Share

Makan Malam

Bang Toyib orangnya lumayan tampan dan sangat humoris, sehingga baru bertemu Mayang. Namun mereka sudah mulai akrab dan ngobrol tanpa canggung lagi.

Cukup lama Mayang berbelanja, mengingat ini tempat baru baginya. Sehingga dia harus mutar-mutar mencari apa yang harus dibelinya, sedangkan bang Toyib lebih memilih menunggu dirinya diparkiran.

Setelah semua belanjaan Mayang sudah cukup, barulah bang Toyib masuk dan membantu gadis cantik itu membawakan dan menyusun belanjaan nya di bagasi mobil.

“Mayang, bagaimana apa kamu betah bekerja disini?” 

“Untuk sekarang ini, Mayang betah bang. Mengingat mbak Melani dan mas Reno orangnya baik dan ramah.” 

“ Iya Mayang, kamu termasuk orang yang beruntung ikut bekerja dengan keluarga Tuan Reno. Selain gajinya lumayan gede, mereka juga baik-baik.” 

Keasyikan ngobrol, tanpa tersa mobil yang dikendarai bang Toyib sudah memasuki pintu gerbang utama Rumah besar Reno.

Setelah membantu menurunkan belanjaan Mayang, bang Toyib langsung pamit. Karena istri nya langsung telpon mengatakan jika anak mereka sedang demam dan harus segera kerumah sakit.

“Maaf ya Mayang, aku ngak bisa bantu kamu bawa belanjaan kedalam. Karena Abang buru-buru banget. Anak Anang sedang sakit.” 

“Ngak papa kok bang.” 

Setelah mobil yang dibawa bang Toyib menghilang dari pandangan mata Mayang, gadis itu bersiap untuk mengangkat belanjaan nya masuk kedalam.

“Bawa semua sekalian, dari pada harus bolak-balik.” Pikir gadis yang terkadang memiliki sifat polos kebangetan.

Mayang langsung masuk, begitu tahu pintu masuk keruang utama tidak terkunci dari dalam. Berjalan agak sempoyongan menuju dapur. 

“Kok sepi, mbak Melani kemana?” sambil menyusun semua belanjaan dan menyimpan sebagian kedalam kulkas.

“Beres, sebaiknya aku kembali kekamar saja.” Setelah mencuci tangan dan bersih-bersih, Mayang berjalan menuju kamar nya sendiri, namun langkahnya kembali terhenti, dan kupingnya kembali mendengar suara-suara desahan kenikmatan seperti yang didengarnya semalam.

Bahkan suara Melani semakin jelas menyebut-nyebut nama suaminya, yang selalu berhasil memberikan nya kepuasan diatas ranjang. Hal itulah yang membuat Melani tidak mampu berpaling dari Reno.

Mayang langsung masuk kedalam kamarnya, namun rasa penasaran membuat nya mau tidak mau mengintip kearah asal suara yang membuat nya resah, dan serba salah. 

Dari balik tirai kamarnya yang menghadap teras belakang yang terhubung langsung dengan kamar sang majikan yang tidak tertutup rapat, sehingga nampak sepasang suami istri itu tengah memadu kasih.

“Kenapa mereka begitu berani berhubungan, apa mereka melupakan keberadaan ku dirumah ini sekarang. tapi mereka juga tidak salah. toh ini Rumah mereka sehingga mereka bebas mau ngapain,” Mayang terhenyak duduk disisi ranjang.

Mayang mencoba memejamkan matanya, berusaha melupakan permainan yang belum pernah dilihat nya seumur hidup, tapi apa mau dikatakan. semuanya sudah terlanjur diketahui dan dilihat Mayang dengan Mata kepala nya sendiri.

Satu jam berlalu, pintu kamar Mayang kembali diketok Melani dari luar.

“Mayang, apa semua bahan belanjaan yang aku suruh beli ada semua nya?” 

ucap Melani sambil mengering kan rambutnya yang masih terlihat basah.

“Ada mbak.” 

“Bagus, kamu bantu aku masak menu spesial buat mas Reno ya.”

“Baik mbak.”

Mayang mengikuti langkah kaki Melani menuju dapur, ketika melintasi ruang tengah, nampak Reno tengah asyik menyaksikan suara televisi. Seketika adenga panas itu kembali melintas dipikiran Mayang, yang membuat gadis itu langsung bergidik membayangkan nya. sehingga dia mempercepat langkah kakinya ketika melewati Reno. yang terlihat heran melihat tingkah Mayang yang tiba-tiba menjadi aneh dan terlihat sedikit gugup.

“Mayang kamu cuci sayuran ini, potong-potong . Setelah itu jangan lupa kupas bawang-bawang.” Perintah Melani.

“Baik mbak.” 

Cukup lama mereka berdua sibuk masak, Melani terlihat begitu sempurna di mata Mayang, karena selain cantik dia juga jago memasak. Terbukti dari wangi masakannya yang sangat enak dan menggugah selera.

Mayang ikut membantu menata makan malam romantis sang majikan, setelah semua tertata rapi. Melani langsung memangil suaminya Reno keruangan tengah. 

“Mayang ngak ikutan Makan?” Ucap Reno melirik Mayang sekilas.

“Masih kenyang Tuan.” Balas mayang yang langsung masuk menuju kamarnya sendiri.

“Kenapa aku mersa aneh dan takut ya? Setiap kali melihat tuan Reno.” Gumam Mayang.

Reno mulai menyuap makannya, rasanya sekarang begitu beda. Masakan Melani jauh lebih enak dari biasa nya.

“Sayang, ini kamu yang masak?” 

“Iya mas, masa lupa dengan rasa masakan istri sendiri.” goda Melani yang berusaha untuk membujuk dan mengambil hati Reno, dia tahu suaminya itu terlihat gundah gulana.

Apalagi ibu mertuanya, kembali menuntut hak pada Melani, yaitu kehadiran seorang cucu ditengah-tengah pernikahan mereka yang sudah masuk tahun kedua.

Alasan Melani tidak mau hamil, tidak ada seorang pun yang mengetahui nya. termasuk suaminya sendiri Reno.

Trauma masa lalu membuat Melani ketakutan jika membayangkan untuk hamil lagi, sebelum menikah dengan Reno. Melani pernah dihamili oleh pacar pertama nya Aldo, yang tidak pernah mau bertanggung jawab.

Agar terlepas dari tanggung jawab, Aldo membujuk membujuk sang pacar untuk aborsi. nasip malang bagi Melani. setelah selesai aborsi, dia sempat koma sehari semalam, dan kehilangan banyak darah. bahkan setelah itu Aldo pun ikut menghilang tanpa kabar berita.

Tiga bulan berlalu, 

Dalam kekecewaan dan keterpurukan nya, Melani dipertemukan dengan Reno disebuah Club malam. Keadaan keduanya yang sama-sama terluka. membuat mereka melakukan percintaan satu malam.

Beruntung bagi Melani ketika itu, mereka melakukan hubungan disaat haid terakhir Melani, sehingga percintaan panjang mereka, meninggalkan jejak bekas darah disepray putih bersih itu.

Sehingga Reno berfikir jika dia telah merusak masa depan Melani. pernikahan mewah mereka pun dilangsungkan, seiring berjalannya waktu. Cinta mereka semakin kuat. bahkan Reno selalu mengabulkan apapun permintaan sang istri tercinta. termasuk harus sering-sering ditinggal pergi oleh Melani.

Namun satu hal yang masih mengganjal di hati Reno, alasan Melani yang selalu menolak untuk Hamil, dengan mengatakan tidak ingin bentuk tubuhnya jadi melar dan gendut. Reno juga dilema tentang tuntutan keluarga nya termasuk dirinya sendiri, yang sangat menginginkan hadirnya seorang anak untuk menjadi penerus keluarga besar mereka.

Tapi Reno masih berusaha untuk bersabar, tapi kali ini Reno ingin kembali membujuk Melani agar bersedia untuk hamil anaknya.

meskipun dia sudah menduga Melani pasti akan kembali beralasan.

“Sayang, apa besok kamu jadi pergi berangkat ke Paris?” 

“Jadi mas.” 

“Berapa hari?” 

“Dua Minggu, karena selain mempromosikan hasil rancangan ku, kita juga bakal mengadakan fashion show terbesar." Ucap Melani terlihat antusias dan bersemangat sekali.

"Kenapa lama sekali, apa kamu tega meninggalkan aku sendirian sayang." 

"Mas, maafin aku ya." mengelus lembut jemari Reno sambil memasang senyum termanisnya.

“Sayang, apa kesibukanmu ini tidak bisa dikurangi.” 

“Maksud mas?” 

“Mas ingin kamu lebih fokus pada keluar kecil kita, termasuk memenuhi keinginan terbesar mamaku.” 

terang Reno yang mulai terlihat gusar, tapi dia masih berusaha untuk mengontrol emosi nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status