Share

Larangan Adalah Perintah

Nyaris saja Anais tersedak air yang baru diteguknya. Setiap pasang mata pun mengarah padanya seolah kesal dengan reaksi yang dia tunjukan.

“Mengapa saya harus membantunya, Ayah?” tukas wanita tersebut menaikkan sepasang alisnya.

Ya, Anais memang tak ingin berpura-pura baik jika menyangkut adik ataupun mantan tunangannya. Hatinya memanas, tapi dia berupaya menata iras mukanya agar tetap tenang.

Dia mengencangkan dagu dan kembali berkata, “saat ini sudah banyak tim ahli yang mengurusi acara pertunangan maupun pernikahan. Lagi pula saya bukan perencana pesta, saya juga terlalu sibuk dengan pekerjaan.”

Setiap nadanya seakan ditujukan pada sang adik dengan amat menekan.

Wanita itu berpaling ke arah Tigris, rasa kesal membuat mulutnya lanjut menutur tajam. “Jadi maaf, saya tidak bisa memenuhi permintaan itu, Ayah!”

Tanpa menunggu acara makan malam tersebut selesai, Anais sudah lebih dulu bangkit dari bangkunya. Perasaan risih pun membawanya mangkir usai berpamitan dengan Tigris dan Pin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status