Bibir Alia menganga dengan tidak percaya mendengar pertanyaan Adrian, mulutnya terasa sangat kering, ia tidak bermaksud untuk memasang pertanyaan jebakan untuk dirinya sendiri.
Tanpa menunggu jawaban, Adrian terus berjalan ke depan. Untuk setiap langkah yang dia ambil ke arahnya, Alia mundur selangkah dengan perasaan cemas.
Adrian mengulurkan tangannya saat melihat bagian belakang pinggang Alia yang hendak mengenai meja, lalu ia meraih pinggang ramping Alia sebelum menariknya mendekat, Adrian menundukkan kepalanya sambil menatap Alia
"Jawab aku" ucap Adrian
Alia hampir tidak bisa bernapas, ia bisa merasakan napas Adrian di dahinya dan membuatnya gemetaran, Alia perlahan mendongak untuk bertemu dengan tatapan mata Adrian, lalu Alia menyadari bahwa jarak di antara mata mereka hanya berjarak beberapa inci.
Alia dengan cepat memalingkan wajahnya karena merasa terkejut dengan jarak mereka yang begitu dekat, Adrian memandangnya yang panik tanpa mengedipkan mata,
"Aku suka berkomunikasi secara langsung, jadi jawab aku!" ucap Adrian sambil mencengkeram dagu Alia, Alia mengepalkan tangannya untuk menenangkan dirinya
"Apa yang akan kamu lakukan jika aku mengatakan ya?" tanya Alia
Kedua mata Adrian langsung menyipit menjadi dua lengkungan yang menakutkan
"Apa kamu menyukaiku?" Tanya Adrian
Alia menggigit bibirnya saat merasakan napasnya yang panas di wajahnya dan memaksa dirinya untuk berhenti gemetar, ia menelan ludah sebelum menatap mata Adrian,
"Adrian.., Adrian Denaswara... aku mencintaimu, aku sudah lama mencintaimu, karena itulah aku rela menggantikan posisi Alina, dan menikahimu, tapi aku juga melakukannya demi Orang Tuaku, tolong jangan lakukan apapun pada BK Corp., ketika Alina kembali, aku pasti akan segera meninggalkanmu" ucap Alia
Saat ia berbicara, kedua matanya terus bergerak ke sana kemari dan tidak berani menatap kedua mata Adrian, namun yang membuat Alia terkejut Adrian tiba-tiba berteriak "Lihat aku!"
Di bawah auranya yang mendominasi, Alia tidak bisa menahan emosinya, ia hanya bisa menatap lurus ke arahnya dengan air mata di kedua matanya seperti sebuah boneka.
"Apa kamu yang memaksa Alina meninggalkan Keluarga Bratakusuma, agar kamu bisa menikah denganku?" tanya Adrian dengan nada suara yang jauh lebih dingin dari sebelumnya
Sorot terluka menyelimuti kedua mata Alia, Apa Adrian berpikir dirinya adalah orang yang sangat keji?
Air mata yang menggantung di matanya langusng langsung mengalir di pipinya, tapi dia tahu bahwa dia masih harus menjelaskan yang sebenarnya padanya
"Tidak, aku tidak, aku bersumpah, kamu bisa menanyakan itu pada kedua Orang Tuaku, kamu salah paham padaku" ucap Alia
Adrian dengan kasar melepaskan dagunya dan menyeka air mata dari sudut matanya,
"ini sungguh menarik" ucap Adrian dengan samar
Alia menatapnya dengan tatapan bingung, Bibir Adrian melengkung menjadi seringai jenaka saat dia berkata menambahkan, "Karena wanita yang ingin kunikahi telah melarikan diri, jadi tidak buruk juga untuk menyiksamu yang merupakan Kakaknya"
Untuk sesaat, Alia tidak tahu harus bagaimana setelah mendengar ucapan yang dikatakan oleh Adrian, "Apa dia benar-benar ingin menyiksanya?" namun entah kenapa dia tidak merasa takut atau tidak bersedia
Alia menggerakkan bibir merahnya sedikit saat melihat raut wajahnya yang tampan,
"Pak Adrian, kamu boleh menyiksaku, tapi bisakah kamu mengampuni keluargaku?" ucap Alia
"Apa kamu pikir kamu berada dalam posisi untuk melakukan tawar-menawar denganku?" ucap Adrian dengan mengangkat sebelah alisnya
Alia mengatupkan bibirnya, dan menjawab, "Jangan lupa bahwa Alina juga adalah Putri dari Keluarga Bratakusuma, jika kamu menghancurkan Keluarga Bratakusuma, dia tidak akan memaafkanmu setelah dia kembali nanti"
Adrian mendengus lalu memalingkan wajahnya,
"Jangan khawatir, aku punya cara untuk membuat wanita yang kucintai bahagia" ucap Adrian dengan angkuh
"Wanita yang dia cintai?" batin Alia, hati Alia kembali mencelos mendengar perkataan Adrian
"Aku mengerti" ucap Alia pelan, sambil menundukkan kepalanya
"Beristirahatlah dan rawat lukamu dengan baik, aku tidak ingin Papimu berpikir bahwa aku telah menganiaya Putrinya ketika dia bertemu denganmu" ucap Adrian dengan kasar
Adrian mengerutkan kening saat melihat Alia masih tetap terpaku di tempat
"Apa kamu tuli?" Tanya Adrian
Alia akhirnya mengangkat kepalanya, tapi ketika ia menatap kedua mata Adrian yang dalam, Alia langsung tenggelam di dalamnya, kedua mata itu seolah-olah seperti dua pusaran air yang menghisapnya, Alia tidak percaya bahwa dia begitu dekat dengan wajah tampan dan lembut yang telah lama ia cintai.
Adrian melangkah maju dan menatap Alia,
"Alia, kenapa kamu tidak memotret diriku saja? kamu bisa menatap foto dalam waktu yang sangat lama" ucap Adrian ketika ia melihat Alia dalam keadaan linglung
Alia tersadar, lalu berbalik dan bergumam "Aku tidak tuli"
"Sebaiknya kamu tidak tuli, beristirahatlah" ucap Adrian, namun Alia masih tidak bergerak
Adrian tidak ingin membuang waktu lagi disini, jadi diapun mulai berjalan pergi, ketika Adrian melewati Alia, akhirnya Alia angkat bicara, "Pak Adrian, aku adalah wanita yang kamu nikahi di hadapan penghulu, tapi aku ditindas oleh Kepala Pelayanmu, apa hal itu tidak mengganggumu?" kata-katanya ini menggelitik minat Adrian
"Bagaimana mungkin wanita ini masih berani meminta bantuanku?" Adrian bertanya-tanya di dalam hatinya sendiri dan tertawa geli
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Adrian
"Kepala Pelayanmu telah memukulku dan membuat luka di sekujur tubuhku, bukankah dia setidaknya harus meminta maaf padaku?" ucap Alia
"Oke" jawab Adrian sambil menganggukkan kepalanya, dan diam-diam terkesan bahwa wanita ini memiliki cukup keberanian.
Alia tidak merasa terkejut dengan reaksinya, lagi pula, Pria seperti Adrian tidak akan pernah membiarkan wanita yang memiliki hubungan dengannya ditindas oleh orang lain, kalau tidak, dia yang akan tampak tidak berkompeten dan reputasinya akan dipertaruhkan.
Adrian memberi isyarat pada seorang Pelayan yang berdiri di dekatnya untuk memanggil Endah, kemudian dia berjalan ke arah sofa dan duduk.
Alia mengikuti dengan cermat dan duduk di sebelahnya tanpa meminta izinnya. Adrian meliriknya dari samping dan mencibir, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Alia menggigit bibir bawahnya sambil mencoba untuk menenangkan diri, meski ia tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Adrian, namun dia percaya bahwa dia bisa duduk di sebelahnya selama dia tidak memintanya untuk bangun.
Tiga menit kemudian, Endah memasuki ruangan dan dengan hormat berjalan ke arah Adrian, meski ia telah melihat Alia pada pandangan pertama, tapi dia hanya berpura-pura, seolah-olah ia tidak berada di dalam ruangan itu.
Endah menatap Adrian dan bertanya, "Tuan, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?"
Adrian menoleh ke arah Alia dan mengisyaratkannya untuk berbicara, Alia menatap langsung ke arah Endah, dan berkata dengan keras, "Minta maaf padaku"
Sikap Endah berubah total begitu dia menoleh ke arah Alia, ekspresi hormat di raut wajahnya berubah menjadi seringai menghina, dan dia menegakkan tubuh dengan sifatnya yang arogan,
"Jangan bermimpi, dasar barang palsu! apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan meminta maaf padamu? lagi pula, aku tidak melakukan kesalahan apa pun" ucap Endah
Bibir Alia berkedut saat dia berbalik untuk melihat ke arah Adrian,
"Pak Adrian, apa kau benar-benar membutuhkan Pelayan yang tidak patuh seperti itu? bagaimana kalau kamu langsung memecatnya saja?" ucap Alia
"Omong kosong, apa yang sedang kamu katakan barang palsu?" Endah memaki dan menatap Alia dengan tatapan tidak percaya
Setelah Pria itu memakaikan cincin pada Jessica, mereka berdua saling berpelukan sambil menangis, semua orang menyaksikan plot dramatis seperti itu dengan mata kepala mereka sendiri, namun ada sesuatu hal yang terlihat aneh, karena Ray tidak terlihat kesal ataupun malu dengan kejadian ituMeta sedikit menaikkan sudat bibirnya saat dia menatap Ray, tidak perlu diragukan lagi, dia merasa senang melihat Ray akhirnya tidak jadi bertunangan dengan JessicaSetelah beberapa saat berlalu, dua orang yang awalnya merupakan tokoh utama malam itu mulai menjelaskan pada orang banyak tentang lelucon itu secara terpisah, karena itu Pesta Pertunangan itu berakhir dengan diskusi dari para tamu undangan yang hadir disanaSetelah beberapa saat, Adrian datang menghampiri mereka dan berdiri di samping Alia"Kita pulang sekarang?" tanya Adrian sambil menatap Alia"Oke" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya, kemudian dia menolehkan pandangannya dan menatap Meta,"Meta, kami akan pulang sekarang, apa kamu
"Hmm, itu adalah hal yang bagus, Sekarang aku benar-benar yakin dan tenang, kamu benar-benar tidak perlu khawatir lagi karena Adrian telah mengambil keputusannya sendiri, jadi walaupun nantinya Alina kembali, kamu akan tahu bagaimana cara menghadapinya, kamu hanya perlu menjelaskan semuanya padanya" ucap MetaLalu Meta terdiam sejenak untuk berpikir, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat dan bertanya "Alia, aku benar-benar tidak mengerti, apa yang sebenarnya kamu khawatirkan tentang hal ini?" membuat Alia menghela napasnya dengan berat"Meta, kita tidak bisa melupakan bahwa biar bagaimanapun Alina adalah Adik kandungku, aku tidak akan bisa hidup dengan tenang jika dia masih memiliki perasaan untuk Adrian" ucap Alia dengan tulus"Alia perasaanmu sendiri tidak akan bisa hilang begitu saja bukan, kamu tidak bisa mengabaikan itu, menurutku jika kamu menyukainya, maka kamu harus mencoba sebaik mungkin untuk tetap bersamanya" ucap Meta"Selain itu Adrian telah banyak berubah ketika
"Perkenalkan, namaku Meta, dan aku adalah salah satu Mantan Pacar Ray" ucap Meta memperkenalkan dirinya membuat Jessica tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar Meta memperkenalkan dirinya secara terbuka seperti itu"Hmm, beberapa Mantan Pacarnya yang lain juga hadir disini, tapi ini pertama kalinya aku mendengar perkenalan diri semacam ini" ucap Jessica sambil tersenyum lebar"Mungkin karena aku memiliki kepribadian yang lucu dan menarik" ucap Meta sambil tertawa pelan"Ya, aku bisa melihat itu di dirimu, kamu pasti adalah orang yang menjalani hidup dengan bebas dan mudah untuk mencintai dan membenci" ucap Jessica membuat Meta tersenyum"Jessica, aku tidak menyangka kamu akan menjadi seorang penilai karakter yang baik, Sahabatku juga mengatakan hal yang sama padaku" ucap Meta"Tapi kemudian aku bertanya-tanya mengapa kamu jatuh cinta pada Pria seperti Ray, padahal kamu sangat pandai membaca karakter orang, kamu tahu kalau dia memiliki begitu banyak Mantan Pacarkan?, bagaimana kala
"Dia tidak menjelaskannya, tapi sejauh yang kutahu, pertunangan Ray, hanyalah sebuah taktik untuk memaksa Cyntia muncul, Ray menjadikan pertunangannya itu sebagai umpan untuk melihat apakah Ray masih memegang posisi di hatinya jika dia muncul, lalu menghentikan perjamuan itu, maka pertunangan di antara mereka pasti akan gagal" ucap Adrian dengan santai"Tapi bagaimana jika Cyntia tidak muncul di Pesta itu? apa dia akan tetap bertunangan dengan wanita itu? Ray benar-benar orang yang tidak bertanggung jawab jika melakukan hal seperti itu" ucap AliaSementara menurut Adrian, apa bagusnya wanita yang berinisiatif untuk pergi? jadi Adrian hanya mengatakan "Itu semua tergantung pada suasana hati Ray nanti" sambil tersenyum tipis, membuat Meta dan Alia tidak bisa mengatakan apa-apa mendengar ucapan Adrian itu,Meta menundukkan kepalanya, pikirannya berkelana kemana-mana, dia telah membuat rencananya sendiri di dalam benaknya, semua itu terlalu sulit untuk dipercayaKeluarga Limandara dan Kel
Ekspresi Adrian sempat goyah, tapi kemudian kembali normal dalam sekejap,"Apa kamu yakin dengan hal itu?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Ya" jawab Alia"Hmm, jika itu memang dia mengapa dia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa di telepon?" ucap AdrianAlia mengalihkan pandangannya dari Adrian "Aku juga tidak tahu" ucap Alia dengan suara lirih membuat Adrian menggeser tubuhnya mendekat ke arah Alia dan memeluknya"Jangan terlalu dipikirkan, itu hanya panggilan telepon dari Alina, jangan sampai hal itu mengganggumu dan membuatmu panik oke?" ucap Adrian pada Alia yang masih menyandarkan kepalanya di bahu Adrian"Apa menurutmu dia mencoba untuk mengingatkanku bahwa aku sedang menduduki posisinya sebagai Nyonya Denaswara?" ucap Alia"Jangan terlalu memikirkan hal itu oke? ini semua bukan salahmu, selain itu dia sendiri yang melarikan diri dari pernikahan itu jadi, tidak ada gunanya dia meneleponmu sekarang" ucap Adrian"Ketika dia memanggil namaku, itu terdengar seperti dia sedang men
Alia merasa belum siap untuk menyatakan kekalahan dan melanjutkan "Tapi bagaimana kamu tahu bahwa Ray tidak akan jatuh cinta pada Meta setelah menghabiskan lebih banyak waktu dengannya""Karena merasa setelah bertahun-tahun berlalu Ray masih belum bisa melupakan Cyntia, dia masih memikirkan wanita itu" ucap Adrian membuat Alia menegakkan tubuhnya dan menatap Adrian"Apa kamu mengenal Cyntia?" ucap Alia"Ya, aku bertemu dengan Ray dan Cyntia pada saat kami masih di SMP, kami bertiga berteman dekat sejak saat itu, aku tidak perlu menyebutkan berapa lamanya bukan?" ucap Adrian membuat Alia menganggukkan kepalanya"Apa dia cantik?" tanya Alia dengan ragu membuat Adrian tersenyum tipis"Tidak buruk" ucap Adrian sambil mengangkat bahunya, lalu akhirnya tersadar dan tersenyum cerah merekah "Apa mungkin kamu cemburu?" ucap Adrian dengan nada menggoda"Kamu tidak bilang kamu menyukainya, kenapa aku harus cemburu?" ucap Alia sambil memutar bola matanya ke arah Adrian"Tenang saja, aku tidak men