Besok nya, mama Lauren kembali mendatangi rumah anaknya Reno, dia masih berusaha untuk membujuk agar Reno mau menikahi Mayang.
“ Malam Mayang.”“ Malam juga nyonya.”
“ Duduklah Mayang.” ucap mama Lauren, sambil menunjuk sofa disebelah tuan Reno. Nampak sekali mereka seperti sudah berdebat.
“ Ada apa Nyonya?” tanya Mayang yang masih terlihat bingung.
“Ya Tuhan, apa aku sudah melakukan kesalahan, dan sekarang aku diminta untuk mempertanggung jawabkan kesalahan ku itu, tapi apa kesalahan ku?” berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya Mayang saat ini.
“Mayang, kamu mau ngak untuk menjadi menantuku?” ucap mama Lauren santai dan langsung pada pokok permasalahan yang akan mereka bahas.
“Apa?”
Mayang terlonjak kaget, dengan perkataan Nyonya besar dihadapannya ini, yang terlihat tanpa beban tersebut, yang meminta
Reno sempat tercekat, begitu melihat Mayang duduk disampingnya. Wanita itu begitu cantik setelah didandani dan melekat pakaian mahal ditubuhnya yang indah.“Saya terima nikah dan kawin nya, Mayang...., dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas dibayar tunai.”terdengar suara Reno yang jelas dan lantang.“Sah.”“Sah""Sah.”Ucap para saksi yang hadir, dilanjutkan dengan doa untuk kedua pasangan pengantin agar mereka menjalani biduk Rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.“Mayang, ayo Salim tangan suami mu.” Ucap mama Lauren sambil tersenyum lembut dan terpancar kebahagiaan dari wajahnya.Tangan Mayang yang dingin, terangkat perlahan menyalami tangan Reno, pria yang selama ini menjadi majikan nya, dalam hitungan menit sudah sah menjadi suaminya. ditatap nya Reno sambil mencuri-curi pandang. yang terlihat jauh lebih rapi dan tampan.
“Mayang, apa kamu sudah siap. mumpung malam ini dingin banget dan diluar juga turun hujan yang sangat lebat, biar kita ngak sama-sama Kedinginan.” Bisik ku sambil meniup-niup pelan tengkuk Mayang, yang ampuh membuat gadis remaja itu menarik nafas berat, seperti nya dia sudah mulai terbakar gairah.Mayang, mengganggukkan pelan kepalanya. meskipun dia masih berusaha menyembunyikan wajahnya, entah takut, malu atau menginginkan hal ini. yang jelas aku tidak melihat penolakan dari istri mudaku ini.“Apa kamu pernah, Eh maksud mas tidur dengan laki-laki lain sebelumnya?”“Maksud mas apa? berbicara seperti itu?”Wajah Mayang langsung berubah dan terlihat kesal, dia beralih menatap ku.“Mayang, apa aku laki-laki pertama yang memperlakukan mu seperti ini.” Ucapku sambil mengelus-elus pelan lekuk tubuhnya.“Iya mas, aku juga ngak tahu sejak kapan rasa ini muncul, yang jelas aku.”
Melani seperti berada diatas angin. karier nya yang terus melonjak. seakan-akan membuatnya lupa jika dirumah suaminya Reno yang menunggu kehadirannya.“ Aku yakin mas Reno pasti sabar menunggu, karena dia sangat mencintai ku dan selalu mendukung karir ku selama ini, Aku sangat cantik dan Multitalenta, bahkan untuk cemburu pada Mayang pun, tidak pernah terlintas di benakku. Mengingat dia bukan level dan saingan ku.“ Wah bagus banget stelan pakaian kerja ini mbak, pasti untuk suaminya ya.” Tanya sang asisten nya Dea.“ Iya dong,”Melani bangga menatap pakaian itu, dan kembali memasukkan nya kedalam koper, pakaian rancangan desainer ternama. yang baru saja dipesan nya sebagai oleh-oleh untuk suami nya Reno.“ Dan pakaian ini untuk siapa mbak, soalnya aku tahu selera mbak. Yang tidak terlalu menyukai pakaian ala anak remaja masa kini.”“ Ini untuk asisten rumah
Meskipun aku sedikit penasaran dan heran, apalagi saat melihat mobil yang biasanya digunakan mas Reno untuk berangkat kekantor masih terparkir didepan teras utama rumah kami. “Apa Mas Reno sakit?” timbul berbagai pertanyaan dan kekhawatiran ku, dan rasa bersalah karena telah menyia-nyiakan suami selama ini. Tapi aku harus bagaimana impanku terlalu indah untuk diakhiri, karena tidak sembarangan orang mampu seperti diriku inj. Aku mempercepat langkah menapaki satu persatu anak tangga, namun aku berpapasan dengan Mayang, gadis itu terlihat kesusahan menyeret langkah untuk menuruni anak tangga. Apalagi ekspresi wajah yang ditunjukkan Mayang, dia terlihat ketakutan dan panik, seperti tengah menyembunyikan sesuatu dariku. “ Mbak Melani.”“Ya, aku Mayang. Dan kamu kenapa? Kamu sakit dan jalan mu juga terlihat aneh dan ngangkang seperti ini?” “Ngak kok Mbak, kemaren aku sempat keseleo saat menjemur pakaian d
Aku mengganti pakaian dengan pakaian santai, mengikat asal rambut bergelombang ku, sebelum keluar dari kamar kami, aku melirik lagi ke mas Reno sambil tersenyum manis, yang juga dibalas hal yang sama oleh suamiku. dan kembali melangkah turun menuju dapur."Mayang, aku ingin masak bubur. Kamu tolong siapkan bahan-bahan nya ya.”“ Ya mbak.”“Mayang makasih ya,”“ Makasih untuk apa mbak?”“ Kamu sudah merawat dan mengurus mas Reno selama aku pergi.”“ Nggak papa kok mbak, lagian ini juga sudah menjadi tanggung jawab ku selaku pelayan dirumah ini.” Jawab Mayang.Entah dorongan dari mana, mataku tidak pernah lepas memperhatikan langkah dan gerak dan gerak-gerik Mayang yang terlihat aneh. Jalannya seperti diseret dan tertatih-tatih, sesekali dia berhenti. seperti menahan sesuatu di bagian intimnya. kadang dia berjalan seperti mengangkang, seolah-olah m
Aku merasa mbak Melani mulai curiga, bahkan tatapan matanya semakin tajam dan penuh selidik setiap kali melirik ke arahku. tapi meskipun begitu, aku berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja.Bahkan untuk menjaga agar mbak Melani tidak curiga, mas Reno sengaja pindah ke kamarku saat malam-malam, dimana mbak Melani sudah tidur pulas."Sayang, maaf ya. kamu sabar dulu jika kita harus berhubungan layaknya maling, setelah waktu nya tepat, mas bakal bujuk Melani untuk menerima kamu."Aku hanya menggagukan kepalaku pelan, sesekali aku mendesah tertahan mengingat mas Reno semakin bernafsu menggerayangi tubuhku."Pelan-pelan mas...""Apa ini masih sakit.""Iya mas, dikit.""Mas janji, akan pelan-pelan sayang."Subuh menjelang, kami bercinta sepuas-puasnya, bahkan aku semakin berani membalas perlakuan dan cumbuan mas Reno, karena dia juga laki-laki pertama yang menyentuh ku, aku juga sangat mencintainya. sehingga tidak ada keraguan
Akhir-akhir ini, aku benar-benar curiga dengan sikap mas Reno, semakin hari dia bertambah acuh dan cuek dengan ku. Sedangkan tatapan matanya ke Mayang. Sangat berbeda dengan cara dia menatap ku.Meskipun semula, aku begitu yakin jika mas Reno, tidak bakal tertarik dengan gadis ingusan ini, namun diluar dugaan ku. Mayang ternyata sudah menguasai perhatian mas Reno.“ Mas, kamu suka ya sama Mayang?” Ucapku langsung, tanpa basa-basi lagi.“ Kenapa kamu bertanya seperti ini? Apa sekarang kamu mulai tidak mempercayai ku?”“Ya mas, karena kamu terlihat lebih perhatian dan tatapan matamu kegadisannya yang tidak tahu diri dan terimakasih itu, terlihat sangat berbeda dari biasanya.”“ Kalau aku jawab ya, bagaimana?”“ Jahat kamu mas, aku nggak nyangka kamu Setega ini pada ku.”“ Melani, bukankah ini keinginan mu. Mencarikan seseorang yang bisa mengurusku diruma
“ Semula aku mencoba mendiamkan mu, sejauh mana penghianat mu padaku Melani, tapi sekarang kesabaran ku sudah habis. Aku tidak akan mempertahankan wanita seperti mu, untuk berada di sisiku.”“ Tidak mas, aku sangat mencintaimu mas,”“ Mayang aku mohon jangan ganggu kebahagiaan rumah tangga ku lagi. Pergilah dari rumah ini dan kehidupan kami berdua.” Ucap Melani berdiri, diapun mulai melunak.“Maafkan aku mbak, aku tidak berniat merusak rumah tanggamu, tolong mengerti posisi ku mbak, aku tidak punya pilihan lain, dan tidak bisa meninggalkan mas Reno yang sudah menjadi suami ku sekarang.”“ Melani, pernikahan kita tidak sehat, untuk apa kita masih mempertahankan nya. Aku ingin kita mengakhiri nya saja dengan baik-baik, dan kamu juga bebas dengan kebahagiaan sendiri.” Ucap Reno menengahinya.“Tidak bisa Mas, kamu tidak boleh menceraikanku, hanya