Share

Bab 302

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 21:53:40

“Sudah puas?” tanya Dimas saat Amira kembali.

“Belum lah, kamu hanya kasih waktu tiga puluh menit…,” ucap Amira protes sambil menata seluruh barang belanja di bangku belakang. Kemudian duduk menghenyak di sebelah Dimas.

“Maaf jika kamu tidak puas, Amira. Aku ingin cepat sampai sebelum benar-benar tumbang. Aku sangat lelah.” Dimas menyahut sambil menyalakan mesin.

Mereka di kawasan makam Bapak Presiden RI yang pertama sebab rayuan Amira yang gigih. Hingga Dimas luluh dan diantarkan juga meski jalan dari perkebunan menuju kota, tempat makam sang proklamator, harus memutar yang berlawanan arah dengan jalur menuju Surabaya.

“Mas Dimas beneran sakit? Aku saja yang nyetir lagi, gak usah segan,” tanya Amira perhatian. Takut juga jika ada apa-apa dengan partner perjalanannya itu. Sedang ini negara orang yang dirinya tidak punya sesiapa juga koneksi. .

“Tenang saja, Amira, kita akan sampai di Surabaya dengan selamat dan cepat.” Dimas menyahut sebelum menambah kecepatan laju kendaraan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 449

    “Tidak mungkin! Putriku tidak akan berbuat semurah itu. Dia belum menikah dan tidak mungkin hamil. Anda pasti salah, Bu Dokter!” Pak Agus Histeris dengan wajah yang tegang. “Maaf, Pak. Saya hanya coba menyampaikan kebenaran kondisi putri Anda. Jika keberatan dan tidak percaya, silakan dibawa ke dokter spesialisnya saja ….” Dokter Lina menyahut tegas dan tenang. Memahami perasaan kedua orang tua Yunita yang hancur. Bahkan ada yang lebih bar-bar menanggapi pada kasus seperti ini. Menuding-nuding dan memaki misalnya. Sikap Pak Agus ini sudah termasuk respon jinak. “Baiklah, Dok. Akan kubawa putriku malam ini juga turun ke Wlingi. Akan aku periksakan ke dokter ahli kandungan. Juan kita harus bawa Yunita secepatnya.” Pak Agus terlihat semakin tidak sabar. Juan jadi merasa dilema sejenak. Berpikir jika ini sudah jelas kesalahan yang dibuat sendiri oleh adiknya. Segala kemungkinan dan resiko memang ada. Selain orang tua juga berhak untuk tahu segalanya. Tetapi sudah sepatutnya sebagai

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 448

    Juan merasa malas pulang dan ingin menginap di pabrik saja malam ini. Tetapi banyak panggilan yang dibuat pada nomor adiknya, tidak diangkat. Padahal belum juga pukul sepuluh. Meski sudah tidur, setidaknya suara dering nya didengar. Niat hati ingin berkabar pun dia urungkan. Sedang apa Yunita dengan perut buncitnya? Perasaan kuat yang tidak enak membuat Juan memilih bergegas pulang. Lagipula dirinya belum makan sejak siang tadi. Kedatangan para tuan tanah menemui ke pabrik membuatnya jadi kurang fokus. Hingga plan dan pekerjaan hari ini masih banyak terbengkalai. Rumah besar milik keluarga masih terang benderang dengan para pekerja pemilih kopi di halaman. Bapaknya tampak tertidur dengan menyandar di kursi bambu kecintaannya. Tertidur dengan posisi memandang para pekerja. Juan berjalan cepat melewati bapaknya. Tidak peduli dan enggan untuk menyapa atau sekadar memberi senyum. Langkahnya cepat dengan pandangan jatuh ke tanah dan ke lantai untuk segera memasuki rumahnya. Berniat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 447

    Meski malam masih muda dan pukul sembilan saja belum, rasanya sungguh mengantuk. Setelah dipijat dengan lulur yang nyaman, timbul rasa lunglai yang perlu diistirahatkan. Kesegaran itu akan didapat setelah cukup tidur malam. “Yun, makan dulu, Mama sudah siapkan,” tegur ibunya saat Yunita melintas di ruang makan untuk mengambil botol minum. Dia baru mengambil charger dari ruang televisi. “Aku sudah kenyang, Ma. Tadi dapat makan dari ho …,” jawab Yunita yang di putusnya cepat. “Ngomong kok nggak dilanjut, dari ho… apa, Yun?” tanya ibunya sambil menarikkan satu kursi dan satu kursi lagi. Dia lalu duduk menunggu Yunita bersamanya. “Diajak makan Pak Azlan di hotel tempat mengukur baju pengantin maksudku, Ma.” Yunita dengan cepat bisa meralat nya. “Yah, Mama jadi sendiri makan ….” Bu Agus mengeluh. Lalu mengambil centong dan mengambil nasi untuk ditampung di piringnya. Melihat itu, Yunita jadi iba. Dia kesampingkan rasa mengantuk yang luar biasa untuk menemani ibunya makan mala

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 446

    Orang-orang di teras semua terlihat tegang. Memandang pada satu orang yang setakat ini masih bungkam. Meski Juan sudah melarang dan keberatan menjual, tetapi semua keputusan di tangan bapaknya. “Aku sudah tua, tidak produktif, dan kesehatan juga tidak bagus. Untuk merawat masa tuaku, butuh biaya besar. Bukan aku saja, tetapi istriku juga dengan keadaan tidak berbeda denganku. Aku sarankan buat kalian berdua, Juan dan Yunita, sebaiknya dijual saja tanah yang tidak terpakai itu. Bukankah terbengkalai? Anggap saja jikan papa sedang memerlukan dana besar. Kalian coba saja pikirlah.” Pak Agus bicara perlahan. Suaranya sudah jelas dan mudah dimengerti. Hanya kadang terengah dan seperti susah untuk bernapas lega. Bu Agus bahkan hanya bungkam, merasa sudah tidak berambisi untuk berbicara harta. Asal anak-anak bersikap baik dan semua kebutuhan tercukupi, dirinya akan berdoa serta terus bersyukur sepanjang hari. Pasrah, dijual silakan, dimiliki selamanya juga tidak melarang. “Aku masih s

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 445

    Ucapan tajam Anthony yang mengejutkan membuat Intan a sedih dan ingin menangis. Merasa jika Daehan sangat jahat sebab sudah sengaja membuangnya ke daerah luar kota yang jauh. Merasa diri hanya sendiri tanpa ada yang berpihak. Tanpa teman dekat dengan orang tua bertempat tinggal jauh di Jakarta. Seperti sebatang kara dan merana sendirian rasanya. Intana sempat menangis diam-diam. “Jadwal menginapmu di mana, Intana? di daerah sini apa di hotel tadi?” tegur Anthony. Mereka sebentar lagi sampai di rumah Yunita. Hanya dua km saja. “Gak tau aku! Daehan sudah bilang jika Agung yang akan atur! Tapi sebenarnya terserah aku juga, kan?” jawab Intana tidak bersemangat. "Seharusnya kamu ingin tahu dan bertanya," gumam Anthony. “Lalu, apa schedule kamu hari ini?” tanya Anthony dengan pelan. Berusaha tidak membuat Intana tertekan lagi. Wajah cantiknya muram dan tiba-tiba berubah pendiam. Pasti sudah tersinggung! “Ngambil video-video dan foto-foto di lokasi.” Intana menyahut enggan. S

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 444

    Yunita merasa sangat kesal dengan Intana. Bisa-bisanya mencela tanpa sadar diri pada masa lalunya yang bagaimana. Dikira Yunita sama sekali tidak tahu apa-apa. Dasar! wanita takabur! “Kudengar, kamu pernah mengalami sepertiku! Jadi sangat paham seluk beluk yang aku tanggung!” Yunita tidak mengingkari tuduhan Intana akan kehamilannya. Namun, tidak kuat lagi menahan ucapan tajam Intana. Sebenarnya iba untuk mengusik masa kelam wanita itu. Apa daya, Intana tidak tahu diri! Intana diam-diam tersentak. Menatap Anthony yang berdiri diam di dalam lift dan menatapnya tajam. Oh, si mafia itu pasti yang membocorkan masa lalunya pada Yunita. Saudara macam apaan…?! Sebab sindiran Yunita pun tidak salah, Intana merasa lebih baik bungkam dulu. Ia mengeluarkan ponsel dan pura-pura sibuk dengan benda itu. Tidak ingin memancing mulut Yunita untuk kembali mencelanya. Ternyata ucapan calon istri Anthony, bisa tidak enak juga didengarnya! “Mana Agung Intana, kamu suka sekali membuat sopir Dae

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status