Home / Romansa / Istri Rahasia CEO Kejam / Tunggu Aku di Syurga

Share

Istri Rahasia CEO Kejam
Istri Rahasia CEO Kejam
Author: Dedew Eirysta

Tunggu Aku di Syurga

Author: Dedew Eirysta
last update Last Updated: 2022-11-16 19:33:56

Brak!

Sebuah suara koper yang terjatuh tiba-tiba mengejutkan semua orang. "Apa-apaan ini!" sentak seorang perempuan yang baru saja pulang dari dinas luar kota, bahkan belum sempat melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

"Oh, kamu sudah pulang? Ucapkan selamat ke Satria dan Mella, karena mereka baru saja menikah tadi pagi!" seru seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu mertuanya.

Jeder!

Bagai tersambar petir, perempuan yang bernama Lunar tidak menyangka bahwa suami yang dia nikahi satu tahun lalu akan menikah dengan wanita yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Dia melihat pada om dan tantenya yang malah tersenyum mengejek, padahal perempuan tersebut sudah menganggap mereka pengganti orang tuanya.

"Kenapa ... kenapa kalian tega padaku?" sentak Lunar dengan air mata berderai di pipinya seraya menatap kedua orang paruh baya di depannya yang masih menatapnya dengan sinis. "Kenapa Om dan Tante mengijinkan Mella menikah dengan suamiku! Kurang baik apa aku pada kalian selama ini!"

"Cih, baik? Almarhum Papamu terlalu serakah dengan menguasai semua harta peninggalan keluarga kami! Jadi, jangan salahkan jika saat ini aku mengambilnya darimu! Lagipula, Satria dan Mella sudah lama saling mencintai dan dia tidak pernah mencintai kamu!" sahut pria paruh baya yang merupakan adik dari almarhum Papa Lunar.

Perempuan tersebut menggelengkan kepalanya, lalu menatap pada pria yang mengenakan jas ala pengantin.

"Kamu mencintaiku 'kan, Mas? Tidak mungkin jika selama setahun pernikahan kita, kamu tidak ada rasa sedikit pun untukku," lirih Lunar dengan penuh harap bahwa sang suami tidak seperti yang Om-nya katakan.

"Semua itu benar! Aku tidak pernah mencintai kamu, maka dari itu aku tidak pernah sudi menyentuh kamu!"

Duar!

Petir yang menyambar Lunar makin besar. Dia mundur beberapa langkah dengan air mata yang terus saja mengalir di pipinya.

"Aku menikah denganmu karena permintaan Mella dan demi mendapatkan apa yang seharusnya keluarga Mella dapatkan dari Papamu yang serakah!" kata Satria kembali dengan lebih menyakitkan.

Lunar menggelengkan kepalanya. "Tidak! Papaku bukan seperti itu! Om hanya anak angkat, jadi sudah sepantasnya mendapatkan warisan yang sudah Kakek bagi!"

"Diam kamu, jalang!" sentak wanita dengan pakaian pengantin berwarna putih. "Selama ini Papaku sudah banyak berkontribusi untuk pabrik yang ditinggalkan oleh Kakek, tetapi dia tidak memperhitungkannya!"

Tidak terima dengan hinaan dari istri baru suaminya, Lunar mendekat dan hendak melayangkan tangannya. Namun, tangan perempuan tersebut hanya bertahan di udara karena seseorang yang memegang dengan erat hingga membuat si empunya meringis kesakitan.

"Jangan berani-beraninya menyakiti istriku atau kamu akan menyesal!" sentak Satria sembari menyentak tangan Lunar hingga jatuh tersungkur di lantai.

"Aku ... juga istrimu, Mas! Aku istrimu!" teriak perempuan itu begitu rapuh.

Semua undangan yang ada di pesta resepsi itu hanya bisa melihat tanpa ada yang mau menolong sama sekali. Lunar melihat mereka satu per satu, dia mengenal beberapa dari mereka yang merupakan orang yang pernah dia bantu, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mau mengulurkan tangannya untuk membantu.

"Kenapa Lunar? Heran ya karena semua orang yang dekat denganmu ada di sini? Mereka mendukung pernikahanku karena mereka sudah tahu bahwa semua harta milik kamu sudah jatuh ke tangan Satria. Kamu sekarang tidak punya apa-apa, jadi kamu tidak beguna lagi!" kata Mella dengan senyum penuh kemenangan.

Lunar berdiri sambil menghapus air matanya. "Harta itu milikku dan kalian tidak bisa memilikinya!"

"Sudahlah Satria, bawa dia keluar dan sekalian kamu talak dia! Toh, kamu sudah ada Mella yang selama ini kamu cintai," seru Ibu Satria dengan sinis melirik pada perempuan yang selama ini sudah menampungnya.

Satria mengangguk dan mencengkeram lengan Lunar. "Hari ini aku talak kamu, Lunara Maheswari. Aku talak kamu dengan talak tiga!"

Tubuh Lunar terasa lemas mendengar talak dari suami yang dia sayangi. Belum lagi, lelaki itu menyeretnya hingga keluar dari rumah yang sudah dia tempati sedari kecil.

"Pergi dan jangan pernah datang lagi ke sini ataupun ke pabrik! Atau aku tidak akan segan untuk membuatmu menyesal!" ujar pria dengan tatapan nyalang.

"Nih, bawa kopermu yang ternyata tidak ada apa-apanya itu!"

Benda yang tadi Lunar bawa dilemparkan begitu saja di depannya. "Kalian sunggu tega melakukan semua ini! Ingatlah, karma itu berlaku dan apa yang kalian lakukan padaku, pasti akan kalian rasakan juga!"

"Ih, sudah jadi gembel malah belagu!" seru Ibu dari Mella seraya menghampiri Lunar dan mengambil paksa tas selempang yang perempuan tersebut bawa.

"Jangan ambil barangku!" ucap Lunar berusaha mengambil tasnya kembali.

Di sana ada uang dan kartu kredit miliknya. Jika tidak ada semua itu, maka dia akan benar-benar tidak punya apa-apa untuk bertahan hidup.

"Enak saja! Kamu tidak boleh bawa apa pun! Jeng, pegang Lunar!" kata Ibu Mella pada besannya.

Tubuh Lunar pun dipegang oleh mantan mertuanya sedangkan di depan ada tantenya yang masih mencari harta berharga miliknya.

"Sudah, Jeng!"

Ibu Satria mendorong tubuh Lunar ke samping hingga terjatuh. Setelah itu, mereka pun kembali masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan acaranya.

Tangis Lunar pecah. Perempuan itu terduduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Rasa sakit di tubuhnya, tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang dia rasakan. Orang-orang yang selama ini dia anggap keluarga, ternyata menusuknya dari berlakang. Belum lagi, orang-orang yang selama ini dia perlakukan dengan baik. Mereka malah berbalik arah karena semua hartanya sudah berpindah tangan pada mantan suaminya.

Dengan susah payah, Lunar berdiri dari duduknya. Dia memasukkan barang-barang yang tadi dikeluarkan dari tasnya, lalu pergi sambil menggeret koper keluar dari area rumah tersebut. Lunar melihat pada satpam yang menunduk saat dia lewat. Namun, perempuan itu memilih untuk acuh.

Dengan keadaan yang kacau Lunar terus melangkah tanpa tahu ke mana akan pergi. Ingin ke tempat sahabatnya, tetapi tadi dia melihatnya ada di acara Melly dan Satria, sahabat yang dia sayangi itu bahkan tidak melihatnya sama sekali bahkan untuk sekedar membantu.

"Kenapa hidupku begitu berat, Tuhan! Kenapa mereka jahat padaku setelah kebaikan yang aku berikan! Kenapa, Tuhan! Kenapa!" sentak Lunar saat melewati jalanan yang cukup panjang dan hanya ada kendaraan yang lewat tanpa peduli ucapan perempuan itu.

Lunar berhenti tepat di pembatas jembatan yang bagian bawahnya ada sungai yang cukup deras. Bisikan demi bisikan seolah menyuruhnya untuk lompat ke bawah sana.

"Tidak ada lagi yang peduli padaku, bahkan aku sudah tidak punya apa pun lagi. Jadi, untuk apa aku tetap di dunia ini? Sebaiknya aku mati saja!"

Lunar pun menaiki satu persatu pembatas di depannya sampai dia merentangkan tangan sambil menutup mata.

"Mama, Papa. Tunggu aku di surga, ya..."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Sudah Membaik

    Gundukan tanah basah masih ramai pelayat yang datang untuk melihat pemakaman Satria. Begitupun dengan Lunar yang datang bersama keluarga suaminya. Mereka datang sebagai bentuk rasa terima kasih karena Satria sudah memberikan mereka informasi serta secara tidak langsung merenggang nyawa demi menyelamatkan Lunar. "Semua ini pasti rencanamu 'kan Lunar?! Kamu sengaja menyuruh Satria naik mobilmu agar bisa kamu celakai! Kamu licik, Lunar!" sentak Mella yang hendak melayangkan tangannya pada Lunar, akan tetapi dia orang pengawal langsung mencegah bahkan mendorongnya dengan kasar. "Sialan kamu Lunar! Tidak cukup mengambil harta kami, kamu juga mengambil nyawa menantuku! Kamu sengaja melakukannya, iya 'kan?!" ucap Tuan Andre seraya membantu anaknya untuk berdiri tegak. Lunar yang mendengarkannya merasa jegah, bahkan sang suami sudah tampak kesal dengan wajah mengeratnya. Dia tahu, pasti keluarga benalu itu sengaja mengatakan hal tersebut karena banyak orang di sana dengan harapan dapat men

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Meninggal Di Tempat

    Seminggu berlalu setelah konferensi pers yang Bumi lakukan. Hal itu membuat sedikit perubahan, di antaranya adalah pandangan orang tentang Lunar yang tidak lagi negatif, meskipun masih ada yang membela Clara dan menyalahkan perempuan tersebut. Saat ini Lunar sudah berada di pabrik bersama mertuanya. Nyonya Mahendra tidak mau terjadi apa pun pada menantunya, sehingga dia memilih untuk ikut menantunya bekerja sekaligus untuk mengawasi perempuan itu agar tidak lelah bekerja. "Jangan capek-capek, Lunar. Kamu harus istirahat," ujar Mama Bumi pada menantunya yang mengecek berkas dari Anya yang selama ini meng-handle pabrik. "Baru beberapa menit, Ma. Kalau capek aku akan istirahat," sahut Lunar sambil tersenyum. Nyonya Mahendra tidak lagi berkata apa pun dan membiarkan menantunya untuk kembali bekerja dan membahas masalah pabrik.Tok ... Tok ... Tok ... Suara ketukan di depan pintu membuat ketiga wanita yang ada di sana menoleh dan melihat seorang pria paruh baya dengan seragam khas pab

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Merayu Lunar

    Beberapa jam setelah ucapan yang dikatakan oleh Bumi, konferensi pers segera diadakan. Seluruh keluarga Mahendra, termasuk Lunar ada di sana seraya menatap pada wartawan yang berada di pihak mereka. "Tujuanku mengadakan konferensi pers ini adalah untuk memberitahu semua orang bahwa aku sudah menikah dengan perempuan di sampingku dan kami akan segera memiliki anak!" ujar Bumi sebagai pembuka. "Berita yang mengatakan bahwa istriku adalah pelakor, sangat salah besar. Akulah yang memintanya menikah denganku karena memang dialah yang layak untuk menjadi istriku!"Semua yang ada di sana memotret serta merekam perkataan pewaris Mahendra Corp itu. "Maksud anda apa dengan mengatakan bahwa perempuan di samping anda yang layak berada di posisi Nyonya Clara?" tanya seorang wartawan wanita dengan kacamata tebal. Lunar yang bersebelahan dengan suaminya menatap lelaki itu dengan perasaan yang tidak menentu. Namun, Bumi tersenyum seolah semua akan baik-baik saja. "Aku mengatakan hal itu karena ak

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Kerja Sama Dengan Clara

    Lunar tidak menyangka bahwa apa yang dikatakan oleh kepala pelayan ada benarnya bahwa jika tidak ada yang mengaku siapa yang sudah melukainya, maka semua pelayan serta penjaga yang bersamanya akan kena hukuman. "Jadi ... belum ada yang mau mengaku? Ah, kalian lebih suka dipotong gaji rupanya!" ucap Nyonya Mahendra seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Yang melakukannya Suci, Nyonya," jawab kepala pelayan yang tidak mau semua temannya kena imbas hanya karena seorang pelayan yang tidak kompeten. "Benarkah?" seru Langit yang sedari tadi menyaksikan apa yang ibunya lakukan. "Ah, bukannya di dapur ada CCTV, kalau begitu kita lihat saja di sana. Dia sengaja atau tidak mencelakai Kakak Ipar."Sebenarnya Lunar kurang setuju dengan ide Langit karena dia yakin kalau pelayan itu tidak sengaja. Namun, dia tidak bisa melakukan apa pun selain menuruti apa yang hendak keluarga Mahendra lakukan. "Aku punya salinan CCTV di sini!" seru Bumi yang duduk di samping perempuan itu sambil memega

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Terluka

    Tidak terasa sudah seminggu Lunar tinggal di rumah utama bersama suaminya. Tak ada hal cukup mengkhawatirkan, tetapi tetap saja semua yang ada di sana sangat protektif dan posesif padanya. Sama seperti saat ini, di mana Lunar tidak diperbolehkan untuk masak atau membuat kue. Akan tetapi, sang ibu mertua melarangnya seperti biasa. "Ayolah, Ma. Aku mau buat kue brownies keju buat Mas Bumi. Sekali ini saja, oke?" kekeuh Lunar dengan wajah memelasnya. Tidak tega melihat menantunya seperti itu, Nyonya Mahendra terpaksa mengijinkan perempuan itu untuk melakukan apa yang diinginkan. "Terima kasih, Mama," seru Lunar dengan girang seraya memeluk ibu mertuanya. "Asal Mama ada di sana! Kamu tidak boleh di sana sendiri dan cukup mengadonnya saja! Kalau butuh apa-apa, biar pelayan yang ambilkan. Oke nggak oke, harus oke!"Pasrah, itulah yang Lunar lakukan. Yang penting dia sudah diijinkan untuk membuat kue. Dari pada nanti anaknya ileran dan dia yang sebenarnya merasa bosan. Hingga kedua per

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Tahu Kebohongannya

    Setelah pembicaraan dengan papa mertuanya sudah selesai, Bumi, Langit, dan Nyonya Mahendra diperbolehkan masuk kembali ke ruangan itu. Langsung saja Bumi duduk di samping Lunar dan memeriksa keadaan istrinya yang memang tidak kenapa-napa. "Aku tidak apa-apa, Mas. Tadi hanya bicara biasa tentang apa yang harus aku lakukan selama menjadi menantu di sini," sahut Lunar sambil tersenyum pada sang suami. "Ck, kamu akan selamanya menjadi istriku!" balas Bumi dengan penuh keyakinan. "Baguslah kalau begitu! Tapi Mas harus selesaikan masalah dengan Mbak Clara dulu! Aku yakin bahwa dia tidak akan baik- baik saja setelah tahu apa yang terjadi dengan kita! Bisa saja dia akan ... ."Lunar menghentikan kalimatnya karena tidak sanggup membayangkan jika apa yang ada dalam benaknya sungguh-sungguh terjadi. "Kamu takut kalau Clara mencelakai kamu dan anak kita?" seru Bumi seraya memegang sebelah wajah istrinya. Anggukan dilakukan oleh Lunar karena dia sudah tahu betapa terobsesinya wanita itu ingi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status