Home / Romansa / Istri Pungut Sang Pewaris / Jadilah Wanita Saya!

Share

Jadilah Wanita Saya!

last update Last Updated: 2023-06-12 13:51:23

“Maaf?” Anais menyahut dengan kening mengernyit.

Debar jantungnya bergemuruh keras karena Jade ternyata mengenali dirinya. Namun, dia tak bisa langsung membenarkan asumsi pria itu atau suasana akan menjadi kacau, bila semua orang tahu bahwa Jade adalah pria yang tersandung rumor bersama dirinya.

“Anda terlihat tidak asing. Di mana kita pernah bertemu?” Jade bertanya seraya mengangkat sebelah alisnya.

Sungguh, Anais merasa pria itu sengaja memancingnya. Dia pun memasang air muka sedingin mungkin, agar lawan bincangnya tak bisa melihat sisi dirinya yang gugup.

“Saya rasa Anda salah orang, Tuan. Saya belum pernah melihat Anda. Jadi permisi, saya sedang buru-buru!” tukas Anais amat tegas.

Dia langsung berlalu melewati Jade yang memasang tatapan lekat. 

‘Ah … menarik. Biar aku lihat, mau seberapa jauh kau akan melarikan diri dariku, Nona!’ Pria itu membatin penuh tekad.

Jade memang bungkam, tapi telinganya terpampang tajam mendengar arah langkah Anais yang tampaknya bergerak ke sisi kiri. 

Ya, meski dari luar pria itu tampak dingin tak peduli, sesungguhnya hasrat dalam jiwanya teramat berambisi. Terlebih Anais sudah menyinggungnya karena kabur usai percintaan satu malam, bagaimana mungkin seorang Jade Herakles bisa tetap diam? Tentu saja dia ingin menangkap dan menggenggam wanita itu dalam kendalinya.

“Apa yang membawamu ke sini?” Suara Hans memecah hening yang berlangsung beberapa saat.

Dirinya tak menatap siapapun, tapi semua orang tahu bahwa pertanyaan itu tertuju untuk Jade yang masih berdiri di dekat ambang.

“Bukankah Anda mengirim seseorang untuk mengundang saya agar datang?” balas Jade tenang, tetapi nadanya mengandung sindiran.

“Aku bilang kita bertemu di kediaman Herakles, mengapa kau malah datang ke tempat ini?!” 

Seketika, nuansa ruang privat di Royal Hera Sweet Hotel itu bertambah tegang. Semua orang tampak bergidik karena suasana hati Hans yang semakin memburuk.

“Hah … baiklah, Kakek. Lagi pula keadaan di sini juga sangat membosankan!” sahut Jade yang sekejap membuat pihak keluarga Devante membelalak.

Mereka dan publik tidak ada yang tahu bahwa cucu pertama Hans adalah pria tersebut.

‘Astaga, rupanya Tuan Hans memiliki Cucu lain? Apakah dia juga Cucu kandungnya?’ 

Beruntung cuaran Pineti hanya tersimpan dalam hati. Dia tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Hans jika mendengar ocehannya secara terang. 

“Dasar, berandalan!” Hans menyengit pelan, tapi hardikannya itu bisa didengar jelas oleh Leah yang berada di sebelahnya.

Sementara di sisi lain, Anais yang lebih dulu mangkir dari ruang pertemuan keluarga itu tampak termenung di area kolam renang. Entah apa yang menggeluti pikirannya, Anais merasa lebih tenang kala memandang pantulan raja malam menyinari hamparan air di hadapannya.

‘Untuk apa lagi aku di sini? Aku hanya membuang-buang waktu.’ Dia bergeming dalam batin.

Dirinya pun berbalik, berniat segera keluar dari hotel keluarga Herakles itu setelah termenung cukup lama.

Namun, baru beberapa langkah beranjak, Anais langsung terhenti. Tatapannya berubah waspada saat melihat Denver dan Aretha melaju ke arah tempatnya berdiri.

Sekejap, Anais pun segera menyelinap ke balik pilar yang menjadi pembatas koridor dan area kolam renang. Manik hazelnya berubah waspada, cemas bila kedua orang tadi berjalan melalui tempatnya berlindung.

‘Aish, sial! Mengapa aku harus bersembunyi dari mereka?’ batinnya merasa konyol. ‘Aku tidak melakukan kesalahan, jadi aku tidak ada alasan untuk menjaga tindakanku di depan Denver maupun Aretha. Justru, merekalah yang harusnya malu!’

Ego yang mendominasi begitu menekan Anais, tapi ketika dirinya bermaksud menampakkan diri, langkahnya terasa kaku saat mendengar sesuatu yang tak terduga.

“Rencanaku berhasil, bukan? Kak Anais sangat mudah masuk perangkapku!” tutur Aretha girang.

Denver yang semula berjalan di samping Aretha, perlahan merengkuh pinggang perempuan itu agar lebih dekat padanya. Tangannya yang nakal tanpa permisi merayapi pinggul Aretha yang tercetak jelas di balik dress ketatnya.

“Hei, bagaimana jika ada yang lihat?” tegur Aretha melayapkan irisnya dengan buncah.

Dia panik, tapi Denver tak juga menghentikan aksinya. Cucu kedua Hans Herakles itu menarik sang wanita ke sisi dinding, lantas mengungkungnya dengan sebelah tangan.

“Kak Denver?” Aretha mendesah pelan.

“Sudah aku bilang, jangan panggil aku dengan sebutan Kakak, Aretha.” Denver membelai pelipis sampai sekitar pipi Aretha dengan jarinya.

Sang wanita hanya tersenyum, sengaja membusungkan dadanya sembari mendesah, “Ah … benar. Aku lupa, Denver.”

Sungguh sial, lagi-lagi Anais harus melihat tingkah rendahan mereka. Dia benar-benar tidak tahan, perutnya seperti diaduk hingga mual mendengar obrolan sang adik dan mantan tunangannya yang biadab.

“Kau memang wanitaku, kau sangat pintar, Aretha.” Denver menatap calon istrinya itu lekat-lekat.

Aretha semakin terbuai kala Denver menyanjungnya. Dia sudah lama ingin mengalahkan Anais dan inilah saat yang tepat.

“Tentu saja, aku tidak sebodoh Kak Anais yang dengan mudahnya minum obat perangsang yang dicampurkan dalam alkohol!”

Sontak, sepasang netra Anais berubah selebar piring kala mendengar ucapan Aretha. Sensasi panas langsung menjalari leher hingga wajahnya. 

‘Sialan, kau benar-benar jalang rendahan, Aretha!’ Anais mengumpat penuh geram dalam benaknya.

Bulu matanya gemetar, tetapi tungkainya terasa kaku hingga dia tak bisa bergerak satu inchi pun. 

Tanpa segan, Aretha sengaja menjebak dirinya setelah terang-terangan merebut kekasihnya. Bukankah adiknya itu sangat cocok dengan definisi rubah gatal?

“Beraninya kau melakukan semua ini, Aretha. Kau bahkan lebih menjijikan dari an—”

“Apa yang Anda lakukan di sini, Nona?” Suara baritone itu tiba-tiba saja memangkas geraman Anais.

Wanita yang tengah bersembunyi di balik pilar tersebut semakin tertegun. Sensasi merinding pun merayapi punggungnya. Dan kala dia berpaling, air mukanya memucat begitu melihat Jade berdiri di sana.

“Mengapa Anda ada di sini? Apa Anda mengikuti saya?!” balas Anais dengan nada berbisik.

Alih-alih menjawab, Jade malah melirik Denver dan Aretha yang kini memadu cumbu. 

“Seorang Adik merebut kekasih Kakaknya. Dan sekarang si Kakak sedang memata-matai Adik dan mantan tunangannya. Bahkan Kakak yang malang itu terpaksa jatuh karena perangkap Adiknya.” Jade berasumsi seiring dengan langkah kakinya yang kian mengikis jarak Anais.

Sang wanita otomatis mundur sampai-sampai punggungnya menatap pilar. 

“Apa yang Anda katakan?!” sambar Anais pelan, tapi mengandung gertakan.

Jade merasa semakin terdorong untuk menggoda wanita yang kini tampak tegang di hadapannya. “Nona, apa Anda memang orang seperti ini? Selalu pergi setelah menggunakan sesuatu?” 

“A-apa yang Anda bicarakan? Berhenti omong kosong, saya tidak ada waktu untuk mendengar ini semua.” Anais menyahut dengan wajah kakunya.

Maniknya gemetar menahan buncahan geram. Dia merasa terhina karena sesungguhnya tahu benar, apa maksud Jade Herakles ini.

“Saya bisa membersihkan nama Anda dari rumor yang beredar sekarang. Dan saya akan membantu Anda membalas dendam pada Adik dan mantan tunangan Anda yang bodoh itu!” tukas Jade yang langsung membuat bola mata Anais membesar.

“Namun, sebelum itu Anda harus bertanggung jawab. Jadilah wanita saya!”

“A-apa?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Chika
ga mau direkam
goodnovel comment avatar
Yeni_Lestari87
ditunggu lanjutannya kakkk. semangat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Extra Part 2: River Reiner Herakles

    “Putramu sangat menggemaskan. Lebih baik kau bergabung bersama mereka,” tutur Hans tersenyum saat melihat Jade menggandeng anaknya. “Jade sudah menemaninya, aku akan di sini bersama Kakek.” Anais membalas selaras dengan bibirnya yang tertarik ke atas. Meski dia bilang seperti itu, tapi Hans tahu benar bahwa cicitnya lebih membutuhkan Anais. “Bukankah Kakek sudah bilang, Jade tidak ingin putranya berakhir seperti dirinya. Jadi, kau harus membantu suamimu agar dia bisa memberikan kasih sayang yang berlimpah pada anaknya.” Mendengar nasihat Hans, kali ini Anais tak bisa bersikeras. Usai pamit pada kakek mertuanya, wanita itu pun menghampiri Jade dan sang putra yang sudah rapi dengan pakaian berkuda. “Reins!” tukas Anais menyeru. Ya, River Reiner Herakles-yang akrab disapa Reins oleh Anais itu adalah bocah lelaki kecil yang menawan dan energik. Semakin dia tumbuh besar, rupa wajahnya semakin mirip dengan Jade. “Lihat aku, Mommy! Apa aku sudah mirip Daddy?” tukas River memamer

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Extra Part 1: Karma

    ***“Sebaiknya Anda berhenti minum, Tuan,” tukas seorang lelaki yang merupakan Asisten Pribadi Denver selama di Asia.“Singkirkan tanganmu, sialan!”Alih-alih menurut, Denver malah menampik tangan asistennya seraya mengumpat geram. Dia justru mengisi gelasnya dengan vodka karena pikirannya sangat semrawut. Akan tetapi, lagi-lagi asistennya menahan saat dirinya hendak meneguk minumannya.“Mengapa? Apa kau akan mengadu pada Kakek?!” decak Cucu kedua Hans tersebut.Dia merengkuh kerah sang asisten hingga wajah mereka lebih dekat. “Katakan pada Kakek, bahwa aku hanya bermain-main di sini. Laporkan saja kerjaku tidak becus dan hanya membuang waktu dengan para wanita penghibur. Bukankah itu sudah cukup untuk memenuhi laporanmu tentangku?!”“Tuan, Anda tidak boleh—”“Berisik!” Denver kembali menyambar dan lantas melepas cekalan tangan dari kerah asistennya.Dia menyabit gelas vodkanya, lantas meneguk minumannya hingga tandas. Begitu cairan memabukkan itu mengaliri tenggorokannya, pria itu m

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Ending: Mari Hidup Bersama Dalam Waktu Yang Lama

    “Dokter, bicaralah dengan jujur. Istri saya sedang dalam bahaya, tapi bagaimana bisa Anda mengatakan sesuatu yang konyol?!” Jade memberang seiring amarah perih menjalari raganya. “Mohon maaf, Tuan. Kami tidak ada pilihan lain, sebab jika kami memaksa melakukan operasi untuk mengeluarkan pelurunya, bayi dalam kandungan istri Anda bisa dalam bahaya. Namun, apabila peluru itu tidak segera dikeluarkan, nyawa istri Anda bisa terancam,” balas Dokter itu dengan raut wajah gelisah. Memang, dirinya seperti menemui jalan buntu. Dia pun tidak bisa mengambil risiko sebab ini menyangkut hidup dan mati seseorang. “Se-sebab itu, kami menyerahkan keputusan pada Anda, selaku suaminya. Apapun pilihan—” “Pilihan?!” Jade lantas menyahut sebelum ucapan tenaga medis itu tuntas. “Apa yang Anda maksud dengan pilihan, Dokter? Anda sama saja meminta saya untuk membunuh salah satu dari mereka!” Manik abu pria tersebut tampak membesar dengan getir. Dirinya sungguh tak bisa mengambil keputusan mengenai perkar

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Ambang Kematian: Anaisku, Istriku.

    Netra abu Jade membelalak selebar cakram begitu melihat peluru melesat ke dada kiri Anais. Sensasi terbakar bercampur perih, kini seolah menyobek jantung pria itu.“Tidak, Anais!” Dirinya buru-buru menuju istrinya, tapi tanpa dia tahu, Aretha malah mengarahkan pistol padanya.‘Dasar pasangan sialan! Lebih baik kalian ke neraka bersama!’ decak Adik angkat Anais itu dalam batin.Tangannya bersiap menarik pelatuk senjata apinya, tapi Carlein yang berada di belakang Jade, lebih dulu melesatkan tembakan hingga tepat mengenai lengan Aretha. Suara desingan peluru Cerlein sontak membuat semua orang tertegun, tapi Jade tanpa peduli hanya berlari pada Anais.Pria tersebut merengkuh sang istri yang masih terikat di kursi. Gelenyar merah pun merembes dari balik dress putih gading yang wanita itu kenakan. Dan begitu menyadari sang suami tiba, manik Anais pun bergetar seolah menemukan muaranya.“Jade … a-aku tahu kau akan datang. Kau pasti menemukanku di mana pun aku berada.” Anais bertutur dengan

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Jadi Kau Lebih Memilih Mati?

    ***Nyaris satu jam, akhirnya Jade baru membuka ponselnya. Dan saat itu juga, keningnya mengernyit sebab ada beberapa panggilan tak terjawab dari sang istri. Dirinya yang kini berangkat menuju mansion Herakles, berupaya menelepon Anais kembali, tapi hasilnya nihil sebab istrinya tak mengangkat.“Mengapa dia tidak menerima panggilanku?” gumam Jade terserang bingung.“Mungkin saja Nyonya Anais saat ini sedang berbincang dengan Pimpinan, Tuan. Jadi Nyonya tidak sempat melihat ponselnya.” Carlein pun menyahut untuk menenangkan.Jika dipikir jernih, bisa saja itu benar, sehingga Jade pun membalas, “ya, mungkin. Terlebih lagi, Kakek sangat menantikan kelahiran bayi kami. Pasti Kakek mengajak Anais bicara banyak hal.”Jade menghela napas sembari merebahkan kepalanya di badan kursi mobilnya.‘Walau begitu, aku sangat cemas karena membiarkan Anais be

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Lama Tidak Berjumpa, Anais.

    *** “Hei, mengapa di sini tidak ada minuman?!” Cedric membanting pintu lemari pendingin dengan emosi. Sepasang matanya yang cekung tampak mengerikan di wajahnya yang berang. Dia lantas menendang kursi, sampai membuat Aretha yang sedari tadi melihat sesuatu di laptopnya menjadi terusik. “Hah, sialan! Rumah macam apa ini?! Benar-benar memuakkan!” Cedric kembali mengumpat kasar. Sang adik yang sudah tidak tahan dengan tabiat kakaknya pun menyambar, “apa Kak Cedric buta? Di sana banyak air, apa susahnya minum air itu?!” “Aku tidak butuh air, berengsek! Tapi alkohol, alkohol, sialan! Aku benar-benar stress, jadi setidaknya berikan aku bir!” Putra sulung Tigris Devante itu kembali mendengus dengan amukan berapi-api. Dia yang merupakan seorang pecandu narkotika sudah kesulitan mendapat obat terlarangnya, hingga setiap hari hanya melampiaskannya pada minuman. “Aish, sial! Ini bukan bar. Jika Kakak ingin bir, pergilah ke bar atau club malam. Jadi berhentilah mengeluh dan mengumpat, karen

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Aku Hanya Ingin Mencicipinya Sedikit

    ‘A-apa aku tidak salah lihat?’ Anais membatin seiring dengan maniknya yang berkedip.Dirinya tercengang mendapati Lariat Anne datang bersama seorang pria. Mungkin di mata publik itu adalah hal biasa, tapi bagi Anais ini sungguh tak terduga sebab pria yang tengah menemani Anne tak lain adalah Eldhan Hermeden.‘Apakah selama ini mereka saling kenal? Mengapa Anne bisa datang bersama Eldhan?’ sambung wanita itu dalam hati.Apa saja yang sudah Anais lewatkan? Dia cukup lama tidak melihat Eldhan sejak tahu bahwa pria tersebut memiliki perasaan padanya. Ya, meski saat itu Anais belum jatuh cinta pada Jade, tapi dirinya merasa aneh dan tak bisa menerima hati Eldhan.Dari lawan arah, Lariat Anne mendekat bersama Eldhan di sebelahnya. Dan seperti biasa, penampilan Anne yang glamor, kini diimbangi Eldhan yang tampil dengan setelan jas berkelas.“Selamat atas pelantikan Anda sebagai Presiden Direktur DV Group, Nona,” tuturnya disertai senyum anggun.Anais dengan santun pun membalas, “terima kasih,

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Kepergok di Ruang Tengah

    “A-apakah pria yang ada di foto waktu itu adalah ayahmu?” Anais bertanya ragu-ragu, dan itu sekejap membuat Jade menaikkan kedua alisnya. “Foto apa yang kau maksud?” balas sang pria bertanya. Ada jeda beberapa saat sebelum Anais menjawab. Dan ya, wanita itu baru sadar bawah dulu dia masuk ke ruang rahasia penthouse Jade tanpa persetujuan suaminya. ‘Aish, mengapa aku jadi mengungkit masalah itu? Harusnya aku tidak usah membahas tentang ayahnya lagi ‘kan? Dia menyembunyikan foto-foto itu pasti karena suatu alasan. Sekarang dia pasti curiga padaku. Apa yang harus aku katakan?’ geming Anais bingung dalam batin. “Apa kau—” “Ma-maafkan aku, Jade.” Anais segera menyahut ucapan sang pria yang belum tuntas. “Saat itu, ketika kau memergoki diriku di ruang rahasia penthouse milikmu, aku tidak sengaja melihat foto anak laki-laki kecil bersama seorang pria. A-aku pikir, itu adalah dirimu dan ayah mertua.” Mendengar penjelasan sang istri, Jade sekarang ingat. Ya, untuk pertama kalinya, dia mel

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Kau Hanya Boleh Menjadi Istriku

    Jade segera membuka amplop putih dari Carlein. Irisnya memindai penasaran sebab asistennya bilang dia telah ditipu. Dan ya, di bagian akhir surat hasil tes yang kini dipegangnya, Jade melihat jelas bahwa keterangannya negative! Dia bahkan membaca berkali-kali, khawatir bila matanya salah menilik. Akan tetapi, keterangannya memang menunjukan bahwa hasil tes DNA yang dia lakukan bersama Anais tidak cocok. “Apa arti surat ini, Carlein?” tukasnya menuntut penjelasan. Sang asisten segera menjawab dengan tegas. “Ini adalah hasil tes yang sebenarnya, Tuan. Dokter itu telah menipu Anda dengan memalsukan hasil tes menjadi positif karena permintaan seseorang.” Detik itu juga, manik abu Jade tampak menyorot tajam dengan alis saling mendapuk. Tak bisa dipungkiri bahwa dia sungguh senang jika ternyata dirinya dan Anais bukanlah saudara, tapi di sisi lain, pria tersebut pasti akan murka karena ada orang yang ingin main-main dengannya. Namun, Jade tak bisa langsung girang sebelum memastikan semua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status