Share

Istri Polos dari Desa Milik Tuan Muda
Istri Polos dari Desa Milik Tuan Muda
Author: Rira Faradina

Bab 1

"Gadis jelek itu, dandanannya ... iih, sama sekali bukan tipeku." Aku merutuk dalam hati.

"Rei, kenalkan ini Aluna," ucap mama memperkenalkan kami.

"Tuh, benar kan," cibirku dalam hati dengan wajah cemberut.

Wajah gadis itu menunduk malu ketika pertama kali kami bertemu, matanya mengerjab beberapa kali saat mama mengenalkannya padaku. Sungguh, tak kusangka jika akhirnya aku menerima perjodohan ini. Perjodohan konyol dan tak masuk akal.

Namanya Aluna, gadis yang baru berusia sembilan belas tahun, yang rencananya akan dinikahkan papa denganku.

Yah, denganku. Reshwara Anindra Sastrodirjo. Pemuda tampan dan mapan di usia yang hampir menginjak tiga puluh tahun. Pemuda yang banyak diimpikan setiap wanita ini, malah akan menikahi seorang gadis yang masih remaja.

Hei ... tidak! jangan mengira aku tidak laku karena belum juga menikah, tapi karena aku memang menginginkan seorang wanita yang cantik dan sempurna untuk mendampingiku.

Tapi, gadis ini? apa kata orang jika mereka mengetahui gadis bau kencur ini yang akan mendampingiku kelak? Bagaimana pikiran para karyawanku bila melihatku yang cerdas dan berwibawa ini bersanding dengannya. Lalu, mau taruh di mana harga diriku ini?

Ah, rasanya aku tak sanggup ditertawakan jika mereka tahu bahwa Reshwara, seorang direktur utama sebuah perusahaan besar, putra dari seorang pengusaha sukses dan ternama negeri ini tiba tiba menikahi seorang anak kecil yang masih remaja. Benar benar bisa hancur hidupku kelak.

"Rei, bagaimana, Luna manis, kan?" tanya mama meminta pendapatku.

Aku menatap malas ke arahnya. Gadis itu cukup manis meski tanpa polesan make-up tebal di wajahnya, hanya bedak tipis saja yang kulihat. Sangat berbeda dengan para wanita yang mengelilingiku selama ini. Cantik, modis dan tentunya berkelas.

"Rei, ditanya kok malah bengong?"

"Iya, dia manis," jawabku datar.

"Cuma begitu saja," cibir mama.

"Lalu, aku harus bagaimana, Ma? Kan, ini hanya perkenalan saja," Protesku.

Mama memang aneh. Masa aku harus tersenyum, membuatnya merasa senang begitu atau langsung mengajaknya keluar untuk berkencan. No way. Itu tak mungkin kulakukan. Karena hal bodoh seperti itu hanya dilakukan oleh para wanita yang selalu mengejarku selama ini.

"Aluna akan menjadi istrimu, Rei. Bersikap baiklah padanya. Papa dan mama juga sudah menetapkan hari dan tanggal pernikahan kalian, tanggal delapan bulan depan, bagaimana menurutmu?"

Kerongkonganku langsung tercekat begitu mendengarnya. Tanggal delapan, itu tak sampai sebulan lagi.

Mama gi la!

"Kenapa baru memberi tahuku? Tak bisakah kalian mendiskusikannya dulu denganku, bahkan tanggalnya pun sudah kalian tetapkan?" Aku memprotes, memberikan perlawanan.

Sungguh aku tak bisa mempercayai semua ini. Bisa-bisanya orang tuaku melakukan hal menyedihkan ini padaku. Pada seorang Reshwara yang tampan ini.

"Lho, mengapa kau terkejut seperti itu, Sayang? Bukankah lebih cepat lebih baik. Pacaran setelah menikah, kan lebih nikmat. Tak perlu khawatir jika kalian mau langsung punya anak," bujuk mama.

"Anak!"

Hii ... tubuhku langsung bergidik.

Jangankan untuk berpikir punya anak darinya. Berdekatan dengannya saja aku malas. Pikiran mama terlalu jauh.

Aku membuang muka, kulirik gadis itu masih menunduk. Hmm, kelihatannya gadis yang penurut. Mungkin pikiranku saja yang terlalu negatif. Sudahlah, jika nanti aku tak nyaman dengan pernikahan ini. Kan, bisa kuceraikan saja dia. Bukankah papa hanya memintaku untuk menikahinya saja?

***

Keesokan harinya.

Seharian ini pikiranku kacau. Ditambah dengan beberapa tumpukan laporan yang salah dikerjakan oleh para karyawan membuatku begitu kesal. Ini semua pasti karena gadis itu. Gadis yang akan membuat hidupku menuju derita dan kesengsaraan.

Bukan tak ingin menolak, tapi karena aku tak punya kuasa untuk menolaknya. Papa mengancam akan mencoret namaku dari daftar penerima harta warisannya. Jika aku ditendang oleh keluarga Sastrodirjo, maka habislah semua. Tak akan ada lagi kenyamanan, kemewahan dan rasa hormat orang- orang padaku.

Aluna, gadis yang akan ku nikahi hanyalah seorang gadis biasa saja. Meskipun aku tak begitu banyak tahu tentang latar belakangnya, aku yakin tak ada sesuatu yang istimewa dari gadis yang hanya tamatan SMA seperti dirinya. Selain postur tubuhnya yang ramping dan tinggi, yang lain semuanya tampak biasa saja. Sangat jauh berbeda dengan Saskia, supermodel papan atas yang saat ini sedang ku kencani.

Hanya karena sebuah hutang budi aku diminta papa menikahinya. Hutang budi papa pada Alm. Bapaknya yang telah meninggal tiga bulan lalu. Sungguh, kadang orang tua memang aneh. Mereka yang berhutang, tapi anak mereka yang disuruh membayarnya. Mau dikemanakan wajah tampan ini jika akhirnya tetap saja menikahi gadis jelek itu.

Benar benar konyol.

Ketukan pintu terdengar, tampak wajah Sarah, sekretarisku yang cantik dan bahenol, menyembul dari balik pintu.

"Masuk!" Perintahku yang langsung dituruti olehnya, tampak ditangannya setumpuk dokumen yang kuminta.

"Ini laporan yang bapak minta," lapor Sarah.

"Letakkan saja di sana. Nanti akan kuperiksa," Titahku.

"Baik, Pak."

"Ehm ... " ucapnya ragu.

"Ada apa lagi?"

"Di luar ada Mbak Saskia, Pak."

"Saskia? Suruh masuk!" Perintahku cepat.

"Baik pak."

Ah, Saskia benar benar sosok kekasih idaman. Ia seakan tahu jika hatiku sedang gundah. Selama ini jika melihat wajah cantiknya selalu mampu membuatku merasa sempurna. Wanita berkelas yang cocok denganku, Reshwara yang tampan dan mapan.

"Sayang!" panggilnya manja begitu melangkah masuk kedalam ruang kerjaku.

"Hai, cantik."

Ia langsung duduk di pangkuanku, oh tuhan, bibirnya begitu merah menggoda. Ditambah pakaian yang dikenakannya cukup ketat yang mampu mencetak beberapa bagian tubuhnya. Membuat naluri lelakiku tiba tiba bergairah.

Tangan Saskia mulai bermain di wajahku, membuat fokus pandanganku pada layar monitor ini terganggu. Wangi parfumnya yang kusukai begitu menggoda seakan membuatku ingin segera melahapnya.

"Sayang!"

Suara Saskia terdengar begitu menggoda. Sial, pikiranku kini mulai bercabang. Senyum manis yang diperlihatkannya membuatku menelan ludah.

Aku benar kan!

Reshwara. Seorang pria tampan dan mapan, bisa mendapatkan wanita manapun yang disukainya. Kini lihatlah. Seorang supermodel cantik kelas atas negeri ini sedang mencari cara agar bisa merayuku.

"Ayolah, aku sedang kerja. Jangan menggangguku dulu."

"Apa kau yakin tidak ingin menghabiskan waktu bersama denganku?" Ia mulai menggoda.

"Nanti saja, aku benar benar harus mengerjakan laporan ini." Aku mencari- cari alasan. Sebenarnya sih bisa saja kutinggalkan, tapi aku tak mungkin menyerah begitu saja. Ini harga diri seorang Reshwara yang dipertaruhkan. Aku tak mau begitu mudah jatuh dalam pelukannya. Seperti kata teman temanku yang lain, Wanita akan semakin mendekat bila kita jual mahal. Mereka akan semakin tertarik pada pria yang diam dan tak terlalu banyak bicara.

Tangan Saskia kembali menyentuh wajahku. Dan sungguh, ia membuat konsentrasi buyar. Kucoba untuk tenang dan memperlihatkan wajah datar padanya.

"Oh ayolah baby. Come on! Matikan dulu komputermu dan lihat aku," Ia mulai mengeluarkan jurus rayuannya.

Kalian bisa lihat kan, betapa inginnya para wanita ini untuk bisa menghabiskan waktu bersama denganku. Bahkan berusaha keras merayuku.

"Reshwara. Kau memang beruntung. Tentu saja, karena aku begitu tampan dan mapan." Aku berbisik pelan, memuji diri sendiri.

Tetapi, mengapa tiba-tiba wajah polos Aluna berkelebat tepat di saat wajah Saskia kini hanya beberapa centimeter saja dariku. Merusak moodku yang tadi begitu menggebu.

"Ada apa?"

Tanya Saskia yang terkejut karena tiba tiba tubuhnya kudorong ke belakang.

"Tidak. Tiba tiba saja aku ingin ke toilet," Aku mencari alasan.

Aku bangkit dan berjalan menuju kamar kecil yang berada di dekat pintu masuk. Entah mengapa, gairah yang tadi begitu menggebu seketika menghilang begitu wajah gadis polos itu melintas.

Rasanya begitu kesal.

Mungkinkah seorang Reshwara yang tampan dan mapan ini kalah dengan pesona gadis sederhana itu? Tidak mungkin. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Gadis itu yang harus bertekuk lutut padaku!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status