Share

16. Yasin

Kabar meninggalnya Syamil membuat gempar pesantren. Abah Haji, Bu Umi, Laila semua menangis histeris karena terkejut dengan kabar itu. Apalagi pihak kampus yang memberitahu, pastilah bukan isapan jempol belaka.

Didin berusaha menenangkan Laila, tetapi tidak bisa. Istrinya itu terus saja menangis dengan keras.

"Halo, Yudi, kamu hari ini bawa bus ke mana? Ke Bandung?"

"Iya, Bos, hari ini ke Bandung, ini sudah di jalan dan sudah sampai Bandung, tapi belum masuk ke terminal. Kenapa, Bos?"

"Nah, kebetulan, lu tolong ke kosan yang nanti gue share alamatnya dan pastikan bahwa adik ipar gue di sana bagaimana keadaannya. Menurut kabar, adik ipar gue meninggal, tapi belum pasti karena apa. Segera kabari kalau lu udah sampai sana ya. Cepat ya Yud!"

"Innalillahi, oh, baik, Bos, begitu turun, saya langsung ke alamat yang Bos kirim."

"Makasih, Yud."

Didin meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Laila masih membenamkan wajahnya di bantal karena sedih.

Tok! Tok!

"Din, buka dulu!" Suara ayah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Aningsih Andriani
ampun dh thor. ngajak beut dh
goodnovel comment avatar
Wur Yani
duuuh...ngakak paarah...hani...hani....
goodnovel comment avatar
Diganti Mawaddah
awet errornya keknya sampai itu bayi lahir ha ha ha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status