Share

Bab 194

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 11:12:12
Erick merasa heran dengan pemikiran Osara. Sudah jelas dia katakan jika Daishin dalam perjalanan menuju ke titik mereka berada. Kenapa perempuan itu tidak mau menunggu?

“Aku ingin keluar dan naik taksi. Kurasa Rashid masih tidur pulas dan para algojonya juga tidak mencari. Aku akan turun ke Tokyo ssekarang ini. Permisi, Pak Erick.”

Osara berbicara tegas tetapi bukan keras. Hatinya berdebar, rasa waswas dan takut kembali hadir. Khawatir jika lelaki dingin pemilik kamar menahannya dan ternyata memiliki maksud tidak terpuji yang disembunyikan.

“Kamu ini nekat atau kurang waras?” tanya Erick yang kali ini menunjukkan ekspresi kesalnya.

Glek. Osara susah payah menelan ludah, sakit sekali dibilang kurang waras. Apanya yang salah? “Kenapa tidak waras? Aku memang nekat, tapi …,” ucap Osara dengan suara tercekat.

“Kamu sudah selamat. Suami kamu akan datang, hanya masih ada halangan sebab musibah di jalanan bawah. Untuk apa suamimu menyusul ke sini jika kamu pergi dan melewatinya?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
mommy can
curiga daisin udah datang deh lgs ngelonin osa...
goodnovel comment avatar
Dinlea
hayoo siapa yg memeluk osara
goodnovel comment avatar
Stefani Fani
KK lanjut lah bab berikutnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 250

    “Sorry ya, Sa. Sebetulnya, aku sudah mau datang awal pas akad nikahanmu di kedutaan pagi. Tetapi tiba-tiba mantanku datang ke rumah ngajakin jalan.” Amira memasang muka sedih sambil memegangi tangan lembut pengantin. “Jadi ini baru balik dari jalan? Ke mana saja kalian ngedate?” Osara menyambut dengan sedikit mencibir. Ini sudah dekat larut malam, kebiasaan bucin Amira yang kencan hingga tidak ingat waktu. “Ke mana saja... banyak, ah! Yang jelas, aku sudah….” Amira tidak meneruskan setelah melirik pengantin lelaki. Merasa segan yang ternyata ikut memperhatikan saat berbicara. Suami Osara yang kabarnya seorang penerbang dan faktanya putra seorang dubes, memang sangat gagah dan tampan! “Sudah apa? Kamu sudah balikan lagi sama mantanmu, begitu?” tebak Osara yang jawabannya pastilah benar. Sebab Amira sedang tersenyum-senyum mencurigakan. “Dia nungguin di pagar hotel. Dia kata malu saat kuajak masuk ke sini. Maaf ya, Osa. Aku langsung pamit saja habis ini.” Amira berbicara den

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 249

    Intana semakin mendekat pada mempelai perempuan. Bahkan sudah terlihat merapat yang masih berbicara dengan lirih dan berbisik. “Apa kamu tidak ingin tahu? Wanita idaman Erick itu yang bagaimana, Osa?” tanya Intana yang sengaja mengulangi. Osara yang melihat ke arah lain, kembali berpaling dengan tatapan tajam pada Intana. Sebenarnya sangat malas menanggapi. Tapi kata-katanya sungguh membuat jadi risih. “Aku bilang padamu ya, Osara. Agar kamu bisa belajar ke depannya untuk menyenangkan hati suami kamu.” “Model wanita yang disukai Erick adalah model sepertiku dan seperti Shanumi. Wanita berlekuk bodi sempurna dan aduhai. Tetapi … justru kamu yang dinikahinya, padahal tubuhmu kerempeng, apa kamu telah memikatnya dengaan jalur duka? Ampuh sekali. Selamat ya, Osara!” Intana berbicara lembut tetapi menusuk bagi Osara. Namun, rasanya terus malas menanggapi meski hatinya sedikit sakit sebab seluruh ucapannya. “Aku khawatir dia tidak akan selera padamu, Osa. Maksudku… Erick tidak t

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 248

    Bukan menyembur atau menegur. Osara dengan mudah berbalik menghadapnya. Ternyata menangis. Hal yang tidak disukai Erick. Dipikir akan gembira dengan penemuan hantaran dalam almari, tetapi justru kesedihan belaka yang didapati. Apa lagiii laah… keluh Erick dalam hati merasa bingung. “Sebaiknya tidak usah dikasih-kasih kayak gini. Ini semua tidak akan terpakai.” Osara bicara sambil berusaha menghempas bersih sisa tangis. Tidak lupa menepis tangan Erick dari bahunya. “Kenapa tidak? Kamu tidak pakai sekarang, bisa kamu pakai entah kapan. Tidak busuk, kamu kasih siapa juga bukan masalah.” Erick memberikan solusi. Hanya hal sepele saja sudah menangis. Aarrggh! Osara bergeser ke almari sebelah yang lebih kecil. Di sana ada beberapa gamis terlipat rapi. Sepintas juga ada baju milik Erick. Segera Diambilnya satu dan dibawa ke kamar mandi untuk ganti. Tidak lama pun keluar kembali. Telah bertukar ke baju yang lebih ringan dengan warna kerudung senada. Manis terlihat padanya. “Pak Eri

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 247

    Erick ingin tertawa tetapi khawatir Osara tersinggung. Setelah shalat bersama selesai. Mamanya Irgi buru-buru menyudahi. Melipat sajadah dan mukena dengan kilat serta meletak asal di atas meja rias yang lebar. Kemudian naik ranjang dan meletak badan dengan memakan banyak tempat. Irgi digeser sedikit di pinggir dan diletak bantal guling sebagai pengaman. Terlihat penuh yang tidak mungkin orang lain ikut menempati. “Kamu gak ngelepas baju kamu, Osa?” tanya Erick peduli. “Ngelepas baju? Apa maksudmu?” Osara menyahut meski tadi sempat terlihat tidur memejam mata. Erick tahu jika itu hanya pura-pura demi menghindari segala suasana. “Oh, ya ampun, Osa. Tukar baju maksudku. Kulihat bajumu kayak nggak nyaman.” Erick menunjuk baju Osara dengan dagu. Dia berdiri menjulang di samping ranjang.Baju Osara adalah gamis model princess melebar dan atas semi kebaya warna merah jambu. Sangat modis, indah dan cantik dikenakan. Terlihat fresh dan berisi saat dipakai meski Osara golongan badan kurus.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 246

    Ceklerk. Harum semerbak menyambut begitu pintu dari suite room mewah terbuka lebar-lebar oleh Papa Handy. Mereka ber empat masuk ke dalam kamar mendahului pengantin yang membisu di depan pintu. Tetapi mau tidak mau, sepasang pengantin baru masuk juga mengikuti para orang tua yang begitu bersemangat. “Ini kado dariku, Osara.” Mama Azizah meletakkan sekotak size sedang berbalut hiasan unik di atas meja. Osara yang diberi hadiah enggan menerima dengan tangannya. “Jangan lupa dibuka. Ini sudah bersih, siap dipakai.” Mama Azizah kembali berbicara penuh ekspresi yang tak biasa. Menggoda anak perempuan yang dia sudah mulai bisa meraba apa masalahnya. “Ini juga hadiah dari Mama barumu ini, Osara. Juga sudah siap pakai lho.” Mamanya Erick yang asli Surabaya dan berlogat medok sana, juga meletak sekotak yang sizenya hampir sama dengan kotak Mama Azizah. “Papa akan ngasih hadiah buat kalian nanti malam ya. Habis acara resepsi….” Kali ini ayahnya Erick berbicara. Papa Handy hanya tersenyu

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 245

    Ruang yang tadinya terasa lapang, kini berubah penuh orang. “Tolong segera di mulai saja, Pa!” Erick berbisik tegas pada ayahnya. Disambut helaan napas dan anggukan. Erick sempat melirik Osara, merasa lega yang dia tidak ingkar janji, tangisnya benar-benar dihempas pergi. Meski mendengar bahwa riasan di wajah adalah karya sendiri, tetapi hasilnya penuh binar dengan aura wajah berseri. Merasa bersyukur dan lega, menyadari jika pengantin wanitanya itu cukup punya skil serta pintar menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi. Logikanya, lelaki mana yang tidak pongah jika pengantin perempuan tampak cantik dan cerah. Meski itu hanya sebatas kasat mata, sedang dalamnya hati… tidak seorang pun mendengarnya merintih. Sangat menakjubkan, acara sakral tersebut di mulai dengan cepat seperti yang diinginkan Osara. Sat set yang balance antara ijab, kabul dan pengesahannya pun berjalan serentak yang kompak tanpa ada kesalahan. Sah Sah Sah Sah Sah Ah, akhirnya terjadi sudah! Puaslah

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 244

    “Tidak kusangka, Kamu menusuk dari belakang, Pak Erick! Tega kamu pada sahabat sekaligus adik sepupumu sendiri! Meski sudah tiada, tetapi kamu telah mengkhianatinya!” Osara menatap tajam sambil menyembur Erick bersama umpatan sangat pedas. Erick memicing mata dengan napas memburu. Dituduh terlalu seperti itu rasanya sungguh tidak terima. Tetapi apa daya, duka wanita galak itu selalu sanggup meluluhkannya. “Dengar baik-baik, Osara. Aku tidak berkhianat apalagi menusuknya. Tuduhanmu padaku seperti itu sangat keji. Percayalah, ini aku lakukan juga demi ketenangannya. Aku benar-benar merasa kehilangan. Dia sudah seperti adikku, musibah ini aku juga sangat terluka. Untuk apa aku pun berdoa untuknya pagi, siang dan malam jika untuk berkhianat? Tenangkan pikiranmu, Osara.” “Kamu pikir juga apakah aku mangambil untung? Untung apa? Katakan padaku … untung apa saja yang akan kudapat dengan menikahimu? Padahal diluar sana begitu banyak wanita. Bahkan jika mau, memilih gadis pun bukan hal su

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 243

    Tanpa pikir panjang, Erick berjalan cepat mengejar Osara sebelum turun tangga. Keterkejutan janda muda itu dimanfaatkan Erick untuk mengambil alih Irgi dengan mudah dari gendongan ibunya. “Lebih baik susukan Irgi di dalam kamarku, Osa. Tangisannya akan mengundang perhatian, sudah tidak ada lagi kamar tamu yang kosong di depan.” Erick bicara tegas sambil melangkah membawa Irgi yang seketika berhenti menangis. Balita gendut itu didekapnya agar tidak terpikir jadi galak. Sebenarnya menjadi galak tidak masalah, asalkan tidak menangis. Osara terkejut dengan tindakan Erick yang sesukanya. Tetapi juga takjub akan Irgi yang jadi diam tanpa menangis atau memberi penolakan. Biasanya digendong orang akan menolak dan menangis jika tidak suka. Demi hal itu, Osara bergegas mengikuti Erick ke dalam kamar dengan sangat terpaksa. Meski canggung, toh Erick adalah lelaki baik yang bisa dipercaya. Lagipula, bukan sekali ini terpaksa sekamar dengan lelaki asing. Sebelumnya pernah sama kamar dengan D

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 242

    “Jangan paksa!” hardik Osara saat Erick menarik pelan tangannya untuk masuk ke dalam kamar. Tidak disangka, Irgi pun memukuli tangan Erick. Melihat mamanya menangis kemungkinan bocah itu juga panik. Sangat lucu tetapi juga membabi buta. “Aku tidak memaksa, hanya kasian pada Irgi.” Erick segera menjauh sebab perlakuan ibu dan anak yang sama-sama jadi galak. “Aku sebentar di sini. Aku hanya ingin agar kamu meralat ucapanmu. Kita tidak sedang berencana menikah.” Osara bicara agak sengal. Antara tangis, lelah dan kesal sedang berpadu di raga yang membuat napasnya terengah. “Ini aku lakukan agar kamu tidak merasa sulit di posisi kamu sebagai janda cerai mati. Agar kamu lebih mudah dan tidak bersedih. Tetapi kamu justru menangis. Jangan membuatku merasa bersalah dan menyesali. Please, hentikan tangismu, Osara.” Erick bicara lembut dan sudah keluar kamar tidak lagi di pintu. “Kan aku hanya minta tolong untuk dipinang saja, bukan dinikahi. Itu jauh sekali konteksnya, paham gak sih?” t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status