Share

Bab 154

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-09-04 12:00:05

Dira mendengkus sambil membalas tatapan Maura tak kalah tajam.

“Kenapa harus berbagi? Kamu tidak ingin memiliki dia seutuhnya?”

Bukannya marah mendengar ucapan Maura, Dira malah berkata seperti itu. Perlahan Maura mengubah posisi tubuhnya seperti awal. Sementara Dira hanya bergeming di tempatnya.

“Jadi kamu pada akhirnya menyerah dan memberikan dia padaku?”

Dira terdiam sesaat, menelan ludah beberapa kali sambil menatap Maura dengan saksama.

“Ya … tentu saja.”

Wajah Maura tampak berseri-seri mendengar jawaban Dira. Tidak disangka adik tirinya begitu mudah dilumpuhkan. Hanya karena beberapa kali intimidasi saja sudah membuat Dira menyerah.

Padahal awalnya Maura menduga Dira lebih sulit dikalahkan daripada Disa, tapi dugaannya salah. Senyuman terukir indah di wajah Maura. Ia merasa kerja kerasnya tidak sia-sia.

Namun, tiba-tiba Dira kembali bersuara.

“Itu akan terjadi, jika

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
hmmmm ditunggu aksimu lif....
goodnovel comment avatar
Naomi Toriko
alif oh alif
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 156

    “Lif, aku … bukan aku yang memasang berita itu. Sumpah, demi Tuhan.”Seketika Maura bersuara melakukan pembelaan. Alif hanya diam menatapnya tajam.“Aku … mana mungkin berani berkata bohong. Kamu suami Dira. Sungguh, bukan aku yang melakukannya, Lif.”Alif menghela napas panjang sambil mengurai lipatan tangannya. Ia meraih jus jeruknya dan menenggaknya habis.“Aku tidak bisa memastikannya. Toh, Firman masih menyelidikinya. Cepat atau lambat pasti juga ketahuan.”Mata Maura mendelik mendengar ucapan Alif, kemudian dengan tergesa dia menggeleng sambil mengangkat tangan seperti bersumpah.“Sumpah, Lif. Bukan aku yang melakukan. Aku sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini.”“Aku juga tidak tahu jika fotoku yang terpasang di sana. Tolong, Lif, percaya padaku!!!”Alif tersenyum masam mendengar ucapan Maura.“Aku lebih percaya pada bukti, Maur

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 155

    “Tumben banget kamu ngajak aku makan di sini, Lif,” ucap Maura.Wanita berambut merah itu sangat senang saat dihubungi Alif satu jam yang lalu. Kekesalannya dengan Dira langsung menguap ke udara begitu menerima telepon dari Alif.Alif hanya tersenyum sekilas sambil menganggukkan kepala menatap Maura.“Aku hanya ingin mengajakmu bicara sebentar, Maura.”Sebuah senyum terkembang lebar di raut Maura yang full make up.“Lama pun gak masalah, Lif. Aku lagi free hari ini.”Alif manggut-manggut mendengarnya.“Ehmm … sebelum ngobrol, aku boleh pesan makanan dulu, kan?”Alif mengangguk, kemudian Maura sudah melambaikan tangan memanggil pelayan. Selanjutnya ia sudah memesan beberapa menu istimewa di sana. Sepertinya Maura sengaja memanfaatkan kesempatan.Resto tempat mereka makan merupakan resto terkenal, bahkan untuk makan di sana harus reservasi jauh hari dulu. Hanya orang t

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 154

    Dira mendengkus sambil membalas tatapan Maura tak kalah tajam.“Kenapa harus berbagi? Kamu tidak ingin memiliki dia seutuhnya?”Bukannya marah mendengar ucapan Maura, Dira malah berkata seperti itu. Perlahan Maura mengubah posisi tubuhnya seperti awal. Sementara Dira hanya bergeming di tempatnya.“Jadi kamu pada akhirnya menyerah dan memberikan dia padaku?”Dira terdiam sesaat, menelan ludah beberapa kali sambil menatap Maura dengan saksama.“Ya … tentu saja.”Wajah Maura tampak berseri-seri mendengar jawaban Dira. Tidak disangka adik tirinya begitu mudah dilumpuhkan. Hanya karena beberapa kali intimidasi saja sudah membuat Dira menyerah.Padahal awalnya Maura menduga Dira lebih sulit dikalahkan daripada Disa, tapi dugaannya salah. Senyuman terukir indah di wajah Maura. Ia merasa kerja kerasnya tidak sia-sia.Namun, tiba-tiba Dira kembali bersuara.“Itu akan terjadi, jika

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 153

    “Firman, bisa jemput aku satu jam lagi?”Alif langsung menghubungi Firman usai melihat berita di medsos. Tempo hari kedua orang tuanya sudah memberi tahu mengenai hal ini. Hanya saja Alif belum sempat menyelesaikannya.“Baik, Pak.”Alif langsung mengakhiri panggilan begitu Firman menjawab. Mobilnya sedang masuk bengkel usai tabrakan kemarin, itu sebabnya ia meminta Firman menjemputnya.“Kamu sudah bangun, Mas?”Suara Dira tiba-tiba menyeruak dari arah brankar. Wanita cantik berambut coklat itu menyipitkan mata melihat Alif.Tampangnya berantakan, rambut acak-acakan, belum lagi banyak tanda kepemilikan di leher peninggalan Alif.Alif tersenyum, berjalan menghampirinya.“Iya, aku mau ke kantor bentar. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan.”Dira hanya mengangguk mendengar penjelasan Alif, kemudian dia sudah berjalan ke kamar mandi. Alif hanya diam memperhatikan hingga pintu k

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 152

    Alif menoleh. Telinganya tidak tuli dan ia bisa mendengar dengan jelas apa yang baru tercetus dari bibir Fabian.Mertuanya itu sedang menyesali sesuatu yang berhubungan dengan panggilan. Memangnya panggilan apa yang dimaksud? Apa panggilan itu berhubungan dengan kecelakaan yang dialami Dira dan Luna? Atau ada hal lain yang tidak ia ketahui?Alif tidak berani bertanya. Ini sudah di luar ranahnya. Ia juga tidak mau mengungkit semua yang berlalu. Toh, sekarang ia sudah belajar menerima semuanya dan mulai membuka hatinya untuk Dira.“Lif!!” Panggilan Widuri membuyarkan lamunan Alif.Alif mendongak menatap wajah teduh sang Bunda yang berdiri di depannya.“Ada apa, Bunda?”“Ayah dan Bunda mau pulang dulu, ya? Gak papa kan kamu menunggu di sini sendirian?”Alif mengangguk sambil tersenyum. “Iya, Bunda.” Kemudian Alif melirik Fabian yang duduk di sampingnya.“Om Fabian juga kalau ma

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 151

    “Alif, bagaimana keadaan Dira?”Alif sangat terkejut saat tiba-tiba Fabian sudah berdiri di depannya. Tadi Emran memang menghubungi Fabian mengenai kecelakaan yang menimpanya.“Eng … dokter masih memeriksanya, Om.”Fabian mengangguk sambil melihat ke arah pintu. Ada Emran yang berdiri di sampingnya mencoba menenangkan.“Dira baik-baik saja, kok. Dokter hanya ingin memastikan keadaannya, Fabian.”Fabian kembali menganggukkan kepala, tapi di wajahnya masih menyimpan kegelisahan.“Saya minta maaf, Om. Saya yang bersalah dalam hal ini. Saya tidak berhati-hati saat mengemudi tadi.”Alif kembali bersuara dan langsung meminta maaf ke Fabian. Fabian terdiam, menatap pria tampan yang menjadi menantunya kemudian menggeleng perlahan.“Iya, Lif. Om yakin kamu juga tidak mau hal seperti ini menimpamu.”Alif mengangguk lesu dan entah mengapa ia jadi teringat pembicaraa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status