Share

MASIH USAHA

Penulis: Ummu Amay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-31 09:43:17

Restoran di mana saat ini Noura berada terlihat begitu lengang. Belum banyak orang yang datang untuk bersantap siang. Noura sendiri duduk di sana sebab menunggu seseorang. Bersama secangkir kopi karamel, Noura tampak gelisah sembari sesekali melihat ponsel di tangannya.

"Sorry! Nunggu lama, yah?"

Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dari arah belakang Noura. Lelaki kisaran usia tiga puluhan itu tersenyum saat Noura menengok padanya.

"Enggak kok! Kopi aku aja belum habis," jawab Noura sambil mengajak lelaki itu duduk.

"Aku yang seharusnya minta maaf karena udah bikin kamu datang ke sini, Kenz," lanjut Noura dengan wajah menyesal.

"Ah, santai saja. Kamu kaya kita baru kenal kemarin. Sok-sok'an gak enak."

Lelaki bernama Kenz itu pun duduk, lalu memanggil seorang waiters untuk memesan sesuatu.

"Es cappucino satu," ucap Kenz yang langsung direspon anggukan sang waiters.

Setelah pelayan perempuan itu pergi, Kenz tampak bersiap saat Noura sudah akan membuka mulutnya.

"Kenapa kamu senang sekali minum es?"

"Kamu kenal aku, Noura. Aku tidak bisa kalau tidak minum air dingin sehari saja. Lagipula tidak ada yang melarang orang untuk meminum air dingin atau air es bukan?"

"Ya, aku tahu. Tapi, sebagai kawan aku perlu mengingatkan supaya kamu mengurangi minum-minuman yang kurang baik. Kamu terlalu sering meminum minuman mengandung gula."

"Baiklah. Aku akan mencoba nanti. Tapi, untuk sekarang beri aku kesempatan, Noura," ucap Kenz tersenyum.

"Ya, terserah kamu saja. Kamu bukan anak kecil lagi yang masih harus selalu diberi nasehat."

Keduanya lantas tertawa bersama demi mendengar kalimat Noura yang persis sama seperti seorang ibu yang kesal karena tingkah anaknya yang tidak mau mendengarkan.

"Jadi, bagaimana kabarmu? Maaf karena saat kamu dipecat aku sedang tugas di luar kota."

"Untuk apa kamu meminta maaf. Kamu enggak salah, Kenz."

"Ya, aku tahu. Tapi, setidaknya aku akan membelamu saat ketidakadilan terjadi di depanku."

Mendengar ucapan Kenz, Noura tetiba tertawa, membuat lelaki di depannya itu menaikkan sebelah alisnya.

"Apakah ada yang lucu?"

"Ya, menurutku kamu lucu. Kamu atau kita berdua ini siapa bagi mereka. Tanpa ada aku di sana, stasiun TV itu masih tetap berjalan."

"Tapi, kamu sangat berkompeten, Noura. Mereka membutuhkan pegawai sepertimu."

"Kenz, masih banyak orang-orang berkompeten yang bisa mereka rekrut untuk menggantikan posisiku."

"Tapi, Noura ...."

"Sudahlah, Kenz. Aku tidak mau lagi membahas masalah itu. Ada hal yang tidak kamu tahu tentang pemecatan diriku. Jadi, lebih baik kita tidak usah membahasnya. Lagipula, aku mengajakmu bertemu hari ini untuk membicarakan hal lain," ujar Noura tepat saat seorang pelayan wanita datang membawa minuman pesanan Kenz.

"Terima kasih," ucap Kenz pada pelayan tersebut.

Pelayan itu terlihat mengangguk, lalu pergi. Kenz kemudian mengambil gelas berisi es cappucino dan menariknya lebih dekat ke arahnya. Sesaat ia menyeruput minuman tersebut, lalu menatap Noura yang tengah memperhatikannya.

"Apa yang kamu butuhkan?" tanya Kenz yang sepertinya tahu apa yang Noura mau katakan.

Wanita itu tampak menarik napas pelan, lalu mengembuskannya sama pelan.

"Aku butuh pekerjaan."

Kenz terlihat terkejut demi mendengar ucapan Noura. "Apa aku tidak salah dengar, Noura? Wanita sepertimu sangat mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai keinginanmu. Skill yang kamu miliki pastinya menjadi daya tarik bagi banyak perusahaan."

"Tapi, pada kenyataannya tidak, Kenz." Noura menjawab lemah.

"Apa maksudmu?"

Sebetulnya Noura tak mau membicarakan hal yang ia butuhkan saat ini kepada orang lain. Tapi, pikiran Noura sudah buntu. Beberapa teman sudah ia mintai tolong, tapi tak ada yang bisa membantunya. Satu-satunya harapan yang ia miliki saat ini adalah Kenz. Lelaki yang memiliki jabatan yang lumayan, juga teman yang pastinya banyak, membuat Noura berpikir untuk meminta bantuan lelaki tersebut.

"Dean membuatku kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidangku."

Mendengar nama pengusaha kaya raya yang Kenz tahu kini telah menjadi suami temannya itu, membuatnya mengerutkan kening.

"Ada hal yang belum sempat aku tanyakan setelah pernikahanmu. Bagaimana kabarmu setelah menjadi istri seorang Dean Waverly?" Ada raut kesedihan yang tampak di wajah Kenz saat ia mengingat status Noura sekarang.

"Seperti pernikahan pada umumnya, itulah yang terjadi pada pernikahanku."

"Jangan berbohong, Noura. Aku tahu Dean adalah kekasih Rachel. Bahkan semua orang tahu itu. Saat pernikahan kalian terjadi pun banyak orang yang membicarakanmu."

"Haha, itu sudah pasti. Sekian minggu aku menjadi topik hangat di kalangan para penggosip." Ada kekehan Noura yang terdengar menyedihkan di telinga Kenz.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah kamu bahagia menjadi istrinya? Atau sebetulnya ada sesuatu yang kamu sembunyikan?"

Noura terlihat diam. Ia kemudian mengalihkan wajahnya saat Kenz terus menatapnya.

"Apakah Dean mengancammu?"

**

Tidak mau membuat Dean kesal untuk kesekian kalinya, Noura pulang jauh sebelum suaminya itu sampai rumah.

Rumah masih terlihat lengang seperti biasanya saat Noura menginjakkan kakinya di ruang tamu. Hanya ada para pekerja yang masih sibuk dengan tugas masing-masing. Mereka tampak tak peduli ketika ia datang. Menurut Noura, mereka pastinya bingung bagaimana bersikap ketika bertemu dengannya.

Setelah mengganti pakaiannya, Noura pun bergegas menuju halaman belakang. Sore ini ia diberi tugas oleh Alton untuk membersihkan area taman dan kolam renang.

"Selamat sore, Nona. Anda sudah kembali?" tanya lelaki paruh baya itu ketika Noura muncul sembari membawa alat-alat pembersih di tangannya.

"Sore, Alton. Maaf kalau saya sedikit terlambat."

"Tuan Dean belum kembali itu artinya Anda masih aman. Tapi, Anda bisa kembali lebih awal lain kali. Sebab bisa saja tuan pulang lebih cepat sewaktu-waktu."

"Ya, saya mengerti. Terima kasih karena sudah diingatkan," jawab Noura tersenyum. Setelah itu ia kembali sendiri sebab Alton pergi meninggalkannya.

Meski keduanya tidak akrab, tapi Noura bersyukur karena lelaki itu masih mau peduli padanya untuk hal-hal tertentu. Terutama hal yang berhubungan dengan Dean.

Sesaat kemudian Noura sudah berkutat dengan pekerjaannya. Membersihkan area kolam renang bukanlah sesuatu yang sulit baginya. Tapi, yang membuatnya kesal adalah beberapa daun baru ada yang jatuh di permukaan yang sudah dibersihkan.

Saat Noura hendak mengambil daun yang berada tak jauh dari sisi kolam, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya sehingga ia pun jatuh tercebur ke dalam kolam.

Noura merasa terkejut. Ia gelagapan di dalam air kolam sebab ketidaksiapan dirinya. Kedua tangannya ia coba kibaskan ke atas permukaan kolam. Bukan niat meminta tolong, tetapi itu adalah bentuk usahanya menyelamatkan diri dengan menggerakkan kedua tangan dan kakinya. Namun, sepertinya ada yang salah menduga. Seseorang yang entah siapa, malah menariknya dari kolam dan kini membaringkannya di sisi kolam.

Belum reda rasa kaget yang Noura alami karena terjatuh ke kolam, sekarang ia dibuat kaget dengan keberadaan Dean di depannya.

"Dean! Apa yang kamu lakukan padaku?" Dengan napas tersengal Noura berkata.

"Perempuan bodoh! Baru dipecat saja kau sudah mau mati? Apakah mentalmu hanya segitu saja?"

"Siapa yang mau mati?"

Kali ini Dean tidak menyahut. Ia hanya diam dengan mata yang kini beralih menatap lekukan tubuh Noura sebab pakaiannya yang basah.

"Apa yang mau kamu lakukan?" pekik Noura ketika Dean tiba-tiba menindihnya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    AKHIR BAHAGIA UNTUK SEMUA

    Meski awalnya Dean menolak, pada akhirnya ia menyetujui permintaan Mat yang menginginkannya untuk menjadi bagian dari panitia pernikahannya. Ia membantu Mat dengan menjadi panitia penyambutan para tamu undangan dari keluarga dan kawan bisnis. "Sayang, apa kamu sudah siap?" Dean bertanya pada istrinya yang masih sibuk berdandan. "Sudah. Ini tinggal pakai lipstik saja.""Lama sekali," sahut Dean yang sejak pagi merasakan dadanya berdebar. "Ya ampun, aku cuma pakai bedak dan lipstik saja disebut lama. Lalu, yang sejak tadi subuh bolak balik ke kamar mandi siapa. Sampai aku mau mandi saja tidak kebagian.""Haha, maafkan aku, Sayang. Tapi, aku sendiri tidak mengerti kenapa aku hatiku tak tenang begini. Aku mulas tapi tidak mau buang air. Noura tersenyum, memasukkan lipstik ke dalam tas. " Mungkin karena kamu bahagia. Sahabatmu akan menikah. Menempuh hidup baru dengan wanita yang dicintainya.""Mungkin," sahut Dean terdiam. Tapi, sedetik kemudian ia tersenyum dan menatap Noura seolah me

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    MENIKMATI KEHIDUPAN BARU

    Setelah pulih dari cedera, Dean kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Dia dan Noura memutuskan untuk memulai hidup baru, meninggalkan kenangan pahit di belakang.Setelah rumah mereka terbakar, Dean kemudian memboyong semua orang ke istana miliknya yang lain. Sebuah rumah yang tak kalah besar dan mewahnya yang terletak di pinggiran kota, yang selama ini memang ia siapkan untuk istri dan anaknya. Di sana terdapat taman yang indah dan pemandangan alam yang menenangkan. Noura pun mulai mengatur rumah baru mereka, sementara Dean kembali bekerja."Dokter berpesan agar kamu tidak terlalu memporsir kegiatanmu di kantor. Tubuhmu masih pemulihan, Dean. Jadi, menurutku lebih baik kamu serahkan sementara pekerjaanmu kepada Steven," ucap Noura di satu malam. "Iya, Sayang. Aku mengerti. Sebelum kamu mengatakan hal itu, aku sudah menyerahkan tugas dan beberapa tanggung jawabku kepadanya." Dean tersenyum menatap sang istri. "Hem, baguslah. Aku bisa tenang sekarang."Mendengar kata tenang, seket

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    KESEMBUHAN DAN KEHILANGAN

    Komandan mendekati mobil dengan hati-hati. "Alvin, jangan buat keadaan semakin buruk. Lepaskan senjata dan keluarlah!"Alvin menjawab, "Kami tidak akan menyerah! Kita memiliki rencana cadangan!"Renee tiba-tiba muncul di jendela mobil dengan senjata di tangan. "Kita tidak takut mati!"Komandan tetap tenang. "Jangan lakukan kebodohan, Nona. Kita bisa menyelesaikan ini dengan tenang."Renee berteriak, "Tidak ada jalan keluar! Kami akan mati di sini!"Tiba-tiba, benda kecil di telinga sang komandan bersuara. "Komandan, kami siap menembak."Komandan menggelengkan kepala. "Tunggu, kita harus menyelamatkan nyawa mereka."Penembak jitu yang sudah bersiap di posisi, menahan tembakan sebab belum mendapat persetujuan. "Letakkan senjata kalian, lalu angkat kedua tangan ke atas kepala." Komandan kembali bicara pada Alvin dan Renee, mencoba menggunakan cara baik-baik dibanding cara tegas yang bisa saja mereka lakukan sejak awal penyergapan. Alvin dan Renee saling menatap, ragu-ragu. Alvin berbis

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    TAK MAU MENYERAH

    Dean dibawa ke ruang operasi. Noura menunggu dengan cemas di luar, memanjatkan doa.Stevens meminta pada timnya untuk membantu pihak kepolisian. "Tangkap Renee dan Alvin sekarang juga! Kita harus membuat mereka membayar apa yang sudah diperbuatnya."Sementara itu, dokter memimpin tim medis untuk menyelamatkan Dean. Tak pernah Noura sangka jika suaminya mengalami keadaan yang lumayan kritis. Padahal tadi Dean masih sempat menggendong Zayn dan menggenggam tangannya. Bahkan, ketika sampai di rumah sakit, Dean sempat marah saat mengetahui bahwa semua yang terjadi adalah ulah Renee dan Alvin. Noura berdoa, "Ya Tuhan, selamatkan Dean."Kali ini giliran Noura yang harus merasakan ketegangan sebab menunggu suaminya berjuang di meja operasi. Bersama ibunya, Noura menggendong bayinya di depan ruangan. Sang ibu yang juga sempat mendapatkan perawatan medis karena luka lecet di lengannya, terus memberi semangat pada sang putri. "Yang bisa kita lakukan hanya berdo'a. Seperti juga Dean yang berdo

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    PELARIAN

    Renee tersenyum sinis. "Aku sudah mempersiapkan segalanya. Dean dan Noura tidak akan selamat lagi."Steven dan polisi saling menatap khawatir. Mereka harus bertindak cepat."Tunggu, Renee! Jangan lakukan hal bodoh!" teriak Steven.Renee tertawa. "Terlambat! Aku sudah memicu bom di rumah Dean. Mereka akan mati!"Semua orang terkejut. Polisi segera menghubungi tim bomb disposal.Dean dan Noura, yang tidak menyadari bahaya, berada di rumah. Tiba-tiba, alarm berbunyi."Apa itu?" tanya Noura khawatir.Dean memeriksa sistem keamanan. "Ada bom di rumah kita!"Mereka berdua panik. Dean dan Noura berlari keluar rumah, mencari tempat aman. Mereka mendengar suara bom menghitung mundur."Kita harus segera pergi dari sini!" teriak Dean. Semua penghuni keluar dari rumah. Mereka cemas dan takut jika sampai bom meledak sebelum dapat keluar. Noura menggenggam tangan Dean erat. "Aku takut!"Sedangkan Dean terlihat menggendong bayinya di tangan yang lain. Ibu Noura mengikuti dari belakang. Suara bom

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    MASIH PENYERGAPAN

    Steven segera menghubungi Dean dan memberitahu tentang hasil penggeledahan."Apa kata polisi?" tanya Dean."Mereka menemukan bukti tambahan, tapi Renee tidak ditemukan di rumah keluarganya," jawab Steven."Apa maksudnya?" tanya Dean penasaran."Renee bersembunyi di tempat lain. Kami harus mencari lagi," kata Steven serius."Apakah kalian menemukan petunjuk?""Ya, dan sekarang kami sedang meluncur ke sana.""Baiklah, Steven. Lanjutkan! Aku terus menunggu perkembangan kalian.""Siap, Tuan. Nanti saya akan hubungi lagi."Setelah itu panggilan kembali berakhir. Dean yang tengah mengambil air minum di ruang makan, memilih duduk sebelum kembali ke atas. "Renee, kenapa kamu melakukan ini?" tanya Dean seolah ada perempuan itu di depannya. Renee Abigail Willow adalah anak kedua dari pasangan Federick dan Vivian Willow. Ia adalah saudara kembar Rachel Willow —mantan tunangan Dean, yang cantik dan populer. Renee kecil sudah merasa kesal karena kerap dibandingkan dengan Rachel dan merasa tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status