Share

Bab 3. Terpaksa Mengenakan Lingerie

Selamat membaca!

Setelah menghabiskan waktu selama satu jam di dalam bathroom hingga tubuhnya menggigil kedinginan, Alice akhirnya coba memberanikan diri untuk keluar dari dalam bathroom yang menjadi tempatnya bersembunyi dan itu pun ia hanya mampu bertahan selama satu jam saja. Kini wanita berparas cantik itu pun mulai melangkahkan kedua kakinya yang gemetar dengan perlahan. Jantungnya berdegup tak karuan, berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Ya ampun, kenapa dia belum tidur sih?" batin Alice begitu gugup saat kedua matanya tertuju melihat Mike tengah asik bermain ponsel dengan posisi berbaring nyaman di atas ranjang.

Sadar saat ini dirinya menjadi perhatian sepasang mata milik wanita yang telah membuatnya menunggu lama, Mike pun segera meletakkan ponselnya di atas nakas dan langsung menoleh ke arah Alice yang tengah menatapnya dengan canggung.

"Heh, kamu tuh ngapain aja sih di dalam kamar mandi sampai selama itu?" tanya Mike dengan suaranya yang lantang.

Suara bariton Mike saat mengajukan pertanyaan padanya sungguh mengejutkan Alice. Membuat wanita itu terperanjat dan segera melangkah setelah sempat berhenti karena melihat pria yang telah resmi menjadi suaminya itu belum memejamkan mata.

"Umm, maaf, Tuan. Tadi saya sempat ketiduran saat berendam di bathub saking lelahnya hari ini. Memangnya kenapa Tuan menunggu saya dan belum tidur?" jawab Alice mencari alasan yang tepat, sambil memijat pelan punggungnya sendiri agar benar-benar terlihat lelah di depan Mike yang entah menunggunya untuk apa.

Hal itu membuat Alice curiga dan bertanya-tanya dalam diam mengenai alasan Mike, mengapa menunggunya dengan sengaja. Ia sangat takut Mike berniat menidurinya dan benar-benar akan menjadikan malam itu sebagai malam pertama mereka setelah melangsungkan pernikahan sore tadi. Alice sungguh tidak siap untuk melakukannya sekarang, terlebih dengan pria yang tidak mencintainya dan juga tidak dicintainya.

"Saya nunggu kamu selesai mandi itu karena saya capek! Cepat naik ke atas ranjang dan pijat tubuh saya!" titah Mike dan langsung membalikkan tubuhnya hingga terlungkup agar Alice segera memijatnya.

"Oh my God! Aku kira ngapain dia nungguin aku selesai mandi sampai satu jam. Ah, syukurlah ternyata apa yang aku takutkan tidak benar-benar terjadi. Semoga saja dia akan pernah berpikiran untuk menyentuhku sampai kontrak pernikahan kami selama 90 hari berakhir!" batin Alice yang dapat bernapas lega kembali.

Bukannya mengeluh, Alice malah merasa senang ketika mendengar alasan Mike yang ternyata menunggunya untuk disuruh memijat tubuh kekar pria itu yang katanya lelah, walau dirinya sendiri jauh lebih lelah dan merasa kurang sehat setelah berendam selama satu jam karena keterpaksaan.

Wanita itu pun segera naik ke atas ranjang dalam keadaan bathrobe yang masih membalut tubuhnya, lalu ia duduk di samping posisi Mike dan bersiap untuk mulai memijat tubuh pria yang memberinya perintah di saat dirinya merasa lelah dan mengantuk. Namun, saat Alice baru mendaratkan kedua tangannya di permukaan tubuh Mike yang berbalut t-shirt polos berwarna putih, tiba-tiba saja sebelah tangannya ditarik paksa oleh Mike hingga membuatnya terjatuh dalam posisi tertidur di samping tubuh pria itu. Kini posisi wajah Mike dan Alice saling berhadapan dan sangat dekat, bahkan hanya berjarak lima centi saja hingga terpaan napas hangat keduanya saling berbalasan.

"Tuan, apa ada yang salah, padahal saya belum mulai memijat, kenapa Anda malah menarik tangan saya?" tanya Alice dengan wajah ketakutan saat posisi keduanya hampir rapat.

"Mata saya tuh sakit karena melihat kamu pakai bathrobe jam segini! Lagian kenapa sih bukannya pakai baju dulu sebelum mijit saya? Sudah sana, cepat pakai bajumu dan setelah itu pijat saya lagi!" titah Mike dengan tegas. Saat ini, Mike bahkan sampai kesulitan menelan salivanya sendiri. Bayangan dari setiap lekuk tubuh Alice masih merasuk dalam pikirannya, seperti permen karet yang sulit terlepas.

"Ta-pi, Tuan ...."

"Tapi apa lagi, Alice?!" tanya Mike yang mulai hilang kesabaran saat menghadapi wanita itu.

"Maaf, Tuan, tapi saya mau tanya sesuatu. Kira-kira saya harus pakai baju apa ya?" tanya Alice sembari mengerutkan hidungnya karena benar-benar merasa bingung, sebab tidak ada pakaian yang cocok untuk ia kenakan.

Pertanyaan itu seketika membuat Mike sampai membulatkan kedua mata dan memutarnya karena merasa jengah. "Ya ampun, Alice, hal seperti itu pun kamu bertanya sama saya?!"

"I-iya, habisnya di dalam lemari putih itu tidak ada satu pun baju tidur yang bisa saya pakai. Semua hanya model lingerie dan akan kelihatan lebih seksi dari bathrobe ini, Tuan. Makanya, saya belum ganti baju," jawab Alice dengan jujur dan apa adanya.

"Ada, Alice, makanya pakai dong mata kamu untuk melihat. Jelas-jelas tadi saya lihat ada beberapa baju model lain di dalam lemari itu. Coba kamu lihat di samping baju saya!"

Mendengar jawaban Mike yang ketus, Alice pun segera bangkit dari posisinya dan beranjak pergi dari atas ranjang, lalu ia bergegas membuka lemari dan mengambil beberapa helai lingerie untuk ditunjukkan pada Mike yang tidak percaya dengan perkataannya.

"Nih, lihat sendiri kalau Tuan tidak percaya. Mommy sepertinya salah masukin baju deh ke dalam lemari ini."

"Mommy saya tidak mungkin salah, yang salah itu pikiranmu. Sudah cepat ganti pakaianmu setelah itu langsung pijat badan saya yang semakin terasa sakit ini karena meladeni kamu yang terlalu banyak bicara!" titah Mike seraya menatap wajah Alice yang tampak bingung dengan sorot matanya yang tajam.

"Tapi, Tuan ... bagaimana saya bisa tidur kalau pakai baju kurang bahan seperti ini? Selama ini saya biasa pakai piyama kalau mau tidur, itu pun pasti selalu lengan panjang dan celana panjang," keluh Alice dengan sorot mata memohon agar Mike berinisiatif meminjamkan baju tidur yang pantas untuknya kenakan malam ini.

"Terus maksudnya kamu mau tidur pakai bathrobe itu?" tanya Mike dengan melengkungkan sebelah alisnya. "Ya ampun, Alice, kamu itu kok keras kepala sekali, ya! Saya bilang ganti bajumu, ya ganti! Jangan bantah perintah saya!" bentak pria itu membuat Alice merasa ketakutan dan segera berlari menuju bathroom untuk mengganti pakaian setelah mengambil satu lingerie dari dalam lemari.

Begitu masuk ke dalam bathroom, Alice langsung menutup pintu dan menyandarkan tubuhnya yang gemetar pada daun pintu dengan berurai air mata. Hatinya terasa pedih setiap kali Mike membentaknya dengan suara lantang hingga kata-kata tajam pria itu sampai menusuk relung hatinya yang terdalam.

"Mah, Pah, seandainya kalian masih hidup dan masih ada di sampingku bersama Laura, mungkin aku tidak akan terjebak dalam hubungan yang sangat menyakitkan ini. Rasanya harus menjalani waktu pernikahan kontrak dengan pria ini terasa sangat berat, terlebih apa yang aku lakukan selalu salah di matanya. Aku benar-benar ketakutan setiap dia bicara dan membentakku. Aku benar-benar takut ...." Suara itu terdengar lirih. Sedikit menggema. Namun, tak sampai terdengar oleh Mike yang ada di luar bathroom. Hari Alice saat ini begitu piluh. Menyedihkan membayangkan hidupnya berubah 180 derajat sejak kecelakaan yang menimpa kedua orang tua juga adiknya.

Bayangan demi bayangan yang terjadi pada dua Minggu silam kembali menari-nari dalam benak Alice. Kejadian yang telah merampas nyawa kedua orang tuanya hingga Alice kini menjadi anak yatim-piatu. Kejadian itu juga telah merampas kesadaran Laura hingga gadis malang itu sampai saat ini masih berada di ruang ICU karena belum sadar dari komanya. Bayangan itu membuat Alice mengepalkan kedua tangannya dengan erat hingga matanya memerah karena memendam amarah. Ada banyak luka yang Alice pendam dalam hati yang tak mampu ia luapkan dan hanya bisa ia pendam sendiri. Rasa sakit itu terasa semakin menyakitkan karena sampai detik ini pihak kepolisian masih belum berhasil menemukan pelaku yang menjadi penyebab kecelakaan itu.

"Mah, Pah, maaf Alice malah mengeluh. Seharusnya aku tidak perlu mengatakan semua ini. Maafin Alice, Mah, maafin Alice, Pah. Aku janji nggak coba bertahan dan lebih kuat dari ini, aku janji akan melewati semua ini demi Laura, demi menepati janjiku pada kalian untuk menjaga Laura dengan baik. Mama dan Papa sabar ya, lambat-laun pelaku itu pasti akan tertangkap dan polisi akan memberikannya hukuman yang setimpal agar kalian bisa pergi dengan tenang," gumam Alice dengan napas yang tersendat dan bercucuran air mata ketika meratapi nasibnya yang malang setelah kejadian nahas yang sampai merenggut nyawa kedua orang tuanya.

"Alice, kenapa lama sekali?" Teriakan Mike terdengar keras. Membuyarkan kesedihan Alice yang seketika mengusap air mata di kedua pipinya.

"Terserah bagaimana penampilanku malam ini! Walau aku tidak suka mengenakan baju-baju itu, tapi aku terpaksa harus memakainya," batin Alice yang kini sudah siap keluar dari bathroom.

Melihat penampilan Alice yang berbeda ketika mengenakan lingerie, hal itu sempat membuat Mike kesulitan menelan salivanya sendiri. Bahkan kedua matanya sampai lupa berkedip karena begitu terpesona dengan lekuk tubuh indah wanita itu yang jelas terlihat dari balik lingerie berwarna maroon yang dikenakannya. Dan usaha Emilia yang sengaja mempersiapkan semua ini untuk kebahagiaan putranya membuahkan hasil manis, karena Mike sangat tergoda memandangi penampilan Alice pada malam itu.

"Sial, kenapa Mommy memberi lingerie seksi itu pada Alice sih? Aduh, kacau nih kalau lama-lama aku berada di dekat Alice dengan penampilannya yang seperti itu, bisa-bisa aku tidak mampu menahan diri untuk tidak menyentuhnya!" umpat Mike dalam hatinya yang tengah merasa kesal.

Pria itu kesal karena tak mampu mengendalikan gairah dalam dirinya yang kian membuncah akibat menatap penampilan seksi Alice hingga sesuatu yang berada di balik celananya mulai menegang dan menginginkan sesuatu.

"Sial, sial, sial!! Sepertinya aku harus pergi dari kamarku sendiri gara-gara wanita itu! Ya, mungkin pergi adalah jalan terbaik daripada sesuatu terjadi yang akan membuat penyesalan terbesar dalam hidupku, kalau aku sampai menidurinya!" batin Mike memutuskan dan segera menampik gairah yang tengah bergejolak dalam dirinya.

Tanpa mengatakan apa-apa pada Alice, ia pun segera bangkit dari posisinya dan melupakan rasa lelah yang sebenarnya masih terasa di sekujur tubuhnya. Mike melangkah panjang melewati Alice begitu saja yang menatapnya dengan heran.

"Mau pergi ke mana, Tuan?" Alice bertanya saat melihat Mike membuka pintu, lalu mengambil jaket kulit berwarna hitam dan juga celana jeans berwarna coklat untuk ditimpa dengan celana tidur pendek yang ia kenakan. Setelah itu, Mike melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar untuk keluar.

"Saya mau pergi ke mana bukan urusan kamu! Ingat! Kamu nggak punya hak bertanya karena kamu cuma istri kontrak saya!" Mike begitu penuh penekanan saat mengatakannya. Membuat Alice merasa semakin heran. Namun, di sisi lain hatinya, ia sedikit lega karena itu artinya, malam ini ia akan aman dan bisa melewati malam pertama pernikahannya tanpa kehilangan sesuatu yang berharga yang selalu dijaganya.

"Ya Tuhan, terima kasih untuk malam ini. Aku mohon, kuat aku, jaga aku dari pria itu. Aku nggak mau jika pria itu sampai merenggut keperawananku, aku nggak rela karena aku sama sekali tidak mencintainya," batin Alice masih terus melihat kepergian Mike yang baru saja menutup pintu kamar dengan sedikit keras.

Bersambung ✍️

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Paulina Nurhadiati Petrus
astaga si mama ya ini ngakak pol deh sengaja banget kasih baju lingerie wkwkw kan kan tergoda kamu mike
goodnovel comment avatar
BASYIR BASYR
lanjukan cerita nya dong
goodnovel comment avatar
maria
lanjut y critanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status