Tiga hari kemudian.
Hari ini keadaan Ghava mulai membaik, Nadya berinisiatif untuk merayakan ulang tahunnya. Berbagai kado untuknya sudah ia siapkan dan hari ini Bastian dan Serly akan ikut turut hadir ke acara ulang tahun Ghava.Seperti biasa Bastian menyiapkan kado spesial untuk Ghava, karena sebentar lagi dirinya akan segera menikah dengan Nadya.Di rumah Ghava terlihat sangat senang sekali karena perayaan ulang tahunnya berbeda dari tahun sebelumnya. Nadya antusias merias taman untuk tempat pesta ulang tahun di mana di sana sudah terdapat kursi untuk para teman-teman Ghava.“Hari ini Mamih sengaja membuat pesta ulang tahunmu di taman, Mamih sengaja membuat pesta terbuka ini karena semua teman-temanmu Mamih undang supaya bisa memeriahkan pesta kecilmu. Sebentar lagi mereka akan segera datang ke sini, kamu bersiap memakai kostum kesukaanmu yaitu baju spiderman.” Seru Nadya ia tidak mau melepaskan pelukan hangat untuk putranya.“Di sepanjang perjalanan tidak biasanya Bastian diam membisu padahal hari ini mereka beres mengadakan pesta pernikahan.Sesampainya di rumah Bastian langsung mengambil alih Ghava ia memeluknya ke dalam dekapan membawanya masuk ke kamar. Batinnya mengatakan bahwa Nadya tidak membohonginya karena wajah mereka begitu mirip sekali.“Sore ini jadwal Ghava minum obat, akan tetapi dia masih tidur, aku tidak tega membangunkannya.” Ucap Nadya di mana ia masih menggunakan gaun pengantin. Sementara Bastian dia langsung menidurkan Ghava secara perlahan ke atas tempat tidur, Nadya duduk di sebelahnya sambil terus tersenyum.“Sayang, aku mau bicara denganmu.” Ucap Bastian.“Boleh, duduklah, kamu mau bicara apa?” Tanya Nadya.Bastian mendadak kepikiran perkataan yang keluar dari mulut Dita di mana dia harus tes DNA, karena Bastian yakin tindakannya ini tidak akan melukai hatinya.“Sebelumnya aku mau bertanya padamu. Nadya, bolehkah aku tes DNA dengan Ghava, untuk memperkuat hubunganku dengannya, apa
Pada akhirnya Bastian mulai mengatakan yang sebenarnya kepada Serly, sungguh sangat terkejut dan tidak dapat terduga Serly masih tidak percaya. Yang mereka lihat bahkan sudah menganggap anak kecil itu seperti cucunya sendiri ternyata adalah cucu kandungnya. Betapa sangat bahagia Serly setelah mengetahui bahwa Ghava adalah cucu pertama dari putranya.“Jadi, Ghava anak kandungmu?” Tanya Serly dengan suara tinggi raut wajah berbinar menandakan bahwa Serly sangat senang. Akhirnya dia sudah menjadi nenek.Bastian mengangguk lemah, bukan dia tidak senang melainkan sekarang anak kandungnya tengah menderita penyakit keras. Apalagi penyakitnya sangat ganas sekali mudah menyebar membuat hatinya sangat hancur.“Mamah mau bertemu dengannya, kamu sekarang sudah memiliki seorang putra dan akan mendapatkan penerus ahli waris.” Seru Serly.Akhirnya Bastian melihat kabahagiaan yang terukir pada wajah Serly lagi, di mana orang tuanya sangat menginginkan cucu dariny
“Jawab, sayang?” Tanya Bastian dia menghuncangkan tubuh Nadya sambil menatap tidak percaya. “Maafkan aku, aku bahkan tidak bermaksud membohongimu. Aku hanya belum siap mengatakan kebenaran ini karena takut kamu tidak mau menerima Ghava dalam hidupmu. Aku tidak pernah menikah dengan pria lain, aku hanya memiliki anak darimu. Kalau kamu tidak percaya kita tes DNA. Apa kamu siap?” Tanya Nadya.Tangisannya pecah tubuhnya jatuh terkurai dia sangat bodoh dan egosi bahkan dia menyampingkan kebahagiaan Ghava. Di saat putranya sendiri merintih dan menangis ingin bertemu dengan ayah kandungnya sendiri Nadya malah menutupi semua kebenaran ini dari semua orang. Akan tetapi Nadya memiliki alasan kuat dia belum sanggup mengakui bahwa dia memiliki anak dari Bastian. “Pantas saja, saat pertama kali aku melihat Ghava di butikmu, hati kecilku mengatakan bahwa dia mirip denganku. Dan terjawab sudah kenapa Ghava sangat mirip sekali, Nadya kenapa kamu berbohong? Aku sangat kecewa sama kamu karena tidak
Seluruh ruangan di penuhi kepanikan di mana Ghava tidak sadarkan diri, Nadya sangat cemas sekali bahkan di hari bahagianya dia melihat penderitaan putra kesayangannya.Tangisannya pun pecah kala ia harus keluar dari ruangan di mana Dokter menyuruh semua orang harus pergi dari ruangan untuk melakukan pemeriksaan. Nadya tidak dapat menahan rasa sakit, Ghava begitu banyak mengeluarkan banyak darah membuatnya sangat sedih sekali. Bastian terus memeluknya ia mencoba untuk menenangkan hati dan pikiran istrinya. Sekarang mereka sudah sah menjadi suami istri, mulai sekarang Bastian akan selalu ada buat Ghava. “Kamu yang sabar sayang, aku yakin sekali Ghava baik-baik saja, kita di sini turut mendoakan Ghava.” Ujarnya masih memeluk sambil mengelus punggung Nadya.Tidak lama setelah itu Dokter datang membuka pintu ruangan, semua yang ada di sana termasuk Nadya langsung menghampirinya.“Bagaimana keadaan putraku?” Tanya Nadya terlihat sangat cemas sekali. Terlihat Dokter tidak bisa berbicara
Nadya diam merenungi perkataan yang keluar dari mulut mantan suaminya, dia tidak bisa berkata-kata lagi. “Nadya, apa kau bersedia menikah denganku? Demi Ghava dan demi cintaku padamu, aku mohon jangan menolakku. Kalau kamu sampai menolak aku tidak akan memaafkan diriku sendiri.” Ucapnya memohon. Bastian meraih kedua tangan Nadya lalu mengecupnya dengan sangat lembut, akan tetapi Nadya tidak bergeming.“Oke, aku mengaku salah karena tidak mengangkat sambungan telephone darimu karena ponselku mati. Aku tidak sempat memberi daya pada ponsel sehingga tidak tahu bahwa kau menghubungiku sampai puluhan kali. Dan semalam aku ke sini tidak dapat masuk karena satpam melarangku, jadi aku memutuskan tidur di mobil.” Ungkapnya Bastian memberi penjelasan kepada Nadya. Nadya menoleh dengan raut wajah tidak percaya, mendengar bahwa Bastian tidak tidur di rumah miliknya membuat Nadya tidak percaya. Padahal Bastian anak orang kaya dan pengusaha hebat tapi dia rela tidak pulang hanya ingin menungguny
Bastian sangat emosi mendengar dirinya tidak diperbolehkan masuk oleh satpam membuat dia sangat marah besar. Kedua tangannya ia kepal dengan hati yang sangat kesal.“Kau tidak tahu siapa saya! Berani sekali kau mengusirku dari sini.” Bastian mulai meninggikan suara menatap dengan tatapan tajamnya.“Mohon maaf Pak, karena ini sudah malam anda tidak bisa masuk ke dalam. Ini sudah peraturan rumah sakit bahwa jam besuk besok siang kembali di buka. Sebaiknya anda besok ke sini lagi, lagi pula saya tidak tahu anda siapa.” Jawab satpam sambil menghalanginya masuk. “Sialan.” Bastian melayangkan tangannya siap untuk memukul akan tetapi dia menghentikannya, mengingat dia tidak boleh berbuat onar bisa-bisa Nadya semakin membencinya.Terpaksa Bastian kembali mundur dia tidak akan pulang ke rumah dirinya berpikir bahwa dia harus tetap di sana sampai pagi. Satpam itu melihat kepergian Bastian sambil menggelengkan kepala, ia tidak tahu harus berbuat apa yang jelas dia sudah melaksanakan perintah.