Share

USAHA NOURA

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-07-29 23:54:35

"Bisakah kita bicara?"

Setelah selesai makan malam, Noura yang sengaja menunggu suaminya selesai makan, meminta waktu untuk berbicara.

"Aku sibuk," ucap Dean acuh seraya mengelap bibir dengan selembar napkin.

"Hanya sepuluh menit, tak lebih." Noura mencoba memaksa.

Awalnya Dean tetap menolak, tetapi 'rengekan' Noura membuat telinganya pengang.

"Lima menit. Waktuku terlalu berharga untuk mendengar ocehanmu." Dean menatap sinis.

Lelaki itu kemudian beranjak bangun. "Tunggu aku di ruang kerja," ucapnya lalu pergi naik ke lantai dua.

Noura merasa lega. Ia sangat berharap Dean mau mendengarnya kali ini. Ia pun lantas bergegas menuju ruang kerja Dean yang ada di dekat ruang keluarga. Dengan secangkir teh Camomile yang sudah pelayan siapkan, Noura masuk ke dalamnya.

Di ruangan yang belum pernah Noura masuki, wanita itu dibuat terpesona dengan keadaan di dalamnya. Dua buah lemari berukuran sedang berdiri bersama rak-rak kayu yang dipenuhi berbagai macam buku.

'Mengapa aku tidak tahu kalau ada ruangan bagus seperti ini,' gumam Noura yang tanpa sadar berjalan menuju sebuah rak dengan buku-buku di dalamnya.

"Jangan ada satu pun buku yang kau sentuh!"

Tiba-tiba terdengar suara Dean tepat saat Noura hendak mengambil sebuah buku yang sangat tebal. Sontak Noura menengok ke arah pintu.

"Aku suka baca buku."

"Tapi, aku tak suka kau memegang benda milikku," ucap Dean dengan kedua matanya menatap ke arah cangkir teh di atas meja kerjanya.

Noura sadar akan sikap Dean barusan. "Tenang saja, bukan aku yang membuat teh itu. Aku hanya membawanya ke sini."

Setelah mendengar penjelasan Noura, Dean pun kemudian duduk di kursi kebesarannya.

"Aku masih banyak pekerjaan. Silakan gunakan waktu lima menit-mu yang berharga sebelum aku mengusirmu keluar."

Noura segera menghampiri Dean. Tak ada kursi lain di depan meja, membuat Noura terpaksa berdiri.

"Aku cuma mau mengingatkan, bukankah pernikahan di antara kita hanya sebuah ajang balas dendam yang sengaja kamu lakukan?"

Dean menaikkan salah satu alisnya saat mendengar ucapan Noura barusan. Ia heran dengan pertanyaan istrinya itu sebab seolah mengetahui niat dan rencananya terhadap perjanjian di antara mereka.

"Apa sebenarnya yang mau kau katakan?"

"Mengapa kamu ikut campur dengan urusan pribadiku?"

"Aku ikut campur urusan pribadimu? Untuk apa?" Dean tertawa mengejek.

"Kamu membuatku dipecat dari pekerjaanku. Pekerjaan yang sangat aku banggakan dan amat aku cintai, seketika hilang sebab intimidasi yang kamu lakukan."

"Siapa intimidasi siapa?"

Noura tahu bila saat ini Dean hanya sedang berkelit dari aksinya yang sudah membuatnya kehilangan pekerjaan.

"Kamu menemui atasanku tadi siang meminta supaya aku dipecatkan? Kamu katakan sendiri tadi."

Kali ini Dean terlihat sedikit peduli dengan obrolannya dengan Noura.

"Kenapa kau bisa mendapatkan apa yang kau cintai, sedangkan aku telah kehilangan wanita yang aku cintai?"

"Dean!" Noura tanpa sadar berteriak. Tapi, sedetik kemudian ia sadar telah melakukan satu kesalahan.

"Maksudku Tuan Dean." Noura mencoba meralat. "Harus berapa kali aku katakan jika kematian Rachel bukan karena kesalahanku. Kecelakaan yang menimpanya tidak ada hubungannya denganku."

"Tidak ada hubungannya kau bilang? Andai saja dia tidak pergi, dia tidak akan mengalami kecelakaan itu. Andai saja dia tidak menggantikan posisimu, maka dia masih hidup sekarang. Dia akan ada di sini bersamaku, dan bukan kamu yang ada di rumah ini."

Kembali perdebatan panas terjadi di antara Noura dan Dean. Pengusaha kaya raya yang terkenal baik dan ramah di kalangan kolega atau pun partner bisnisnya itu, tampak terlihat emosi.

"Itu takdir, Dean," ucap Noura yang bisa melihat delikan mata Dean. "Aku tak peduli lagi dengan panggilan 'tuan' yang kamu inginkan kalau itu yang membuatmu melotot saat ini," lanjut Noura berani.

Dean tetap diam dengan ekspresi yang masih menahan amarah.

"Kamu bisa hukum aku dengan hukuman apapun bila tak suka dengan panggilan yang aku berikan. Lagi pula, aku sudah tak bisa lagi membedakan mana hukuman atau takdir buruk yang Tuhan berikan. Karena bagiku sama saja. Andai kamu mengambil sisa usiaku saat ini pun, aku rela dan bersyukur dari pada aku harus mendengar tuduhanmu yang terus saja menyalahkan aku atas kematian Rachel."

"Membuatmu mati saat ini bukanlah rencanaku. Aku tak akan membuatmu mati dengan cara yang mudah. Dengan mengambil semua kebahagiaanmu, itu adalah satu-satunya cara terbaik yang akan aku lakukan demi membalas rasa sakit yang aku rasakan."

Tak tahu lagi apa yang harus Noura katakan. Berbicara lembut dan pelan, sama saja ketika ia berteriak dan berkata kasar dengan suaminya itu. Tak ada bedanya.

"Waktu lima menit-mu sudah habis. Silakan keluar dari ruangan ini sebab masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Noura mencoba bertahan. Meski hatinya menolak, tapi ia masih ingin berusaha.

"Anggap saja aku memiliki satu buah kesempatan atau satu keberuntungan yang Tuhan berikan di dalam hidupku ini, aku mau kamu kembalikan pekerjaanku semula, Dean. Andai kamu tahu, pekerjaan itu adalah harapan satu-satunya yang aku miliki saat ini." Ada genangan air mata yang tiba-tiba hadir di pelupuk matanya saat Noura berkata dengan bayang-bayang wajah ibu dan kedua adiknya.

Meski Dean bisa melihat dengan jelas manik mata sang istri yang kini sudah menganak sungai dengan air mata, tapi hatinya tetap tak tergugah.

"Kau pikir aku akan peduli dengan harapanmu itu?" sahut Dean yang kini sudah tak lagi emosi, tetapi ada kepuasan yang hadir di wajahnya sekarang.

"Bagaimana rasanya ketika harapan yang kamu miliki hilang sebab ulah seseorang? Itulah apa yang aku rasakan sejak wanita yang aku cintai meninggalkan aku untuk selamanya."

Noura benar-benar menyerah. Dean tak bisa ia bujuk sebab rasa sakit hatinya yang masih bercokol di dalam hatinya.

Di dalam kamar, ia tumpahkan air mata yang sejak tadi ia tahan. Teringat dengan pesan yang Harry kirimkan. Adiknya itu memberi kabar jika lusa Adlin harus kontrol ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi penyakitnya yang sudah beberapa kali kambuh.

"Untuk saat ini masih ada sisa tabungan yang Kaka berikan. Tapi, aku tidak tahu sampai kapan uang ini akan bertahan. Sebab tidak sedikit uang yang harus kita keluarkan untuk biaya berobat Adlin. Andai Kaka mengizinkan aku berhenti kuliah ...."

Pesan itu masih ada di kotak masuk dan belum Noura hapus. Berulangkali ia baca dan cermati, ia masih belum bisa menerima keinginan Harry untuk menunda kuliahnya.

'Kalau aku harus dipecat di sana, bukankah aku masih bisa mencari pekerjaan di tempat yang lain dengan bidang yang sama?' gumam Noura yang akhirnya kembali bersemangat.

Namun, bukan hal mudah ketika kemudian ia mendapatkan respon yang tidak mengenakan, di mana banyak CV yang ia kirimkan justru mendapatkan penolakan. Alih-alih mendapatkan panggilan tes atau interview, pengalaman dan keterampilan yang dimilikinya selama ini seperti tak memiliki arti. Perusahaan yang ia kirimkan email, mengembalikan lamaran tersebut tanpa kalimat penyerta apapun.

"Bagaimana bisa tak ada satu pun stasiun TV yang menerima surat lamaranku? Ini sangatlah aneh."

Saat memikirkan keanehan tersebut, Noura justru jadi teringat dengan kalimat terakhir Dean sesaat ia akan keluar dari ruang kerja suaminya.

"Aku bisa melakukan apa saja yang bahkan tidak bisa kamu bayangkan. Pada intinya, aku akan merenggut semua hal bahagia yang ada padamu."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Sabar Naura kuatkan diri Tuhan punya rencana dan keajaiban
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    AKHIR BAHAGIA UNTUK SEMUA

    Meski awalnya Dean menolak, pada akhirnya ia menyetujui permintaan Mat yang menginginkannya untuk menjadi bagian dari panitia pernikahannya. Ia membantu Mat dengan menjadi panitia penyambutan para tamu undangan dari keluarga dan kawan bisnis. "Sayang, apa kamu sudah siap?" Dean bertanya pada istrinya yang masih sibuk berdandan. "Sudah. Ini tinggal pakai lipstik saja.""Lama sekali," sahut Dean yang sejak pagi merasakan dadanya berdebar. "Ya ampun, aku cuma pakai bedak dan lipstik saja disebut lama. Lalu, yang sejak tadi subuh bolak balik ke kamar mandi siapa. Sampai aku mau mandi saja tidak kebagian.""Haha, maafkan aku, Sayang. Tapi, aku sendiri tidak mengerti kenapa aku hatiku tak tenang begini. Aku mulas tapi tidak mau buang air. Noura tersenyum, memasukkan lipstik ke dalam tas. " Mungkin karena kamu bahagia. Sahabatmu akan menikah. Menempuh hidup baru dengan wanita yang dicintainya.""Mungkin," sahut Dean terdiam. Tapi, sedetik kemudian ia tersenyum dan menatap Noura seolah me

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    MENIKMATI KEHIDUPAN BARU

    Setelah pulih dari cedera, Dean kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Dia dan Noura memutuskan untuk memulai hidup baru, meninggalkan kenangan pahit di belakang.Setelah rumah mereka terbakar, Dean kemudian memboyong semua orang ke istana miliknya yang lain. Sebuah rumah yang tak kalah besar dan mewahnya yang terletak di pinggiran kota, yang selama ini memang ia siapkan untuk istri dan anaknya. Di sana terdapat taman yang indah dan pemandangan alam yang menenangkan. Noura pun mulai mengatur rumah baru mereka, sementara Dean kembali bekerja."Dokter berpesan agar kamu tidak terlalu memporsir kegiatanmu di kantor. Tubuhmu masih pemulihan, Dean. Jadi, menurutku lebih baik kamu serahkan sementara pekerjaanmu kepada Steven," ucap Noura di satu malam. "Iya, Sayang. Aku mengerti. Sebelum kamu mengatakan hal itu, aku sudah menyerahkan tugas dan beberapa tanggung jawabku kepadanya." Dean tersenyum menatap sang istri. "Hem, baguslah. Aku bisa tenang sekarang."Mendengar kata tenang, seket

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    KESEMBUHAN DAN KEHILANGAN

    Komandan mendekati mobil dengan hati-hati. "Alvin, jangan buat keadaan semakin buruk. Lepaskan senjata dan keluarlah!"Alvin menjawab, "Kami tidak akan menyerah! Kita memiliki rencana cadangan!"Renee tiba-tiba muncul di jendela mobil dengan senjata di tangan. "Kita tidak takut mati!"Komandan tetap tenang. "Jangan lakukan kebodohan, Nona. Kita bisa menyelesaikan ini dengan tenang."Renee berteriak, "Tidak ada jalan keluar! Kami akan mati di sini!"Tiba-tiba, benda kecil di telinga sang komandan bersuara. "Komandan, kami siap menembak."Komandan menggelengkan kepala. "Tunggu, kita harus menyelamatkan nyawa mereka."Penembak jitu yang sudah bersiap di posisi, menahan tembakan sebab belum mendapat persetujuan. "Letakkan senjata kalian, lalu angkat kedua tangan ke atas kepala." Komandan kembali bicara pada Alvin dan Renee, mencoba menggunakan cara baik-baik dibanding cara tegas yang bisa saja mereka lakukan sejak awal penyergapan. Alvin dan Renee saling menatap, ragu-ragu. Alvin berbis

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    TAK MAU MENYERAH

    Dean dibawa ke ruang operasi. Noura menunggu dengan cemas di luar, memanjatkan doa.Stevens meminta pada timnya untuk membantu pihak kepolisian. "Tangkap Renee dan Alvin sekarang juga! Kita harus membuat mereka membayar apa yang sudah diperbuatnya."Sementara itu, dokter memimpin tim medis untuk menyelamatkan Dean. Tak pernah Noura sangka jika suaminya mengalami keadaan yang lumayan kritis. Padahal tadi Dean masih sempat menggendong Zayn dan menggenggam tangannya. Bahkan, ketika sampai di rumah sakit, Dean sempat marah saat mengetahui bahwa semua yang terjadi adalah ulah Renee dan Alvin. Noura berdoa, "Ya Tuhan, selamatkan Dean."Kali ini giliran Noura yang harus merasakan ketegangan sebab menunggu suaminya berjuang di meja operasi. Bersama ibunya, Noura menggendong bayinya di depan ruangan. Sang ibu yang juga sempat mendapatkan perawatan medis karena luka lecet di lengannya, terus memberi semangat pada sang putri. "Yang bisa kita lakukan hanya berdo'a. Seperti juga Dean yang berdo

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    PELARIAN

    Renee tersenyum sinis. "Aku sudah mempersiapkan segalanya. Dean dan Noura tidak akan selamat lagi."Steven dan polisi saling menatap khawatir. Mereka harus bertindak cepat."Tunggu, Renee! Jangan lakukan hal bodoh!" teriak Steven.Renee tertawa. "Terlambat! Aku sudah memicu bom di rumah Dean. Mereka akan mati!"Semua orang terkejut. Polisi segera menghubungi tim bomb disposal.Dean dan Noura, yang tidak menyadari bahaya, berada di rumah. Tiba-tiba, alarm berbunyi."Apa itu?" tanya Noura khawatir.Dean memeriksa sistem keamanan. "Ada bom di rumah kita!"Mereka berdua panik. Dean dan Noura berlari keluar rumah, mencari tempat aman. Mereka mendengar suara bom menghitung mundur."Kita harus segera pergi dari sini!" teriak Dean. Semua penghuni keluar dari rumah. Mereka cemas dan takut jika sampai bom meledak sebelum dapat keluar. Noura menggenggam tangan Dean erat. "Aku takut!"Sedangkan Dean terlihat menggendong bayinya di tangan yang lain. Ibu Noura mengikuti dari belakang. Suara bom

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    MASIH PENYERGAPAN

    Steven segera menghubungi Dean dan memberitahu tentang hasil penggeledahan."Apa kata polisi?" tanya Dean."Mereka menemukan bukti tambahan, tapi Renee tidak ditemukan di rumah keluarganya," jawab Steven."Apa maksudnya?" tanya Dean penasaran."Renee bersembunyi di tempat lain. Kami harus mencari lagi," kata Steven serius."Apakah kalian menemukan petunjuk?""Ya, dan sekarang kami sedang meluncur ke sana.""Baiklah, Steven. Lanjutkan! Aku terus menunggu perkembangan kalian.""Siap, Tuan. Nanti saya akan hubungi lagi."Setelah itu panggilan kembali berakhir. Dean yang tengah mengambil air minum di ruang makan, memilih duduk sebelum kembali ke atas. "Renee, kenapa kamu melakukan ini?" tanya Dean seolah ada perempuan itu di depannya. Renee Abigail Willow adalah anak kedua dari pasangan Federick dan Vivian Willow. Ia adalah saudara kembar Rachel Willow —mantan tunangan Dean, yang cantik dan populer. Renee kecil sudah merasa kesal karena kerap dibandingkan dengan Rachel dan merasa tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status