Share

Istri Pilihan CEO Arogan
Istri Pilihan CEO Arogan
Penulis: Eka Pradita

Bab 1. Bukan Pernikahan Impian

Selamat membaca!

"Ya Tuhan, seandainya hari ini aku dinikahi oleh pria yang benar-benar mencintaiku dengan tulus, mungkin hatiku tidak akan sepedih ini. Aku pasti akan sangat bahagia terlebih pernikahan ini digelar dengan begitu mewah dan gaun yang aku kenakan ini adalah gaun impianku, tapi sayang, pernikahan yang hari ini aku jalani hanyalah sebuah sandiwara."

Seorang wanita berparas cantik dengan tinggi semampai terlihat mulai melangkah menyusuri karpet merah yang membentang hingga ke anak tangga menuju altar. Karpet merah yang di sisi kiri dan kanannya terdapat bunga-bunga indah terpajang rapi di sana. Kedatangan sang mempelai wanita pun disambut hangat oleh beberapa tamu undangan yang telah berdiri di kedua sisinya dengan penuh decak kagum. Beberapa di antara mereka tampak mengabadikan momen di saat wanita itu melangkah dengan menggunakan ponsel yang mereka miliki.

Hari ini, impian seorang wanita bernama Alice Noomi untuk menikah dengan pria yang dicintainya harus terkubur dalam-dalam. Ya, Alice terpaksa menikah dengan seorang pria dingin yang arogan. Pernikahan yang sama sekali tidak pernah diharapkannya untuk terjadi, kini harus Alice jalani dengan begitu terpaksa.

Bukan tanpa alasan Alice bersedia dinikahi oleh pria yang belum dikenalnya. Terlebih ia sama sekali tak memiliki perasaan cinta terhadap pria itu. Semua yang dilakukannya saat ini hanyalah sebuah keterpaksaan untuk menyelamatkan nyawa adiknya yang membutuhkan transfusi darah dari pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Pria yang memiliki golongan darah langka dan sama seperti yang dimiliki oleh adiknya. Satu-satunya keluarga yang masih ia miliki setelah kedua orang tuanya meninggal karena insiden kecelakaan beberapa Minggu yang lalu. Beruntungnya sang adik yang duduk di kursi belakang pada mobil itu masih dapat diselamatkan, walau kondisinya sampai saat ini masih koma.

Pria yang pada akhirnya menawarkan sebuah perjanjian kepada Alice. Perjanjian untuk menikah dengannya. Pria itu bernama Mike Banning, pengusaha muda yang tampan dan kaya raya di kota London. Pria yang bergelut dalam bisnis arloji mewah. Bahkan saat ini Mike sudah memiliki ratusan gerai yang tersebar luas di berbagai negara Asia dan Eropa.

Kembali ke acara pernikahan yang kini sedang berlangsung dengan meriah. Mike tampak mulai melangkah di atas karpet merah dari arah berlawanan dengan Alice hingga keduanya saling bertemu dan mulai melangkah berdampingan menuju Altar.

Alice sedari tadi terus mengembangkan senyuman agar dirinya terlihat bahagia di mata keluarga Mike dan tamu undangan yang hadir, lalu ia mulai mengaitkan tangannya ke dalam lengan Mike, kemudian melangkah bersama-sama menuju altar, tempat keduanya akan saling mengikrarkan janji suci pernikahan.

"Ya Tuhan, kuatkan aku dalam menjalani pernikahan yang tidak aku impikan ini!" batin Alice coba menguatkan hatinya yang rapuh.

Tatapan matanya begitu sendu. Membuat Mike yang sejak tadi memperhatikannya jadi merasa kesal. Pria itu pun tiba-tiba menghentikan langkah kakinya sebelum mereka naik ke atas altar.

"Ingat, jalani peranmu dengan baik dan jangan pernah memasang raut sedih di hari pernikahan ini, kalau kamu masih membutuhkan darah saya untuk adikmu! Sekali saja kamu tidak menuruti perintah saya atau berani membantah, maka kamu tahu sendiri akibatnya karena nyawa adikmu saat ini ada di tangan saya!" bisik pria itu dengan penuh penekanan di setiap kalimat yang terucap untuk memperingati Alice.

Alice jadi merinding mendengar peringatan yang terdengar sangat menyeramkan baginya, apalagi dengan apa yang Mike ucapkan di akhir kalimat soal nyawa adiknya.

Tanpa berpikir panjang, ia kembali menampilkan senyuman manis dengan menarik kedua sudut bibirnya lebar-lebar, membuat aura cantik Alice terlihat jelas di mata pria yang tengah menatapnya dengan sorot mata yang tajam.

"Kamu tenang saja, Tuan! Saya rasa tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa pernikahan yang kita jalani ini adalah sebuah keterpaksaan. Saya bisa pastikan itu karena sejak datang ke sini, saya sudah tersenyum di hadapan para tamu undangan yang datang." Alice menjawab dengan kedua mata yang tampak berkaca-kaca dan hatinya semakin bertambah perih setiap mengingat nasib Laura–adiknya yang bergantung pada Mike.

Alice pun segera menepikan segala kesedihan yang semakin mengiris hatinya saat ini. "Kamu tenang aja, Laura! Kakak akan melakukan apa pun agar kamu bisa punya kesempatan untuk hidup." Seketika kedua matanya kembali basah. Mengingat kondisi Laura adalah duka yang begitu perih bagi Alice.

"Hei, sudah aku bilang, tunjukkan wajah bahagiamu! Jangan kamu pikir ancaman saya main-main, Alice! Cepat hapus air matamu sebelum keluarga saya melihatnya!" bisik Mike setelah mendekatkan mulutnya pada daun telinga Alice. Pria itu mengakhiri perkataannya dengan penuh penekanan.

Baru saja Alice mengusap air matanya, apa yang dikatakan oleh Mike terbukti benar karena seorang wanita bernama Emilia Banning segera datang menghampiri keduanya saat melihat calon menantunya kelihatan bersedih di hari pernikahan.

"Ini adalah air mata bahagia, Mike. Aku bahagia karena sebentar lagi kita akan resmi menikah dan menjadi suami-istri. Aku sangat beruntung memiliki pasangan sepertimu yang begitu pengertian," jawab Alice memulai sandiwaranya saat mengetahui bahwa sang ibu mertua sedang mendekatinya.

Emilia yang mendengar jelas percakapan Alice dengan putranya pun akhirnya merasa yakin bahwa Alice adalah wanita tepat yang pantas menjadi jodoh Mike.

"Ya ampun, Sayang, Mommy kira kamu nangis karena nggak bahagia nikah sama Mike. Kamu ini bikin Mommy was-was tahu!" ucap Emilia setelah dapat bernapas lega sembari mengusap punggung Alice penuh kelembutan.

"Maafin aku ya, Mom, aku tuh nangis bukan karena sedih, tapi karena aku sangat bahagia bisa berdiri berhadapan dengan jodoh yang Tuhan kirim dan mengenakan gaun impianku di hari bahagia ini." Alice pun segera mengusap sisa air mata yang sempat mengalir di kedua pipinya dengan tisu yang diberikan Mike.

Pria itu memberikan tisu pada calon istrinya dengan sorot mata yang tajam, seolah menyiratkan sebuah perintah agar Alice segera menyudahi kesedihannya yang dapat menyebabkan masalah besar.

"Mommy juga turut bahagia bisa menyaksikan momen pernikahan kalian di hari ini, sayang. Mommy akan terus berdoa semoga kamu dan Mike selalu hidup bahagia." Emilia berucap dengan begitu tulus dan penuh harap.

"Terima kasih, Mom," jawab Alice dengan begitu penuh haru dan memeluk singkat tubuh wanita paruh baya itu.

"Ya sudah yuk, Mommy antar kalian ke altar karena pendeta sudah menunggu kalian dari tadi. Ayo Mike!" ajak Emilia seraya merangkul lengan anak dan calon menantunya.

Mike mengembuskan napasnya dengan kasar, karena hampir saja semuanya terbongkar di hadapan Emilia jika Alice tidak memainkan perannya untuk bersandiwara.

Alice sampai dibuat kesal sendiri pada air mata kesedihannya yang jatuh begitu saja tanpa diperintah, padahal ia sudah berusaha untuk menahannya dengan sekuat tenaga agar tidak membuat Mike marah dan nantinya akan berdampak kepada Laura yang memang masih sangat membutuhkan donor darah dari Mike.

Golongan darah yang Laura butuhkan sangatlah langka, bahkan di seluruh dunia golongan darah jenis Golden Blood atau Rh Null Blood hanya dimiliki kurang dari 50 orang. Maka dari itu Alice sampai tidak memiliki alasan untuk menolak ajakan dari Mike untuk menikah sebagai imbalan atas darah yang pria itu berikan pada adiknya.

Kini Emilia telah mengantarkan Mike dan Alice naik ke atas altar, yang dimana seorang pendeta akan menuntun keduanya untuk mengikrarkan janji pernikahan di hadapan Tuhan. Tak ada perasaan bahagia yang dirasakan oleh pasangan yang akan menikah itu, namun keduanya harus memasang raut bahagia di wajah masing-masing agar tidak terlihat gurat keterpaksaan pada pernikahan yang tengah mereka langsungkan saat ini.

"Ya Tuhan, tolong ampuni aku karena mempermainkan ikatan yang suci ini di hadapan-Mu. Aku terpaksa melakukannya demi Laura karena aku ingin dia selamat dan lekas sadar setelah melewati masa komanya. Ampuni aku, Tuhan," batin Alice dengan penuh rasa sesal dan sesak yang berkecamuk di dalam hatinya.

Acara pun segera berlangsung saat pendeta mulai menuntun Mike untuk berikrar, pria itu pun bersiap untuk mengulang apa yang telah dikatakan oleh sang pendeta.

Keduanya kini saling berhadapan dengan pandangan yang bertaut dalam. Tak lama kemudian, Mike mulai menarik napas panjang lalu mengembuskannya dengan perlahan, sebelum janji itu diucapkannya.

"Saya Mike Banning, dengan niat yang suci dan ikhlas hati telah memilihmu, Alice Noomi untuk menjadi istri saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormatimu sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita," ucap Mike melontarkan janji sucinya di hadapan pendeta dan disaksikan oleh ribuan pasang mata.

"Saya Alice Noomi, dengan niat yang suci dan ikhlas hati telah memilihmu, Mike Banning untuk menjadi suami saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormatimu sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita," jawab Alice dengan raut penuh kebahagiaan.

Mendengar janji suci yang diucapkan oleh Mike dan Alice, gegap gempita para tamu mulai terdengar penuh suka cita menyambut disahkannya hubungan mereka di mata Tuhan.

Kini semua mata tertuju ke arah kedua mempelai pengantin yang sedang berbahagia, itulah pikiran mereka. Namun, tidak bagi Alice yang tengah menahan rasa sakit dalam hati setelah mengucapkan janji palsu pada pernikahannya.

Sementara itu, kini Mike mulai menatap tajam ke arah seorang wanita cantik bernama Katrina Wilson yang juga menjadi salah tamu undangan di pernikahannya. Ya, Katrina adalah mantan kekasih Mike dan mereka baru saja putus satu bulan lalu. Itulah alasan terbesar kenapa Mike memaksa Alice menikah dengannya. Hanya untuk membuat wanita yang telah menyakitinya itu terluka.

"Aku melakukan semua ini agar kamu juga merasakan sakit yang aku rasakan seperti saat kamu meninggalkan aku dan lebih memilih dia. Sekarang aku sudah menunjukkan sama kamu bahwa aku bisa move on. Ya, walau pada kenyataannya, di dalam hatiku ini masih ada cinta yang begitu besar untukmu!" gumam Mike menatap jauh wajah Katrina yang tersenyum ke arahnya.

Bersambung✍️

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Paulina Nurhadiati Petrus
oh jadi itu alasan muke nikahin alice karena masih dendam sama mantan kekasihnya duh cian ya alice demi sang adik Laura dia rela nikah sama mike
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status