Share

Bab 156

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-03 23:47:27

Memang lelaki, konon … meski tidak memakai hati, tetapi napsu dan hasrat terus menyala panas melebihi bara api. Begitu pun Daishin. Rasa kesal dengan niat sekadar menggoda, pada akhirnya seperti lupa diri.

Mengakui jika tampilan Osara terlalu membuat lena yang akan menyeretnya hingga seperti gila. Benar-benar lupa dengan batasan bahwa gadis itu masih berstatus saudara baginya. Juga abai pada aturan hingga dirinya mulai membuat lagi dosa besar.

Tap (Lampu kamar mandi menyala)

Tap (Lampu meja di samping ranjang menyala)

Tap (Lampu di depan pintu menyala)

Seperti lepas posisi jantung di dadanya. Kondisi gelap gulita berubah terang benderang. Cahaya silau seperti menusuk dalam di mata Daishin yang redup.

Sesaat.... Sebab rasa tertusuk dan silau oleh lampu, terganti dengan pemandangan memabukkan dari Osara yang hampir telanjangg sebab ulahnya. Hasrat dalam jiwa kembali menggelegak hingga ke ubun di kepala. Namun….

“Maafkan aku, Osa!” ucap Daishin setelah terkesiap dengan kedua mata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
kamiya san
Terima kasih, Kak
goodnovel comment avatar
mommy can
ditunggu kak double updatenya yaa ... semangat .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 484

    Yang mulanya hanya cukup dengan satu kepala keluarga, kini di meja makan telah mengembang menjadi tiga kepala keluarga dalam waktu super singkat. Keluarga Pak Agus dan istri, keluarga Yunita dengan suami, juga kelurga Juan plus istri. “Kamu tidak ingin tinggal lebih lama di sini, Yunita?” tanya Pak Agus. Meski selama ini terlihat datar dan diam, rupanya sedih juga setelah anak perempuan menikah dan dibawa suaminya. Kini anak lelaki yang jadi andalan, bisa jadi akan pergi jauh kembali. Sedih sekali rasanya menyadari hal ini. “Pak Azlan tidak membolehkan, Pa. Mungkin lain kali jika pekerjaannya tidak sangat banyak, kami pasti tinggal lebih lama.” Yunita yang mengerti perasaan orang tuanya, coba menenangkan hati mereka. Ingin hati tinggal dengan orang tua, tetapi ikut dengan suami rasanya juga bahagia. Apalagi Anthony sudah kembali menyentuhnya dan berjanji akan selalu setia, demi Yunita ikut kembali ke Surabaya. Tentu saja, suami mana yang ingin berjauhan dengan istri, apalag

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 483

    Tanpa bicara, Juan menjauh dari Intana dan menyandar di pintu. Tidak melakukan apa yang diminta oleh Intana. Perempuan kurang ajar, meminta memakaikan celana dalamnya. Jangan harap! Ketukan itu kembali terdengar, Juan membisu dengan raut garangnya, seolah sedang tuli. Tetapi memberi perintah lagi pada Intana agar memakai celananya dengan gerakan dagu dan sorot matanya. “Iya, Mak! Sebentar lagi aku keluar!” seru Juan. Orang yang mengetuk pintu dan menunggu di luar rupanya adalah asisten rumah tangga di rumahnya. Segera terdengar langkah menjauh setelah mendengar jawaban dari penghuni kamar. “Lekas dipakai calana kamu itu, Intana!” hardiknya lagi tetapi terdengar lirih sebab Intana terus berdiri dan mematung. Tidak juga bercelana. “Tidak perlu mengikutiku jika tidak patuh padaku!” bentak Juan dengan perasaan sangat kesal. “Suami jahat! Istri ingin dimanjakan, tapi malah marah! Jahat kamu ya, masnya Yunita!” Intana pura-pura marah dan mengomel. Padahal, puas sekali melihat lel

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 482

    Saat keluar dari kamar mandi dengan wajah basahnya, Intana merasa haru, Juan sudah menyiapkan satu sajadah lebar untuknya. Menyangka lelaki itu akan menjadikan dirinya makmum. Rasanya ini akan menjadi ibadah yang patut dia kenang di sepanjang usianya saat ini. “Mana sajadah kamu, masnya Yunita?” tanya Intana saat Juan menyodorkan sajadah itu padanya. Lelaki itu berdiri menjauh. “Ini sajadahku, pakai saja.” Juan makin bergeser mundur. Memandang Intana yang segera membungkus dirinya dengan mukena. “Aku sudah siap nih, masnya Yunita! Tapi, bolehkah kamu shalat tanpa beralas sajadah? Biasanya cicak suka berkhianat, ninggalin jejak lewat kotoran di mana-mana. Lagian lantai kamarmu kan gelap….” Intana berkomentar cepat. Memandang pada dinding kamar Juan yang dicat putih bersih tetapi lantai granitnya hitam legam. Aneh memang selera pria, cenderung suka gelap! “Kau lumayan ngerti juga, Intana. Pernah ngaji?” tanya Juan tertarik. Menatap Intana dengan tidak berkedip. “Aku dulu … sek

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 481

    Perempuan yang berbicara akrab dengan Juan telah berlalu. Intana telah mendekat dan mendapat senyuman, tetapi dia tidak membalas sebab terlanjur kesal sendiri. “Dia siapa, masnya Yunita?” tanya Intana yang merasa benar-benar ingin tahu. Bisa jadi Juan sudah memiliki tambatan hatinya. Bisa perempuan tadi, atau perempuan lain. Ini luput dari pemikiran Intana selama ini. Kesal, yang ditanya tidak memberi pencerahan. Justru berjalan semakin cepat dan seperti sengaja meninggalkannya. Intana merasa sama sekali tidak dianggap. Apa seharusnya pulang ke villa dan tidak perlu mengikuti? “Baiklah, jika kamu tidak suka, aku tidak jadi ikut kamu ke rumahmu! Mungkin aku memang menyebalkan! Pinjam mobilmu!” seru Intana dengan keras. Juan terkejut, Buku-buku dia berbalik badan, suara cempreng itu jika didengar orang tua, pasti membuat mereka berpikir keras. Juan jadi sangat waswas. “Ayo masuk ke rumah!” seru Juan pada Intana dengan lirih. “Enggak, aku pulang saja. Pinjam mobil!” Int

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 480

    Tidak lebih lama dari waktu yang diinginkan Juan, Intana sudah kembali ke dalam kendaraan dan duduk di sampingnya dengan cepat. Baju pengantin yang tadinya model hijab, kini telah dibuka. Rambutnya digelung tinggi, tampak tebal dan hitam yang menjulang. “Rambut palsumu itu bisa gak dibongkar saja, Intana?” tegur Juan yang masih enggan menghidupkan mesin kendaraan. Bermaksud memberi kesempatan pada Intana untuk membongkar gelungan di rambutnya. “Memangnya kenapa …?” tanya Intana dengan ekspresi mengabaikan. Tidak melakukan apa yang diinginkan oleh Juan. “Tampak aneh, jangan sampai kamu kubawa ke rumahku tapi mengundang perhatian mencolok dari pegawai di rumahku. Sudah bagus sama MUA dikasih tutup rambut, malah kau buka lagi.” Juan menyahut ketus. Menyayangkan Intana yang tidak berkerudung. “Aneh ... anehnya tuh di manaaaa …,” ucap Intana santai meski dirinya paham yang dimaksud Juan itu apa. Rambutnya yang panjang dan lebat digelung tinggi dan seperti gunung oleh MUA. It

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 479

    Sore itu di villa dataran atas. Seorang pria berkharisma, lelaki gagah yang tampan, dan seorang wanita dengan baju pengantin, tampak berbincang di halaman villa. “Juanda, titip putriku, dia sangat bandel. Jika membuat kesalahan, tolong… sadarkan dia dengan apapun caramu,” ucap bapaknya Intana dengan berdiri di samping mobilnya. Tampak akan masuk kendaraan yang pintunya telah terbuka lebar-lebar. Juan hanya membungkam. Bapaknya Intana bukan tidak tahu yang terjadi, tetapi anak perempuannya sendiri justru jujur bercerita segalanya. Bukan marah, sedih, atau tidak terima atas praduga tidak bersalah orang kampung pada putrinya, bapaknya justru sangat mendukung dengan menikahkan mereka secara sah. Ini membuat Juan sangat kesal tetapi juga jadi serba salah. Bapaknya Intana berwibawa! “Aku percaya jika Juan adalah lelaki baik yang dikirim Tuhan untuk membimbing Intana, putriku semata wayang dan sudah aku pasrahkan ke kamu. Tolong diarahkan sungguh-sungguh jika Intana berbuat suatu ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status