Aria berteriak marah melemparkan keluar dokumen di tangannya ke meja dan menatap Dario garang.
“Apa maksudmu membuat kontrak seperti ini!”
Dario mengerutkan keningnya pada Aria.
“Baca kontraknya, Aria.”
“Benar Nona, kamu belum baca kontranya. Kontrak ini tidak seburuk itu.” Pengacara buru-buru menjelaskan.
“Ini sebenarnya tidak merugikan baik kamu maupun anakmu. Jika kamu melahirkan anak Tuan Clark, anak itu akan dibesarkan sebagai anak sah hingga tidak akan diejek sebagai anak haram. Dan kamu juga dapat untung dari hal ini.”
“Tuan Clark akan memenuhi semua kebutuhan finansialmu. Nona Aria tidak akan khawatir tentang pakaian, makan dan minum. Kamu akan hidup dalam kemewahan dan tidak perlu bekerja keras mendapatkan uang. Bukankah ini semua ini sangat menguntungkan?” kata pengacara itu menatap Aria dengan senyum bisnis.
Bukan bahagia, Aria justru sangat marah dan sedih.
“Kamu bilang ada yang ingin kamu katakan padaku, sekarang katakan dan pergi dari sini,” ujarnya mencoba sabar.Namun Kevin tetap membisu.“Kevin, jika tidak ada yang ingin kamu katakan segera pergi dari sini sebelum aku memanggil satpam untuk mengusirmu!” serunya berang.Kevin merosot ke lantai dan mengusap wajahnya frustrasi.“Maafkan aku ....” bisiknya lirih.Aria menatapnya dingin, tidak membalas ucapannya. Tatapan menatap datar pria yang pernah menjadi tunangannya.Dia yang biasanya rapi, kini tampak berantak. Jas hitamnya hilang entah ke mana. Dia hanya mengenakan kemeja putih dengan tiga kancing bagian atas terbuka. Kemejanya bahkan keluar dari celana. Bau alkohol menyebar dari tubuhnya.Dia terlihat menyedihkan duduk di lantai dengan ekspres kalah. Dia tampak hancur.“Untuk apa kamu minta maaf padaku?” Aria mengernyit.Kevin mengusap wajahnya frustrasi, dia tersenyum pahit.&ldqu
Wajah Melissa pucat pasi, matanya melebar menatap Kevin tidak percaya. Kata-katanya sangat kejam.“Kevin teganya kamu berkata seperti itu padaku. Anak ini benar-benar anak kamu!”Kevin tertawa dingin.“Dokter mendiagnosisku mandul, Melissa menurutmu aku bisa menghamilimu?” ujarnya dengan ekspresi suram menatap Melissa dengan wajah penuh kemarahan.“Beraninya kamu menggunakan anak dari pria lain untuk menipuku! Dasar kamu perempuan hina!”Wajah Melissa semakin pucat seolah tidak dialiri darah.“Itu tidak mungkin!” serunya panik.“A ... aku ... tidak pernah tidur dengan pria lain selain kamu ....” dia berbata-bata.“Lalu bagaimana kamu bisa hamil? Apa menurutmu aku bodoh!”Melissa menatapnya ngeri dan takut. Dia tidak pernah tahu Kevin sebenarnya tidak subur.Jauh sebelum tidur dengan Kevin Melissa sudah hamil dulu. Dia hanya memanfaatkan
Emily terdiam, wajahnya berubah pun, pun dengan Melissa.“Omong kosong! Siapa yang menyebat rumor busuk itu! Aku akan merobek mulut mereka! Berani-beraninya mereka menyebar rumor buruk tentang putriku!” bantah Emily bersikeras membela Melissa.Dia sangat percaya diri rahasia Melissa tidak akan terungkap. Tidak ada bukti yang membuktikan bahwa anak di perut Melissa adalah bukan anak Kevin.“Ini pasti Aria! Dia ingin mengambil calon suami Melissa karena cemburu! Karena itu gadis sialan itu menyihir Kevin dan menyebar fitnah tentang Melissa! Dasar gadis tidak tahu diri!” rutuknya dengan suara keras.“Jika mereka bilang anak di perut Melissa bukan anak Kevin, mereka harus memiliki bukti! Jika tidak aku akan menuntut siapa pun menyebar rumor buruk tentang putriku, termasuk Aria!” Emily memelototi Stefan marah berpikir suaminya mempercayai Aria dan menuduh Melissa.Melissa menunduk tidak berkata apa-apa. Dia lebih jela
Setelah apa yang terjadi pada Melissa, hidup Aria benar-benar damai tanpa keributan dari sisi Kevin dan Melissa, atau pun Dario.Kevin tidak mendatanginya lagi dan Melissa membuat ulah untuk membalas apa yang terjadi tempo hari di apartemen.Yang membuat Aria lebih senang Dario juga tidak mengusik hidupnya setelah dia berhenti bekerja.Namun Aria tidak bisa santai setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai sekretaris.Meski sangat disayangkan melepaskan gaji besar seorang sekretaris, jika itu membuatnya lepas dari Dario, Aria sama sekali tidak menyesal.Sekarang dia mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dia memiliki banyak tanggungan untuk membayar biaya rumah sakit Ramus dan kebutuhan selama masa kehamilannya.Aria memutuskan melepaskan studinya dan berhenti kuliah karena dia tidak bisa lagi membayar biaya kuliah.“Kenapa kamu berhenti dari pekerjaanmu? Padahal gaji sekretaris cukup besar loh,”
Aria terdiam mendengar kata-kata Cindy. Ekspresinya tampak berat dan tertekan.Dia tidak menyukai pekerjaan yang ditawarkan Cindy karena memiliki pengalaman mengerikan di klub malam saat menemani Dario kerja sama bisnis dan dilecehkan oleh Tuan Albert.Tapi Aria tidak punya pilihan lain. Dia saat ini terdesak kondisi ekonomi dan sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit Ramus, belum lagi Aria harus mencari tempat tinggal baru.Dia malu menumpang di apartemen Hanna setelah perbuatannya dan juga dia harus menjaga kehamilannya agar tidak ketahuan oleh Hanna.Tidak ada cara lain.Aria mau tak mau harus menerima pekerjaan yang ditawarkan Cindy.“Kapan aku akan mulai bekerja di klub?” Aria bertanya dengan ekspresi pasrah di wajahnya.Cindy menghela napas lega dan puas karena Aria tidak menolak. Dia kemudian mendiskusikan persiapan lamaran mereka.Setidaknya Aria tidak sendirian bekerja di tempat itu. Meski sika Cind
“Dario, bukankah gadis ini adalah sekretarismu?”Mata Dario yang terpejam tiba-tiba terbuka.“Benarkan Dario, dia sekretarismu,” celetuk Allen penuh minta melihat Dario membuka matanya begitu dia menyebut sekretarisnya.Mata dingin Dario melirik dengan wajah tanpa ekspresi. Dia tidak bereaksi atau pun menanggapi ucapan Allen.Tubuh Aria berubah kaku, jantungnya berdebar kencang. Kepalanya tertunduk, dia berani melirik Dario dan melihat tatapan penghinaan di matanya.Dia meremas tangannya yang berkeringat dingin, hatinya merasa pahit. Rasanya dia ingin menggali lubang dan melompat untuk menyembunyikan rasa malunya.“Dario, kenapa kamu diam saja?” Allen berkata melihat Dario sama sekali tidak bereaksi.Aria sedikit mengintip melirik Dario.Dario balas menatapnya dengan sepasang mata gelap yang dingin. Wajahnya yang tampak ekspresi membuat Aria tidak bisa menebak apa yang dipikirkan
Aria mengepalkan tangannya mendengar penghinaan Dario. Dia mencoba terlihat tenang dan berkata acuh tak acuh. “Lebih baik daripada memberikan anakku pada orang ini.” Ekspresi Dario gelap. Sudut bibirnya melengkung dengan ekspresi mencemooh. “Kamu lebih memilih menderita untuk anak yang belum lahir? Apa kamu yakin dia akan lahir dengan aman dengan kondisimu finansialmu yang buruk dan bekerja di tempat seperti ini?” “Kamu bisa menolak Barry hari ini, tapi tidak dengan orang lain,” ujarnya dingin. Hati Aria bergetar mengingat kelakuan Barry yang melecehkannya dan memaksanya minum. Jika Allen tidak menghentikannya, konsekuensi akan lebih buruk dia kehilangan anak di perutnya. Seperti kata Dario, bekerja di tempat ini bukan hal baik untuk Aria. Ada banyak tipe orang seperti Barry mendatangi tempat ini untuk kesenangan. Meski Aria bukan wanita panggilan, pekerjaannya akan mengharuskannya mendapat perlakuan tidak senonoh seperti halny
“Hmp—“Mata Aria melebar menatap wajah Dario yang menempel di wajahnya. Sementara bibir pria itu mengunci bibirnya dalam ciuman panas dan mendominasi hingga Aria tidak kesulitan bernapas. Tangan pria itu meremas dadanya, lebih tepatnya dicengkeram kuat membuat Aria meringis kesakitan.Dia memukul dan mendorong dada Dario marah.“Bajingan lepaskan ak—“Dario memanfaatkan celah itu memasukkan lidahnya dan melumat bibir Aria seolah dia ingin memakannya.Aria menangis merasa sakit dan terhina dilecehkan oleh pria itu . Dia tidak menikmati ciuman pria itu. ini pelecehan.Dia membencinya.Tubuh besar Dario menekan tubuh mungil Aria di bawah, membuatnya tidak bisa melarikan diri.Sementara bibirnya mencium Aria dengan mendominasi. Sementara tangannya meremas payudara Aria kuat-kuat membuat gadis itu menangis kesakitan dan mengumpatinya dalam mulutnya.Dario tidak merasa kasihan, dia ingin men