Share

Menjadi Asisten

Tenang dulu mas, jangan langsung marah-marah bisik Melani ketelinga Reno.

“Dek, siapa kamu sebenarnya. Dan ngapain kamu menyelundup masuk ke mobil Kami?” Tanya Melani dengan nada lebih lembut dan bersahabat.

“Ma...maafkan saya mbak, nama saya Mayang, saya terpaksa masuk kedalam mobil ini lalu ketiduran. Saya sendiri tidak tahu saya sekarang berada dimana?”

Mayang mengedarkan pandangannya, kesekeliling tempat yang terasa baru dan sangat asing baginya.

“Kamu sekarang berada dirumah kami, dek.” 

“Sebenarnya, aku sangat panik dan lari dari kakak dan ibu tiriku yang ingin aku menikah. sehingga begitu melihat pintu mobil ini sedikit terbuka, aku langsung masuk kedalam.” Ucap Mayang, tanpa sadar air mata meleleh dikedua pipi gadis cantik itu.

Meskipun tidak terlalu menyukai orang asing, namun hati Reno ikutan tersentuh saat melihat kedua bola mata bulat dan hitam itu, layaknya Mata kucing jalanan yang minta untuk dikasihani dan dirawat.

“Apa perkataan mu bisa kami percaya? Apa kamu punya bukti jika kamu ini orang baik, mengingat. dizaman sekarang banyak penipuan berkedok minta dikasihani.” 

“Ini tas ku Om, eh mas. Silahkan diperiksa.” Ucap Mayang menyodorkan tas nya.

“Sebaiknya kita masuk dulu mas, dan bicarakan ini didalam.” terang Melani sambil bergelayut manja di lengan Reno.

“Baiklah sayang.” 

“Cepat ikut kami masuk kedalam.” Ucap Reno ketika melihat Mayang yang masih terlihat ragu-ragu untuk melangkah ikut masuk kedalam Rumah besar dan mewah tersebut.

Mereka duduk disofa yang terdapat diruang keluarga yang luas dan terlihat rapi, Reno dan Melani mulai memeriksa beberapa surat termasuk sertifikat Rumah yang sempat dibawa kabur oleh Mayang.

“Jadi kamu berhasil mengamankan sertifikat Rumah peninggalan kedua orang tua mu, cukup pintar.” Ucap Melani.

“Iya mbak, karena cuma ini peninggalan kedua orang tuaku yang tersisa , selebihnya sudah habis untuk biaya hidup kami dan dipakai kakak dan ibu tiri ku untuk berfoya-foya.” 

“Selain karena alasan yang kamu utarakan barusan ini, apa masih ada hal lain atau permasalahan yang membuatmu kabur dari Rumah?”

“Ada mbak, ibu dan kakak tiri ku ingin menjodohkan aku dengan pak Jarwo.” 

“Jarwo, siapa dia?” Ucap Reno karena seperti pernah mendengar nama tersebut.

“Seorang laki-laki hidung belang, yang ingin menjadikanku istri keempatnya.” Ucap Mayang menundukkan kepalanya sedih.

“Astagfirullah, benar-benar mereka, kamu masih muda dan memiliki masa depan yang masih panjang.” Ucap Melani geram.

“Bagaimana sayang, apa kamu bersedia memberi tumpangan sementara waktu pada Mayang, untuk tinggal beberapa hari ini disini. setelah itu kita bantu dia kerja sebagai OB diperusahaan ku dan mencarikan nya tempat tinggal yang baru.” Terang Reno melirik istrinya.

“Ngak usah mas, aku sudah mulai tertarik melihat Mayang, bagaimana jika dia bekerja sebagai asisten Rumah tangga kita saja, bantu-bantu masak dan bersih-bersih dirumah ini, berhubung dirumah kita tidak memiliki pelayan.” terang Melani antusias.

“Tumben kamu ingin kita punya pelayan, biasanya pelayan dirumah mama yang harus datang tiga kali seminggu kesini untuk bersih-bersih.” 

sela Reno.

“Aku ingin sekarang, ada yang bantu masak dan bersih-bersih yang bekerja tetap, mengingat Mayang terlihat orangnya baik dan juga cukup bersih. Lagian aku sering pergi bahkan sampai berhari-hari diluar negeri, jadi aku rasa Mayang bisalah membantu mengurus dan menyiapkan segala keperluan Rumah selama aku ngak ada.” terang Melani membujuk suaminya.

“Terserah aku ikuti maumu saja, sayang.” 

“Oya Melani, aku akan antarkan kamu menuju kamar tidur mu, sedangkan sertifikat dan surat-surat mu terpaksa kami tahan. anggap saja sebagai jaminan mu bekerja dengan kami disini.” 

ucap Melani.

“Baiklah Bu, aku setuju saja.” 

Mayang mengikuti langkah kaki Melani yang akan menjadi majikannya mulai dari sekarang. Melanie menunjukkan dan mengantarkan Mayang kekamarnya untuk istrahat, kamar yang lumayan bagus untuk ukuran seorang pelayan seperti dirinya.

“Ini kamar mu Mayang, untuk malam ini silahkan langsung istrahat.” 

“Sekali lagi, terimakasih ya mbak Melani, eh maaf Nyonya.” Ralat Mayang, karena bagaimanapun Melani sudah menjadi majikan nya sekarang.

“Tidak perlu canggung, panggil aku dengan sebutan Mbak Melani saja.” Terang melani sambil tersenyum lembut kearah Mayang.

“ Baiklah mbak.” 

Setelah menutup pintu kamarnya, Mayang menatap senang ruang kamar yang bagus dan sangat rapi. Dia merebahkan tubuhnya yang lelah, dan kembali mulai tertidur pulas, dengan impian dan kehidupan nya yang baru akan segera dia mulai.

Dikamarnya, Reno dan Melani juga melanjutkan tidur mereka. setelah membersihkan tubuh mereka yang lengket dan kecapean setelah perjalanan jauh.

Namun semua itu tidak menyurutkan gairah mereka yang ingin bercinta sepuas-puasnya malam ini. Sesuatu yang sudah menjadi candu yang membuat mereka berdua selalu ketagihan. Mengingat Melani yang juga merupakan desainer kelas papan atas, sehingga mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Bahkan Melani sering berpergian dan mengikuti fashion show hasil rancangannya yang diadakan di berbagai Negara.

Pagi hari yang cerah, secerah senyuman dan gambaran suasana hati Reno dan istrinya Melani, mereka tengah berbincang-bincang diruang tengah.

“Sayang apa kamu jadi berangkat ke Negara Paris besok?”

“Jadi mas.” Balas Melani bergelayut manja di lengan suami tercintanya.

“Rasanya aku ingin protes tentang pekerjaan mu sayang.” Ucap Reno dengan mimik serius membalas tatapan mata istri nya.

“Please mas, beri aku waktu dulu. Setelah benar-benar siap. Aku janji akan keluar dari pekerjaan dan fokus pada rumah tangga kita.” Bujuk Melani dengan mencium dalam bibir Reno, yang membuat Mayang langsung menunduk. Seumur hidupnya baru kali ini dia melihat orang berciuman langsung dihadapannya yang tengah menata menu sarapan dimeja.

“Aku harus tetap tenang, mulai sekarang aku harus terbiasa dengan pemandangan ini.” 

gumam Mayang.

Selesai menata menu sarapan, Mayang memilih masuk kedalam kamarnya. Karena berlama-lama menyaksikan kemesraan dihadapan nya ini, membuat Mayang mersa aneh. Bahkan kepalanya tiba-tiba langsung pusing, dengan detak jantung dan denyut nadinya saling berlomba-lomba, adu kecepatan.

Tok....tok... pintu kamar Mayang diketok dari luar, Mayang langsung dengan cepat pergi dan membuka pintu kamarnya.

“Mbak Melani, ada apa?” 

“Mayang, hari ini kamu belanja ya. Dan ini daftar belanjaan yang harus kamu beli.” Melani menyerahkan selembar kertas ketangan Mayang.

“Ta...tapi saya tidak tahu tempat nya mbak?”

“Sopir mas Reno sebentar lagi balik, nanti aku akan minta dia untuk mengantarkan mu. Karena aku ingin masak kesukaan mas Reno hari ini, mengingat besok aku akan pergi lagi.” 

terang Melani.

“Baiklah mbak.” 

Tidak lama, bang Toyib datang dan memperkenalkan dirinya sebagai sopir yang akan mengantarkan Mayang belanja.

Bang Toyib orangnya lumayan tampan dan sangat humoris, sehingga baru bertemu Mayang. Namun mereka sudah mulai akrab dan ngobrol tanpa canggung lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status