Julia terperangah tak percaya dengan apa yang dia dengar dan dia lihat.
Helios, dengan kurang ajarnya, pria itu meminta Julia untuk mencoba gaun pernikahan yang kedepannya akan digunakan oleh Gabriella.“Tinggi badanku jelas tidak sama dengan Gabriela, kami juga memiliki postur tubuh yang berbeda. Kalau ingin bercanda, jangan keterlaluan juga, Helios!” Kesal Julia tak tahan lagi.Mendengar Julia membentak padanya, Helios pun langsung menatap Julia dengan tatapan tajam. “Kalau begitu, hanya tinggal membuat tubuh Gabriella sama denganmu, bukan?”Hanya bisa terperangah tak percaya untuk setiap kata yang keluar dari mulut Helios.Dia kesal sekali, padahal yang akan menikah bukan dia. Tapi, Kenapa juga harus memakai gaun pernikahan yang ukurannya sudah di samakan dengan Gabriella.“Cepat pakai!” Titahnya.Tidak ada pilihan lain, Julia terpaksa melakukan apa yang diucapkan oleh Helios meski Sebenarnya dia ingin sekali me“Wah, Anda berdua benar-benar terlihat sangat serasi!” puji pegawai toko yang selesai mengambil gambar, lalu menunjukkan gambar Julia dan juga Helios yang terlihat seperti sedang menjalani proses pernikahan. Julia menelan salivanya sendiri, Dia sedang berpikir keras kira-kira akan jadi seperti apa jika Gabriella dan juga Kanya melihat ini. Sorot mata Kanya benar-benar menunjukkan ketidaksukaan terhadap Julia, begitu juga dengan Gabriella. Sementara itu, helio sendiri tidak bisa memberikan ketegasan kepada ibunya sendiri mesti nampak jelas rasa tidak nyaman dan tidak sukanya yang ditunjukkan langsung kepada ibunya. 3 penjahat yang kemarin saja Julia masih tidak tahu bagaimana keadaan mereka, Helios tidak mungkin berani untuk melakukan lebih mengingat Bos 3 penjahat itu adalah Ibu kandungnya sendiri. “Sepertinya, tetap di sini hanya karena perasaan takut kepada Helios justru akan membuatku berakhir dengan sangat mengenaskan!” seru Juli
“Bagaimana bisa kau menjadi manusia yang tidak tahu malu sekali, Julia?” tanya Helios. “Kau adalah pelaku perundungan di sekolah, sekarang kau dengan ekspresi wajahmu yang berani itu bertanya bagaimana perasaan korban?”Mendengar ucapan Helios Julia pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Dia sendiri saat itu tidak bisa menahan perasaan kesal setiap kali melihat Helios yang terus saja memperhatikan dirinya. Bahkan, sering kali saat Julia makan, Helios duduk di ujung ruangan sembari terus menatap ke arahnya, seolah sedang memperhatikan gerak-gerik Julia dengan detail. Mengingat itu, Julia bahkan menjadi kesal. Pria bertubuh gendut, menggunakan kacamata bulat hitam berukuran cukup besar, kepalanya selalu memiliki potongan yang sama, plontos yang mungkin hanya setengah sentimeter saja panjang rambutnya. “Mengingat wajahmu saat itu, Tuhan saja pasti akan marah, Helios.” jawab Julia jujur. “Kau yang lebih suka mengucilkan dirimu sendiri, tida
Malam itu, angin berhembus sepoi-sepoi di luar jendela, namun suasananya jauh dari tenang. Julia menahan nafasnya, mencoba tidak menangis saat tubuhnya dihukum oleh Helios, pria yang seharusnya tidak melakukan ini padanya. “Hukuman tidak masuk akal apa ini, Helios? Kesalahan apa yang aku lakukan sampai-sampai kau menghukum ku?” tanya Julia yang tidak mengerti atas tindakan Helios ini. Terjebak dalam pelukan besi pria itu, Julia merasa tak berdaya. Dia tidak mengerti mengapa harus menerima hukuman ini, padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun.“Banyak. Kau memiliki banyak sekali kesalahan padaku!” Tegas Helios. “Kau gila, Helios!” ucap Julia kesal. Di tengah deru napas Helios yang terdengar semakin berat, Julia merasa seolah-olah dia berada di cengkeraman seekor binatang buas. Lelaki itu mengekangnya tanpa ampun, membuat tubuhnya meronta untuk bebas. Namun, semakin dia mencoba melawan, semakin erat He
“Apa aku sedang jadi bahan perbincangan sekarang?” tiba-tiba saja Edward muncul membuat Irene terkejut. Berbeda dengan Irene, Alenta sudah melihat mobil Edward berhenti tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang ini. Edward semakin mendekat kepada Alenta, melingkarkan lengan memeluk pundak Alenta. Tidak lupa juga, kecupan di dahi dan juga bibirnya sejenak. “Bagaimana pembicaraan dengan orang tadi?” tanya Edward mengabaikan keberadaan Irene. “Semuanya akan berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan di awal, jika terjadi sesuatu dia akan menghubungi kita saja, dan tidak perlu bertemu seperti ini.” jawab Alenta. Edward menganggukkan kepalanya, jelas tidak perlu lagi membahas detailnya karena dia sangat mempercayai Alenta tentang hal itu. Barulah setelah itu Edward mulai mengalihkan pandangannya untuk menatap Irene yang sejak tadi terus menatapnya. Teman Irene menatap Edward dengan tatapan kagum. Edward sangat tampan deng
“Kalau kau mau, kau bisa membawa putrimu untuk datang ke tempat ini. Kau tidak perlu lagi terus menghubungi setiap hari, kan?” ucap Helios mengusulkan kepada Julia. Mendengar masukkan dari Helios, Julia benar-benar menjadi kesal sekali mendengarnya. “Kau ingin aku membawa putriku ke tempat yang berbahaya seperti ini?”Helios menghela nafasnya, meletakkan ponselnya untuk bisa menatap Julia dengan lekat. “Bukankah yang kau inginkan adalah hidup bersama dengan putrimu? Aku sedang memberikan pilihan padamu, itu jelas menguntungkan.” ujar Helios. Dengan cepat Julia menggelengkan kepalanya. “Ada Gabriella dan juga Ibumu yang selalu ingin menyingkirkan ku dan menyakitiku, mereka tentu akan menargetkan putriku dengan cara apapun. Aku hanya berharap bisa pulang, bersama putriku adalah impian terbesar saat ini.”Helios menatap Julia dengan tatapan yang sangat serius, Julia pun menjadi tidak nyaman oleh tatapan itu. “Kenapa menatapku seperti itu?”
“Ayo kita relakan saja, aku yakin kita akan hidup bahagia saat kita memberikan kebahagiaan juga untuk anak kita, Karina.” ucap Horrison kepada Karina. Tidak langsung memberikan tanggapan, Karina memilih untuk diam lebih dulu. “Edward Sudah menentukan dengan siapa dia akan hidup, Alenta adalah wanita yang dipilih olehnya. Kau dan aku sudah memiliki cucu kandung, bukan? Cobalah bayangkan betapa menyakitkannya saat nanti cucu kita sudah dewasa, lalu mengetahui cerita bahwa kita berdua mencoba untuk menyingkirkan Ibunya. Kita hanya akan menjadi sepasang orang tua yang menyedihkan karena tidak dicintai oleh cucunya,” ungkap Horrison, berharap Karina memahami benar dan berhenti mendatangkan wanita-wanita untuk Edward. Karina menghela nafas panjangnya, mengingat kembali beberapa waktu terakhir ini. Alenta memang tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, wajahnya sepintas terlalu biasa. Namun, saat dia tersenyum dia akan terlihat sangat man
Julia berdiri di samping Helios, dengan gaun pengantin yang diberikan padanya. Jelas dia mengingat bahwa gaun itu adalah gaun yang dia coba di butik tempo hari. Nafasnya tersengal-sengal, mencoba menenangkan diri dari kegelisahan yang melanda. “Helios, aku benar-benar ingin memukulmu!” Batin Julia. Di seberang mereka, Max dan sekretaris Helios menyaksikan dengan raut wajah serius.“Sudah siap?” tanya Helios, menatap Julia tajam. Julia menggigit bibirnya, sementara matanya tajam menahan rasa jengkel yang kian memuncak. “Jujur saja aku tidak siap!” ucap Julia berbisik. Namun, ia tetap mengangguk pelan, menunjukkan kesediaannya untuk mengikuti sumpah pernikahan tersebut.Mereka mengucapkan sumpah pernikahan satu per satu, suara mereka berat dan penuh tekanan. Setiap kata yang terucap seolah menghujam hati Julia yang belum rela menikah dengan Helios, pria yang menyebalkan itu. Namun, dia harus melakukannya dem
“Menikah, kalian bilang?” Kanya menatap Julia dan Helios yang kini duduk di depannya, berseberangan meja. “Helios, kau gila, kah?” tanya Kanya yang menolak untuk percaya ucapan Helios. Gabriella yang ada di sana pun hanya bisa terperangah tak percaya. Kecewa, dia juga merasa sangat marah jika memang benar Helios dan Julia sudah menikah secara diam-diam. “Apa perlu aku tunjukkan buku nikah kami, Ibu?” ujar Helios, ekspresi wajahnya yang dingin itu terlihat jelas. Julia pun keheranan, tidak mengerti kenapa Helios begitu dingin kepada Ibunya. Namun, katanya Helios selalu menuruti semua yang Ibunya katakan. Kanya menunjukkan emosinya, tegas dia mengatakan, “Ibu sudah menyiapkan calon istri untukmu, jangan macam-macam, Helios!” Ancamnya. Mendengar itu, Helios pun tersenyum kesal. Lelah dia memberikan kesempatan kepada Ibunya untuk bersikap semaunya, ini sudah saatnya Helios bersikap tegas dan keras. Helios me