Alia
Adrian sudah bangkit berdiri saat Alia berbicara, ketika Adrian berjalan melewatinya, ia dengan tajam mengingatkan Alia "Jika Alina tidak muncul di hadapanku dalam waktu dua hari, aku tidak akan duduk dan berbicara denganmu seperti ini"
"Pak Adrian, kamu adalah seorang Pria lajang yang paling memenuhi syarat di seluruh Indonesia dan Asia, kamu tidak kalah dari siapapun, dalam hal bakat, penampilan, dan kekayaanmu, lalu kenapa kamu begitu ingin menikahi seorang wanita yang tidak ingin menikahimu?" ucap Alia dengan berani, tepat ketika Adrian meninggalkan Ruang makan
Adrian tiba-tiba berhenti saat mendengar ucapan Alia, tapi dia tidak berbalik, tanpa diketahui oleh Alia, kedua matanya berkilat tidak senang,
"Seorang wanita yang tidak ingin menikah denganku? Huh!" Adrian mengejek dirinya sendiri
Ketegangan menyelimuti seisi ruangan itu karena perdebatan Adrian dan Alia,
Setelah lima detik, Adrian berbalik dan menatap Alia, tatapan matanya kembali terlihat acuh tak acuh seperti biasanya,
"Kenapa? karena sejak aku lahir, aku selalu mendapatkan semua yang kuinginkan, tidak peduli apa, hal-hal yang kuinginkan akan menjadi milikku" ucap Adrian dengan seringai di wajahnya
Alia merasa terkejut, ia yang tidak pernah memiliki kepercayaan diri yang besar selama ini, jadi ia tidak bisa menerima atau memahami tekad kuat yang ada dalam diri Adrian.
Bulu matanya bergetar, saat Alia berjuang untuk menemukan kata-kata untuk diucapkan, Adrian mengambil dua langkah ke depan, dan mengubah topik pembicaraan
"Tapi..."
Alia melangkah mundur, karena merasa takut dengan sikap Adrian
"Apa..., apa yang salah?" tanya Alia dengan suara yang gemetar
"Alina tidak mau menikah denganku, apa kamu mengatakan bahwa kamu adalah orang yang bersedia menikah denganku?" tanya Adrian, dan pertanyaannya menusuk Alia dengan tatapan matanya yang tajam
"Tidak bolehkah aku menggodamu?" ucap Alia sambil menatap mata Adrian dan Adrian menatap mata Alia dalam-dalam, senyum tersungging di bibirnya"Tentu saja boleh, aku hanya sedikit terkejut" ucap Adrian yang masih menyunggingkan senyumnyaRanjang dan menarik buku yang sedang di pegang oleh Alia"Kamu ingin aku pergi besok pagi karena Adikmu bisa jatuh cinta padaku, apa kamu cemburu?" ucap Adrian"Tidak" ucap Alia dengan cepat membuat Adrian tersenyum lembut dan menyentuh wajahnya, dia kemudian membungkukkan badannya dan mencium bibir merahnya, Alia menghindari ciuman itu"Ada masalah apa?" ucap Adrian berbicara sambil menatapnyaAlia mengerutkan bibirnya sedikit, tetap diam untuk waktu yang lama sambil menatapnya "Kenapa kamu menciumku?" membuat Adrian tercengang oleh pertanyaan yang dilontarkan Alia, dan itu terlihat jelas dari ekspresinya, sepertinya Adrian tidak pernah mengharapkan pertanyaan itu"Menurutmu mengapa aku menciummu?" tanya Adrian membuat Alia tersenyum tipis padanya"S
Di dalam Bugatti Veyron, Adrian mengemudi dalam diam, Alia duduk di kursi penumpang, kata-katanya terus menerus berputar di dalam benaknyaDi mata Pria itu, dia adalah Angsa yang cantik, membuat Alia mengatupkan bibirnya dan tenggelam di dalam pikirannya "Apa aku benar-benar seperti itu? tidak mungkin, aku jelas tidak seperti itu, mungkin Adrian hanya mencoba untuk menyelamatkan wajahnya sebagai Nyonya Denaswara, dan dia juga pasti akan mengatakan hal yang sama jika wanita lain yang menjadi Nyonya Denaswara"Alia tenggelam dalam pikirannya, sampai mendengar suara Adrian yang memanggilnya "Apa yang sedang kamu pikirkan?""Tidak ada apa-apa" ucap Alia membuat Adrian tersenyum kecut"Bukan apa-apa? dan kamu terlihat begitu tenggelam dalam pikiranmu?' ucap Adrian"Benarkah" ucap Alia"Coba lihat dirimu di cermin" ucap AdrianNamun Alia membela diri dengan mengatakan "Kita hampir tidak berbicara di dalam mobil, jadi aku hanya sedikit berpikir tentang pekerjaan""Bukankah kamu mengatakan ba
"Orang tua angkatku memiliki seorang anak kandung bernama Maria, dia berusia dua tahun lebih muda dariku, sampai sekarang Orang tua angkatku menjalankan toko buah dan mereka adalah orang biasa, tidak ada yang istimewa tentang mereka" ucap Alia sambil menatap Adrian yang sedang mengemudi"Apa kamu pernah menyebutku pada mereka?" ucap Adrian"Yah, aku memberi tahu mereka bahwa aku sudah menikah, tapi kami belum banyak membicarakan apa-apa tentangmu" ucap Alia"Kenapa kamu tidak menyebut namaku pada mereka?" ucap Adrian"Aku merasa ada terlalu banyak yang harus dikatakan jika bercerita tentangmu, dan aku tidak tahu harus mulai dari mana" ucap A;ia"Kenapa kamu berpikir bahwa kamu harus mengatakan terlalu banyak tentangku?" ucap Adrian"Kita menikah bukan karena kita saling mencintaikan? seperti yang kamu lihat, secara alami itu rumit untuk diceritakan" ucap AliaAdrian berhenti bertanya ketika mendengar jawabannya, lalu tidak lama setelah itu mereka akhirnya tiba di tujuan mereka, Adrian
Alia tidak ingin mengatakan apapun yang akan membuat Adrian kesal atau sesuatu yang dia rasa tidak enak untuk didengar, keinginannya untuk hidup dan naluri untuk melindungi diri tidak mengizinkannya untuk berbuat hal seperti ituMudah bagi Seorang Pria untuk menerima alasan yang mulia, terutama dalam situasi seperti itu,"Tidak masalah jika kamu tidak ingin punya bayi" ucap Adrian membuat Alia mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan tidak berkata apa-apa untuk membalas, dia sepertinya mengharapkan kelanjutan dari ucapannyaSesuai dengan harapannya, Adrian lalu mengucapkan "Kalau begitu minum saja pil kontrasepsi"Alia menatap Adrian dengan tatapan tidak percaya setelah dia mengucapkan kata-kata itu, dia bingung harus berkata apa saat memikirkan perseteruan yang pernah terjadi di antara mereka karena masalah pil kontrasepsiAlia mengatupkan bibirnya, keluhan memenuhi hatinya dan menumpuk, namun dia tidak bisa mengatakan sepatah katapunAdrian tidak merasakan apa-apa terhadapnya, jadi sang
"Kenapa kamu bersikap begitu bermusuhan dengannya?" ucap AliaAdrian tidak menjawab pertanyaan yang dia lontarkan, ada sesuatu yang tidak bisa dia katakan pada Alia, jadi dia memilih untuk diamKeheningan terjadi di dalam mobil, Alia tahu Adrian merasa kesal, jadi dia memutuskan untuk tidak memecah keheningan, mobil berhenti di Mansion AW sekitar setengah jam kemudianPintu mobil terkunci saat Alia mencoba untuk keluar, dia menoleh ke arah Adrian, kebingungan tertulis di seluruh wajahnya "Apa artinya ini?""Jangan biarkan Andra menginjakkan kaki di Grup Bratakusuma lagi, minta penanggung jawab proyek itu untuk pergi ke Bimantara kapanpun mereka perlu untuk membicarakan sesuatu" ucap Adrian, membuat Alia kehilangan kata-katanya mendengar permintaannya"Pria ini benar-benar sudah bertindak keterlaluan" batin Alia, ia terus memutuskan untuk diam dan tidak memberikan jawaban apapunNamun Adrian menahan dagu Alia, dan mengangkat wajahnya, memaksa Alia untuk menatapnya,"Apa kamu mendengar
"Kenapa kamu merasa yakin bahwa itu ada hubungannya dengan Adrian?" ucap Alia sambil tersenyum, membuat ekspresi Andra seketika berubah dingin ketika mendengar ucapan Alia itu,Andra mengerutkan bibirnya tapi tetap diam, ada sesuatu yang harus dia sembunyikan dari Alia,Setelah jeda beberapa saat, dia kemudian menatap Alia dan mengatakan "Mungkin aku hanya terlalu banyak berpikir, Alia, aku tahu bahwa kamu sudah menikah dan aku benar-benar tidak ingin terus mengganggumu sepanjang wakti, tapi aku benar-benar berharap bahwa kita bisa tetap menjaga persahabatan kita, kita bisa sesekali makan malam bersama, kuharap kamu bisa memahamiku""Tentu saja aku mengerti Andra, dan aku selalu berterima kasih padamu atas semua bantuan yang kamu berikan terhadap BK Holding, aku tidak akan melupakannya" ucap Alia sambil sedikit menganggukkan kepalanya penuh pengertian"Aku tidak datang kesini untuk meminta rasa terima kasih darimu" ucap Andra"Aku tahu" ucap Alia sambil tersenyum kecilMereka berdua t
"Kamu seharusnya memikirkan hal itu lebih dulu sebelum berkomplot di belakangku, sekarang kamu harus membayar konsekuensi untuk kesalahanmu, cepat menyingkir dari pandanganku" ucap Adrian sambil menatap Endah dengan tatapan dinginEndah tidak ingin menyulut amarah Adrian, jadi, dia dengan cepat mundur beberapa langkah dan membiarkannya lewat, Adrian masuk ke dalam Bugatti Veyron tanpa menoleh ke belakang untuk melihatnya, dia dengan cepat pergi dari tempat itu"Adrian, aku mencintaimu, apa yang salah dari itu?!" ucap Endah ambruk ke tanah dan berteriak ketika mobil sudah tidak terlihat dari pandangannyaSetelah menangis selama sekitar 10 menit, Endah berusaha untuk menenangkan diri dan menggertakkan giginya "Aku tidak akan melepaskannya begitu saja, kamu salah besar jika kamu berpikir bahwa kamu telah menang, aku mungkin tidak bisa mendapatkan cintamu, tapi aku akan memastikan bahwa Alia tidak akan menjalani kehidupan yang baik"Di dalam mobil, Alia terus menerus mengingat adegan yang
Alia bahkan bisa merasakan jantungnya berdetak sangat kencang di dalam dadanya, ketika dia bertanya pada Adrian apa yang sebenarnya dia pikirkan tentang dirinyaSetiap kali Adrian mempertanyakan dirinya, dia akan membalikkan keadaan dan kemudian memperlakukannya dengan sangat lembut setelahnya, namun Alia tahu bahwa bertanya tidak akan menghasilkan apa-apaSepertinya apa arti dirinya bagi Pria itu sama sekali bukan masalah, yang paling penting adalah dia mendambakan kasih sayang dari Pria ituTidak tahu berapa lama Adrian memeluknya, Alia akhirnya berkata "Apa kamu akan memelukku seperti ini selamanya?""Apa ada masalah?" ucap Adrian"Sudah ku bilang kalau aku mengantuk dan ingin tidur" ucap Alia"Oke, ayo naik ke atas dan tidur" ucap Adrian yang langusng menggendong Alia setelah mengatakan ituAlia yang lengah langsung melingkarkan lengannya di leher Pria itu, dia dengan mantap berjalan naik ke atas menuju ke kamar dengan Alia yang masih berada di dalam pelukannya,Alia tidak bisa me
"Apa kamu benar-benar yang merencanakan semua itu?" tanya Adrian"Bagaimana jika aku benar-benar melakukannya?" tanya Alia kembali"Aku hanya bisa mengatakan bahwa jika kamu melakukan hal seperti itu, maka itu akan menyakiti hatiku, lagi pula ada perbedaan antara kamu mendorongnya untuk melarikan diri dengan dia melarikan diri atas inisiatifnya sendiri, apa kamu mengerti dengan maksud dari ucapanku?" ucap Adrian"Fiuhhh, bagaimana mungkin Alia tidak mengerti?" dalam hati AdrianJika Alina melarikan diri atas inisiatifnya sendiri, maka Alia benar-benar tidak bersalah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia bisa terus menjadi Nyonya Denaswara serta menikmati hak istimewa yang bisa dia dapatkan dengan statusnya sebagai Nyonya DenaswaraNamun, jika Alia yang mendorong Alina untuk melarikan diri, maka dia akan dilemparkan ke neraka terdalam oleh Adrian untuk melampiaskan kebencian yang ada dalam hatinyaDari sudut pandang Adrian, sepertinya tidak ada yang salah dengan kata-katanya, ket