Share

Bab 7. Desain yang Menarik

"Tema apa yang akan diambil kali ini?” tanya Genaro, kepada Florenza yang massih fokus dengan komputernya.

“Aku tidak tau, lebih baik kau tanyakan saja kepada tim desain sendiri. Aku masih sibuk dengan pekerjaan, di tambah gagalnya kita mendapatkan investor tersebut!” jawab Florenza, dengan sedikit ketus.

Genaro hanya bisa menarik napas panjang mendengar jawaban dari sang kekasihnya itu, lalu ia pergi dari ruangannya dan menuju ke ruangan tim desain.

Saat berjalan menuju ke ruangan tim desain, tiba-tiba Genaro merasa bahwa ia pernah melihat wanita Aurora. Namun, ia lupa kalau pernah melihat Aurora dimana.

“Apa perasaan ku saja ya, tapi aku merasa pernah melihatnya. Tetapi dimana ya?” tanya Genaro kepada dirinya sendiri, lalu melajutkan tujuannya keluar dari ruangannya tersebut.

“Tunggu… bukankah wanita itu mirip sekali dengan… tapi tidak mungkin,” ucap Genaro yang bingung dengan dirinya sendiri.

Genaro masuk kedalam ruang desain Romano Grup, ia melihat direktur desain yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Akhirnya ia sendiri yang mendekatinya.

“Bagaimana dengan desainnya?” tanya Genaro yang tiba-tiba munculnya, membuat direktur tersebut kaget.

Direktur tersebut menatap Genaro sedikit ketakutan, ia takut bahwa apa yang telah ia lakukan. Ia menggambil sebuah kertas yang terletak di papan berjalan berwarna hitam, lalu membeirkan desain tersebut kepada Genaro.

“Maaf tuan ini desain yang diminta oleh wakil direktur Florenza?” memberikan papan berjalan kepada Genaro.

Genaro melihat desain tersebut, melihat drai wajanya sepertinya ia sangat tertarik dengan desain itu. Wajahnya langsung berseri tersenyum.

“Bagaimana tuan?” tanya direktur tersebut.

“Aku menyukainya!” jawab Genaro tanpa ragu.

Direktur tersebut snagat bahagia ketika Genaro menyukai desain tersebut, ia tidak habis pikir desain tersebut sangat bermanfaat untuknya.

“Dari mana kau mendapatkan desain yang menarik ini?” tanya Genaro.

“Maksudnya tuan?” tanya direktur tersebut.

Genaro mentap tajam direktur tersebut, karena ia tau tidak mungkin mereka bisa mendesain perhiasan sedetail dan semenarik itu.

“Haruskah aku menggulangi pertanyaanku kembali,” ucap Genaro.

“Tidak tuan, baiklah aku akan memberitahu siapa pemilik desain tersebut,” ucap direktur dengan sangat ketakutan.

Direktur tersebut menghela napas panjang, lalu ia memberanikan diri untuk menceritakan semuanya. Genaro mendengarkan semua cerita dari direktur tersebut tanpa tertinggal sedikitpun.

Genaro semakin yakin jika dia memakai desian itu maka, ia akan mendapatkan ke untungan yang sangat luar biasa.

“Ternyata dia pergi tidak sia-sia, aku tidak pernah menyalahkan diriku senidri sekarang,” ucap Genaro lalu pergi meninggalkan ruangan desain tersebut.

( Palermo )

Gabriell membuat rencana untuk mempermalukan Aurora, ia berjalan mendekati Aurora yang masih berjalan mencari tempat duduk di kantin kantor.

‘Saatnya ini aku harus mempermalukan Aurora,’ batin Gabriell.

Bruk!

Aurora terjatuh ke lantai dan semua makanan yang ia bawa juga habis tumpah ke lantai, bajunya kotor. Ia hanya bisa diam ketika Gabriell sengaja melakukan hal itu.

Ha! Ha! Ha!

Suara tawa semua orang yang berada di kantin tersebut menertawakan Aurora, mereka lupa siapa Aurora dan mereka juga tidak peduli.

“Aww! Sakit sekali kaki ku sepertinya terkilir!” ucap Aurora dnegan gelagapan, namun, penuh emosi.

“Hei! Anak sialan, kenapa kau masih berdiri saja di lantai,” ejek Gabriell.

“Bukankah itu sangat cocok untuknya,” jawab teman sekantor lainnya.

Aurora sudah terbiasa, namun, lagi-lagi ia menangis dan pergi ke toilet untuk meluapkan emosinya. Seorang laki-laki mengikutinya sampai ke toilet dan menunggunya di luar.

Hiks! Hiks! Hiks!

“Kenapa kalian melakukan semua ini padaku, apa salahku, kenapa kalian tega,” oceh Aurora, dengan gelagapan yang masih berada di dalam toilet.

‘Kurasa dia memang butuh seseorang untuk menjaganya,’ batin Alex, yang menunggu istrinya masih menangis di toilet.

Tok! Tok! Tok!

Krek!

Aurora kaget ketika ia membuka pintu toilet itu, karena ternyata suaminya Alex yang entah sudah berapa lama berdiri di depan pintu toilet tersebut.

“Kenapa kau ada disini, apa kau tidak punya pekerjaan,” tanya Aurora, dengan gelagapan dan menundukan wajahnya.

“seharusnya aku yang bertanya padamu, bukan kau yang bertanya,” jawab Alex.

Aurora hanya diam, ia tidak mungkin menceritakan semuanya kepada Alex kenapa dia berada di toilet sekarang.

“Kenapa kau diam, jawab pertanyaanku?!” ucap Alex dengan sedikit kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status