Compartir

Bab 7

Autor: Aira Tsuraya
last update Última actualización: 2025-06-03 17:00:21

Alif terlihat kesal. Ia bersungut-sungut sambil berjalan mendahului ayah dan bundanya. Widuri hanya mengulum senyum melihat ulah putranya.

“Alif memang sering gak sabaran, Dira. Kamu harap maklumi, ya?”

Dira hanya tersenyum meringis mendengar ucapan mertuanya.

Selanjutnya mereka berempat sudah duduk di ruang makan, terlihat asyik menikmati makan malam. Alif dan Dira duduk bersebelahan dengan Widuri dan Emran duduk di depan mereka.

“Hmm … ternyata benar kata Alif, masakanmu enak, Dira.”

Lagi-lagi Widuri memuji Dira. Tentu saja Alif kesal apalagi namanya diikutsertakan.

“Udah deh, Bun. Makan aja jangan pakai ngobrol.”

Emran tersenyum mendengar ucapan Alif. Sepertinya putranya tidak mau menunjukkan perhatiannya ke Dira. Bisa jadi karena pernikahan mereka terjadi di luar prediksi membuat Alif belum bisa menunjukkan perasaannya.

Emran memaklumi, dia juga pernah di posisi seperti ini sebelumnya.

“Lif, habis makan ada yang mau Ayah omongin.”

Alif hanya menganggukkan kepala. Alif yakin kedatangan ayahnya ke sini selain mengunjunginya pasti ingin bertanya tentang perusahaannya. Emran telah berhasil mendirikan perusahaan property.

Bahkan perusahaan property tersebut berperan besar dalam pembangunan kota-kota di negeri ini. Beberapa karya Alif juga diabadikan menjadi mall, hotel, bahkan gedung perkantoran. Itu sebabnya Emran mempercayakan perusahaan ini pada putra sulungnya.

“Ayah mau ngomong apa?” tanya Alif.

Mereka berdua kini sudah berada di ruang kerja Alif. Emran duduk berhadapan dengan putranya sambil menatap dengan kagum.

“Banyak yang mau Ayah omongin, termasuk keputusan Ayah terhadap perusahaan property ini.”

Alif mengernyitkan alis dan menatap Emran dengan tajam.

“Memangnya apa keputusan Ayah?”

Emran menarik napas panjang, menyandarkan punggung ke sofa sambil menautkan kedua tangan.

“Tempo hari Ayah sudah membicarakan hal ini dengan Alisha dan Alvan, juga dengan bundamu. Mereka setuju jika perusahaan property ini kamu yang mengambil alih sepenuhnya.”

Alif tampak terkejut. “Bukannya selama ini seperti itu, Yah?”

“Memang benar, tapi kepemilikannya masih punya Ayah.”

Alif tercengang. “Maksud Ayah, Ayah menghibahkan perusahaan ini untukku?”

“Iya. Ayah akan mengganti status kepemilikannya.”

Alif masih belum percaya dengan ucapan ayahnya. Namun, ia tidak bisa menutupi kebahagiaannya. Bahkan matanya terus berbinar karena kesenangan.

“Memang masih ada nama Alisha dan Alvan di sana sebagai pemilik saham. Namun, saham terbesarnya adalah milikmu.”

Alif tersenyum sambil menggelengkan kepala seolah tidak percaya dengan ucapan ayahnya.

“Lalu bagaimana dengan Alisha dan Alvan? Mereka menyetujuinya?”

“Iya. Kamu tahu sendiri dua adikmu itu tidak suka berkecimpung dalam hal ini. Mereka sudah asyik dengan dunianya sendiri.”

Alif tersenyum dengan kepala yang mengangguk. Ia tahu jika Alisha sangat suka memasak, bahkan ia sempat mengambil jurusan Culinary Arts sampai keluar negeri. Alisha juga punya sebuah restoran di Australia.

Sementara Alvan, dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan melukis dan bermain musik. Alvan sering melakukan pameran lukisan bahkan karyanya pernah dipamerkan di luar negeri.  

“Aku sama sekali tidak keberatan jika Alisha dan Alvan juga menyetujui, Yah.”

Emran manggut-manggut sambil tersenyum.

“Namun, tentu saja Ayah punya syarat untuk semua yang akan kamu terima ini, Alif.”

Alif terdiam, jakunnya bergerak naik turun sambil menelan saliva. Dia sudah menduga jika ayahnya akan memberi syarat.

“Memangnya apa syarat dari Ayah?”

Emran mengulum senyum sambil menatap Alif dengan penuh cinta.

“Ayah dan Bunda sudah tidak muda lagi. Kami ingin kamu bisa mengabulkan permintaan kami.”

Alif terdiam, mengernyitkan alis sambil menatap bingung.

“Beri kami cucu, maka semua yang Ayah katakan tadi jadi milikmu.”

Alif terdiam dan membeku seketika. Kenapa juga kedua orang tuanya memberi syarat sesulit ini?

“Tidak sulit, bukan?”

Kalimat itu membuyarkan lamunan Alif. Alif menghela napas sambil menatap Emran dengan kesal.

“Kenapa Ayah meminta itu padaku? Kenapa tidak ke Alisha dan Alvan?”

Emran tertawa. “Hanya kamu anak Ayah yang sudah menikah. Lagipula, kamu dan Dira pasangan suami istri. Bukankah suami istri wajar jika memiliki anak.”

Alif diam lagi dan kini menundukkan kepala.

“Ayah tahu kamu masih belum bisa melupakan Disa. Namun, Ayah yakin seiring berjalan waktu kamu pasti akan menerima Dira.”

Tidak ada jawaban dari Alif. Entah mengapa Alif merasa ayahnya tahu apa tujuannya menikahi Dira. Tak lain dan tak bukan untuk balas dendam.

Pukul sembilan malam, Dira dan Widuri sudah masuk kamar untuk beristirahat. Alif yang baru selesai berbincang dengan Emran kini berjalan berisisian menuju lantai dua rumahnya.

“Kamu gak tidur, Lif?” tanya Emran.

“Iya, ini mau tidur.”

Emran hanya manggut-manggut. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu sudah melangkahkan kakinya menuju kamar tamu. Kamar tamu yang disiapkan letaknya tepat bersebelahan dengan kamar Alif biasa tidur.

Inginnya Alif juga melangkah ke sana, tapi kalau dia ke sana. Pasti ayah dan bundanya curiga jika dia melakukan pernikahan bohongan dengan Dira. Terlebih tadi kedua orang tuanya tahu di mana kamar Dira.

“Selamat malam, Yah."

Akhirnya Alif memilih berpisah dan melangkah menuju kamar Dira. Emran hanya mengulum senyum sambil memperhatikan putranya dari jauh. Bahkan Emran dengan sengaja menunggu hingga Alif benar-benar masuk kamar Dira.

Alif kesal dan dengan tergesa masuk ke kamar Dira tanpa mengetuk. Namun, kakinya langsung membeku begitu masuk kamar ia malah melihat Dira sedang berganti pakaian.

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 210

    Dua tahun berselang setelah itu …Dira baru saja turun dari mobil saat mendengar suara gelak tawa berasal dari dalam rumahnya. Dira mengulum senyum sambil melirik sekilas mobil di sampingnya.Alif sudah datang dan ia tahu persis suara gelak tawa itu berasal dari anak serta suaminya.“Ayah … ayah!!” Suara Dayana langsung menyambut Dira yang baru saja membuka pintu utama.Dira melihat Alif sedang bermain kejar-kejaran dengan putrinya. Entah apa yang mereka rebutkan kali ini, yang pasti sudah terdengar suara celoteh Dayana di sana.“Nah, itu Mama datang, sapa dulu dong, Sayang,” pinta Alif.Dayana menurut kemudian langsung berhambur memeluk Dira. Dira duduk jongkok sambil menyambut putrinya.“Kesayangan Mama,” ujar Dira sambil mendaratkan beberapa kecupan di pipi gembul Dayana.“Kok cuman Dayana doang, ayah juga mau dicium dong.”Alif mendekat sambil menyodorkan wajahnya ke Dira. Dira dan Dayana terkekeh bersamaan kemudian langsung mengecup pipi Alif kanan dan kiri.Alif tersenyum kesenan

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 209

    “Astaga!! Kalian itu ditunggu dari tadi gak keluar kamar juga. Dayana sampai nyariin, tuh,” cetus Emran pagi itu.Pagi ini Emran bersama Widuri dan putra putrinya sedang berkumpul di restoran hotel tersebut untuk melakukan sarapan pagi. Emran langsung bersuara begitu melihat Alif dan Dira yang baru saja ikut bergabung.“Ngantuk, Yah,” jawab Alif.Dira hanya tersenyum sambil mengambil Dayana dari pangkuan Widuri dan duduk di sebelah Alif.“Kamu makan dulu saja, Dira. Dayana biar sama bunda. Dia anteng, kok.”Dira mengangguk kemudian sudah memulai makan pagi mereka. Di depannya tampak Alisha dan Rayhan serta Alvan yang sudah menyelesaikan makan paginya.Sedari tadi Alvan hanya diam sambil memperhatikan Alif bergantian dengan Dira. Entah mengapa ada sesuatu yang sedang menarik perhatiannya kali ini.“Ngapain ngelihatin aja? Makan sana!!” semprot Alif kesal.Alvan hanya tertawa kemudian sudah berbisik ke Alisha.“Mbak, perasaan yang baru nikah kan Mbak Alisha sama Kak Rayhan, ini yang man

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 208

    Enam bulan berselang usai kelahiran putri pertama Alif. Hari ini adalah hari yang ditunggu Rayhan dan Alisha. Sesuai rencana, hari ini mereka menikah. Akad nikah dilakukan di kediaman Emran yang selanjutnya resepsi dilakukan di salah satu ballroom hotel bintang lima di kota itu.Alif dan Dira bersama buah hati mereka ikut serta mengikuti acara sakral tersebut. Mereka duduk di bagian keluarga dengan seorang bayi perempuan nan cantik di pelukan Alif.“Mas, Dayana tidur?” tanya Dira.Alif tidak menjawab hanya manggut-manggut sambil menepuk-nepuk bokong putrinya. Sejak Dayana lahir, Alif yang paling perhatian padanya. Bahkan ia memberi kebebasan pada Dira untuk beraktivitas sedangkan dia sendiri membatasi aktivitasnya.“Dikasih mbaknya saja, biar kamu gak capek dari tadi gendong terus.”“Biarin. Nanti dia bangun kalau dipindahin.”Dira hanya mengulum senyum mendengar jawaban Alif. Padahal Mereka memiliki baby sitter, tapi hampir 24 jam selalu Alif yang menemani Dayana. Hanya saat pria itu

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 207

    “Alah … palingan itu yang kamu omongin sekarang. Nanti pada akhirnya juga enggak, kayak Ayah,” sahut Emran yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Alif.Alif mendongak menatap Emran sambil memicingkan mata. Widuri hanya mengulum senyum melihat reaksi bapak dan anak yang konyol ini.“Sudah, jangan berantem. Yang penting sekarang Dira dan bayinya selamat. Kapan kita boleh melihatnya?”“Sebentar lagi. Dira habis ini dipindahkan ke kamar rawat inap bersama bayinya.”Widuri manggut-manggut kemudian sudah bangkit menghampiri Alisha dan Alvan. Sementara Emran malah memilih duduk di samping Alif.Alif hanya diam sambil melirik pria yang wajahnya serupa dengannya ini.“Kamu beruntung bisa menemani Dira untuk kelahiran putri pertama kalian. Sementara Ayah tidak bisa saat itu. Ayah tidak ada saat kamu lahir.”Alif tidak menjawab tapi sudah menatap Emran yang berada di sisinya. Emran membalas t

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 206

    Hampir enam bulan berlalu sejak kejadian itu. Hari ini Alif terlihat lega usai menemani Dira dan Fabian menghadiri sidang pemutusan atas kasus yang menimpa Mery serta Maura.“Syukurlah semua berjalan lancar, Lif,” ucap Rendy menghampiri Alif.Alif hanya manggut-manggut sambil menatap Mery dan Maura yang sudah digelandang keluar ruang sidang. Fabian tampak diam sambil menatap wanita yang pernah menjadi istri keduanya itu.Terlihat ada buliran bening yang berkumpul di sudut matanya. Tidak bisa diingkari jika Mery sangat baik padanya selama ini. Sayangnya Fabian tidak tahu semua itu dilakukan Mery untuk menutupi kejahatannya.“Pa, papa baik-baik saja?” tanya Dira membuyarkan lamunan Fabian.Fabian mengangguk sambil tersenyum ke Dira.“Iya, Sayang. Papa baik-baik saja. Papa lega semuanya sudah berakhir kini.”Dira mengangguk kemudian menggandeng tangan Fabian berjalan beriringan keluar dari ruang sidang

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 205

    “APA!!!” seru Alif.Ia sontak berdiri sambil menatap Rayhan dengan tak percaya. Semua yang hadir sudah menoleh ke arahnya dengan bingung.Dira yang duduk di sampingnya sampai terkejut melihat reaksi Alif yang tiba-tiba.“Kamu kenapa, Lif? Tidak suka adikmu dilamar sahabatmu?” sahut Emran.Alif terdiam. Jakunnya naik turun sambil menelan saliva. Selama ini, yang dia tahu Rayhan punya hubungan spesial dengan Dira. Kenapa malah malam ini Rayhan melamar adiknya?“Mas, jangan aneh-aneh, deh. Kasihan tuh Mbak Alisha.” Kini Alvan sudah menimpali.Alif melihat Alisha yang duduk di antara Emran dan Widuri sedang menatapnya dengan wajah tegang. Selama ini Alisha memang menyembunyikan hubungannya dengan Rayhan. Ia takut Alif akan melarangnya.“Eng … enggak. Aku hanya kaget. Ya udah, dilanjut saja.”Alif bicara dengan gagap kemudian kembali duduk di tempatnya. Selanjutannya Rayhan mene

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status