Pria dengan wajah tampan, bak dewa. Terlihat menyodorkan sebuah gelas berisi wine, pada gadis di depannya.
"Apa kamu mau, sayang?" Sang empu justru menatap bengis, ke arah pria itu. Grazella sangat ingin membunuh, dan mencincang habis pria di depannya ini. Pria itu menatap lekat, manik amber Grazella. "Matamu terlihat lebih cantik, tanpa kacamata bundar, sialan itu." Gadis itu mendengkus kesal."Jangan terlalu bersemangat, baby. Tubuhmu bisa sakit semua." Grazella tidak menggubris, dan terus menggeliatkan badannya agar sealtbealt itu terlepas. Selama dibawa masuk ke pesawat, Grazella sangat memberontak, dan sedikit susah. Akhirnya dengan terpaksa dia di bius. Dan saat terbangun, tubuhnya sudah di ikat menggunakan sealtbealt pesawat itu."Apakah nyaman, dengan itu semua, baby?" Gabriel menunjukan dagunya ke arah badan Grazella, sang empu menatap horor sang pria.Gadis itu langsung mengeluarkan, suara merdunya. "Anjing kamu! Sialan brengsek!" Dengan sekali tarikan nafas, gadis itu berucap bahasa asli atau Indonesia. Di sebelah Gabriel, seorang pria tampak pucat, dan berkeringat dingin. Dia sudah sangat tau, bahasa apa yang diucapkan gadis itu. Wiliam adalah orang campuran Itali - Indo, ibunya berasal dari Indonesia, sehingga dia tau betul kata-kata mutiara tersebut. Sementara, Gabriel yang dihina, terlihat kebingungan. Dia mengeluarkan suaranya. "Jangan menggunakan bahasa yang tidak kumengerti, baby." Pria itu meminggirkan rambut, yang menganggu di wajah gadisnya.Gabriel bertanya kepada sang sekretaris. "Apa yang gadisku ucapkan, Wil?" Wiliam terlihat gugup, pria itu berusaha untuk tenang."Em ... kata, Nona. Apa yang, Tuan makan karena, Tuan sangat tampan." Seketika wajah datar itu, berubah bak tomat busuk. "Apakah aku setampan itu, sayang? Sampai matamu melotot begitu, kamu tidak perlu memandangku seperti itu. Wajahku ini milikmu, kau bisa memandangnya dengan puas, kalau kita sudah sampai, di mansion." Grazella terlihat semakin jengah."Dasar, pria tua narsis! Amit-amit aku suka sama kamu! Muka kamu itu udah kusut, tua, meskipun aku jelek, aku juga milih-milih kali! Lepasin aku, lepas, sialan!" Setelah beberapa jam mereog, Grazella sedang asyik memakan makanannya. Dengan telaten Gabriel menyuapi gadis itu, matanya berbinar melihat cake yang dibawa seorang pramugari. Dengan cepat, Grazella menunjuk dengan dagunya. Saat melihat sudut bibir Grazella belepotan, tanpa ragu Gabriel menyapa bibir gadis itu, yang membuat Grazella terdiam mematung. Setelah sadar, gadis itu berusaha menolak ciuman tersebut, tetapi nihil. Badannya masih saja terikat di sealtbealt, sialan itu. • • •Saat malam tiba, Grazella merasa tubuhnya sudah segar, dengan perlahan dia membuka matanya.Tubuh gadis itu mematung sempurna, kala melihat pakaiannya sudah diganti sepenuhnya. Rambutnya juga masih terlihat basah. Bukankah dia tertidur? Lalu siapa, yang ...."Akkhhh!" Gadis itu berteriak, dengan menutup bagian d4danya. Padahal tubuhnya sudah di lapisi dengan dress cantik. Gabriel yang mendengar suara Grazella, langsung melangkah dengan cepat ke kamar gadisnya. Saat ini, Grazella sedang tertidur di salah satu kamar, yang terdapat di dalam pesawat. Jet pribadi milik Gabriel memang sangat mewah, dan di lengkapi banyak fasilitas. "Ada apa, baby?" Gabriel duduk dan mengusap lembut, wajah gadisnya yang terlihat pucat."Kamu? Siapa yang mengganti bajuku, si4lan! Dasar breng5ek, kamu!" Grazella melemparkan bantal ke arah Gabriel. Wajah tampan itu, berubah bak iblis kehausan."Lepas, breng-s3k!" Dengan susah payah, Grazella berucap."Jangan membuat iblisku keluar, El!" bentak Gabriel, pada sang gadis.Grazella menatap tajam, ke arah Gabriel. Pria itu kembali mengeluarkan suaranya. "Bisakah kau menurut! Aku Sudah berusaha lembut, padamu!" Gabriel melepaskan cengkraman tangannya, pada leher Grazella."Kamu gi-la? Mau bunuh a-ku kamu! Kembalikan aku ke negaraku, sial4n!" Grazella memukul d4da Gabriel, dengan tangan mungilnya. Namun pria itu segera mencengkram tangan Grazella, dan menatap penuh intimidasi ke arahnya. "Sampai mati pun, aku tidak akan melepasmu, baby, kau milikku!" Grazella tersenyum remeh, dan menjawab dengan tatapan jijik, yang membuat Gabriel semakin naik pitam."Jangan mimpi, br3ngsek! Kau__""Tutup mulutmu, El. Aku bukan orang yang penyabar! Selamanya, kau akan berada di sisiku, kau mengerti?" Gabriel memegang dagu Grazella dengan kasar. Bukannya takut, gadis itu semakin menjadi. "Tidak sudi aku berada di sisimu, b4strad!"Satu tamparan keras, mendarat di wajah Grazella. Wajahnya menoleh ke samping, tangan gadis itu memegang pipinya, yang sudah mati rasa. Terlihat cairan merah sudah keluar dari sudut bibirnya. Sementara tersangka tersenyum remeh. "Menurutlah, El. Aku tidak suka dibantah." Dengan lihai, Gabriel menyingkirkan seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya."Aarrgh! Apa yang kau lakukan!" Grazella menutup wajahnya dengan kedua tangan, yang membuat Gabriel semakin emosi."Buka matamu! Beraninya kau membuang pandangan, di depanku! Lihat ke sini, si4lan!" bentak pria itu. Umpatan Gabriel tetap tidak membuat sang gadis melihat ke arahnya."Fu¢king, 5hit!" Gabriel yang merasa di abaikan, langsung mengambil pistol yang ada di bawah bantal ranjang. Beberapa saat kemudian, Grazella merasakan pelipisnya di sentuh benda keras, dia pun menoleh."A-apa yang, kau lakukan?" Suaranya sudah bergetar hebat."Saat bicara denganku. Tatap mataku, baby! aku tidak suka diabaikan!"Gabriel menodongkan sebuah pistol di pelipis Grazella. "Apa jika aku tidak mengabaikanmu, aku bisa pulang kembali ke negaraku?" jawab Grazella tegas."Sampai kapanpun, kau milikku! Kau harus berada di sisiku!""Tidak! Aku tidak akan mau hidup dengan iblis, sepertimu.""Huh. Kau pandai melawan ternyata, aku suka yang seperti ini, suka sekali! Tapi sebelum itu, akan kutunjukan sesuatu padamu, sayang." Gabriel duduk di sofa kamar itu, dia melebarkan kedua tangannya di sandaran sofa, dan membiarkan kakinya ikut terbuka. Seketika benda terlihat jelas di depan mata Grazella. Gadis itu meneguk ludahnya kasar. Dia segera mempusatkan perhatian ke segala arah, karena tidak ingin melihat benda tersebut."Sekali lagi, kau membuang pandanganmu, kupastikan peluru ini akan bersarang di kepalamu, Elnara!" Tubuh Grazella sedikit bergetar, suara pria di depannya ini sangat mengerikan. Nadanya sangat dingin, mencekam ke seluruh ruangan. "Come here, baby." Gadis itu hanya diam."Apa perlu? Aku menyeretmu, dan memotong kedua kakimu itu, h'm?" Dengan langkah bergetar, Grazella melangkah mendekat, ke arah sang pria."Arghh!" Gabriel menarik rambut sang gadis, dan memaksa gadis itu berlutut di depannya."Buka mulutmu!" Grazella menggelengkan kepalanya. Meskipun pertama kali dia melihat itu secara langsung, Grazella tau apa yang Gabriel inginkan. Sahabatnya selalu menonton vidio biru, untuk belajar memuaskan kekasihnya. Sedikit-sedikit Grazella tau tentang itu, dia pun menutup mulutnya rapat-rapat."Aku tidak suka mengulangi kata-kataku, El!" Wajah Gabriel sudah merah padam, menahan emosinya."Hiks ... aku tidak mau!" teriak sang gadis. Grazella berusaha memberontak. Gadis itu sangat jijik melihat benda di depannya ini."Kau membantahku, hah?" Grazella menggeleng cepat."Aku tidak membantahmu. Tapi ... itu sangat menjijikan.""5hit! buka mulutmu!"To be continued...Di ruangan inap yang luas, nan mewah tersebut terlihat hening. Gabriel duduk di kursi dengan memegang tangan Grazella. Pria itu mengecup tangan sang istri dengan lembut.Mata Gabriel terus melihat ke arah perut sangat istri. Lagi-lagi buliran bening keluar dari sana. Dia merasa menjadi suami paling tidak berguna.Lenguhan Grazella membuat pria itu, langsung menghapus kasar wajahnya.Gabriel menetralkan wajahnya, dan tersenyum lebar menyambut kesadaran sang istri."Hey, Sayang," sapa Gabriel. Grazella ikut tersenyum, dia berusaha untuk bangun."No, kamu harus banyak istirahat," tolak Gabriel. Namun gadis itu menggeleng, ia tetap memaksa untuk duduk. Gabriel pun membantu Grazella untuk duduk."Mau sesuatu?" tawarnya."H–haus," jawab sang gadis lemas.Dengan langkah seribu, Gabriel mengambil air minum yang berada di nakas samping brangkar."Mana yang sakit, h'm?" Gabriel mengusap lembut wajah istri kecilnya.Gadis itu menggeleng lemah. Dia melihat arah pandang suaminya, dan tersenyum lemb
Pria dengan wajah panik itu semakin kesal saat melihat jalanan yang macet, di depannya terdapat kecelakaan beruntun."Cepat cari jalan lain, Wil! Aku membayarmu bukan untuk bersantai!" seru Gabriel."Baik, Tuan" Wiliam yang tahu Gabriel sudah kesal pun memilih memutar arah dan mencari rute lain.Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di depan sebuah gedung kosong yang sudah sangat usang. Gabriel dengan cepat turun dari mobil itu."Tunggu, Riel! Mungkin mereka menjebakmu! Tunggu anak buahmu," saran Wiliam."Persetan dengan itu! Istriku sedang menunggu!" segahnya.Wiliam mengusap rambutnya kasar, dia terus menghubungi Jack, agar cepat sampai.Gabriel berlari bak kesetanan, langkahnya berhenti melihat mobil yang sangat ia kenali terparkir di sana, matanya sudah berkobar penuh kebencian."Dasar sial4n kau Selena! Akan kubunuh kau!" sumpahnya. Samar-samar dia mendengar tangisan histeris istrinya. Gabriel segera menuju ke
Setelah hampir sepekan Bibi Margaret cuti, akhirnya ia kembali ke mansion sang majikan. Wanita paruh baya itu menyerngitkan dahi melihat gerbang utama terbuka lebar, tidak biasanya.Bibi Margaret segera masuk, dia heran karena tidak melihat para penjaga."Kemana para penjaga?" gumamnya bingung.Sepanjang berjalan menuju mansion sangat sepi tidak ada penjaga seperti biasanya. Saat berada di halaman alangkah terkejutnya wanita itu melihat semua penjaga sudah tergeletak pingsan.Setelah mengingat sesuatu, matanya melotot sempurna."Nyonya!" Paruh baya itu berlari masuk ke mansion.Saat melewati dapur dia di buat melongo melihat para maid sudah pingsan. Dia langsung menuju lift dan mencari Grazella.Paruh baya itu menangis histeris, dia mengambil benda pipihnya dan mendial Jack, tangannya terlihat bergetar. • • •Pria itu menendang meja di depan dengan kerasnya. Seluruh orang yang berada di
Lima orang pegawai toko sudah mulai menyiapkan berbagai perlengkapan, dua wanita terlihat memasukan pakaian dan sepatu bayi di raknya. Sedangkan tiga laki-laki memasang kelambu dan lampu untuk mempercantik kamar itu.Mereka akan menyulap kamar yang sudah di kosongkan Gabriel menjadi 'Baby room' Grazella dan Sheryl hanya diam memandangi mereka semua yang bekerja.Grazella yang melihat album toko itu seketika berbinar."Apakah ini contoh modelnya?" tanya sang gadis dengan semangat."Iya, Nyonya. Tetapi Anda tenang saja, karena Tuan Gabriel sudah memilihnya," jelas salah satu pegawai itu."Huh?" Grazella sedikit terkejut, pegawai itu tersenyum dan melanjutkan perkataannya."Anda sangat beruntung Nyonya, sedari pagi Tuan sudah menyuruh toko kami untuk buka, dan hampir 4 jam Tuan Gabriel memilih sendiri design–nya,""Tuan Gabriel tidak ingin membuat Nyonya lelah," sambung pegawai itu."Apa kau sangat menantikan keha
Saat Gabriel menghis4p dengan kuat semangka Grazella, dia merasakan sesuatu yang sangat familiar di lidahnya."J–jadi itu semua benar," batinnya dengan wajah penuh kebingungan. Gabriel menatap wajah Grazella yang sudah mendongak ke atas dengan mata tertutup."5hit! Kenapa wajahnya sangat s3ksi!" Batinnya menggeram kesal."Baby, apa benar itu 4si milikmu?" Tubuh Grazella langsung mematung, wajahnya sudah pucat pasi."K–kenapa? Apa kamu jijik?" tanya Grazella. Gadis itu terlihat sedikit kecewa dengan hal itu."No! Aku sangat menyukainya," ungkap Gabriel. Gadis itu hanya diam, dia masih syok kenapa bisa suaminya tahu."Kamu tau dari mana?""Tidak penting, sejak kapan kamu melakukan itu?" Grazella kebingungan dengan pertanyaan sang empu."Menukar itu dengan milikmu?" Grazella menggaruk tengkuknya."Sejak aku berusa kabur," jawab sang gadis. "Mulai sekarang jangan pernah kamu lakukan itu lagi," per
Grazella menatap datar pada wanita di depannya. Selena yang mendapatkan tatapan itu tersenyum puas."Kamu tau? Bahkan kami pernah s3ks di ruang ganti, karena dia selalu mengingink4n tubuhku," ucapnya bangga. Selena tersenyum lebar.Grazella berusaha untuk tenang, meskipun dadanya sangat sakit mendengar hal itu. Tidak bisa di pungkiri dia sangat marah mengetahui suaminya masih saja bersama wanita lain.Gadis itu tidak tahu, kalau Selena dan Gabriel sudah tidak berhubungan, dan pertunangan itu sudah batal."Ya ... mungkin Suamiku memang b4jingan. Dia banyak melakukan s3ks di luaran sana. But it's ok, dia sudah berjanji hanya tubuhku yang akan dia nikmati, jadi apa yang harus aku takutkan?" jelas Grazella yakin."Sekarang aku Istrinya, dan Nyonya satu satunya di mansion ini. Aku juga diterima baik oleh Keluarganya. Jadi aku tidak perduli Suamiku dengan wanita lain, yang penting statusku sah menjadi Istrinya dan bukan hanya sebagai pemuas naf