Share

Bab. 7

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2024-12-24 21:44:57

Shanumi melambat langkah dan segera memutar lewat pintu belakang ruko. Dadanya kembali tidak aman dengan degub jantung lebih kencang. 

Bagaimana tidak… Daehan terlihat duduk makan dengan santai di kafenya! Meski sadar sebab dibawa Intana, rasa teruja tetap ada. Seorang pembesar hotel berbintang datang ke kafe sekecil ini. Bahkan disinyalir oleh Yena, lelaki tampan itulah pemiliknya. 

Yena jauh lebih lama dari Shanumi tinggal di Surabaya. Apalagi letak kafe ini cukup dekat dengan Hotel Rasyid di jalan yang sama, Jalan Pahlawan. Pasti ucapan Yena bukanlah asal dan karangan. Fakta …?!

Bersit serakah, peluang dalam kesempitan dan pemerasan pada Daehan kembali berkelebat di kepala Shanumi yang memang tidak berkerudung. Bukan salahnya, tetapi sebab Intana yang arrogant dan janji lelaki itu terhadapnya. Jadi, tidak salah jika ini adalah kesempatan emas yang musti diambil.

“Shan… tolongin, Shan. Lemes akunya…!” seru Yena saat sampai di lantai atas. Dia sempat melihat Shanumi datang lewat pintu belakang dan buru-buru naik tangga. 

“Ada apa, Yen?” tanya Shanumi santai dengan menyandar dinding di ruang TV dan duduk selonjoran. 

“Preman betina itu datang dan nyariin kamu, Shan. Udah kembali dianya…,” ucap Yena tergesa. Mengira jika Shanumi tidak tahu. 

“Terus kamu lemes kenapa, Yen?” tanya Shanumi sambil senyum. Sudah paham apa maksud Yena. 

“Si Preman datangnya gandengan sama Sir Daehan. Tuh owner hotel ujung jalan yang lagi bikin lomba masak itu. Aku sering lihat dia di berita kota. Kece gila, Shan…!”

“Ngapain juga dia gandeng sama si preman. Jadi turun kadar gantengnya!”

Yena terus julid sedang Shanumi menahan senyum. Paham, apa yang dibilang sang karib memang benar. Dirinya pun diam-diam menyayangkan jika Daehan dimiliki oleh Intana yang punya sifat culas. Namun, kata orang… jodoh akan setara dengan setiap pasangannya! Hemmmh….

“Aku akan turun,” ucap Shanumi dan telah berdiri. 

Menuruni tangga diikuti Yena. Langsung menuju meja di mana sepasang tunang itu berada. Disambut pandangan Intana yang sinis dan sadis.

“Sudah sampai kamu … cepat juga jalanmu!” sambut Intana.

“Apa sengaja bikin rusuh di sini …?” tanya Shanumi dengan membalas menatap tajam pada Intana.

“Aku heran, kafe kayak gini aja rame amat. Ternyata serendah itu caramu. Kasir murahan!” Intana menyembur dengan pandangan berkobar.

Shanumi sungguh heran akan sikap Intana yang seperti punya dendam kesumat padanya. Dari segi harta, jelas sekali tidak kekurangan. Intana terlihat glamour dan berkelas. Belum lagi punya calon suami sekelas Daehan.

Lalu, kenapa sedemikian marah pada Shanumi hanya gegara belum bisa ganti rugi? Adakah alasan lain? Mungkin ada….

“Terserah gimana kamu nuduh aku. Gak ngaruh! Aku hanya ingin bilang, uang ganti rugi akan sampai padamu sebelum dua puluh empat jam. Jadi, berhentilah menekanku dengan semena-mena! Makanlah sepuasmu, aku kasih gratis. Anggap saja bunga pinjaman dariku!” Shanumi benar-benar kesal.

“Ih, nggak sudi. Uangmu haram!” sahut Intana. 

“Jaga mulutmu!” sembur Shanumi tak kalah geram.

“Kalo nggak haram, buat apa kamu dandan segitunya?! Buka kancing baju... telanjangg aja sekalian! Ingin merayu tunanganku? Nggak mempan, tunanganku nggak kelas sama yang murahan!” ucap Intana tajam sambil menuding dadaa Shanumi. Serta memberi ekspresi muak.

“Intana. Sudah cukup bicaranya? Kamu ingin makan apa tidak?” tegur suara berat yang sedari tadi menahan diri untuk diam. 

Shanumi sempat mendapat tatapan datar dari Daehan yang barusan mendongak dan kini membuang muka lagi ke makanan di meja.

Shanumi merasa terkejut dan sangat malu. Ternyata tiga kancing blousenya sedang terbuka. Oh, ini maksud Intana.

Segera berbalik dan memunggungi meja. Mengancingkan cepat dengan menenangkan diri dan menepis rasa malu. Bukan malu pada Intana, tetapi pada lelaki yang sebetulnya diam-diam sudah menikahinya!

“Maaf, ini tidak sengaja. Tadi aku akan tukar baju dan kamu memanggilku. Aku buru-buru jadi lupa. Jangan takut, kamu pasti akan mendapat ganti rugi dariku dengan cepat. Maaf, silahkan menikmati. Saya permisi ….” Susah payah Shanumi meredam jiwa dan ingat harus bisa menempatkan diri di depan tamu.

“Dasar, alesan nggak mutu …!” umpat Intana keras.

Menatap punggung indah itu berlalu.

Merasa heran dengan sikap Shanumi yang hanya kasir tetapi berani meladeni gaduhnya. Padahal Intana sengaja memancing agar Shanumi bermasalah. Jika tidak dipecat, setidaknya ditegur. Tetapi hingga hanyut kesal pun, petinggi kafe tidak muncul. Dasar kafe kecil!

Shanumi tidak jadi jaga kasir sebab moodnya memburuk. Memilih masuk kamar dan mager setengah harian di ranjang. Yena yang memantau percakapannya bersama Intana pun mendukung. Menyarankan istirahat dan lanjut dirinya jaga kasir.

“Penampilanku nggak udik, kan, Yen?” Shanumi kembali bertanya. 

“Udah kubilang, Luna Maya pun lewat!” sahut Yena ngasih jempol. 

“Ya iya… doi umurnya emang lewat jauh dariku.” Shanumi tampak tak bersemangat. 

Intana dan Daehan yang tidak hanya sekali hadir di depannya, membuat enggan datang lomba. Jika tidak ingat hutang ganti rugi sudah menjanji kurang dua puluh empat jam lunas, dirinya batal ikut.

“Shan, ada titipan buatmu!” seru Yena. Shanumi yang akan menghampiri taksi urung. 

“Mereka habis dua ratus, tapi lakinya ngasih tip segini. Owner hotel ujung emang jempol.” Yena bicara cepat sambil mengulur lima lembar ratusan. 

“Kok aku, Yen. Kan kalian yang kerja …,” ucap Shanumi menolak.

“Iya.... Tapi sebelum ngasih, dia nanyain kamu. Yang gaduh sama ceweknya tadi mana? Kujawab cuti …,” ucap Yena sambil ngulur uang lagi.

“Ya udah, bagi aja,” Shanumi mengambil tiga lembar. Perasaannya berkecamuk. Mengakui jika Daehan memang bukan pria pelit.

“Doain yang kenceng aku menang. Ntar sepedamu ditukar tambah,” ucap Shanumi lagi sambil pergi. Yena termenung dengan dua lembar merah di tangannya.

Hotel Rasyid yang megah tidak pernah sepi pengunjung. Hilir mudik manusia dan kendaraan di depan lobi. Demikian juga salah satunya adalah Shanumi. Berjalan cepat menuju dapur hotel yang sudah ditentukan dengan bantuan seorang pegawai yang menyambut. 

Celana hitam yang lagi-lagi menggantung di atas mata kaki dan berpadu blouse warna merah, membuat tampilan Shanumi kian menyala malam ini. Orang-orang yang sudah datang di dapur mewah itu menyambut dengan pandangan takjub. 

Ada Intana di sana, tetapi tanpa Daehan di sampingnya. Justru membuat rasa lega bagi Shanumi. 

Tidak banyak basa-basi. Lomba dimulai oleh orang yang sama pagi tadi. Intana tidak berbicara sama sekali. Hanya duduk dan berdiri dekat kulkas dengan gaya angkuh yang sesekali melirik sinis pada Shanumi. 

Tidak menyimpang dari tema seleksi, kali ini peserta diminta membuat sajian sesuka hati tetapi dengan rempah rimpang terpendam sebagai bumbu khas utama. Tentu saja dengan lama memasak yang dibatasi oleh juri.

Tidak berpikir lama, Shanumi yakin dengan menu masak pilihan favoritnya. Soto! Meski mungkin ribet bagi yang lain, tetapi jika suka dan biasa, akan mudah dibuat dan selesai lebih cepat.

Batas lomba berakhir. Penjurian sedang dilakukan. Lima orang koki hotel, semua sudah mengambil olahan sotonya dalam mangkuk kecil. Kini mereka duduk dan sedang menilai. Juga delapan menu masakan dari peserta lain di meja juri.

Klek

Saat semua merasa tegang, pria gagah rupawan memasuki dapur dengan gaya berkharisma. Degub jantung Shanumi kembali lebih kencang. 

“Dari kamu, bawa dengan mangkuk padaku!” Setelah duduk di samping Intana. Daehan melempar titah dengan suara menggema. Ruang dapur luas terasa lengang dan dingin. Aura tegang dengan datangnya sang atasan nyata tercipta.

🍓

Mohon supportnya ya

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (71)
goodnovel comment avatar
Marniwati muchtar
seru, alur ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Ella Triningtyas
lanjuttt keren ceritanya
goodnovel comment avatar
Lilik Isdyawati
lanjut dong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 335

    Mata Zayn terbelalak dengan wajah pucat pasi. “Amira, apa ini, Amira!” pekiknya dengan panik. Tangan kanannya itu dia acungkan jauh-jauh dengan ekspresi wajah yang frustasi. “Ini sangat menjijikkan! Kenapa kamu tidak cakap tengah datang bulan, hah! Rasa nak muntah aku, Amira!” Zayn merutuk heboh sambil turun ranjang tergesa. Menjauhkan tangannya dengan sikap kalang kabut. Melihat Zayn begitu shock dan kini terbirit-birit ke kamar mandi, Amira segera menyadari jika lelaki itu tidak tahan dengan darah kotor bulanan wanita. Bisa jadi seperti alergi. Merasa wajib memanfaatkan peluang, Amira buru-buru bangun dan turun ranjang. Baju di badan yang compang camping akibat kelakuan gila Adnan, dia rapikan cepat kembali. Kemudian setengah berlari menghampiri pintu. Suara orang muntah terdengar sayup di kamar mandi sebelum menyelipkan dirinya keluar. Itu adalah Adnan. Amira sungguh merasa bersyukur bahwa ini nyata-nyata pertolongan dari Tuhan. “Alhamdulillah, selamatkan dan lindungik

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 334

    Dimas menggenggam kertas yang diberikan oleh lelaki tanpa wajah di lobi. Meski daerah yang ditulis lelaki itu tidak dia kenal, terbuka seribu cara menuju ke sana. Akan dia sewa beberapa orang lelaki hebat yang benar-benar berprofesi bodyguard. Dia ambil dari agensi keamanan dan pengawalan profesional resmi Malaysia. Bukan pengawal kaleng-kaleng dan palsu sepertinya. Meski Dimas bukan lelaki kosong, dia pun memiliki ketrampilan menjaga diri dengan prestasi karate sangat baik, rasanya tidak etis jika bergerak sendirian di daerah asing dan beda negara. Lebih baik mencari aman dan mudah dengan mengeluarkan sejumlah uang dari simpanan pribadinya. “Petaling Jaya Vila.” Salah seorang lelaki sewa dari empat orang yang Dimas bawa sedang membaca lembaran alamat. Seorang lagi juga mengambil alih di posisi kursi driver. Mungkin kekhawatiran Dimas memang berlebihan. Hingga menyewa sejenis algojo sebanyak empat orang. Tetapi memang sangat cemas pada keselamatan Amira juga keselamatan di

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 333

    Lelaki ke dua datang dan lagi-lagi tidak sesuai keinginan. Tetapi Amira tetap memberikan apresiasi terbaiknya. “Baiklah, Bang. Terima kasih.” Amira menyelip tip ringgit pada lelaki Melayu yang kini sudah berlalu. Termenung menggenggam erat barang yang baru saja diantarkan padanya. Tiga puluh menit kemudian …. Amira sudah berkeringat dingin sebab perasaan tidak nyaman dan bayang resahnya sendiri. pembalut wanita yang dia minta belikan pada petugas layanan kamar benar-benar bukan yang biasa digunakannya. Sangat tidak nyaman dan kecemasan akan rasa bocor pun merongrong. Ras seperti akan timbul alergi. Bahkan hingga dua kali dirinya memanggil petugas layanan kamar, tetapi dua pemuda Melayu itu sama-sama membawa product yang jauh dari ekspektasinya. Meski brand product sama, bukan product barang yang sesuai dengan Amira inginkan. “Semoga tidak terjadi apa-apa hal. Lagipula si brengsek tengah bersama keluarga besarnya di tanah Melaka Bandarraya. Tak lah mungkin tetiba ada kat KL ka

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 332

    Azlan terus mengikuti Dimas dengan pandangan matanya. Bodyguard itu menepi jauh untuk menerima sebuah panggilan dan membiarkan Amira masih duduk di tempat bersamnya. Bodyguard apaan, jika dirinya bukan lelaki benar bagaimana? Bisa saja sekarang Amira dia bawa diam-diam. Azlan terheran dengan cara kerja pengawal kiriman orang tua dari gadis di depannya yang terlihat santai dan sembrono. Namun, anehnya, nama bodyguard itu adalah penerima pembayaran dari pesanan perhiasan. Bermakna dia bukan lelaki kaleng-kaleng. Sedang yang dia tahu, seperti juga yang Amira bilang saat itu, pemilik perusahaan berlian itu adalah Erick, lelaki yang dia pun kenal, juga ipar dari Zayn sendiri. Siapa Dimas? Bodyguard atau penjual perhiasan? Apa hubungan dengan Erick, hingga CEO DaOsa begitu percaya dengan si bodyguard itu? Hemmm… pantas, orang DaOsa Galeri yang janji membawa katalog tidak muncul batang hidungnya. Hanya ada barang yang dititipkan. Rupanya, dia menyamar sebagai bodyguard jadi-jadian.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 331

    Amira berjalan cepat dan ringan dengan Dimas setia di belakang. Menuju rumah makan bintang lima di luar area hotel. Menghampiri sebuah meja di sudut teras resto yang hembusan anginnya semilir membelai di kerudung Amira. Seorang lelaki telah duduk tegak mengawasi kedatangan mereka berdua dengan tatapan lekat tanpa putus. Berwajah tampan dan berkulit cerah dengan penampilan lebih mencolok di antara pengunjung lelaki lainnya. Tampak berwibawa sebagai pria matang. Dialah Azlan Anthony, kawan baik Zayn sebab hubungan yang bermula dari orang tua. Selain seorang pengusaha juga seorang cendekiawan yang acapkali diundang dalam pengisian materi penting, baik dalam lingkup Indonesia atau undangan dari luar negara. “Maafkan Amira, sedikit lambat, Bang Zayn!” Amira menyapa dan kemudian duduk di depannya. “Tak masalah, Amira. Apa kabarmu? Apa dia memang memberikan manfaat untukmu?” tanya Azlan sambil melirik Dimas, bermaksud menyindir. “Maaf, Bang Azlan. Bermanfaat atau tidak, dia adalah

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 330

    Hotel Holiday Inn Kuala Lumpur Adzan mengalun bersahutan di seluruh penjuru kota ketika hampir pukul enam pagi itu. Dimas masih mandi dan Amira duduk tegak menonton televisi di sofa. Terkejutnya bukan buatan! Sedang terpampang besar dilayar televisi yang lebar, Zayn bersama orang-orang dan ternyata keluarga besarnya. Sebagai warga darah biru, lelaki itu diwawancara seputar pernikahannya yang belum memiliki keturunan. Zayn juga ditanya, apakah berniat menambahkan lagi seorang istri? Lelaki itu menyahut tegas, iya! Dengan terus terang mengatakan jika rahim istrinya dinyatakan bermasalah oleh tim dokter. Penyebab dirinya ingin menambah seorang istri lagi. Melihat ekspresi istri yang bungkam, Amira iba. Terlihat tegar, tetapi hati wanita pasti menangis. Istri mana yang tidak merana jika diduakan. Kecuali wanita-wanita yang mungkin dianggap memiliki prinsip dan akidah istimewa dalam pernikahan beragama. Ah, Amira merasa tidak mampu dalam level seperti itu! Tidak bisa! Tidak bisa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status