Share

Bab 2

Author: Aira Tsuraya
last update Huling Na-update: 2025-06-03 12:00:59

“Apa katamu?”

Dira tidak menjawab hanya menundukkan kepala. Sedangkan Alif langsung merampas kertas yang diberikan Dira tadi.

Alif terdiam saat membacanya. Ia tahu, itu memang tulisan tangan Disa. Di sana disebutkan jika Disa membatalkan pernikahannya dengan Alif.

“Aku dan Papa menemukan surat itu di kamarnya beberapa jam sebelum pernikahan. Itu sebabnya Papa memintaku menggantikan posisi Disa. Namun, ini hanya sementara, Mas. Nanti kalau Disa sudah ditemukan, kalian bisa melanjutkan pernikahan dengan benar.”

Alif hanya membisu, meremas kertas itu dengan wajah mengeras. Kemudian tanpa menoleh ke Dira, ia berkata dengan suara seperti menggeram marah.

“Keluar!”

Dira terkejut mendengar ucapan Alif. Ini sudah hampir tengah malam dan mereka sedang berada jauh dari keramaian.

“Aku bilang keluar!” sergah Alif karena Dira tidak langsung merespon. "SEKARANG!"

Dira menelan ludah sambil menatap nanar ke arah pria yang diliputi amarah itu.

Sepertinya, Alif melihat reaksinya. Dia menoleh, menyipitkan mata sambil berkata dengan dingin.

“Apa kamu tidak punya telinga, Dira? Atau mau aku tendang dari sini?”

Dira terjingkat, tapi dia tidak mau membuat situasi menjadi lebih runyam. Ia sudah mengenal Alif sejak kecil dan tahu bagaimana sifat Alif jika sedang marah.

Tanpa banyak bertanya lagi, Dira pun keluar dari mobil.

Alif langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Dira seorang diri di pinggir jalan. Dira hanya diam menatap mobil Alif yang semakin menjauh. Ia berharap tidak terjadi sesuatu hal yang membahayakan pria itu.

Selang beberapa saat, Alif sudah tiba di kamar hotel. Ia duduk diam di sudut kamar dengan wajah muram. Matanya terus menatap kertas yang sudah ia remas. Ia tidak menduga Disa akan melakukan ini padanya.

Padahal mereka sudah menantikan momen indah ini. Bahkan Disa yang terlihat antusias mempersiapkan segalanya.

Beberapa lintasan peristiwa tiba-tiba berkelebatan di benak Alif.

“Apa mungkin kamu hanya berpura-pura mencintaiku, Disa?” Ia bergumam lirih. "Sial!"

Alif mengumpat sambil menendang sebuah meja di depannya. Ia tampak semakin kacau. Harusnya ini hari bahagianya, tapi nyatanya dia malah terluka dalam.

Sementara itu, Dira sudah berada di dalam taxi menuju hotel tempat Alif berada. Ia sangat mengkhawatirkan Alif saat ini.

Untung saja, Dira dengan cepat mendapatkan taxi sehingga tidak perlu menunggu lama di tempat umum seperti tadi.

Tinggal beberapa kilometer ia tiba, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Dira melihat nama papanya tertera di sana. Dira menarik napas panjang, berharap ada kabar baik mengenai saudara tirinya.

“Halo, Pa?” sapa Dira mengawali.

“Dira, kamu masih bersama Alif?” Suara pria paruh baya di seberang sana sudah terdengar.

Dira menelan ludah sambil melirik bangku di sebelahnya. Tidak ada Alif di sini.

“Enggak, Pa. Ada apa?”

“Syukurlah. Cepatlah ke sini. Disa sudah ditemukan.”

Sontak raut bahagia menyelimuti wajah cantik Dira. Ia merasa senang pada akhirnya Disa sudah ditemukan. Hal ini pasti akan membuat Alif bahagia. Ia bisa menyudahi sandiwaranya, kemudian Alif dan Disa yang akan meneruskan pernikahan mereka.

Dira mengakhiri panggilan dan berjanji akan menyusul ke tempat papanya. Namun, tentu saja setelah Dira menjemput Alif.

Tak berapa lama, Dira sudah tiba di kamar hotel. Ia tertegun saat melihat Alif tidur meringkuk di lantai. Belum lagi keadaan kamar yang kacau balau dengan semua barang berserakan.

“Mas Alif ….” Perlahan Dira mendekat. Ia sengaja melakukannya dengan hati-hati. Dira takut Alif akan melakukan tindakan implusif yang membahayakannya.

“Mas … Disa sudah ditemukan.”

Seketika terlihat ada gerakan di tubuh Alif. Dira tersenyum saat pria tampan itu bangun dan terduduk di lantai. Wajahnya sembab dengan beberapa bulir air di sudut matanya.

“Papa baru meneleponku dan berkata kalau Disa sudah ditemukan. Ayo, kita ke sana.”

Alif tidak menjawab, tapi dia sudah menyambut uluran tangan Dira.

Dira menghela napas lega melihatnya. Meski hati Alif sakit, tapi dia berhak tahu apa alasan Disa meninggalkannya.

Selang beberapa saat, mereka sudah berjalan menyusuri lorong sebuah rumah sakit. Alamat yang dikirim papanya tadi memang sebuah rumah sakit.

Dira hanya diam, begitu pula dengan Alif yang berjalan di sampingnya.

Mereka tahu jika Disa punya penyakit jantung bawaan sejak kecil. Bisa jadi itu yang menyebabkan Disa berada di sini.

“Dira!”

Langkah kaki Dira terhenti. Ia melihat Fabian—sang papa yang menyapanya.

“Disa mana, Pa? Aku datang bersama Mas Alif. Aku juga sudah jelaskan semua padanya.”

Pria paruh baya itu tampak terkejut. Mata sipitnya membola saat putri kesayangannya itu bertutur. Kemudian tatapannya beralih ke sosok tampan di belakang Dira, yang tak lain adalah Alif.

Alif hanya tersenyum tipis sambil menundukkan kepala memberi salam. Fabian terlihat kikuk dan gugup. Dira yang mengamatinya terdiam dan merasa ada sesuatu yang disembunyikan papanya.

“Pa, Disa di mana? Kami ingin bertemu.”

Papanya tidak menjawab, tapi sudah melangkah pergi lebih dulu.

Dira dan Alif gegas mengikuti hingga langkah mereka berhenti di depan sebuah ruangan.

Fabian menarik napas panjang sambil menundukkan kepala, kemudian dengan lirih ia bersuara, “Disa di dalam sana.”

Dira tersenyum, ia mengangkat kepala siap masuk ke dalam ruangan yang dimaksud. Namun, kakinya langsung membeku saat membaca tulisan di depan kamar tersebut.

Itu adalah kamar mayat.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Angel Fire
iya, gak jelas nih
goodnovel comment avatar
Kelviana NalLu
di bab 1 bilang Dira dan Disa kembar indentik kok sekarang bilang saudara tiri
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si dira terlalu drama. klu udah kenal sifat si alif dari kecil, ngapain menyembunyikan kenyataan.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 210

    Dua tahun berselang setelah itu …Dira baru saja turun dari mobil saat mendengar suara gelak tawa berasal dari dalam rumahnya. Dira mengulum senyum sambil melirik sekilas mobil di sampingnya.Alif sudah datang dan ia tahu persis suara gelak tawa itu berasal dari anak serta suaminya.“Ayah … ayah!!” Suara Dayana langsung menyambut Dira yang baru saja membuka pintu utama.Dira melihat Alif sedang bermain kejar-kejaran dengan putrinya. Entah apa yang mereka rebutkan kali ini, yang pasti sudah terdengar suara celoteh Dayana di sana.“Nah, itu Mama datang, sapa dulu dong, Sayang,” pinta Alif.Dayana menurut kemudian langsung berhambur memeluk Dira. Dira duduk jongkok sambil menyambut putrinya.“Kesayangan Mama,” ujar Dira sambil mendaratkan beberapa kecupan di pipi gembul Dayana.“Kok cuman Dayana doang, ayah juga mau dicium dong.”Alif mendekat sambil menyodorkan wajahnya ke Dira. Dira dan Dayana terkekeh bersamaan kemudian langsung mengecup pipi Alif kanan dan kiri.Alif tersenyum kesenan

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 209

    “Astaga!! Kalian itu ditunggu dari tadi gak keluar kamar juga. Dayana sampai nyariin, tuh,” cetus Emran pagi itu.Pagi ini Emran bersama Widuri dan putra putrinya sedang berkumpul di restoran hotel tersebut untuk melakukan sarapan pagi. Emran langsung bersuara begitu melihat Alif dan Dira yang baru saja ikut bergabung.“Ngantuk, Yah,” jawab Alif.Dira hanya tersenyum sambil mengambil Dayana dari pangkuan Widuri dan duduk di sebelah Alif.“Kamu makan dulu saja, Dira. Dayana biar sama bunda. Dia anteng, kok.”Dira mengangguk kemudian sudah memulai makan pagi mereka. Di depannya tampak Alisha dan Rayhan serta Alvan yang sudah menyelesaikan makan paginya.Sedari tadi Alvan hanya diam sambil memperhatikan Alif bergantian dengan Dira. Entah mengapa ada sesuatu yang sedang menarik perhatiannya kali ini.“Ngapain ngelihatin aja? Makan sana!!” semprot Alif kesal.Alvan hanya tertawa kemudian sudah berbisik ke Alisha.“Mbak, perasaan yang baru nikah kan Mbak Alisha sama Kak Rayhan, ini yang man

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 208

    Enam bulan berselang usai kelahiran putri pertama Alif. Hari ini adalah hari yang ditunggu Rayhan dan Alisha. Sesuai rencana, hari ini mereka menikah. Akad nikah dilakukan di kediaman Emran yang selanjutnya resepsi dilakukan di salah satu ballroom hotel bintang lima di kota itu.Alif dan Dira bersama buah hati mereka ikut serta mengikuti acara sakral tersebut. Mereka duduk di bagian keluarga dengan seorang bayi perempuan nan cantik di pelukan Alif.“Mas, Dayana tidur?” tanya Dira.Alif tidak menjawab hanya manggut-manggut sambil menepuk-nepuk bokong putrinya. Sejak Dayana lahir, Alif yang paling perhatian padanya. Bahkan ia memberi kebebasan pada Dira untuk beraktivitas sedangkan dia sendiri membatasi aktivitasnya.“Dikasih mbaknya saja, biar kamu gak capek dari tadi gendong terus.”“Biarin. Nanti dia bangun kalau dipindahin.”Dira hanya mengulum senyum mendengar jawaban Alif. Padahal Mereka memiliki baby sitter, tapi hampir 24 jam selalu Alif yang menemani Dayana. Hanya saat pria itu

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 207

    “Alah … palingan itu yang kamu omongin sekarang. Nanti pada akhirnya juga enggak, kayak Ayah,” sahut Emran yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Alif.Alif mendongak menatap Emran sambil memicingkan mata. Widuri hanya mengulum senyum melihat reaksi bapak dan anak yang konyol ini.“Sudah, jangan berantem. Yang penting sekarang Dira dan bayinya selamat. Kapan kita boleh melihatnya?”“Sebentar lagi. Dira habis ini dipindahkan ke kamar rawat inap bersama bayinya.”Widuri manggut-manggut kemudian sudah bangkit menghampiri Alisha dan Alvan. Sementara Emran malah memilih duduk di samping Alif.Alif hanya diam sambil melirik pria yang wajahnya serupa dengannya ini.“Kamu beruntung bisa menemani Dira untuk kelahiran putri pertama kalian. Sementara Ayah tidak bisa saat itu. Ayah tidak ada saat kamu lahir.”Alif tidak menjawab tapi sudah menatap Emran yang berada di sisinya. Emran membalas t

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 206

    Hampir enam bulan berlalu sejak kejadian itu. Hari ini Alif terlihat lega usai menemani Dira dan Fabian menghadiri sidang pemutusan atas kasus yang menimpa Mery serta Maura.“Syukurlah semua berjalan lancar, Lif,” ucap Rendy menghampiri Alif.Alif hanya manggut-manggut sambil menatap Mery dan Maura yang sudah digelandang keluar ruang sidang. Fabian tampak diam sambil menatap wanita yang pernah menjadi istri keduanya itu.Terlihat ada buliran bening yang berkumpul di sudut matanya. Tidak bisa diingkari jika Mery sangat baik padanya selama ini. Sayangnya Fabian tidak tahu semua itu dilakukan Mery untuk menutupi kejahatannya.“Pa, papa baik-baik saja?” tanya Dira membuyarkan lamunan Fabian.Fabian mengangguk sambil tersenyum ke Dira.“Iya, Sayang. Papa baik-baik saja. Papa lega semuanya sudah berakhir kini.”Dira mengangguk kemudian menggandeng tangan Fabian berjalan beriringan keluar dari ruang sidang

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 205

    “APA!!!” seru Alif.Ia sontak berdiri sambil menatap Rayhan dengan tak percaya. Semua yang hadir sudah menoleh ke arahnya dengan bingung.Dira yang duduk di sampingnya sampai terkejut melihat reaksi Alif yang tiba-tiba.“Kamu kenapa, Lif? Tidak suka adikmu dilamar sahabatmu?” sahut Emran.Alif terdiam. Jakunnya naik turun sambil menelan saliva. Selama ini, yang dia tahu Rayhan punya hubungan spesial dengan Dira. Kenapa malah malam ini Rayhan melamar adiknya?“Mas, jangan aneh-aneh, deh. Kasihan tuh Mbak Alisha.” Kini Alvan sudah menimpali.Alif melihat Alisha yang duduk di antara Emran dan Widuri sedang menatapnya dengan wajah tegang. Selama ini Alisha memang menyembunyikan hubungannya dengan Rayhan. Ia takut Alif akan melarangnya.“Eng … enggak. Aku hanya kaget. Ya udah, dilanjut saja.”Alif bicara dengan gagap kemudian kembali duduk di tempatnya. Selanjutannya Rayhan mene

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status