Share

Bab 77

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-15 11:04:53

Setelah berbelanja banyak pakaian di butik Ginza, mereka sempat singgah untuk shalat dzuhur di Masjid Camii yang merupakan tempat ibadah umat islam terbesar di Jepang.

Tidak heran jika artis sekaliber Syahrini dan Maia Estianty memilihnya untuk melakukan ijab kabul di hari pernikahan sakral mereka. Sebab, Masjid Camii sendiri memang memberi wadah bagi umat muslim mana pun untuk dinikahkan dengan sah.

Memang tidak sebesar dan seluas bangunan Masjid Istiqlal di Jakarta, tetapi juga megah dan artistik dengan mengusung model bangunan Turki yang memukau.

Meski tidak beragama Islam, penduduk Jepang dibolehkan masuk untuk sekadar berfoto seperlunya jika ingin. Dalam hal beragama dan beribadah, warga di sana sangat memiliki toleransi.

“Lambat sekali…,” tegur lelaki di dekat tangga saat Sazlina baru turun dari lantai dua. Habis shalat, Shanumi sudah pergi duluan yang memang jarang berlama-lama.

“Kamu menungguku...?” sahut Sazlina terkejut. Wajah tampan berpeci hitam itu terlihat cerah d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Akma Omar
Bab 75-77 bosan seolah2 penulis tiada idea terlalu panjang di tempat sama dah diulang2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 482

    Saat keluar dari kamar mandi dengan wajah basahnya, Intana merasa haru, Juan sudah menyiapkan satu sajadah lebar untuknya. Menyangka lelaki itu akan menjadikan dirinya makmum. Rasanya ini akan menjadi ibadah yang patut dia kenang di sepanjang usianya saat ini. “Mana sajadah kamu, masnya Yunita?” tanya Intana saat Juan menyodorkan sajadah itu padanya. Lelaki itu berdiri menjauh. “Ini sajadahku, pakai saja.” Juan makin bergeser mundur. Memandang Intana yang segera membungkus dirinya dengan mukena. “Aku sudah siap nih, masnya Yunita! Tapi, bolehkah kamu shalat tanpa beralas sajadah? Biasanya cicak suka berkhianat, ninggalin jejak lewat kotoran di mana-mana. Lagian lantai kamarmu kan gelap….” Intana berkomentar cepat. Memandang pada dinding kamar Juan yang dicat putih bersih tetapi lantai granitnya hitam legam. Aneh memang selera pria, cenderung suka gelap! “Kau lumayan ngerti juga, Intana. Pernah ngaji?” tanya Juan tertarik. Menatap Intana dengan tidak berkedip. “Aku dulu … sek

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 481

    Perempuan yang berbicara akrab dengan Juan telah berlalu. Intana telah mendekat dan mendapat senyuman, tetapi dia tidak membalas sebab terlanjur kesal sendiri. “Dia siapa, masnya Yunita?” tanya Intana yang merasa benar-benar ingin tahu. Bisa jadi Juan sudah memiliki tambatan hatinya. Bisa perempuan tadi, atau perempuan lain. Ini luput dari pemikiran Intana selama ini. Kesal, yang ditanya tidak memberi pencerahan. Justru berjalan semakin cepat dan seperti sengaja meninggalkannya. Intana merasa sama sekali tidak dianggap. Apa seharusnya pulang ke villa dan tidak perlu mengikuti? “Baiklah, jika kamu tidak suka, aku tidak jadi ikut kamu ke rumahmu! Mungkin aku memang menyebalkan! Pinjam mobilmu!” seru Intana dengan keras. Juan terkejut, Buku-buku dia berbalik badan, suara cempreng itu jika didengar orang tua, pasti membuat mereka berpikir keras. Juan jadi sangat waswas. “Ayo masuk ke rumah!” seru Juan pada Intana dengan lirih. “Enggak, aku pulang saja. Pinjam mobil!” Int

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 480

    Tidak lebih lama dari waktu yang diinginkan Juan, Intana sudah kembali ke dalam kendaraan dan duduk di sampingnya dengan cepat. Baju pengantin yang tadinya model hijab, kini telah dibuka. Rambutnya digelung tinggi, tampak tebal dan hitam yang menjulang. “Rambut palsumu itu bisa gak dibongkar saja, Intana?” tegur Juan yang masih enggan menghidupkan mesin kendaraan. Bermaksud memberi kesempatan pada Intana untuk membongkar gelungan di rambutnya. “Memangnya kenapa …?” tanya Intana dengan ekspresi mengabaikan. Tidak melakukan apa yang diinginkan oleh Juan. “Tampak aneh, jangan sampai kamu kubawa ke rumahku tapi mengundang perhatian mencolok dari pegawai di rumahku. Sudah bagus sama MUA dikasih tutup rambut, malah kau buka lagi.” Juan menyahut ketus. Menyayangkan Intana yang tidak berkerudung. “Aneh ... anehnya tuh di manaaaa …,” ucap Intana santai meski dirinya paham yang dimaksud Juan itu apa. Rambutnya yang panjang dan lebat digelung tinggi dan seperti gunung oleh MUA. It

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 479

    Sore itu di villa dataran atas. Seorang pria berkharisma, lelaki gagah yang tampan, dan seorang wanita dengan baju pengantin, tampak berbincang di halaman villa. “Juanda, titip putriku, dia sangat bandel. Jika membuat kesalahan, tolong… sadarkan dia dengan apapun caramu,” ucap bapaknya Intana dengan berdiri di samping mobilnya. Tampak akan masuk kendaraan yang pintunya telah terbuka lebar-lebar. Juan hanya membungkam. Bapaknya Intana bukan tidak tahu yang terjadi, tetapi anak perempuannya sendiri justru jujur bercerita segalanya. Bukan marah, sedih, atau tidak terima atas praduga tidak bersalah orang kampung pada putrinya, bapaknya justru sangat mendukung dengan menikahkan mereka secara sah. Ini membuat Juan sangat kesal tetapi juga jadi serba salah. Bapaknya Intana berwibawa! “Aku percaya jika Juan adalah lelaki baik yang dikirim Tuhan untuk membimbing Intana, putriku semata wayang dan sudah aku pasrahkan ke kamu. Tolong diarahkan sungguh-sungguh jika Intana berbuat suatu ha

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 478

    Yunita bahkan sudah seperti mengemis. Tetapi Anthony kukuh tidak ingin menyentuh dengan dalih khawatir Yunita akan jadi lelah. Bahkan malam itu justru memesan makan dan kemudian tidur nyenyak setelah sangat kenyang. Kesal sekali rasanya. Semua itu dia tahan hingga hari ini, tiga hari kemudian. “Apa kita langsung pulang?” tanya Yunita. Mereka dalam perjalanan menuju arah ke Kabupaten Blitar. “Apa ingin menginap?” tanya Anthony lirih dan pelan. “Iya, Pak Azlan, aku ingin menginap barang semalam. Rindu berkumpul dengan keluargaku. Lagipula ini hari bahagia Mas Juan.” Yunita bukan tidak ingat jika pernikahan Juan adalah keterpaksaan dan dia juga sebagai korban. “Baiklah, kita menginap. Kupikir, sebetulnya Intana itu merasa lega dan gembira, akhirnya dia menikah juga. Dia hanya pura-pura keberatan, aku tahu sebetulnya dia itu sedang kebelet menikah. Apalagi yang menikahinya adalah Juan. Lihatlah, kakakmu nanti pasti ditahnnya.” Anthony tersenyum lebar saat bicara hal ini.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 477

    Yunita terbangun dengan sangat terkejut. Seseorang berbadan besar sedang duduk di ranjang dan memandangnya. Keadaan kamar yang remang membuat penglihatannya sempat buram. Perlu beberapa detik lebih lama untuk mendapat penglihatan jelasnya kembali. “Oh, kamu sudah kembali?!” Yunita merasa begitu lega. Akan bangun tetapi ditahan oleh tangan besar itu. “Kamu menungguku, maafkan aku," ucap lelaki yang sudah dikenal jelas oleh Yunita, bahkan sedang sangat ditunggu. “Kenapa pulang sangat lambat?” tanya Yunita sedikit bergeser. Lelaki yang adalah Anthony bergerak untuk merebah di sampingnya. “Maaf, aku ada banyak urusan malam ini, Yunita.” Anthony telah memeluk istrinya. “Tidak mungkin hanya urusan kerja. Pak Azlan, kamu tidak bodoh dan sudah sukses. Urusan kerja pasti sudah terjadwal dengan sangat baik, Rendra pun pasti bekerja profesional. Tidak akan memberikanmu jadwal hingga dini hari untukmu.” Yunita berbicara dengan nada yang kesal. Ini hampir pukul dua dini hari. “Sud

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status