MasukSetelah bercerai dengan suamiku, aku mencoba pijat dengan terapis pria untuk menghilangkan kesedihan dalam hatiku. Namun, tidak kusangka terapis pria itu ternyata seorang ahli dalam "menggoda" wanita. Dia membuatku benar-benar "terbawa suasana" hingga seluruh tubuhku terasa melayang ....
Lihat lebih banyakAku merasa senang mendengarnya. Ketika aku hendak pergi ke kamar mandi untuk mengulur waktu, tiba-tiba pria yang satu lagi meraih pergelangan tanganku dan menghalangiku. "Nggak seru kalau mandi sendiri. Kita mandi bareng saja."Pria bertubuh pendek itu terkekeh-kekeh genit padaku sambil menyentuh pinggangku dengan nakal. Ketika merasakan sentuhan itu, hatiku langsung menolak dan meronta-ronta. Namun, aku tidak bisa menunjukkan keenggananku sedikitpun.Dengan mata berbinar-binar, aku melirik pria paruh baya yang sebelumnya dan bertanya, "Gimana kalau kita berdua saja?"Ketiga pria itu pun bertatapan. Suasana seketika menjadi canggung.Saat ini, tiba-tiba ada yang menekan bel. Terapis pria itu menuju ke pintu dan mengintip lewat lubang intip."Siapa?""Permisi, Pak. Aku datang untung mengantar anggur. Hari ini ada kegiatan spesial di hotel kami." Terdengar suara seorang pria dari luar. Beberapa orang di dalam ruangan sontak merasa gugup.Terapis pria itu segera mengusir dengan tidak saba
Aku berpikir dengan cepat, lalu berkata, "Jujur saja, aku nggak bisa kasih uang sebanyak itu untuk sekarang. Aku baru cerai. Uangku di tangan mantan suamiku."Begitu mendengarnya, pria itu murka. Dia memelototiku dan menegur, "Kamu sengaja, 'kan? Kalau nggak punya uang, ngapain basa-basi denganku?"Aku merentangkan kedua tanganku dan berujar, "Pokoknya aku nggak punya uang. Aku cuma punya nyawaku untuk sekarang."Usai berbicara, aku mengamati ekspresinya untuk mencari tahu batas kesabarannya. Pria itu sedang mengamatiku dengan tatapan suram.Setelah merenung sesaat, dia tersenyum mesum dan mendengus. "Sebenarnya masih ada cara lain. Kalau kamu setuju, aku kasih kamu videonya."Aku menelan ludahku dan merasa senang. Ternyata caraku berhasil?"Kamu bisa terima seks berkelompok?"Jantungku sontak berdetak kencang, tetapi ekspresiku tetap terlihat tenang. Setelah berpikir sesaat, aku berpura-pura memasang ekspresi penuh minat. "Boleh dicoba."Pria itu menunjukkan senyuman bangga. Matanya t
Kepalaku berdengung. Kepanikan menyelimuti hatiku. Dadaku terasa sesak. Aku tidak menyangka mereka mempunyai fotoku.Menurut apa yang dikatakannya, berarti mereka juga memiliki informasi pribadiku. Mereka tentu bisa mengawasiku. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk lapor polisi.Kini, aku hanya bisa terus maju sendiri. Paling-paling, aku menyelesaikan masalah ini dengan uang. Setelah itu, aku akan lapor polisi.Aku tiba setengah jam lebih awal dan menunggu di ruang privat yang ditentukan. Segera, pintu ruang privat dibuka dari luar.Begitu melihat orang itu, jantungku seolah-olah berhenti berdetak. Itu adalah terapis pria yang memijatku hari itu.Hanya saja, auranya terlihat jauh berbeda sekarang. Wajah yang sangat kusukai dulu menjadi ganas sekarang.Dia duduk di seberangku dengan tenang. Setelah mengamatiku, dia terlihat agak kaget. "Sepertinya kehidupanmu sangat baik belakangan ini."Aku mengepalkan tanganku sambil tersenyum tipis. "Berkat kamu, aku hampir dikirim ke pusat re
Saat tersadar kembali, aku mendapati diriku sudah berbaring di ranjang rumah sakit. Aroma tajam disinfektan menguar di udara hingga menyengat hidungku. Di samping tempat tidur, Ibu duduk sambil mengupas apel dengan hati-hati. Ayah tampak duduk di sofa di sisi lain ruangan, wajahnya dipenuhi kekhawatiran yang sulit disembunyikan.Aku mencoba menggerakkan bibir untuk berbicara. Namun, mulutku terasa kering seperti terbakar dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Saat itu, seorang pria berseragam polisi muncul di pintu dan mengetuknya pelan sebelum melangkah masuk.Aku memperhatikannya berjalan mendekat. Tatapannya tajam seperti sedang menilai sesuatu. "Halo, apakah Anda Bu Risa?"Ayah berdiri dan menoleh ke arahku yang sudah membuka mata tanpa sadar. Dia mengangguk dengan sedikit ragu.Polisi itu mengangguk kecil. "Saya hanya ingin bertanya dua hal. Jangan terlalu tegang."Ibu yang menyadari aku sudah sadar, segera membantu menopang tubuhku agar duduk dengan menyelipkan bantal di pu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan