Share

AK 4

last update Last Updated: 2023-10-02 23:56:32

Belum usai tentang kehamilan Lea, kini Lius harus dipusingkan dengan kehamilan Lisa kekasihnya. Ia semakin murka dengan Lea, lantaran masih mengira jika semua ini adalah ulah dari istrinya itu.

"Sekali lagi ku tanya, anak siapa yang sedang kau kandung!" teriaknya.

Namun Lea tetap diam tidak menanggapi suaminya, hanya air mata yang saat ini bisa mewakili kesakitan atas dirinya.

Terdengar Lius menghela nafas frustasinya, sembari bekacak pinggang ia mengatakan fakta tentang kehamilan Lisa kakaknya.

Dengan perlahan Lea bergerak bersandar pada kepala ranjang, menatap Lius yang tengah tajam menatapnya

"Lisa hamil." Ulangnya sembari menatap wajah tenang istrinya.

Hanya itu yang di ucapkan Lius, namun matanya terus tajam menatap pada Lea.

"Lalu?" sahutnya yang tak ingin mengambil pusing berita mengejutkan itu.

"Lalu katamu? Haha, santai sekali jawabanmu itu!" teriak Lius menunjuk Lea.

“Apa kau lupa siapa yang menyebabkan semua kekacauan ini? Apa kau amnesia hingga dengan santainya mengatakan itu barusan?” membentak Lea dengan semua rasa kesalnya.

"Aku bahkan tidak melakukan apapun, tapi kamu juga mereka terus saja menuduhku dan memojokkanku dengan kesalahan yang  tidak pernah aku perbuat." balas Lea dengan begitu lelah.

"Oh, aku tahu. Ini pasti bagian dari rencana mereka juga. Mereka mengkambing hitamkan aku atas kesalahan yang mereka perbuat, dan aku yakin anak dalam kandungan kakakku itu hasil dari perbuatan kakakku sendiri." lanjut Lea.

"Apa yang kau katakan barusan? Coba ulangi sekali lagi," titahnya begitu dingin.

"Aku katakan jika kakakku hamil karena ulahnya sendiri."

Plak!

"Lisa tidak serendah dirimu, yang meleparkan tubuhnya pada laki-laki lain."

“Lalu maksudmu aku lebih rendah dari kakakku, padahal aku sudah mengorbankan semua nya demi menyelamatkan nama keluargamu juga keluargaku?” balasnya tak kalah sengit, bahkan ia mengabaikan rasa panas pada pipinya.

Lius murka, ia melempar semua barang yang ada di depan matanya. Lius terus berteriak meluapkan sesak di dadanya. Tak ada yang menyadari jika saat ini Lius tengah berperang dengan batin nya sendiri.

Dalam hati kecilnya ia percaya jika dalam kandungan Lea adalah anaknya, namun rasa bencinya menutup rapat kepercayaan itu dengan kemarahan. Namun kini ia di hadapkan dengan kondisi yang sama dengan cerita yang berbeda, wanita yang dicintainya juga tengah mengandung, namun bukan dengannya melainkan dengan laki-laki entah siapa itu.

Lius meremas kuat rambutnya, wajahnya sudah merah padam dengan tonjolan urat yang menghiasi leher putihnya.

Lea hanya bisa menangis, ia terus memegangi perutnya sembari melirik suaminya yang tengah menggila. Ada rasa takut jika saja Lius gelap mata dan menyakiti kandungannya.

“Pergi,” lirih Lea di tengah tangisnya.

Lius terdiam, ia berhenti sejenak menatap tak percaya pada istrinya.

“Kau mengusirku?”

“Kumohon tenangkan dirimu lebih dulu, kembalilah jika sudah merasa tenang.” Pintanya.

Lius tak lagi menanggapinya, ia memilih keluar meninggalkan Lea. Menutup pintu ruangan dengan begitu keras hingga membuat sesak dada Lea.

Di Negara lainnya, Lio mengepalkan tangannya saat menerima laporan dari salah satu anak buahnya yang mengawasi Lea. Tak bisa berbuat banyak membuat Lio terus menyalahkan dirinya atas apa yang di derita Lea saat ini.

“AKh! Brengsek kau Lius, “ umpatnya.

Ia menatap tajam bingkai foto yang menampakan wajah keduanya disana, tersenyum begitu ceria bersama kakak tertua mereka.

“Kurang ajar! Berani sekali tangan kotormu itu menyentuh perempuanku, aku akan membuat perhitungan untuk semua luka yang sudah kau sebabkan Adelius!” geramnya.

“Sebentar lagi, sebentar lagi Lea. Kumohon bertahanlah,” pintanya dengan begitu lirih.

Lio mengambil sebotol wine, sembari menatap indahnya malam ia menenggak langsung wine dari tempatnya.

“Bagaimana bisa kau di bodohi oleh wanita ular itu, Lius. Bagaimana bisa?” memukul-mukul pagar pembatas di hadapannya.

“Akh!” teriaknya.

Ponsel milik Lio tiba-tiba bergetar didalam sakunya, wajahnya terlihat begitu lega saat menatap layar ponsel miliknya.

“Halo,” sapanya.

“_______”

“Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa terus diam sedang disana Lius bisa kapan saja melukainya.” Begitu frustasi.

“_________________________”

“Selalu saja seperti itu. Tapi, aku hanya ingin mengatakan ini. Jika, hanya jika Lius bertindak terlalu jauh maka aku juga akan mulai bertindak.”

“_______”

“Jika laki-laki bodoh itu menceraikan Lea, atau Lea yang memilih pergi dari Lius jangan halangi lagi aku dengan keputusanku.”

Lio menatap layar ponselnya yang berwarna gelap itu, ia pun menghela nafas dengan begitu lelahnya. Di balik itu semua, Lio merasa lega dengan kesepakatan yang telah di perolehnya. Kini ia benar-benar memiliki jalan untuk berjalan bersama Lea.

“Beri aku waktu, sebentar lagi. Hanya sebentar.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Tak Dianggap   AK 203 ~ Pergi.

    Sony geram dengan wajah berani Jo terhadapnya, ia pun marah dan terjadilah pertarungan disana.Dengan menahan sakit, Jo terus melawan. Juli tak terima melihat putranya hampir kalah, ia pun segera mendekati Divya dan mengancam Jo disana.“Berani kau memukul putraku, maka gadis ini akan aku pukul balik.”Divya hanya bisa menangis, menjerit bahkan memohon saat melihat Jo habis babak belur di tangan Sony. Belum lagi luka di perutnya kembali terbuka dan mengeluarkan banyak darah.Jo sudah tak sanggup, ia jatuh dan hilang kesadaran.Divya yang panik mendorong Juli dan berlari kepada JO.“Kalian biadab, binatang kalian semua.” Makinya.Divya memeluk tubuh Jo kedalam pelukannya, gadis itu menangis tersedu-sedu memohon pada Jo untuk kembali membuka mata.Sony sangat puas, ia pun meninggalkan ruangan dengan tawa senang diikuti Juli di belakang.Tak ada ranjang yang layak, semua tempat nampak kumuh tak terawat. Hanya ada ranjang usang yang kemarin digunakannya.Dengan susah payah Divya menarik tu

  • Istri Tak Dianggap   AK 212 ~ Dimana?

    Namun tekat bulat Jo membuat laki-laki itu segera kabur dan mengabaikan teriakan Brian.Brian panik, kondisi Jo masih belum pulih. Belum lagi lukanya baru saja kembali dijahit, Brian benar-benar dibuat sangat panik.“Kamu coba kejar dia, papa akan kembali ke atas dan memberitahu semuanya.”Mengangguk, Brian segera menyusul dengan menggunakan mobilnya.Di dalam taxi, Jo mencoba melacak keberadaan Divya dari ponsel pintarnya. Namun sayang sejak tadi tak kunjung dia menemukan titik lokasi keberadaan Divya.“Permisi, Tuan. Tujuan kita kemana ya?” tanya supir taxi.“Jalan XX depan bangunan kosong.”Taxi melaju dengan kencang membelah kemacetan, namun fokus Jo masih dengan ponsel di tangannya.Setibanya disana, Jo berjalan menyusuri jalan sepi tanpa penghuni.“Kenapa titik lokasinya ada disini? daerah ini bukankah sudah tidak berpenghuni?” gumam Jo.Sepanjang jalan kakinya

  • Istri Tak Dianggap   AK 121 ~ Pencarian

    Semua tengah bersantai, berkumpul bersama walau di rumah sakit tempatnya.Lio sengaja meluangkan waktu demi memberi perhatian lebih pada Jo yang sedang terluka. Bagi Lio, Jo sudah seperti anak juga baginya.Lio memesan banyak makanan juga cemilan, ia tak ingin keluarganya kelaparan atau kekurangan makanan.“Adek, jangan diisengin dong Jo nya.” Dengan lembut menegur sang putri.Divya hanya cengengesan saat mendengar sang ayah menegur tingkahnya. Ia pun kembali menyuapi Jo dengan buah anggur di tangannya.Brian fokus dengan laptopnya, sedang Daniel sibuk bermesraan dengan Luna tanpa melihat tempat mereka berada.“Bucin terus, nggak lihat-lihat tempat.”“Dih, sirik aja. Makanya punya pacar,” ejek Daniel.Tiba-tiba saja Divya bangkit dari tempat, berjalan keluar meninggalkan ruang rawat.“Adek, mau kemana?”“Sebentar, Pah. Nggak lama,” serunya sebelum benar-b

  • Istri Tak Dianggap   AK 200 ~ Hamil?

    Pagi yang begitu cerah, semua orang tengah bersiap untuk menjengur Jo di rumah sakit.Tak lupa Lea juga membawa banyak masakan untuk anak-anak yang sejak semalam menginap disana.“Pakaian untuk mereka sudah siap?”“Sudah, Mom.”Sekar sudah tak sabar mengunjungi Jo disana, ia juga merindukan cucu-cucunya yang sejak semalam tak pulang.Mengendarai dua mobil, mereka melesat menuju rumah sakit.Tiba disana, semua orang dibuat tercengang dengan keadaan di dalam.“Astaga, ini kenapa begini?” seru Rania melihat putra juga keponakannya tengah berlutut dengan memegang kedua telinganya.“Bangun, “ titah Lio pada keduanya.Luna hanya diam, gadis itu tersenyum sembari meletakkan buah yang sedari tadi dipangkunya.“Ada apa? Kenapa panas sekali suasananya?” tanya Sekar pada Luna.“Mereka berdua bikin lukanya Jo kembali terbuka dan harus kembali di jahit, O

  • Istri Tak Dianggap   AK 199 ~ Kebrutalan Sony

    Lea berhasil menenangkan suaminya, di dalam pelukan wanita itu Lio terlelap dengan begitu damai.Lea terus membelai rambut Lio, dengan penuh kasih dan sayang ia mengecup kening laki-lakinya.“Maaf jika diamku membuatmu hancur dan seakan dibohongi. Aku sama sekali tidak bermaksud begitu, ayah yang mengingikan semua ini dan bukan aku.” Gumamnya dengan berlinang air mata.Kembali mengingat kejadian lampau itu membuat luka yang masih belum kering kembali basah.Menatap jam dinding, Lea tersadar jika ini hampir tengah malam.Sejak tadi ia tak mendengar suara anak-anak, ia pun juga belum turun untuk melihat mereka semua.“Kemana lagi anak-anak?”Deg, ia pun ingat tentang keadaan Jo saat ini. Dengan cepat ia berusaha menghubungi Brian sang putra.Tak menunggu lama, Brian segera menerima panggilan ibunya.Dengan nada yang sangat cemas, Lea menanyakan tentang keadaan Jo saat ini. Wanita itu benar-benar men

  • Istri Tak Dianggap   AK 198 ~ Dalang Penculikan Nindya

    Divya sama sekali tak meninggalkan kekasihnya barang sedikitpun, semenjak tahu kejadian sebenarnya ia menolak meninggalkan sang kekasih lama-lama.Bagi Divya, ia harus memastikan sendiri keselamatan laki-lakinya.Memang belum secara resmi mereka bersama, namun keadaan saat ini sudah membuat kebahagiaan tersendiri bagi dua anak manusia itu.“Sayang, kamu istirahat ya. Dari tadi kamu udah ngurusin aku,” ucap Jo.“Aku akan istirahat, tapi tidak sekarang. Masih ada yang harus aku kerjakan.”“Apa?”Namun Divya tak menjawab, ia terlihat sibuk dengan gawai pipih yang tengah di genggamnya.Jo sebenarnya tahu apa yang saat ini tengah di lakukan kekasih kecilnya, ia tahu apa yang menjadi tujuan dari perbuatan Divya saat ini.Ia tak ingin melarangnya, ia tak ingin kemarahan Divya tak tersalurkan. Namun dibalik itu semua, ia tetap memantau dan mengendalikan perbuatan dari kekasihnya.“Aku ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status