Riana sedang duduk menungguk kedatangan Andreas dan yang lainnya, hari ini adalah hari keberangkatan mereka ke bali, Riana sengaja datang lebih awal agar Riana tidak mencurigainya, dia sudah menyuruh Andreas untuk menjemput Kirana, sedangkan dirinya naik taksi. Kirana sengaja datang lebih awal daripada mereka. Jadwal keberangkatan mereka jam 6 pagi dan sekarang sudah menunjukkan pukul 05.30, Riana masih menunggu kedatangan mereka.Riana yang masih asik memainkan handphonenya tak sadar kalau ada seseorang yang kini duduk disampingnya. “Hai cewek!” sapa dia, tak lupa dengan senyuman manisnya. “Fokus banget kayaknya.”Riana pun menoleh ke samping. Dia melihat ada Eligo disampingnya, “Sejak kapan kamu ada disamping aku?” tanya Riana keheranan, dia sama sekali tidak merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya.Eligo melihat kea rah jam yang terpakai dilengannya, “Sekitar 10 menit yang lalu,” Eligo menatap lurus ke arah depan, melihat kedatangan Andreas dan Kirana. “Lo sih, fokus sama ha
Setelah kejar-kejaran tadi, kini Riana dan Eligo sedang berjalan-jalan di tepi kolam renang, berjalan dengan santai sambil tetap menikmati indah pemandangan pantai yang begitu menyejukkan.“Ri, gue boleh tanya gak?” tanya Eligo membuka suara.“Apa?”“Tipe cowok lo itu kayak gimana sih?”Riana menatap bingung Eligo, untuk apa dia mempertanyakannya?. “Kenapa emangnya?”Eligo menatap Riana kesal, bukannya menjawab dia malah bertanya kembali. “Jawab dulu aja sih!”“Ya, aku harus tau kenapa kamu nanyain itu?” Eligo menatap Riana. Dia heran Riana berpura-pura tidak mengerti atau memang dia tidak tau maksud dan arah pembicaraan Eligo.Eligo berdecak, “Gue kepo aja, tipe cowok lo itu kayak gimana?”Riana berpikir sejenak tentang tipe cowok yang dia sukai, “Aku sih gak nentuin cowok aku itu harus kayak gimana, yang penting dia sayang sama aku dan dia serius sama dia bisa merubah hidup aku, udah pasti aku gak bakalan menolaknya,” ucap Riana. Dia tidak terlalu ambil pusing tentang hal itu.“Maks
Andreas sedang berdiri, dia terus menunggu kedatangan Riana. Tadi dia sempat mengrim pesan kepada Riana untuk menemuinya ditempat ini yaitu disamping tempat penginapan yang tak jauh dari tempat Riana bersantai tadi. Namun, sudah dua puluh menit menunggu, Riana belum menemuinya. Itu membut Andreas penasaran apakah istrinya itu akan datang atau tidak. Andreas menyenderkan punggungnya didinding sambil melipat kedua tangannya di dada.Riana melihat Andreas dari kejauhan, sejujurnya dia agak sedikit takut bertemu dengan Andreas, makanya dia memperlambat waktunya. “Ada apa kamu nyuruh aku ketemu sama kamu, Mas?” tanya Riana yang sudah berada di depan Andreas.Andreas menegakkan badannya, “Kamu berbohon padaku?” tanya Andreas.Riana mengerutkan keningnya, dia meresa tidak berbohong pada Andreas. “Maksud kamu apa?” tanya Riana, dia sama sekali tidak mengerti.Andreas mendekatkan wajahnya pada Riana, membuat Riana harus mundur beberapa langkah kebelakang sehingga dirinya mempel di dinding, “Ja
Setelah berbicara dengan Andreas, Riana memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamarnya, dia tidak ingin Kirana menyadari kalau dirinya tidak ada di kamar dan mencarinya ke luar.Sesampainya di kamar, Riana melihat Kirana sedang tertidur. Riana menghela nafasnya lega, setidaknya Kirana tidak menyadari dirinya keluar. Kemudian sebelum tidur, Riana pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dulu, karena tadi sore dia tidak membersihkan badannya, sehingga dia merasa badannya sudah sangat lengket dan dia merasakan gerah walaupun kamarnya memakai pendingin ruangan tidak berpengaruh pada badannya yang terasa sangat gerah dan lengket.Setengah jam Riana lakukan untuk membersihkan badannya, dan kini dia sudah siap dengan piyama tidurnya dan segera untuk tidur disamping Kirana. Tanpa Riana sadari, sedari tadi Kirana tidak tertidur, dia hanya membelakangi Riana sehingga dia terlihat tertidur oleh Riana.Dia memikirkan apa yang telah dia lihat tadi dan apa yang sudah dia ketahui tentang hub
Eligo sedang melihat ke semua arah restoran. Restoran ini sama sekali tidak berubah, setahun yang lalu dia pernah ke restoran ini saat berlibur bersama dengan teman-temannya. Restoran ini sangat nyaman dan ditambah dengan pemandangan pantai yang berada di depan mata membuat daya tambah tersendiri untuk restoran ini. Kemudian Eligo melihat kearah Riana, “Lo mau makan apa?” tanya Eligo, namun dia tidak mendapatkan jawaban, karena Riana sedang sibuk mencari sesuatu. “Lo nyari apa sih?” tanya Eligo yang penasaran apa yang sedang dicari oleh Riana.“Eh, itu. Dompet aku kayaknya ketinggalan di kamar deh!” Riana baru ingat kalau dirinya tadi langsung pergi bahkan handphonenya pun tertinggal di kamar.Eligo mengambil buku menu yang ada diatas meja, lalu melihat menu-menu yang ada didalamnya, “Yaudah, lo pake duit gue aja dulu!” jawab Eligo dengan santai.Riana langsung menggelengkan kepalanya, “Eh, enggak deh. Aku gak enak sama kamu!” tolak Riana, “Lebih baik aku ke kamar dulu deh!” kemudian
Riana turun dari taksi sambil menarik koper yang dia bawa. Riana mengetuk pintu rumah orang tuanya dengan sedikit keras. Riana sangat lelah, liburan yang seharusnya menjadi liburan yang menyenangkan malah menjadi liburan yang paling menyakitkan.Mendengar suara ketukan dari pintu, Ranti yang sedang menonton tv bersama Bram pun langsung membuka pintu. Ranti sangat terkejut ketika melihat Riana datang dengan koper yang besar.“Loh, Riana?” Ranti celingak-celinguk ke belakang Riana. “Sendiri aja? Andreas mana?” namun, melihat wajah Riana yang terlihat sangat lesu membuat Ranti langsung mempersilahkan Riana untuk duduk.Riana pun langsung masuk dan duduk di kursi disusul dengan Ranti yang duduk disampingnya, sedangkan kopernya dia simpan di dekat pintu.“Ri, kenapa kamu datang kesini bawa koper segala?” tanya Bram yang keheranan melihat Riana. Dia mulai memiliki perasaan yang tidak enak tentang anak sematawayangnya ini.Riana langsung membenarkan posisi duduknya yang semula bersender pada
Riana merobek foto pernikahannya dengan Andreas. Ini adalah sebagai bentuk dari kehancuran hatinya ketika melihat Andreas dengan wanita lain diatas ranjang. Perlahan air mata Riana menetes, pikirannya terus saja tertuju pada apa yang dia lihat. Riana berfikir mungkin ini adalah karma karena dia menikah dengan pacar sahabatnya sendiri. Riana tidak pernah berfikir akan sesakit ini, seharusnya dia memaklumi apa yang dia lihat, seharusnya dia sadar diri kalau dirinyalah yang ada diantara kedua orang itu. Riana melihat kearah jam yang sudah menunjukkan waktu setengah sembilan, waktu libur kuliahnya memang tidak lama membuat dirinya harus kembali pergi ke kampus. Beberapa hari yang lalu Andreas sempat ke rumah orang tuanya, namun dia memilih untuk menghindar dan tidak mau mendengarkan ucapan Andreas. Riana pikir orang tuanya pun mulai curiga tentang apa yang telah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya, namun sampai sekarang Riana belum mendengarkan pertanyaan dari kedua orangtuanya, mungk
Riana memejamkan matanya berusaha untuk meredam rasa malu yang sangat besar.“Berusaha menghindar eh?”Tanpa membalikkan badannya pun Riana langsung tau siapa yang berbicara karena dia melihat orang itu dalam cermin, “Mau apa kamu kesini?” tanya Riana tanpa berminat untuk menatap laki-laki itu.Andreas bersender pada pintu toilet sambil melipat kedua tangannya di dada, “Tentu saja untuk menemuimu!”Riana terbelalak, dia sangat kaget Andreas sangat berani untuk menemuinya bahkan di toilet wanita, “Kamu gak malu, kamu dimana sekarang?” tanya Riana.Andreas berdecak geram melihat Riana yang sama sekali tidak mau melihatnya, lalu Andreas mendekat pada Riana dan langsung membalikkan badan Riana. “Kalau lagi ngomong itu liat orangnya! Aku ini suami kamu!” ucap Andreas dengan nada tegasnya.Riana terkekeh, membuat Andreas mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang Riana tertawakan, “Suami?” tanya Riana lalu dia menatap Andreas dengan tajam seolah tidak takut dengan laki-laki yang berada d