Share

Bab 42 Mencari Bukti

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-08-08 21:00:13

“Rido, Mas Rido. Dia pasti akan mencariku!” seru Kalila dengan percaya diri.

Sebab, Rido pasti masih membutuhkannya meskipun hanya sebagai alat untuk mmenuhi kebutuhan pria itu saja.

Aji terperangah, lalu tak lama kemudian terdengar gelak tawa membahana. Kalila sampai kaget.

“Rido? Kamu yakin? Dia itu akan lebih memilih istrinya yang galak dibandingkan kamu. Kamu tidak sepenting itu, Kal.”

Kalila tampak marah. Apakah benar yang dikatakan oleh Aji? Kalimat itu yang terngiang di benak Kalila.

Aji tersenyum miring. “Kalau kamu tidak ada, tinggal cari yang lain saja. Wanita model kamu itu banyak, Kal. Yang penting ada uang.”

“Mas!”

Bahu Kalila naik turun, menandakan kalau emosi sudah menguasai hati. Dia berusaha melepaskan diri, tapi sayangnya itu hanya sia-sia saja.

“Kenapa kamu marah? Benar, kan? Kalau kamu tidak percaya, bagaimana kalau taruhan?”

“Apa maksudmu?”

“Aku akan menyekapmu di sini. Kita lihat, apakah si Rido itu akan mencarimu?”

Kalila menautkan kedua alisnya. “Aku tidak mau.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 64 Berburu Waktu

    "Kok, kamu ngomong seperti itu sama suami sendiri? Kamu mencurigaiku?" tanya Aji, tiba-tiba saja malah benar-benar berbeda jauh dari sebelumnya. Saat Hana mengatakan tentang gaji dan keuangan, ini membuat Hana takut kalau Aji itu sebenarnya psikopat yang sedang menyamar jadi suaminya. Namun, sudah bertahun-tahun lamanya sampai Nara cukup besar, Aji baru memperlihatkan semua itu. "Em, mungkin perasaanku saja. Kamu akhir-akhir ini tidak seperti biasanyam kamu jauh berbeda dengan Mas Aji yang dulu, saat aku sakit. Apakah ini karena aku sembuh, jadi kamu berubah sikap?" tanya Hana dengan berani lagi. Dia tidak peduli apa yang akan terjadi hari ini, yang pasti wanita itu harus tahu sifat asli Aji seperti apa jika dirinya terus menekan emosi sang pria."Tidak seperti itu, Hana. Aku hanya kaget saja karena kamu tiba-tiba bilang kalau kamu tidak membutuhkanku. Bukankah itu adalah hal yang sangat sensitif jika didengar oleh seorang suami? Suami itu kan tugasnya mencari nafkah. Kamu seolah

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 63 Keluarnya Sifat Asli Aji

    Setelah menelepon Kalila, wanita itu pun bergegas untuk ke kamar. Dia tidak boleh membuat Aji curiga karena keberadaannya yang tiba-tiba saja menghilang di sekitaran rumah. Saat sampai sana, ternyata Aji sudah memakai piyama tidur."Kamu ke mana aja, Hana?dari tadi aku cariin," ucap Aji yang membuat Hana terdiam sebentar. Dalam hati merutuk dan ingun sekali membuat pria itu tak berdaya, tetapi bukan saatnya. Besok dia akan ungkap semuanya. "Iya, tadi aku lagi ke kamar Nara tapi ternyata anak itu nggak ada. Jadi aku cari di tempat Bi Asih. Dia ada di sana.""Oh, kukira kamu ke mana. Oh ya, besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali untuk mencari pekerjaan. Kamu doakan aku agar bisa dapat pekerjaan baru dan kamu bisa melanjutkan pengobatan," ujar Aji sembari duduk di kasur. Hana masih berdiri di ambang pintu, lalu menutup pintu itu secara perlahan. Entah bagaimana membuat pria ini sadar kalau dirinya itu sudah tidak berarti lagi di rumah ini. Entah itu materi atau sosok suami dan Aya

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 62 Bergerak Cepat

    "Pokoknya aku tidak mau tahu, cepat lakukan itu sebelum waktunya habis. Bisa-bisa aku sial sendiri, karena Kalila lebih dulu melaporkan semuanya pada Hana. Aku yakin, wanita itu menyimpan bukti-bukti tentangku. Pokoknya itu semua harus segera diatasi. Ini bukan hal yang bisa dimainkan lagi."Hana tidak bisa diam saja. Dia akan langsung bergerak cepat untuk menghubungi Kalila dan memindahkan adiknya ke tempat aman. Kalau satu rumah di sini takutnya akan terjadi sesuatu yang buruk kepada adiknya. Setidaknya sampai Aji benar-benar dihukum dia harus memastikan Kalila selamat tanpa ada luka sedikit pun.Terdengar suara langkah Aji yang mendekat, membuat Hana harus segera kembali meninggalkan tempat persembunyiannya. Dia memutar tubuhnya dan bersembunyi di balik patung yang ada di sana. Tentulah Aji tidak melihat keberadaannya. Wanita itu sampai menahan napas kala Aji berjalan melewatinya. Setelah sang suami benar-benar hilang di balik pandangan, wanita itu pun bisa menghela napas lega. D

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 61 Cara Licik Aji

    Hana berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan suara. Dia tidak mau suaminya tahu keberadaan dirinya yang dari tadi sedang menguping. Pekatnya malam di taman belakang dan hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil membuat Hana tidak bisa melihat dengan jelas di mana keberadaan suaminya. Wanita itu hanya melihat siluet Aji yang benar-benar di depan patung, saat ini dijadikan tempat sembunyi Hana. Dia akan berusaha mendengar sebaik mungkin apa yang sedang dilakukan Aji di telepon.Bagaimanapun wanita itu tidak mungkin membiarkan Aji menghilangkan nyawa Kalila. Meskipun wanita itu adalah orang yang sudah merusak rumah tangganya, tetapi Kalila tetaplah adiknya. Dia cukup memberikan hukuman yang setimpal untuk Kalila, tidak untuk dihilangkan lawannya. "Pokoknya aku tidak mau tahu, cari di mana Kalila berada. Jangan sampai dia memberikan bukti-bukti kepada Hana. Aku tidak mau kehilangan harta berhargaku." Hana masih terdiam dan Aji juga diam beberapa saat. Sepertinya tengah mendengark

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 60 Bertengkar dengan Siapa?

    Setelah makan malam usai, Aji memilih untuk membersihkan diri. Sementara Hana di kamar sedang berusaha untuk memantau Kalila dari kamera CCTV yang dipasang di kamar adiknya. Tampak Kalila sedang makan dengan tenang, benar-benar sesuai yang diinginkan oleh Hana. Dia sekarang dalam kebingungan. Apa yang harus dilakukan kepada adiknya? Sementara wanita itu masih memerlukan keterangan Kalila, dan juga bukti-bukti yang dipunya oleh adiknya. Saat sedang seperti ini, tiba-tiba Nara masuk. Kebetulan saat makan malam Nara disuapi oleh Bi Asih, ini dikarenakan takut ada pembicaraan orang dewasa yang mungkin akan memancing Nara berbicara jujur tentang apa pun yang seharusnya tidak diucapkan. Namanya juga anak-anak, bisa saja jujur. Jadi dia tidak boleh membuat Aji bertemu dengan Nara, takut gadis kecil itu mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya. "Ibu-ibu, Ibu lagi ngapain? Kok aku nggak lihat Tante Kalila, ya?" tanya anak kecil itu sembari duduk di hadapan Hana. Sang wanita langsung hentik

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 59 Aset atau Uang

    "Baiklah, aku mengerti kalau masalah itu. Tetapi apakah uangmu memang sangat banyak sampai kamu berani mengatakan hal seperti itu?" Pertanyaan Aji membuat Hana terdiam. Harusnya wanita itu tidak boleh mengatakan hal demikian, yang ada Aji pasti akan mengorek semua informasi tentang keuangannya. Lebih menyakitkan lagi kalau sampai Aji juga mengambil apa yang harusnya menjadi milik Hana. "Ya, palingan aku akan menjual beberapa emas yang kamu beli." "Emas?" Wajah Aji terlihat sekali sinis, di sorot matanya membuat Hana yakin kalau pria itu memang tidak akan pernah ikhlas kalau dirinya bahagia. Entah apa yang sudah dilakukannya di masa lalu sampai mendapatkan jodoh seperti Aji. Dia bahkan tidak melihat sisi buruk dari suaminya selama bertahun-tahun menikah dengan sang pria. Namun, setelah semuanya terbongkar wanita itu sadar sudah menikahi seorang penjahat yang sangat menakutkan dan juga harus diwaspadai. "Kalau itu sama saja dengan bohong, berarti kamu tidak punya uang lain, kan?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status