Setelah Andreas pergi Riana, buru-buru mengambil jaketnya dan pergi keluar untuk menunggu Disa datang. Karena jarak rumah Disa ke apartemennya tidak terlalu jauh jadi Riana tidak menunggu Disa terlalu lama. Mendengar suara klakson dari mobil Disa, Riana langsung menghampirinya. “Disa!”Disa membuka kaca mobilnya, dia melihat Riana yang ada didepan pintu sampingnya, “Gila, ngapain lo nyuruh gue keluar, malem-malem gini pula,” gerutu Disa.Riana yang masih berda diluar mobil hanya bisa memutar bola matanya malas, “Udah deh gak usah bawel dulu,” Riana berusaha untuk membuka pintu namun, masih dikunci oleh Disa, “Bukain pintunya dong!”“Jawab dulu pertanyaan gue!”“Iya, nanti aku jawab tapi sekarang buka pintu dulu. Tega amat sih sama sodara sendiri!”Kemudian Disa pun membukakan pintu mobil tersebut. Riana langsung masuk kedalam dan langsung memasang sabuk pengamannya. “Buruan jalan!”“Lo kira gue supir lo apa?” tanya Disa jengkel, “Jawab dulu dong! Jangan bilang hal yang gak penting yah
Melihat Andreas ada didepannya Riana menyuruh Disa untuk pergi dulu dan Disa pun mengerti. “Kamu lagi apa disini sayang?”“Kamu terkejut aku ada disini?” Riana bangkit dari duduknya lalu mendekat pada Andreas yang terkejut melihat dirinya, Riana membersihkan sisa air mata yang ada dipipinya, “Aku hanya mau ngucapin kamu gak perlu repot-repot buat berpikir bagaimana caranya agar bisa terlepas dari aku karena aku sendiri yang akan meninggalkan kamu,” Riana tersenyum dengan hati yang sangat perih. Walaupun sebagian dari dirinya tidak ingin untuk mengatakan hal yang tidak seharusnya dia katakan, namun ini demi kebaikan diri dan hatinya sendiri, terlebih lagi ini untuk Kirana. Riana tidak ingin menyakiti Kirana lagi, “Selamat tinggal mas Andreas, semoga hidup kamu menjadi lebih bahagia bersama Kirana daripada bersamaku!” kemudian Riana meninggalkan Andreas yang masih terdiam. Andreas berusaha untuk mencerna semua ucapan Riana, semuanya terlalu mengejutkan Andreas, dengan cepaat Andreas me
“Kalau kamu masih mencintai aku, tapi kenapa kamu malah menikahi Riana?” tanya Kirana pada Andreas.Andreas masih mempertahankan senyuman miringnya, “Tentu saja itu karena harta, aku menikahinya lalu aku mendapatkan harta yang banyak. Lalu aku akan kembali sama kamu, bukankah kamu senang?” Andreas melihat Kirana yang sedang bingung, “Kalau kamu bingung mengapa aku seolah terlihat mencintainya karena aku sedang berekting, bahkan didepan kamu!”Kirana tersenyum lega, “Kamu emang berbakat Dre!” lalu Kiran mengusap pipi Andreas yang tadi ditampar oleh ayahnya, “Apakah ini sakit?”Andreas meringis kesakitan, itu bertambah sakit karena Disa. “Tentu saja sakit sayang!”Kirana sangat senang kalau Andreas memanggilnya seperti itu, “Kalau begitu kita pulang, kita obatin luka kamu dan kita bicarakan soal pernikahan kita sama ayah.”Andreas mengangguk, ini semua bagian dari rencananya. “Ayo kita bicarakan semuanya!” Andreas sangat menanti hal ini.“Aku sangat mencintai kamu Andreas!” lalu Kirana
Kirana mengembangkan senyumannya, “Aku bawa kabar gembira ayah!”Ayah Kirana mengerutkan keningnya, “Apa?”“Saya akan menikahi Kirana!” ayah Kirana langsung tertawa mendengarnya, hal itu membuat Andreas mengerutkan keningnya, tidak tau apa yang membuat ayah Kirana tertawa. “Ayah tidak percaya dengan apa yang saya ucapkan?”Ayah Kirana membungkukkan badannya dengan satu tangan di meja menahan tubuhnya, ayah Kirana menatap Andreas dengan senyumannya dia sangat tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Andreas, “Kamu serius mau menikahi anak saya?” tanya ayah Kirana. “Tadi saja kamu sudah bersikap kurang ajar sama saya, bagaimana kamu jadi menantu saya?” ayah Kirana menggelengkan kepalanya, “Tidak! Saya tidak akan pernah menerima kamu sebagai suami dari anak saya!” tolak ayah Kirana, “Walaupun anak yang Kirana kandung itu anak kamu, saya tidak akan pernah menerima kamu sebagai menantu saya!” tentu saja ayah Kirana menolak keras Andreas, karena hal yang tadi dilakukan oleh Andreas begi
Riana tersenyum sebentar, mengingat kejadian mengharukan tadi akhirnya papahnya menyetujui keinginannya dan bahkan dia membantunya untuk memenui salah satu temannya yang menjadi pengacara, Riana sangat senang. Dia pergi sendiri ke teman papahnya itu karena Disa mendadak ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, Riana tidak mempermasalahkan hal itu karena ketika papahnya mau membantunya saja itu sudah membuat dirinya begitu senang.Kini Riana sedang berada di salah satu mall di Jakarta, dia melihat ke bawah banyak sekali orang yang berbelanja walaupun bukan hari libur, Riana memutuskan pergi kesini karena dia sangat membutuhkan liburan, walaupun hanya mengunjungi mall sendiri itu sudah membuat hatinya terasa sedikit menyenangkan. Dia memilih beberapa baju untuk dirinya sendiri dan kedua orang tuanya, entah kenapa Riana ingin melakukan hal itu.“Sibuk amat liatin orang neng!”Riana langsung menoleh, ternyata ada Eligo yang berada disampingnya. Riana mengerutkan keningnya, “Kenapa kamu di
“Mau apa dia kesini?” gumam Riana. Tak lama kemudian, Andreas berjalan mendekati mobil milik Eligo dan mengetuk-ngertuk kaca pintu mobil, “Suami lo mau ngapain sih?” tanya Eligo.Riana hanya diam saja, dia melihat dari gerakan mulut Andreas untuk membuka pintu mobil. Awalnya Riana tidak mau membukanya, namun setelah dipikirkan kembali dia juga perlu berbicara dengan Andreas tentang perceraian mereka berdua. Riana menyuruh Eligo untuk tetap diam didalam mobil saja, lalu dia keluar menemui Andreas. “Ada apa mas?” tanya Riana.Andreas menatap Riana yang enggan menatapnya, “Kamu bolos kuliah?” tanya Andreas, “Kenapa?”Riana memandang lelaki didepannya, dia tidak habis pikir apa yang ada dikepala laki-laki ini sehingga dia menghalangi jalan Riana hanya untuk menanyakan hal yang menurut Riana tidak terlalu penting untuk sekarang. “Untuk apa kamu bertanya aku bolos atau tidak, itu sudah bukan urusan kamu!” Andreas menempatkan dua tangannya dipinggang lalu sebentar dia melihat kearah Eligo.
Semua orang menatap kearah Riana dan Eligo. “Eh ada tamu juga ternyata, ayo duduk,” ucap Ranti mempersilahkan duduk pada Eligo.“Tidak usah tante,” tolak Eligo, “Saya hanya mengantarkan Riana saja!” jawab Eligo, dia tidak ingin berada diantara orang-orang yang sedang tegang seperti ini, hal itu akan membuatnya tidak enak hati.“Loh mau langsung pulang?” tanya Ranti. Dia berusaha bersikap ramah pada teman Riana.Eligo menganggukkan kepalanya, “Kalau begitu saya pamit dulu, om tante!” lalu Eligo mencium kedua tangan orang tua Riana. “Gue pulang dulu yah! Gak enak kalau gue disini!” bisik Eligo.Riana langsung mengangguk mengerti, “Iya! Hati-hati!” lalu Eligo pun keluar dari rumah Riana.Riana berusaha untuk tidak nangis dan marah pada saat ini, dia mengepalkan tangannya untuk menyalurkan emosinya sendiri. “Ri, duduk dulu!” suruh Ranti kepada Riana.“Gak mau mah!” Riana hendak menuju kamar.“Kalau kamu ingin segera selesai, kita selesaikan semuanya disini sekarang Riana!” ucapan Bram mem
“Riana!” teriak semua orang kecuali Kirana yang malah tersenyum melihat Riana pingsan didepannya.Andreas ingin menggendong Riana, namun tangannya langsung ditepis oleh Bram. “Jangan sentuh anak saya!” ucap Bram dingin.“Tapi pah…”“SAYA BILANG JANGAN SENTUH ANAK SAYA!” Bentak Bram.Andreas masih berusaha untuk mengangkat tubuh Riana, “Riana masih menjadi istri saya, jadi saya yang berhak atas Riana!” dengan cepat Andreas membawa Riana keluar.“Ih kenapa sih selalu dia yang dapet perhatian, sedangkan gue sama sekali gak ada yang nanya perasaaan gue kayak gimana!” gerutu Kirana, namun dia juga mau tidak mau harus mengikuti kemanapun Andreas pergi, dia tidak ingin kalau Riana dan Andreas kembali bersama lagi. “Dre, tunggu aku!”Andreas sama sekali tidak memperdulikan Kirana, dia hanya khawatir dengan Riana dan calon anaknya sekarang. Dengan cepat dia memasukkan Riana ke dalam mobil, Andreas hendak masuk namun Kirana menghadangnya. “Kamu jangan pergi, kalau kamu pergi aku gimana?” tanya