“Apa masakan Amanda sangat enak? Sampai kamu tak mau melewatkan makan malam hari ini?” tanya Hana ketika Nicholas keluar dari kamar mandi.
Hana sudah berdiri di depan pintu kamar mandi tadi. Ia tak bisa menyimpan kegelisahan itu sendirian terus menerus sampai akhirnya dia bertanya hal itu pada Nicholas.
Sedangkan Nicholas menatap Hana bingung dan tak mengerti. Mengapa istrinya bertanya seperti itu padanya.
“Kamu bilang apa sih?” tanya Nicholas sambil menghanduki rambutnya yang basah.
Padahal staminanya malam ini sangat sempurna, tapi terpaksa sia-sia karena Amanda tak bisa bermain dengannya.
“Ya, itu kenapa kamu harus makan masakan Amanda?”
“Dan Emma, dia juga memasak makanannya.”
“Iya begitulah.”
Nicholas melangkah menuju lemari, dia melihat wajah Hana yang suram sejak tadi.
“Enak. Dia pandai memasak, dan masakannya seperti masakan
Hari ini kehamilan Amanda sudah memasuki usia delapan minggu. Waktu-waktu yang sulit akan dialaminya sebentar lagi. seperti indra penciumannya yang akan sensitif dan mungkin tidak suka pada aroma-aroma tertentu.Namun bagi Hana, mana tahu dia mengenai hal itu. Yang ia tahu saat ini hanyalah belajar memasak di tempat lesnya, padahal setelah ini dia harus belajar merawat bayi karena ia tidak mungkin menyerahkan perawatan bayi pada Brenda dan Emma.Seperti tadi malam ketika Nicholas masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Hana sedang sibuk menonton sebuah video tutorial memasak di sana.Setelah les memasak, dia menjadi sangat percaya diri untuk memegang wajan dan juga spatula. Meski terkadang rasanya sangat mengkhianati lidahnya.“Sebaiknya kamu juga belajar merawat bayi, kamu seharusnya dekat dengan Amanda.”Wajah Hana menjadi keruh, entah mengapa dia mulai tak suka jika Nicholas sudah mulai menyebut nam
“Ini semua apa?” tanya Nicholas ketika melihat baju-baju bayi dan juga segala perlengkapan untuk menyambut kehadiran calon anak mereka memenuhi kamarnya.“Kamu tak lihat kalau aku habis membeli pakaian untuk anak kita, dan juga perlengkapan untuk bayi kita,” jawab Hana. Dia menoleh ke arah suara, mata suaminya mengelilingkan pandangan dengan tatapan yang tak masuk akal.“Tapi usia bayinya kan baru dua bulan.”“Aku tahu,” sambar Hana cepat. “Aku hanya ingin membelinya sekarang, agar nanti kita tak perlu buru-buru.”Nicholas menghela napasnya kemudian mengendurkan dasinya. Setelah pergi dengan Amanda, dia menjadi maniak baju bayi seperti ini.“Kira-kira kita butuh apa lagi ya, Sayang?” tanya Hana, tapi ketika dia menoleh Nicholas sudah tak ada di kamarnya.“Ke mana sih?” gumam Hana yang sejak tadi sibuk melihat belanjaan yang baru saja ia beli.Untuk pertama kalinya H
Hana memandangi kalender yang ada di depannya. Sejak tadi pagi dia melihat tanggal di mana dia akan berulang tahun sebentar lagi, tapi kenapa Nicholas malah ada acara ke luar negeri?Ia masih tak habis pikir, apa ini adalah kejutan yang akan diberikan oleh Nicholas padanya?Bisa saja kan, jika Nicholas ternyata pura-pura pergi keluar negeri, padahal dia sedang ingin memberikan kejutan untuk dirinya.Hana tersenyum, tapi sedetik kemudian merengut lagi. Tetapi bagaimana kalau ternyata dugaannya itu salah. Bagaimana jika ternyata Nicholas benar-benar melupakan ulang tahun Hana.Seperti tadi pagi, Nicholas sepertinya tak ada tanda-tanda jika dia mengingat ulang tahunnya.“Kamu yakin akan pergi minggu depan?” tanya Hana ketika sarapan tadi pagi.“Iya, memangnya kenapa?” Nicholas berbalik bertanya, dia seakan melupakan hari penting dalam hidup istrinya.“Bulan kemar
“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Nicholas ketika dia sudah ada di dalam ruangannya.Hana tersentak, wajahnya menegang sampai tidak sengaja melepaskan foto yang ada di tangannya.PRANNNNK!Foto tersebut terlepas dari tangan Hana. Dan buru-buru dia mengambilnya, tapi tangannya di tepis oleh Nicholas cepat-cepat.“Jangan sentuh!” ujar Nicholas, membuat Hana terkejut dan tak menyangka jika Nicholas akan menjadi marah seperti ini.Nicholas memang selalu bersikap dingin pada Hana, tapi dia tak pernah menyentak Hana seperti saat ini.“Kenapa—kamu marah?” tanya Hana bingung dan sedih. Ia juga kecewa, karena Nicholas marah lantaran bingkai foto tersebut.Padahal bisa saja nanti dia menggantinya dengan yang baru. Tetapi kenapa Nicholas harus sesensitif ini?“Maaf, aku hanya tidak mau tangan kamu terkena pecahan kaca ini.” Nicholas menyingkirkan pecahan k
Nicholas pulang sendirian karena Hana harus menjaga ayahnya yang masih dirawat di rumah sakit.Ketika Nicholas hendak naik ke atas tangga dia melihat Amanda sedang memasak di dapur.Tanpa sadar Nicholas tersenyum kemudian bergerak mendekatinya.Pesan darinya tadi malam tidak dibalas oleh Amanda. Dan Nicholas pikir mungkin wanita itu sedang sibuk."Kamu sedang memasak apa?" tanya Nicholas sambil memeluk Amanda dari belakang.Wanita itu sempat terkejut kemudian menjauhkan dirinya dari Nicholas.Nicholas sedikit kecewa dan kaget melihat ekspresi Amanda seperti itu padanya. Apa dia marah? Karena tadi malam dia tidak pulang ke rumah?"Kamu kenapa?" tanya Nicholas.Ia mendekati Amanda. "Brenda dan Emma sedang pergi berbelanja jadi kamu tak perlu takut ketahuan.""Bukan itu."
Makan malam tiba, dan kali ini Hana ingin mencoba membuat makan malam untuk Nicholas.Lagipula tak ada Amanda di rumah, jadi dia tidak perlu malu jika masakannya belum terasa enak di lidah Nicholas.Dari kulkas, Hana mengambil udang besar dari freezer, merendamnya sebentar ke dalam air hangat agar lunak. Dia menatap pasta yang ada di depannya. Ia membuka kemasannnya, menuangkan dua cup panci yang berisi air ke dalam panci.Kali ini dia ingin membuat pasta yang dulu gagal ia buat. Ya, bisa dikatakan gagal ketika dia melihat wajah Nicholas yang seakan tidak bisa menikmati makanannya waktu itu.Seingat Hana, dulu ia tak pernah memasak. Dia sangat takut jika tubuhnya tercium bau bawang dan bumbu lainnya, belum lagi tangannya yang pasti akan kasar karena sering mengiris sayur dan sebagainya.Dan kini, Hana menyerah. Dia ingin melakukan suatu hal yang bisa membuat Nicholas bangga padanya meski itu bukan p
TING!Pesan masuk ke dalam ponsel Hana ketika dia baru saja selesai membersihkan wajahnya. Niatnya dia ingin tidur karena Nicholas sudah mengatakan jika dia akan pulang larut malam.Namun pesan dari Alex, sontak membuat Hana sedikit tertarik. Ia membuka chat dari Alex yang beberapa waktu yang lalu mereka berdua sudah bertukar nomor telepon.Alex: Aku ada kejutan untukmu.Hana: Apa?Alex: Kuharap kamu tidak akan terkejut.Hana tidak membalasnya. Lalu ketika dia hendak meletakkan kepalanya di atas bantal, ia mendengar bunyi pesan lagi dari ponselnya.Dan itu masih dari Alex. Ada beberapa foto yang dikirimkan oleh lelaki itu padanya.Hana kembali duduk dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Tangannya gemetar hebat melihat foto yang diambil oleh mantan kekasihnya itu.Alex: Karena aku ada di luar, jadi gambarnya tidak jelas.
Sudah hampir jam dua belas malam dan Nicholas baru sampai di rumahnya. Melihat rumahnya yang sepi dan lampu yang sudah mati ia berpikir mungkin Hana sudah tidur.Dalam hatinya merasa lega karena dia setidaknya tidak akan dicecar banyak pertanyaan oleh wanita itu.Namun ketika dia masuk ke dalam kamarnya, dia tidak menemukan bayangan istrinya tersebut ada di sana.“Ke mana perginya? Padahal tadi bertanya seolah menyuruhku pulang,” gumam Nicholas.Dia langsung berjalan menuju ke kamar mandi dan tidak memedulikan ke mana sekarang Hana pergi.Yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana tadi dia bisa menghabiskan beberapa jamnya dengan Amanda di hotel. Rasanya sangat menyenangkan apalagi dia tidak merasa was-was jika ada yang memergokinya seperti ketika ada di dalam rumah.Setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi, Nicholas mengenakan piyamanya. Dia bersenandung seperti tidak memili